cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Indonesian Journal of Cancer
ISSN : 19783744     EISSN : 23556811     DOI : -
Core Subject : Health,
The Indonesian Journal of Cancer (official journal of the Dharmais Cancer Center Hospital) is a peer-reviewed, quarterly, open access journal. Submissions are reviewed under a broad scope of topics relevant to experimental and clinical cancer research. The journal publishes original research articles, case reports, systematic literature reviews, and letters to the editor under the following categories: Cancer prevention, diagnosis, surgery, systemic therapy, radiotherapy, paliative therapy, and molecular biology.
Arjuna Subject : -
Articles 448 Documents
Profile of Neuron-Specific Enolase, Lactate Dehydrogenase, Fine Needle Aspiration Biopsy, and Bone Marrow Aspiration Examination to Diagnose Neuroblastoma Patients in Hematology Oncology Division of Pediatric Department at Dr. Soetomo General Hospital Mutiani, Faradillah; Ugrasena, I Dewa Gede; Soedewo, Fery Hudowo
Indonesian Journal of Cancer Vol 12, No 4 (2018): October-December
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (743.484 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v12i4.585

Abstract

Background: Neuroblastoma is a malignant solid tumour in children which attacks sympathetic nervous system. Despite of increment in its number of incidence, it is still rarely investigated. This research aims to improve the understanding of neuroblastoma based on the profile of patients, and further, to improve services for patients.Methods: This was a retrospective study conducted by assessing and descriptively analyzed patients medical record.Results: From 52 patients, 56% were male and 71% were between age of 1-5 years. Neuron Specific Enolase (NSE) examination showed that most patients had high levels in 29 patients (56%) while Lactate Dehydrogenase (LDH) examination showed that 23 patients (44%) had low levels. Based on Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) examination, 22 patients (42%) showed formation of malignant round cell tumor. Meanwhile, through Bone Marrow Aspiration (BMA) examination, it was found that the tumors had already spread to bone marrow in 17 patients (33%).Conclusions: Based on tumor markers and pathological finding, this study revealed that the majority of neuroblastoma patients had poor prognosis.
Program Psikososial di Bangsal Kanker Anak Rumah Sakit Kanker Dharmais Tehuteru, Edi Setiawan; Kusumarojo, Raden Citra
Indonesian Journal of Cancer Vol 1, No 1 (2007): Jan - Mar 2007
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1572.645 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v1i1.8

Abstract

Sekalipun sakit, seorang anak yang sedang dalam pengobatan tetap harus diperhatikan masalah tumbuh kembangnya. Guna memenuhi tuntutan ini, Bangsal Kanker Anak RS Kanker "Dharmais" menggunakan pendekatan psikososial selain dari pendekatan medis tentunya. Diharapkan pendekatan ini mampu memfasilitasi proses tumbuh kembang anak-anak yang mengalami kanker dan harus dirawat untuk waktu yang cukup lama. Tujuan penulisan kasus ini adalah untuk memperlihatkan program psikososial yang dilakukan di RS Kanker "Dharmais".Program psikososial mulai dilakukankan bulan Juli 2006 oleh relawan yang tergabung dalam Community for Children with Cancer. Program-programnya terdiri dari pemberian informasi tentang penyakit dan pengobatan kanker pada anak kepada pasien dan keluarganya, pendampingan saat proses diagnostik dan pengobatan berlangsung, membuat kegiatan untuk pasien seperti playground activity, art therapy, school in hospital, bed side art therapy, dan computer therapy. Kegiatan yang ada menyebabkan anak tidak takut menjalani pengobatan dan memungkinkan mereka untuk tetap dapat bermain layaknya anak-anak yang sehat.Hasil dari pendekatan ini memungkinkan anak ditangani secara holistik dan yang terpenting program ini dapat memfasilitasi proses tumbuh kembang mereka.Kata Kunci: psikososial, kanker, anak
Penatalaksanaan Perawatan Luka Kanker Gitarja, Widasari Sri; -, Christina Asmi
Indonesian Journal of Cancer Vol 1, No 3 (2007): Jul - Sep 2007
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1523.973 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v1i3.21

