Indah Puspasari Kiay Demak
Department Of Neurology, Medical Faculty, Universitas Tadulako

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TAHUN II DAN TAHUN IV DI SKILLS LABORATORY PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO Kiay Demak, Indah Puspasari
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background. Communication skills are one of important skills for medical students to master, as called anamnesis. Diagnose are mostly concluded by gaining patients information from anamnesis.Objective. This research was conducted to analyze the difference of interpersonal communication skills between second year and fourth year medical students. Method. It was a quantitative study with cross sectional approach. The subjects were second year and fourth year medical students, which were chosen by cluster random sampling. There were 2 groups each from second year and fourth year, as total 43 students. Interpersonal communication skills were measured by checklist from laboratory module. The differences of interpersonal communication skills between 2 groups were analyzed by Students’ t test.Results. The result of Students’ t test was 0.464 (p value) with mean difference 1.196. Conclusion. Fourth year students have better interpersonal communication skills score than second year, although the differences statistically insignificant.  Keywords: clinical skills, interpersonal communication skills, skills laboratory Latar Belakang. Keterampilan komunikasi merupakan cikal bakal dari keterampilan anamnesis, yang harus dikuasai oleh mahasiswa kedokteran. Penegakan diagnosis sebagian besar berdasarkan informasi yang didapatkan dari hasil anamnesis kepada pasienTujuan. Mengetahui perbedaan nilai keterampilan komunikasi interpersonal pada mahasiswa tahun kedua dan tahun keempat Program Studi Kedokteran Untad.Metode. Penelitian ini merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah mahasiswa tahun pertama dan kedua Prodi Kedokteran Untad Palu. Teknik pengambilan sampel yang dipakai adalah cluster random sampling. Peneliti menentukan 2 kelompok mahasiswa tahun kedua dan 2 kelompok mahasiswa tahun keempat sebanyak 43 orang. Instrumen yang digunakan Ceklis keterampilan klinik “komunikasi interpersonal”. Perbandingan kemampuan keterampilan komunikasi interpersonal antara mahasiswa tahun kedua dan keempat Prodi Kedokteran Untad akan diukur menggunakan uji Students’ t test dengan bantuan aplikasi program SPSS.Hasil. Nilai p yang didapatkan pada uji Students’ t perbedaan rata-rata nilai komunikasi interpersonal antara mahasiswa tahun kedua dan keempat adalah 0,463 dengan rerata (mean difference) sebesar 1,196.Kesimpulan. Nilai keterampilan komunikasi interpersonal pada mahasiswa tahun keempat lebih baik daripada tahun kedua, walaupun secara perhitungan statistik perbedaan  tersebut tidak bermakna.Kata kunci: keterampilan medik, komunikasi interpersonal, skills laboratory
MANAJEMEN WAKTU BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI UNIVERSITAS TADULAKO Kiay Demak, Indah Puspasari; Mansur, Siti Rahma; Hutasoit, Gina Andyka; Sulistiana, Ria
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Kurikulum PBL melibatkan mahasiswa pada proses pembelajaran mandiri dalam berbagai aspek kegiatan belajar yang dapat berdampak positif atau negatif pada hasil akademik mahasiswa tergantung bagaimana mahasiswa dapat mengatur waktu pada jadwal perkuliahan. Tujuan: Untuk mengetahui manajemen waktu belajar mahasiswa program studi kedokteran dalam PBL di Universitas Tadulako. Metode: Jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam. Terdapat 1 informan kunci dan 12 informan biasa. Hasil penelitian: Faktor internal individu seperti rasa malas, menunda-nunda waktu belajar, kebiasaan datang terlambat kuliah, mengerjakan tugas 1 jam dari deadline, berbagai aktivitas non akademik, jadwal yang padat dan banyaknya tugas yang harus dikerjakan mempengaruhi manajemen waktu belajar. Strategi mahasiswa dalam memanajemen waktu belajar yaitu bertanya pada teman sejawat mengenai hal yang berkaitan dengan learning objektif PBL,fokus menerima materi kuliah, dan membuat jadwal harian. Alasan pentingnya manajemen waktu belajar bagi mahasiswa kedokteran karena dalam lingkup dunia kedokteran belajar memang dibutuhkan terus-menerus untuk meningkatkan wawasan dan skill sebagai seorang tenaga medis. Manajemen waktu belajar akan berpengaruh pada peningkatan kemampuan mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah dari skenario yang ditutorialkan serta keaktifan dalam berdiskusi. Kesimpulan: Mahasiswa kedokteran tahun IV Universitas Tadulako masih merasa kesulitan memanajemen waktu belajarnya dengan efektif dan efisien dalam mendukung padatnya aktivitas kemandirian belajar pada pelaksanaan PBL. Kata Kunci: PBL, Manajemen Waktu Belajar
HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PERAN TUTOR PADA TUTORIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TADULAKO Kiay Demak, Indah Puspasari; Paulus, Etwien Reskinta
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Dalam dunia pendidikan kedokteran kurikulum Problem Based Learning (PBL) dipandang lebih efektif dibanding dengan metode konvensional Teacher Center Learning. Tutorial merupakan inti dari PBL yang dapat meningkatkan pemahaman dan pengembangan pengetahuan yang lebih baik. Kesuksesan tutorial tidak lepas dari peran tutor didalamnya, jika persepsi mahasiswa baik terhadap peran tutor dalam hal ini kinerja tutor dalam memimpin jalannya tutorial diharapkan prestasi belajar mahasiswa akan baik pula.Tujuan : Mengetahui hubungan persepsi mahasiswa terhadap peran tutor pada tutorial dengan prestasi belajar di Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako.Metode : Penelitian cross sectional dengan uji Chi-square. Dalam hal ini peneliti mencari hubungan antara variabel bebas (persepsi mahasiswa terhadap peran tutor)  dengan variabel terikat (prestasi belajar). Sampel berasal dari mahasiswa angkatan 2008, 2009, 2010, 2011 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan sampel dengan teknik Total Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.Hasil : Tidak terdapat hubungan antara persepsi mahasiwa terhadap peran tutor pada tutorial dengan prestasi belajar (p = 0,769 berarti p > 0,05)Kata kunci : PBL, Persepsi mahasiswa, Peran tutor, Prestasi belajar
COMPARISON BETWEEN RECITATION METHOD AND NON RECITATION OF THE PRE PRACTICAL SESSION TEST (PPST) VALUE IN FACULTY OF MEDICINE ANDHEALTH SCIENCE, TADULAKO UNIVERSITY 2014 Kiay Demak, Indah Puspasari; Warsana, Kadek Agus
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 3 (2015)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Metode pembelaran resitasi adalah metode pembelajaran dengan cara  dosen  memberikan  tugas  kepada  mahasiswa  agar  mahasiswa  melakukan kegiatan  belajar  berdasarkan  tugas  tersebut  dan  tugas  tersebut  akhirnya  akan dipertanggungjawabkan. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat juga harus dilakukan di Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan agar dicapai hasil yang lebih maksimal.salah satu metode pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi belajar mahasiswa adalah metode pembelajaran resitasi. Atas dasar tersebut maka penelitian ini sangat perlu untuk dilakukan agar dapat dipilih metode yang paling depat demi tercapainya hasil pembelajaran yang lebih maksimal. Metode: Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperiment menggunakan desain eksperimen non equivalent (post test) control group desain secara kuantitatif untuk membandingkan metode pembelajaran resitasi dan non resitasi terhadap nilai Pre Practical Session Test (PPST) di Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako.Hasil: Pada  penelitian  ini,  diperoleh  nilai  probabilitas  (0,520>0,05).  Hal  ini  menunjukan bahwa hipotesis 1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan peningkatan nilai PPST mahasiswa dengan metode pembelajaran resitasi. Hal tersebut juga menunjukan bahwa nilai PPST kelompok resitasi dan nonresitasi tidak memiliki perbedaan  rata-rata yang bermakna yaitu 2,51351 sehingga dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran resitasi tidak mempengaruhi nilai PPST mahasiswa. Hal ini disebabkan karena hasil belajar dipengaruhi oleh interaksi faktor internal dan faktor eksternal sedangakan metode belajar termasuk dalam salah satu dari faktor eksternal.Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disipulkan bahwa metode pembelajaran  resitasi  tidak  dapat  meningkatkan  nilai  PPST  mahasiswa  PSPD FKIK  UNTAD  angkatan  2012  yang  berada  pada  blok  11  (  digestion and absorbsion) Kata kunci     : metode pembelajaran reistasi, nilai PPST, proses belajar, belajar,  faktor yang mempengaruhi hasil belajar
HUBUNGAN SELF DIRECTED LEARNING READINESS DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TAHUN PERTAMA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FKIK UNTAD Kiay Demak, Indah Puspasari; Pasambo, Trisnawanta Asih
