cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota palu,
Sulawesi tengah
INDONESIA
Medika Tadulako
Published by Universitas Tadulako
ISSN : 23551933     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmiah Kedokteran FKIK Universitas Tadulako.
Arjuna Subject : -
Articles 124 Documents
DESCRIPTION OF STUDENTS BEHAVIOR OF SMA NEGERI 9 PALU ON HIV/AIDS PREVENTION Bangkele, Elli Yane; Ibrahim, Andi Zuhra
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: HIV/AIDS is a disease that spreads widely in the world which the number of sufferers are constantly increasing. Most of the people with HIV/AIDS  are on the productive age range, including the students, that were influenced by risk behavior among adolescents. The high risk of HIV transmission is affected by the behavior, including syringe usage and free sex.Methods: The research was an observation descriptive with a cross sectional approach. Population of this research were 270 people which the samples were 73 people with the selection of samples was performed using stratified random sampling technique and purposive sampling. Data was collected by using a questionnaire.Results: The result of the research are 73 students in SMA Negeri 9 Palu were in    the category of good knowledge with percentage at 74,0%, 19,2% respondents    were categorized in the group of moderate knowledge and category of less            knowledge was 6,8%. In addition to the students’s attitude, moderate category     was to 87,7% and 12,3% respondents were categorized in the group of less          behaviour. Student action lied on good category were as many as 83,6% and       moderate category were as many as 16,4%. Conclusion : Overview of student behavior in SMA Negeri 9 Palu on the prevention of HIV/AIDS as a whole were quite good, but the stakeholder of the school should pay more attention to students, in order to refrain from risky behavior to HIV/AIDS infection. Keyword: Behavior, knowledge, attitude, act, HIV/AIDS Latar Belakang: HIV/AIDS merupakan penyakit yang tersebar di seluruh dunia dan jumlah penederitanya semakin hari semakin meningkat. Penderita HIV/AIDS tersebut sebagian besar berada dalam rentang usia produktif, termasuk para pelajar, hal ini dipengaruhi oleh perilaku beresiko di kalangan remaja. Resiko tinggi penularan HIV diketahui berasal dari perilaku, termasuk penggunaan jarum suntik dan seks bebas.Metode: Jenis penelitian ini adalah observasi yang bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian sebanyak 270 orang, besar sampel sebanyak 73 orang. Pemilihan sampel dilakukan menggunakan teknik Stratified Random Sampling dan Purposive Sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.Hasil: Dari 73 orang siswa SMA Negeri 9 Palu, yang memiliki kategori pengetahuan baik sebesar 74,0%, kategori pengetahuan cukup sebesar 19,2% dan kurang sebesar 6,8%. Sikap siswa berada pada kategori cukup sebesar 87,7% dan kategori kurang sebesar 12,3%. Tindakan siswa berada pada kategori baik sebesar 83,6% dan kategori cukup sebesar 16,4%.Kesimpulan: Gambaran perilaku siswa SMA Negeri 9 Palu terhadap pencegahan HIV/AIDS secara keseluruhan sudah cukup baik, namun kepada pihak sekolah harus tetap memperhatikan siswa agar tidak melakukan perilaku beresiko terhadap penularan HIV/AIDS.  Kata Kunci: Perilaku, pengetahuan, sikap, tindakan, HIV/AIDS
THE CORRELATION BETWEEN SEX AND AGE WITH THE HISTOPATHOLOGY OF LUNG CANCER PATIENTS IN Dr. SARDJITO HOSPITAL 2010 Pakaya, David; Maramis, Maynard Andrew; Setyawati, Tri
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction: Lung cancer is the world's highest incidence and mortality. Sex and age are risk factors that affect the incidence of lung cancer besides smoking behavior. These risk factors associated with histopathologic which to base a diagnosis of lung cancer.Objective: To analyze the correlation of sex and age with histopathological of lung cancer patients who were treated at the Dr. Sardjito Hospital in 2010.Methods: The study was a retrospective cross-sectional design. Conducted at the Medical Records of Dr. Sardjito Hospital in February 2016. The samples were all lung cancer patients (total sampling) who were treated at the Dr. Sardjito Hospital from January 2010 - December 2010. The data was processed with SPSS software ver. 21.0 and analyzed with Chi square. Results: The male is that most lung cancer patients are 41 (62.1%). The age group most lung cancer patients in the age group > 40 years were 58 cases (87.9%). NSCLC is the most common histopathology of 60 people (90.9%). After analyzed with Chi square test the data showed p=0.810 for sex with histopathological correlation and p=0,095 for the age with histopathological correlation. Conclusions: There was no correlation between sex and age with histopathology of lung cancer patients who were treated at the Dr. Sardjito Hospital in 2010. Keywords: Sex, age, histopathology, lung cancer