Abstract

Luka kanker secara psikologis menunjukkan dampak negatif bagi pasien dan juga sulit untuk dirawat, apalagi jika kanker menginfiltrasi ke kulit. Hal tersebut seringkali dikaitkan dengan stadium yang lanjut, jumlah eksudat yang berlebihan dan mudah berdarah. Tujuan utama dari perawatan luka adalah peningkatan kualitas hidup, termasuk didalamnya tidak meninggalkan pengobatan seperti radiasi, khemotherapi, pembedahan dan tentunya perawatan luka.Kata kunci: perawatan, luka kanker, kualitas hidup ABSTRACTMalignant cutaneous wounds are emotionally traumatic and difficult to manage lesion which occour secondary to infiltration of cancer into the skin. This symptom occour in patients with end stage disease and are highly exudative, malodorous, pain, pruritus and bleed easily. As malignant wounds very rarely heal, the aim of management is not wound closure, but rather to promote comfort, prevent social isolation and maintain or improve quality of life. The main goals of treatment are the elimination or control symptoms, which includes radiation, chemotherapy surgery and local wound care.Key Words : care, wound malignant, quality of life
Kebijakan dan Pokok-pokok Kegiatan Pengendalian Penyakit Kanker di Indonesia Hardiman, Dr. Achmad; Wahidin, Mugi; Noviani, Drg Rini
Indonesian Journal of Cancer Vol 1, No 2 (2007): Apr - Jun 2007
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33371/ijoc.v1i2.9

Abstract

Pengendalian penyakit kanker di Indonesia telah banyak dilakukan oleh berbagai pihak baik pemerintah maupun non pemerintah, namun belum berjalan secara terpadu, komprehensif, dan berkesinambungan. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1575/Menkes/Per/XI/ 2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan, dibentuklan Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) yang termasuk di dalamnya Sub Direktorat Penyakit Kanker yang bertugas mengkoodinasikan upaya pengendalian penyakit kanker di Indonesia.Upaya pengendalian penyakit kanker bertujuan menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit kanker, memperpanjang umur harapan hidup serta meningkatkan kualitas hidup penderita. Kebijakan yang diambil adalah partisipasi dan pemberdayaan masyarakat, pengembangan kemitraan & jejaring kerja, pelaksanaan secara terpadu (pencegahan primer, sekunder dan tersier), pengelolaan secara profesional, berkualitas, merata dan terjangkau oleh masyarakat, penguatan penyelenggaraan surveilans faktor risiko dan rigistri penyakit kanker, pelaksanaan secara efektif dan efisien melalu pengawasan yang terus ditingkatkan.Strategi yang dijalankan adalah menggerakkan dan memberdayakan masyarakat, mendorong pelaksanaan pembangunan berwawasan kesehatan, pengembangan potensi dan peran serta masyarakat untuk penyebarluasan informasi, mengembangkan kegiatan deteksi dini penyakit kanker yang efektif dan efisien, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, mendorong sistem pembiayaan kesehatan yang terjangkau, meningkatkan penyelenggaraan surveilans faktor risiko dan surveilans penyakit dengan registrasi kanker, dan mendorong dan memfasilitasi pengembangan vaksin pencegahan kanker.Kegiatan pengendalian penyakit kanker dilakukan secara komprehensif dari pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Pokok-pokok kegiatan pengendalian penyakit kanker adalah pencegahan dan penanggulangan faktor risiko kanker, peningkatan imunisasi, penemuan dan tatalaksana penderita, surveilans epidemiologi, dan peningkatan komunikasi informasi dan edukasi (KIK).Pengorganisasian dalam upaya pengendalian penyakit kanker dilakukan secara berjenjang dari tingkat pusat sampai unit pelayanan kesehatan. Di tingkat pusat di bentuk Kelompok Penanggulangan Kanker Nasional Terpadu dan yang diikuti dengan pembentukan kelompok kerja (POKJA) pengendalian penyakit kanker di provinsi dan kabupaten/kota. Penanggung jawab di tingkat pusat adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkuangan (PPdanPL), di tingkat provinsi adalah Dinas Kesehatan Provinsi, dan di tingkat kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Kata kunci: Kebijakan, Pengendalian Penyakit Kanker.
Kanker Serviks dan Vaksin HPV Dwipoyono, Bambang
Indonesian Journal of Cancer Vol 1, No 3 (2007): Jul - Sep 2007
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1855.633 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v1i3.16