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background. Self Directed Learning Readiness concept that requires students to be ready to plan, implement, and evaluate their own learning process can be used as a benchmark to measure the success of students in academic achievement in the learning environment.Purpose. The research was conducted to analyze the relationship of SDLR with academic achievement and pattern of SDLR for the first year student in Medical School of Tadulako University.Method. This research was an analytic study with cross-sectional approach. Subjects were 111 first year students. The score of SDLR was measured by a questionnaire. The correlation between the SDLR and academic achievement were analyzed by Spearman correlation test.Results. There were 68.5% students with high SDLR level and 31.5% students with medium SDLR level. The results of spearman test were 0.013 for p value and strength of correlation (r) 0.235.Conclusion. There is a significant correlation between SDLR and academic achievement of the first year medical student. However, this relationship is weak because of the multitude of factors that may affect the academic achievement of the students. Keywords: self-directed learning, readiness, academic achievement
BEDSIDE TEACHING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN KLINIK Kiay Demak, Indah Puspasari
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bedside teaching adalah salah satu metode pembelajaran klinik yang sering dipakai di Indonesia.. Komponen bedside teaching terdiri dari pasien, mahasiswa, dan instruktur, yang dikenal dengan istilah leaning triad dalam pendidikan klinik. Pelaksanaan bedside teaching dimulai dari fase persiapan, brifing, interaksi dengan pasien, debrifing, dan persiapan untuk pasien berikutnya, yang disebut siklus pengalaman. Instruktur harus menguasai keterampilan microskills atau peran instruktur sebagai one minute perceptor untuk membantu agar lebih efektif dalam menilai, menginstruksi, dan memberi feedback. Keterampilan klinis dicapai oleh mahasiswa melalui 4 fase, yaitu fase kognitif, fase pencapaian secara tertutup, fase pencapaian secara terbuka, lalu fase otomatisasi.
ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI RSU TADULAKO PALU TAHUN 2017 Mutiarasari, Diah; Kiay Demak, Indah Puspasari
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Latar belakang: Tujuan organisasi rumah sakit dapat dicapai melalui serangkaian proses kegiatan, dengan memaksimalkan semua sumber daya termasuk sumber daya manusia (SDM) yang memegang peranan penting untuk pencapaian tujuan rumah sakit tersebut. Implementasi kinerja dilakukan SDM yang memiliki motivasi kerja, kompetensi, dan kemampuan. Motivasi sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang, sehingga seyogyanya setiap institusi mempunyai sistem khusus yang mengatur “motivasi” tersebut agar pegawai dapat menghasilkan pekerjaan yang terbaik. Motivasi merupakan cara dimana organisasi menyampaikan penghargaan atas kinerja pegawai yang luar biasa sesuai keahliannya. Motivasi tidak dapat mencapai tujuannya hanya dengan sistem pengelolaan, dengan adanya unsur kredibilitas dalam penerapan insentif dapat diberikan kepada pegawai yang rajin bekerja, sehingga manajemen SDM mempunyai peran dalam membangun motivasi dan kemampuan pegawai. Tujuan: Mengetahui hubungan antara motivasi kerja terhadap kinerja pegawai RSU Tadulako. Metode: Penelitian ini merupakan suatu penelitian kuantitatif. Rancangan penelitian berupa analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di RSU Tadulako selama bulan Oktober – November 2017. Subjek penelitian pada penelitian ini seluruh pegawai RSU Tadulako Palu yang terdiri dari tenaga kesehatan dan non kesehatan dengan jumlah 83 orang. Tekhnik pengambilan sampel adalah total sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui dua cara yaitu pengisian kuesioner (data primer) dan pengambilan data sekunder. Hasil: Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa hasil uji Spearman antara motivasi kerja dan kinerja, didapatkan p value: 0,810 (p > 0,05) dan nilai koefisien korelasi r adalah 0,027 yang menandakan korelasi yang positif dan sangat lemah. Kesimpulan: Variabel antara motivasi kerja terhadap kinerja menunjukkan tidak adanya hubungan yang sangat kuat antara kedua variabel. Kata Kunci: Motivasi, Kinerja, Tadulako
THE RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND DISCIPLINE ON EMPLOYEES’ PERFORMANCE IN TADULAKO UNIVERSITY TEACHING HOSPITAL 2017 Puspasari Kiay Demak, Indah; Mutiarasari, Diah
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 4 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.601 KB) | DOI: 10.22487/htj.v4i1.60