PENGELOLAAN PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL Amri, Imtihanah
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Increased intracranial pressure is a state of neurological emergency caused by various neurological injuries and is associated with poor outcomes, including brain ischemia and even death. Rapid diagnosis, careful analysis of the pathophysiology involved, and invasive monitoring and therapy are essential for the successful management of this potentially hazardous condition. Invasive methods for diagnosis and monitoring have their own risks. New techniques in non-invasive diagnoses and ICP elevated assessments can improve morbidity and mortality, but need to be tested in large-scale clinical trials before becoming standard therapy. Until now there have been few interventions showing the efficacy of ICP reduction but not all have been shown to improve outcomes. The risks and benefits of medical and surgical interventions should be carefully evaluated and the best therapeutic options should be directed to each patient.ICP monitoring is necessary to prevent the phase of compensation into the decompensation phase. ICP monitoring can be done with the help of monitors, imaging, non-invasive measurements (TCD), advanced monitoring with several modalities. With the monitoring of ICT, the management will become more optimal. Management of ICP upgrading includes general and specific management.There are two methods of ICP monitoring that are invasive (direct) and non invasive (indirect) methods. Non-invasive method (indirectly) performed monitoring of clinical status, neuroimaging and neurosonology (Trancranial Doppler Ultrasonography / TCD). While the invasive method (directly) can be done intraventrikular, intraparenkimal, subarakhnoid / subdural, and epidural. Commonly used method is intraventricular and intraparenkimal (microtransducer sensor) because it is more accurate but need attention to the risk of bleeding and infection due to its installation. With ICP monitoring also we can know the value of CPP, which is very important, which shows whether or not perfusion is achieved by brain brain oxygenation. Keywords: Increased intracranial pressure, neurological injuries Peningkatan tekanan intrakranial merupakan sebuah keadaan emergensi neurologis yang disebabkan oleh berbagai cedera neurologis dan berhubungan dengan outcome yang buruk, termasuk iskemia otak dan bahkan kematian. Diagnosis cepat, analisis cermat terhadap patofisiologi yang terlibat, dan pemantauan invasif serta terapi  sangat penting untuk keberhasilan penatalaksanaan kondisi yang berpotensi berbahaya ini. Metode-metode invasif untuk diagnosis dan pemantauan memiliki risiko tersendiri. Teknik terbaru dalam diagnosis non-invasif dan penilaian peningkatan TIK bisa memperbaiki angka morbiditas dan mortalitas, tetapi perlu diuji dalam trial-trial klinis skala besar sebelum menjadi standar terapi. Sampai sekarang ada sedikit intervensi yang menunjukkan efikasi pengurangan TIK tetapi tidak semua telah terbukti memperbaiki outcome. Risiko dan manfaat intervensi medis dan bedah harus dievaluasi secara cermat dan pilihan-pilihan terapi terbaik harus diarahkan untuk setiap pasien.Pemantauan TIK sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya fase kompensasi ke fase dekompensasi. Pemantauan TIK dapat dilakukan dengan bantuan alat monitor, pencitraan, pengukuran non invasif (TCD), monitoring lanjutan dengan beberapa modalitas. Dengan adanya pemantauan TIK maka penatalaksanaan akan menjadi lebih optimal. Penatalaksanaan peningkatan TIK meliputi tatalaksana umum dan khusus.Ada dua metode pemantauan TIK yaitu metode invasif (secara langsung) dan non invasive (tidak langsung). Metode non invasif (secara tidak langsung) dilakukan pemantauan status klinis, neuroimaging dan neurosonology (Trancranial Doppler Ultrasonography/TCD). Sedangkan metode invasif (secara langsung) dapat dilakukan secara intraventrikular, intraparenkimal, subarakhnoid/subdural, dan epidural. Metode yang umum dipakai yaitu intraventrikular dan intraparenkimal (microtransducer sensor) karena lebih akurat namun perlu perhatian terhadap adanya risiko perdarahan dan infeksi akibat pemasangannya. Dengan pemantauan TIK juga kita dapat mengetahui nilai CPP, yang sangat penting, dimana menunjukkan tercapai atau tidaknya perfusi otak begitu juga dengan oksigenasi otak. Kata Kunci: Peningkatan Tekanan Intrakranial,  cedera neurologis
UJI ANTI BAKTERI EKSTRAK OLEORESIN JAHE MERAH (Zingiber officinale var.rubrub) TERHADAP BAKTERI Streptococcus pyogenes Awanis, Mirna Aulia; Mutmainnah, Andi Alfiah