Abstract

Human papilloma virus (HPV) adalah penyebab dari kanker serviks baik secara biologik maupun epidemiologik. Human papilloma virus tipe 16 dan 18 bertanggung jawab untuk sekitar 70% kanker pada serviks, vagina dan anus. Meskipun demikian, HPV tidak cukup untuk menimbulkan kanker karena dikenal faktor lain yang disebut ko-faktor yang juga berperan untuk terjadinya kanker.Partikel HPV dapat dibuat dengan menggunakan kapsid L1 untuk kemudian dieksploitasi menjadi vaksin. Vaksin ini dapat menimbulkan titer antibodi yang tinggi terhadap infeksi HPV, sehingga vaksinasi HPV diharapkan dapat berperan atau memberikan manfaat yang baik untuk program pencegahan kanker serviks.Kata kunci: vaksin HPV, kanker serviks, prevensi
Pengaruh Self-Selected Individual Music Therapy (SeLIMuT) terhadap Tingkat Nyeri Pasien Kanker Paliatif di RSUP dr. Sardjito, Yogyakarta HERTANTI, NUZUL SRI; SETIYARINI, SRI; KRISTANTI, MARTINA SINTA
Indonesian Journal of Cancer Vol 9, No 4 (2015): Okt - Des 2015
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.175 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v9i4.398

Abstract

ABSTRACTPalliative cancer patients undergo severe pain, and pharmacological therapy in some cases cannot fully relieve pain. Self-selected Individual Music Therapy (SeLIMuT) is non-pharmacological relaxation stimulating complementary therapy which is safe, accessible, inexpensive and effective. The study aimed to identify effect of SeLIMuT to pain in palliative cancer patients. The study was a quasi experiment- pre-test and post-test design using comparison group with purposive and consecutive sampling carried out at inpatient ward I of Dr Sardjito Hospital Yogyakarta. Respondentswere divided into intervention group (n=23) with SeLIMuT therapy four times each within 15-20 minutes and control group (n=23) without therapy. Pain was assessed in both groups using Visual Analog Scale (VAS). The result of the study showed that there was significant difference in average pre-post in both groups with score of p=0.001 (p<0.05). Pain decrease occurred in SeLIMuT group after intervention with score of mean 2.144 (0.91). Pain decrease in SeLIMuT group was also clinically significant (mean?1.0). Increase in pain level occurred in the control group with score of mean-0.03 (0.15). SeLIMuT intervention both statistically and clinically affected pain level in palliative cancer patients. SeLIMuT was effective in reducing painABSTRAKPasien kanker paliatif melaporkan nyeri yang lebih berat. Pada beberapa kasus, terapi farmakologi pada tidak sepenuhnya dapat mengurangi nyeri. Self-selected Individual Music Therapy (SeLIMuT) merupakan terapi komplementer perangsang relaksasi nonfarmakologis yang aman, mudah, murah, dan efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh SeLIMuT terhadap tingkat nyeri pasien kanker paliatif. Penelitian intervensi Quasi Experiment- pre-test and post-test design with Comparison Group dengan purposive and consecutive sampling ini dilakukan di IRNA I RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta. Responden dibagi dalam kelompok intervensi (n=23) yang menerima terapi SeLIMuT sebanyak empat kali masing-masing selama 15?20 menit dan kelompok kontrol (n=23) yang tidak diberikan terapi. Kedua kelompok dilakukan pengukuran nyeri pre- dan post- dengan Visual Analog Scale (VAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan rerata selisih nyeri pre-post pada kedua kelompok dengan nilai p=0,001 (p<0,05). Penurunan nyeri terjadi pada kelompok SeLIMuT setelah mendapatkan intervensi dengan nilai mean (SD) 2,144 (0,91). Penurunan nyeri pada kelompok SeLIMuT juga bermakna secara klinis (mean ? 1,0). Peningkatan skor nyeri terdapat pada kelompok kontrol dengan nilai mean (SD) -0,03 (0,15). Dapat disimpulkan bahwa secara statistik dan klinis, intervensi SeLIMuT berpengaruh terhadap tingkat nyeri pasien kanker paliatif.Pengaruh tersebut berupa efektivitas SeLIMuT dalam menurunkan nyeri.
Preoperative Neoadjuvant Hormonal Therapy and Neoadjuvant Chemotherapy for Stage 3B and 4 Breast Cancer Patients in Dharmais Hospital-National Cancer Center, Indonesia: A Cohort Study Karsono, Ramadhan; Purwanto, Denni Joko; Haryono, Samuel J.; Karsono, Bambang; Sari, Lenny; Pratiwi, Yulia; Aryandono, Teguh
Indonesian Journal of Cancer Vol 12, No 4 (2018): October-December
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (891.03 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v12i4.604