Abstract

Sumber daya manusia kesehatan sebagai salah satu faktor penentu dari mutu rumah sakit dan harus dikelola dengan baik. Manajemen SDM kesehatan terdiri dari beberapa komponen diantaranya adalah perencanaan, pengorganisasian,pendayagunaan dan sistem SDM. Rumah Sakit Umum Tadulako sebagai penyedia pelayanan kesehatan untuk masyarakat Kota Palu dituntut memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas. Pentingnya rumah sakit menjaga kualitaspelayanan karena kebutuhan masyarakat pelayanan sangat tinggi. Mengetahui hubungan antara pendidikan dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai RSU Tadulako. Rancangan penelitian berupa analitik observasional dengan pendekatancross sectional. Subjek penelitian adalah seluruh pegawai RSU Tadulako Palu yang terdiri dari tenaga kesehatan dan non kesehatan dengan jumlah 83 orang dari total 93 pegawai. Analisis data menggunakan uji Spearman. Hasil uji Spearmanuntuk pendidikan dan kinerja mendapatkan nilai p 0,080 (p > 0,05) yang artinya tidak terdapat hubungan, dengan nilai koefisien korelasi r 0,193 yang menandakan korelasi yang positif dan sangat lemah. Hasil uji Spearman untuk disiplin kerja dan kinerja mendapatkan nilai p value 0,091 (p > 0,05) yang artinya tidak terdapat hubungan. Nilai koefisien korelasi r adalah 0,187 yang menandakan korelasi yang positif dan sangat lemah. Tidak terdapat hubungan antara pendidikan dan disiplin dengan kinerja pegawai RSU Tadulako
HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN NILAI TENTAMEN ANATOMI PADA MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO Puspasari Kiay Demak, Indah; Irsan, Mohammad; Andyka Hutasoit, Gina; Asriadi, Asriadi
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 4 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.989 KB) | DOI: 10.22487/htj.v4i2.66

Abstract

Latar Belakang: Keberhasilan belajar tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi dalamproses belajar, dalam penelitian ini hanya ditekankan pada faktor gaya belajar. Gaya belajarmerupakan suatu kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan kemudian mengatur sertamengolah informasi. Gaya belajar yang sesuai dapat meningkatkan pembelajaran yang lebih efektifdan efisien.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan gaya belajar dengan nilai tentamen anatomi pada semesterganjil mahasiswa tingkat III Program Studi Kedokteran FK UNTAD.Metode: Jenis penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Pengambilan sampel dilakukandengan teknik total sampling dan sampel pada penelitian ini berjumlah 55 mahasiswa tingkat III yangsesuai dengan kriteria insklusi dan eksklusi. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner VARKversi 7.8 dan dilihat hubungannya dengan nilai tentamen anatomi mahasiswa tingkat III yang diperoleh dari data sekunder yang di terbitkan oleh Departemen Anatomi FK UNTAD.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas responden memiliki gaya belajar kinestatikberjumlah 18 mahasiswa (32,7%). Pada uji fixer exact di peroleh nilai P>0,05 artinya tidak terdapathubungan bermakna gaya belajar dengan nilai tentamen anatomi mahasiswa tingkat III Program StudiKedokteran FK UNTAD.Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna gaya belajar dengan nilai tentamenmahasiswa tingkat III program studi kedokteran FK Untad.
PERBEDAAN TINGKAT PEMAHAMAN DALAM PEMBELAJARAN ANATOMI YANG MENGGUNAKAN PREPARAT BASAH (KADAVER) DENGAN PREPARAT KERING PADA MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO Puspasari Kiay Demak, Indah; Sari, Puspita; J. Tandirerung, Fistra
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 4 No. 3 (2018)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.621 KB) | DOI: 10.22487/htj.v4i3.74

Abstract

Latar Belakang. Anatomi telah menjadi dasar dari ilmu kedokteran selama ratusan tahun. Seiring dengan perkembangan zaman, pembelajaran anatomi telah mengalami perkembangan dalam konten dan metodologi. Saat ini, pengajaran anatomi menggunakan tiga metode utama yaitu buku, preparat basah (kadaver), dan preparat kering. Namun, perdebatan mengenai cara atau metode mengajar anatomi yang paling efektif terus berlanjut dan belum ada solusi untuk memecahkan perdebatan yang ada.Metode. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 55 mahasiswa kedokteran tahun kedua Universitas Tadulako. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisis menggunakan uji Wilcoxon Signed Test.Hasil. Hasil uji Wilcoxon Signed Test menujukkan nilai p = 0,545. Artinya, tidak terdapat perbedaan tingkat pemahaman dalam pembelajaran anatomi yang menggunakan preparat basah dan preparat kering pada mahasiswa tahun kedua program studi kedokteran Universitas Tadulako.Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada tingkat pemahaman dalam pembelajaran anatomi yang menggunakan preparat basah (kadaver) dengan preparat kering.