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Pengobatan tradisional secara turun temurun telah banyak digunakan. Salah satu tanaman yang bisa berkhasiat sebagai obat adalah jahe merah (Zingiber  Officinale var.rubrum). kandungan kimia dari jahe merah yaitu gingerol dan shogaol yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri seperti Streptococcus pyogenes yang merupakan flora normal pada saluran pernafasan. Infeksi dapat terjadi ketika pertahanan tuuh terganggu atau ketika organisme mampu menembus pertahanan konstitutif.Tujuan Penelitian: Mengetahui efek antibakteri ekstrak oleoresin jahe merah (zingiber officinale var. rubrum) terhadap bakteri streptococcus pyogenes.Metode Penelitian: Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian eksperimental murni dengan menggunakan rancangan penelitian post test only control group design. Pengujian daya antibakteri dilakukan dengan menggunakna metode difusi cup-plate. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 24 sampel. Penelitian pengujian antibakteri dilakukan di Laboratorium Kesehatan Kota Palu.Hasil:Uji antibakteri ekstrak oleoresin jahe merah jahe merah terhadap bakteri streptococcus pyogenes memperlihatkan bahwa zona hambat pada penelitian ini sudah terbentuk pada konsentrasi 5% dengan nilai rata – rata zona hambat yaitu 11,25mm. Pada konsentrasi 10%,20% dan 40% secara berturut – turut menunjukkan nilai rata-rata zona hambat yaitu 13,75mm,15,25mm, dan 17,25mm. Penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dari tiap konsentrasi 5% , 10%,20% dan 40% dalam menghambat bakteri Streptococcus Pyogenes.Kesimpulan: Adanya efek antibakteri ekstrak oleoresin jahe merah (Zingiber officinale var.rubrum) terhadap bakteri streptococcus pyogenes.Kata kunci: streptococcus pyogenes, jahe, jahe merah, oleoresin, efek  antibakteri.
GAMBARAN VARIASI GEN SEX HORMONE BINDING PROTEIN GLOBULIN (SHBG) MENGGUNAKAN PCR-RFLP Pakaya, David; Armadhari, Inna; Lestari, Ira Cinta
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Sex hormone binding globulin (SHBG) are glycoprotein plasma that binding human sex steroid hormone. SHBG coded by gene at short arm 12-13 chromosome 17. SHBG variety are the product of mutation at exons 8 causing a single base substitution on codon 327 that coding the amino acid conversion and the addition of N-glycosylation group. Objective: To know the SHBG gene variation at the DNA from peripheral blood sample, using PCR-RFLP with BbsI restricted enzyme. Methods: DNA extraction from 5 peripheral blood sample and doing an amplification SHBG gene with PCR. The product are we do RFLP using restricted enzyme BbsI that visualized by electrophoresis at 3% agarose gel with EtBr. Result: 1 sample sliced at 290 bp and 4 sliced at 290 bp, 223 bp and 67 bp. Conclusion: There are found the genotip variation, homozygotes AA genotype and hetezygotes GA and homozygote AA genotype not founded. Key Word: SHBG Gene, variation, PCR-RFLP  Latar belakang: Sex hormone binding globulin (SHBG) merupakan glikoprotein plasma yang mengikat hormon steroid seks manusia. SHBG dikode oleh gen pada lengan pendek 12-13 kromosom 17. Adanya varian SHBG disebabkan mutasi titik pada ekson 8, menyebabkan substitusi basa tunggal pada kodon 327 (GACàAAC) yang mengkode perubahan asam amino (Asp327Asn)  serta menyebabkan penambahan gugus N-glikosilasi. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran variasi gen SHBG pada DNA dari sampel darah tepi dengan menggunakan teknik PCR-RFLP menggunakan enzim BbsI. Metode: Dilakukan ekstraksi DNA dari 5 sampel darah tepi dan dilakukan amplifikasi gen SHBG dengan PCR, hasilnya dilakukan RFLP menggunakan enzim restriksi BbsI yang divisualisasikan dengan elektroforesis pada gel agarose 3% dengan EtBr.Hasil: Didapatkan 1 sampel terpotong pada 290 bp dan 4 sampel yang terpotong pada 290 bp, 223 bp dan 67 bp. Kesimpulan: Adanya variasi genotip homozigot AA dan heterozigot GA dan tidak ditemukan genotip homozigot GG. Kata Kunci: gen SHBG, variasi, PCR-RFLP
BEDSIDE TEACHING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN KLINIK Kiay Demak, Indah Puspasari
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bedside teaching adalah salah satu metode pembelajaran klinik yang sering dipakai di Indonesia.. Komponen bedside teaching terdiri dari pasien, mahasiswa, dan instruktur, yang dikenal dengan istilah leaning triad dalam pendidikan klinik. Pelaksanaan bedside teaching dimulai dari fase persiapan, brifing, interaksi dengan pasien, debrifing, dan persiapan untuk pasien berikutnya, yang disebut siklus pengalaman. Instruktur harus menguasai keterampilan microskills atau peran instruktur sebagai one minute perceptor untuk membantu agar lebih efektif dalam menilai, menginstruksi, dan memberi feedback. Keterampilan klinis dicapai oleh mahasiswa melalui 4 fase, yaitu fase kognitif, fase pencapaian secara tertutup, fase pencapaian secara terbuka, lalu fase otomatisasi.
RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD UNDATA PALU TAHUN 2012 Salikunna, Nur Asmar; Noor, Ichsan
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Hipertensi dan penyakit ginjal kronik memiliki kaitan erat. Penggunaan antihipertensi secara rasional pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal kronik sangat penting dalam mengurangi risiko terjadinya kardiovaskular dan memperlambat progresi kerusakan ginjal.Mengetahui rasionalitas penggunaan antihipertensi pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal kronik di RSUD Undata Palu tahun 2012.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dengan menggunakan rekam medik sebagai sumber data dengan jumlah sampel sebanyak 95 orang diambil secara Consecutive sampling. Analisis hasil penelitian berupa analisis deskripsi pasien dan analisis rasionalitas.Dari deskripsi pasien didapatkan 6,3% pasien pada umur <30 tahun, 31-40 tahun 12,6%, 41-50 tahun 29.5%, 51-60 tahun 33,7%, >60 tahun 17,9%. Laki-laki 54,7% dan perempuan 45,3%. Mencapai tekanan darah target 23,2%, tidak mencapai tekanan darah target 76,8%. Pasien pulang keadaan membaik 50,5% dan belum sembuh 49,5%. Kombinasi CCB dan diuretik paling banyak diresepkan yaitu 42,1%, CCB 25,3%, diuretik 23,2%, kombinasi diuretik, CCB dan ACE inhibitor 4,2%, kombinasi CCB dan ACE inhibitor 3,2%, kombinasi diuretik dan ACE inhibitor 2,1%. Analisis rasionalitas pengobatan didapatkan: tepat indikasi 100%, tepat pasien 96,8%, tepat obat 100%, tepat dosis 91,6% dan rasionalitas 88,4%.Rasionalitas penggunaan antihipertensi pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal kronik di instalasi rawat inap RSUD Undata Palu tahun 2012 adalah 88,4% akibat tidak terpenuhinya kriteria tepat pasien dan tepat dosis.Kata kunci:          Rasionalitas pengobatan, Antihipertensi, Hipertensi, Penyakit ginjal kronik
HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD UNDATA PALU SUATU PENELITIAN CASE-CONTROL Mallisa, Bertin; Towidjojo, Vera Diana
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Preeklampsia adalah keadaan terjadinya hipertensi atau tekanan darah sistolik/diastolik ≥ 140/90 mmHg yang timbul setelah 20 minggu kehamilan yang disertai dengan proteinuria ≥ + 1 dan edema generalisata. Keadaaan ini dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada neonatus. Penyebab kematian tertinggi  pada kelompok neonatal umur 0-7 hari adalah bayi prematur dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yaitu sebesar 35%, dan bayi lahir dengan asfiksia sebesar 33,6%. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui adanya hubungan antara preeklampsia dengan kejadian bayi BBLR. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan Case-Control, dengan menggunakan data sekunder rekam medik di RSUD Undata Palu tahun 2011-2012. Subjek penelitian yaitu bayi yang dilahirkan di RSUD Undata Palu tahun 2011-2012 yang mengalami BBLR sebagai kasus dan non BBLR sebagai kontrol, dengan besar sampel 184 bayi. Metode pengambilan sampel adalah simple random sampling. Dari hasil penelitian, didapatkan hubungan yang bermakna secara statsitik antara preeklampsia dengan kejadian bayi BBLR menggunakan uji Fisher’s Exact Test Chi-square dengan  p = 0,003 (p<0,05) dan kekuatan hubungan yang lemah (0,215). Pada penelitian ini juga didapatkan preeklampsia merupakan faktor risiko lebih besar yang menyebabkan BBLR dengan OR=2.48. Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara preeklampsia dengan kejadian BBLR di RSUD Undata Palu tahun 2011-2012.Kata kunci : Preeklampsia, BBLR(Berat Badan Lahir Rendah).