Abstract

Background: There are no data of efficacy comparison between primary systemic therapy in stage 3B and 4 breast cancer patients in Indonesia. This study compared long term outcomes of breast cancer patients treated with neoadjuvant hormonal therapy (NAHT) and those treated with neoadjuvant chemotherapy (NACT)Methods: This was a cohort study conducted from 2011 to 2017. A total of 122 patients with stage 3B and 4 breast cancer received NAHT (n = 62) or NACT (n = 60) within a 6 cycles for NACT and 6 months for NAHT were included. Patients were excluded if they had a mastectomy before treatment, were pregnant, had been given hormonal therapy or chemotherapy before, had a contra-indication of chemotherapy, had a contra-indication of salpingo-oophorectomy bilateral for premenopausal patients, and declined to enter this study. The primary outcome of this study was overall survival. The outcomes were analysed using Kaplan-Meier for survival analysis and cox proportional hazard regression to estimate the hazard ratio.Results: There was a statistically significant difference in overall survival (p = 0.038). Median overall survival for NAHT patients was 1265 days and for NACT patients was 654 days. The hazard ratio showed NACT patients had a higher risk than NAHT patients (1.7 95% CI 1.03 – 2.9). Pathological complete response rate was higher in the NACT group than in the NAHT group (3.3% vs. 0%).Conclusions: Neoadjuvant hormonal therapy was superior to neoadjuvant chemotherapy in term of overall survival.
Brakhiterapi Pada Kanker Lidah di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta -, Defrizal
Indonesian Journal of Cancer Vol 1, No 2 (2007): Apr - Jun 2007
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (992.097 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v1i2.11

Abstract

Dilakukan interstitial brakhiterapi pada 19 pasien kanker lidah di departemen radioterapi RS.Kanker Dharmais. Pasien terdiri dari 14 orang laki-laki, 5 orang perempuan dengan rentang usia 20 hingga 75 tahun dan hasil histopatologik pasien tersebut adalah karsinoma sel skuamosa. Pasien terdiri dari 9 orang stadium II sebanyak, 7 orang stadium III, 1 orang stadium IV dan 2 orang dengan residif lokal. Seluruh pasien mendapat radiasi ekstema dengan dosis 46 - 60 Gy dan dilanjutkan dengan interstitial brakhiterapi dengan menggunakan iridium 192. Hasil yang didapatkan adalah 17 pasien dengan respon komplit, 2 pasien dengan respon parsial dan tidak didapatkan adanya komplikasi. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan terapi radiasi saja (kombinasi antara radiasi eksternal dan interstitial brakhiterapi) memberikan respon terapi yang baik.Kata kunci: Kanker lidah, Brakhiterapi.
Transfusi pada Pasien Kanker: Manfaat dan Resiko Sutandyo, Noorwati
Indonesian Journal of Cancer Vol 1, No 3 (2007): Jul - Sep 2007
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1950.695 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v1i3.22

Abstract

Transfusi darah pada pasien kanker biasanya diperlukan pada terapi radiasi, terapi operasi, kemoterapi, terapi suportif/ paliatif. Walaupun saat ini transfusi darah diyakini lebih aman dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya, namun transfusi juga masih memiliki banyak risiko, antara lain peristiwa yang menyimpang (adverse events), baik berupa peristiwa imunologik maupun non imunologik yang berpotensi fatal. Peristiwa imunologik antara lain berupa reaksi transfusi, alloimunisasi, transfussion-related acute lung injury (TRALI), dan transfussion-associated immunomodulation (TRIM), sedangkan peristiwa non-imunologik antara lain meliputi kelebihan beban volume, hemodilusi, dan infeksi. Selain itu, human error sering dikaitkan juga sebagai salah satu faktor risiko yang berakibat fatal. Dengan mengingat berbagai keterbatasan dan risiko yang dapat terjadi, maka perlu dipertimbangkan pemberian transfusi sesuai manfaat dan indikasinya.Kata kunci: transfusi darah, kanker imunologik, peristiwa menyimpang
Tinjauan kasus: Penanganan Limfedema di Rumah Sakit Kanker Dharmais -, Indriani; Saud, Irnawati; Nuhonni, Siti Anisa
Indonesian Journal of Cancer Vol 1, No 1 (2007): Jan - Mar 2007
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33371/ijoc.v1i1.4