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TINGKAT KEJADIAN DIARE PADA BAYI 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA UPTD URUSAN PUSKESMAS MABELOPURA PALU TAHUN 2013 Salikunna, Nur Asmar; Juliani, Trianti
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Dalam dunia pendidikan kedokteran kurikulum Problem Based Learning (PBL) dipandang lebih efektif dibanding dengan metode konvensional Teacher Center Learning. Tutorial merupakan inti dari PBL yang dapat meningkatkan pemahaman dan pengembangan pengetahuan yang lebih baik. Kesuksesan tutorial tidak lepas dari peran tutor didalamnya, jika persepsi mahasiswa baik terhadap peran tutor dalam hal ini kinerja tutor dalam memimpin jalannya tutorial diharapkan prestasi belajar mahasiswa akan baik pula.Tujuan : Mengetahui hubungan persepsi mahasiswa terhadap peran tutor pada tutorial dengan prestasi belajar di Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako.Metode : Penelitian cross sectional dengan uji Chi-square. Dalam hal ini peneliti mencari hubungan antara variabel bebas (persepsi mahasiswa terhadap peran tutor)  dengan variabel terikat (prestasi belajar). Sampel berasal dari mahasiswa angkatan 2008, 2009, 2010, 2011 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan sampel dengan teknik Total Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.Hasil : Tidak terdapat hubungan antara persepsi mahasiwa terhadap peran tutor pada tutorial dengan prestasi belajar (p = 0,769 berarti p > 0,05).Kata kunci : PBL, Persepsi mahasiswa, Peran tutor, Prestasi belajar
KECEMASAN PADA MAHASISWA ANGKATAN 2010 YANG MENGERJAKAN TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FKIK UNTAD TAHUN 2010 Listanto, Virgiawan; Kiay Demak, Indah P
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

LatarBelakang Kecemasan merupakan gejala normal pada manusia. Kecemasan mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, karena cenderung menghasilkan kebingungan dan distorsi persepsi. Distorsi tersebut dapat mengganggu belajar dengan menurunkan kemampuan memusatkan perhatian, daya ingat, dan kemampuan menghubungkan satu hal dengan yang lain.Tujuan Untuk mengetahui kecemasan yang terjadi pada mahasiswa angkatan 2010 di PSPD FKIK Untad yang sedang megerjakan tugas akhir.Metode penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan model deskriptif dilakukan pada tahun 2014 di lingkungan PSPD FKIK Universitas Tadulako. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive random sampling.Hasil Penelitian Empat bagian yang diteliti, yakni : a). Latar belakang kecemasan. Kecemasan yang dinilai saat mengerjakaan tugas akhir ini dimulai saat mengumpulkan judul tugas akhir. Semua mahasiswa memiliki target awal dalam mengerjakan tugas akhir. Namun tidak semua mahasiswa dapat memenuhi target yang telah mereka buat; b). Dukungan sosial. Dukungan yang didapatkan oleh mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir tidak hanya datang dari teman maupun dosen pembimbing, dukungan sepenuhnya pun diberikan oleh orangtua; c). Gejala kecemasan. Gejala yang muncul ini datang dari awal saat selesai menyetorkan judul dan juga saat berhadapan dengan dosen pembimbing dan saat menunggu hasil revisi yang dikoreksi dosen pembimbing; d). Persepsi terhadap masalah yang dihadapi. Mahasiswa merasa terganggu dengan keadaan sekarang ini, dimana mahasiswa mengalami gangguan-gangguan baik secara fisik maupun psikologis.Kesimpulan Hal-hal yang mempengaruhi kecemasan pada mahasiswa yang mengerjakan tugas akhir adalah adanya faktor psikologik berupa frustasi, tekanan, dan tuntutan dan faktor lain berupa dukungan sosial. Gejala kecemasan yang timbul berupa sakit kepala, khawatir, mudah tersinggung, insomnia, gangguan konsentrasi dan daya ingat. Persepsi mahasiswa terhadap masalah yang dihadapi dalam mengerjakan tugas akhir dengan menjadikan kecemasan sebagai motivasi.Kata kunci Kecemasan, tugas akhir.

Page 7 of 13 | Total Record : 124