Abstract

Kejadian limfedema meningkat sejalan dengan progresivitas penyakit kanker dan ekstensivitas penanganan pada saluran limfatik: 25,5% pada pasca-diseksi kelenjar aksi-Ia/inguinal, 2,3%-27% pada operasi dengan tehnik konservasi, dan 38,3% bila disertai tindakan radiasi. Umumnya penderita akan mengalami gangguan fungsi pada ekstremitas yang terkena dan aktivitas/kualitas hidup.Berbagai strategi penanganan rehabilitasi medik diberikan untuk preservasi dan restorasi fungsi ekstremitas serta paliasi gejala akibat edem (: nyeri, tegang, kaku). 50% penderita yang datang ke IRM RSKD (studi retrospeksi 1999 -2001) mengalami reduksi edem >50% dalam 1-2 minggu pasca-terapi. Kepedulian dan kerjasama yang baik antar disiplin ilmu terkait akan meminimalkan kejadian limfedema.Kata kunci : limfedema, kanker, saluran limfe, kualitas hidup, penanganan rehabilitasi medik

Filter by Year

2007 2018


Filter By Issues
All Issue Vol 12, No 4 (2018): October-December Vol 12, No 3 (2018): July-September Vol 12, No 2 (2018): April-June Vol 12, No 1 (2018): Jan - Mar Vol 11, No 4 (2017): October- December 2017 Vol 11, No 3 (2017): July - September 2017 Vol 11, No 2 (2017): April - June Vol 11, No 1 (2017): Jan-Mar Vol 10, No 4 (2016): October - December 2016 Vol 10, No 3 (2016): July - September 2016 Vol 10, No 2 (2016): April - June 2016 Vol 10, No 1 (2016): Jan - Mar 2016 Vol 9, No 4 (2015): Okt - Des 2015 Vol 9, No 3 (2015): Jul - Sept 2015 Vol 9, No 2 (2015): April-Juni 2015 Vol 9, No 1 (2015): Jan - Mar 2015 Vol 8, No 4 (2014): Oct - Dec 2014 Vol 8, No 3 (2014): Jul - Sep 2014 Vol 8, No 2 (2014): April-Juni 2014 Vol 8, No 1 (2014): Jan - Mar 2014 Vol 7, No 4 (2013): Oct - Dec 2013 Vol 7, No 3 (2013): Jul - Sep 2013 Vol 7, No 2 (2013): Apr - Jun 2013 Vol 7, No 1 (2013): Jan - Mar 2013 Vol 6, No 4 (2012): Oct - Dec 2012 Vol 6, No 3 (2012): Jul - Sep 2012 Vol 6, No 2 (2012): Apr - Jun 2012 Vol 6, No 1 (2012): Jan - Mar 2012 Vol 5, No 4 (2011): Oct - Dec 2011 Vol 5, No 3 (2011): Jul - Sep 2011 Vol 5, No 2 (2011): Apr - Jun 2011 Vol 5, No 1 (2011): Jan - Mar 2011 Vol 4, No 5 (2010): Workshops 2010 Vol 4, No 4 (2010): Oct - Dec 2010 Vol 4, No 3 (2010): Jul - Sep 2010 Vol 4, No 2 (2010): Apr - Jun 2010 Vol 4, No 1 (2010): Jan - Mar 2010 Vol 3, No 5 (2009): Workshops 2009 Vol 3, No 4 (2009): Oct - Dec 2009 Vol 3, No 3 (2009): Jul - Sep 2009 Vol 3, No 2 (2009): Apr - Jun 2009 Vol 3, No 1 (2009): Jan - Mar 2009 Vol 2, No 5 (2008): Workshop 2008 Vol 2, No 4 (2008): Oct - Dec 2008 Vol 2, No 3 (2008): Jul - Sep 2008 Vol 2, No 2 (2008): Apr - Jun 2008 Vol 2, No 1 (2008): Jan - Mar 2008 Vol 1, No 4 (2007): Oct - Dec 2007 Vol 1, No 3 (2007): Jul - Sep 2007 Vol 1, No 2 (2007): Apr - Jun 2007 Vol 1, No 1 (2007): Jan - Mar 2007 More Issue