cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Telaah
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
ANALISIS KERLIPAN EMISI QUANTUM DOT MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DIGITAL BERBASIS VIDEO INTENSITAS EMISI Isnaeni, Isnaeni
Telaah Vol 32, No 1 (2014)
Publisher : Research Center for Physics

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/tel.32.1.175

Abstract

Quantum dot adalah nanopartikel berbahan semikonduktor yang dapat memendarkan emisi saat dieksitasi. Sebuahpartikel quantum dot memiliki emisi yang sangat khas di antaranya adalah kerlipan emisi. Emisi dari satu quantum dot berkedip tidak teratur saat dieksitasi secara terus menerus. Untuk menganalisis kerlipan quantum dot, telah dikembangkan program analisis digital dengan menggunakan bahasa pemrograman MATLABTM. Programanalisis digital ini menggunakan data awal video rekaman emisi quantum dot. Analisis kerlipan quantum dot dilakukan dengan menghitung waktu kerlipan on dan waktu kerlipan off. Kurva probabilitas waktu on atau off hasil analisis mengikuti persamaan inverse-power law yang merupakan persamaan yang digunakan untukmengkarakterisasi sifat kerlipan quantum dot. Dengan menggunakan pemrograman digital ini, analisis kerlipan quantum dot dapat dikarakterisasi dengan cepat, baik, dan benar. Program digital ini dibuat dalam bentuk GUI (graphical user interface) sehingga memudahkan analisis dan dapat diterapkan untuk semua analisis kerlipan quantum dot berbasis video rekaman.
REMANENSI DAN FLUX DENSITY DARI BERBAGAI BENTUK GEOMETRI MAGNET PERMANEN Nurdiyansyah, Lukman Faris; Tetuko, Anggito P.; Aryanto, Didik; Sebayang, Perdamean
Telaah Vol 32, No 1 (2014)
Publisher : Research Center for Physics

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/tel.32.1.176

Abstract

dari berbagai bentuk geometri magnet permanen berbasis ferrite (BaFe12O19) dan logam tanah jarang (NdFeB). Nilai remanensi magnet (Br) diperoleh dari kurva histerisis (B-H curve) yang diukur dengan alat permagraph dan flux density Bz diukur secara langsung dengan menggunakan gaussmeter. Bentuk geometri dan jenis sampel uji adalah cube, ring, dan disk dari magnet permanen berbasis NdFeB dan BaFe12O19. Dari hasil penelitian diketahui bahwa magnet permanen berbasis NdFeB memiliki nilai remanensi yang lebih besar dibanding dengan magnet permanen berbasis BaFe12O19. Dari pengukuran magnet permanen berbasis BaFe12O19 didapatkan nilai Br = 1:17 kG untuk bentuk geometri ring dan untuk disk didapat sebesar Br = 1:78 kG, sedangkan dari magnet permanen berbasis NdFeB yang berbentukcube (tipe 1), cube tipe 2, dan disk didapatkan nilai Br = 7:5 kG, Br = 10:8 kG, dan Br = 5:2 kG. Untuk pengukuran flux density Bz sebagai fungsi jarak z didapatkan kesesuaian antara eksperimen dan teori. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa nilai Br dan Bz sangat dipengaruhi oleh bentuk geometri dan jenis magnet permanen.
PREPARASI MAGNET SINTER Pr-Fe-B DENGAN MENGGUNAKAN SPARK PLASMA SINTERING Sudiro, Toto; Sardjono, Priyo; Thosin, Kemas Ahmad Zaini; Muljadi, Muljadi
Telaah Vol 32, No 1 (2014)
Publisher : Research Center for Physics

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/tel.32.1.177

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempreparasi sinter Pr-Fe-B dengan teknik spark plasma sintering (SPS). Proses fabrikasi dilakukan di dalam ruang vakum bertekanan kurang dari 60 Pa di mana powder dikompaksi padatekanan 40 MPa pada temperatur yang berbeda: 800 oC, 900 oC, dan 1050 oC. Komposisi fase dari kompak material tersebut dianalisis dengan X-ray diffractometer (XRD Shimadzu-7000TM;). Sampel kemudian dimagnetisasi dengan impulse magnetizer K-series, Magnet-Physik Dr. Steingroever GmbHTM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan meningkatnya temperatur SPS, kuat medan magnet permukaannya menurun. Hal ini diduga disebabkan oleh pembentukan Fe phase yang memiliki sifat buruk terhadap properti magnet Pr-Fe-B.
PROSPEK DAN POTENSI MEMBRAN POLIMER UNTUK DESALINASI Hendrana, Sunit; Widuri, Noorika Retno; Sadiyatmo, Momon
Telaah Vol 32, No 1 (2014)
Publisher : Research Center for Physics

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/tel.32.1.178

Abstract

Reverse osmosis (RO) dan elektrodialisis merupakan proses desalinasi yang menggunakan membran. RO adalah metode yang paling banyak digunakan untuk proses desalinasi. Perkembangan teknologi membran reverse osmosis telah mencapai maturity pada skala industri. Namun demikian, pengembangan tetap dilakukan untuk mencapai konsumsi energi minimum secara teoritis pada 50% recovery, dengan air laut sebagai sumbernya, sebesar 1.08 kWh m-3. Pengembangan membran dilakukan dengan menentukan jenis polimer yang digunakan serta metode pembuatan membrannya. Penggunaan carbon nanotube (CNT) dalam pembuatan membran untuk desalinasi RO dapat meningkatkan efektifitas membran RO. Peluang pengembangan membran untuk proses desalinasi dapat dilakukan melalui metode sulfonasi pada polimer untuk proses desalinasi dengan metode elektrodialisis.
PEMBUATAN MAGNET PERMANEN BONDED Nd2Fe14B DENGAN PEREKAT SILICON RUBBER DAN KARAKTERISASINYA Muljadi, Muljadi; Sardjono, Priyo
Telaah Vol 32, No 1 (2014)
Publisher : Research Center for Physics

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/tel.32.1.179

Abstract

Telah dibuat magnet permanen Nd2Fe14B yang dibuat dari pencampuran serbuk NdFeB dengan perekat pasta silicon rubber (SR). Persentase berat SR divariasikan sebesar 5, 10, 15, dan 20%. Karakterisasi yang dilakukan meliputi pengukuran bulk density, analisis mikrostruktur dengan SEM, dan pengukuran sifat magnetik dengan menggunakan gaussmeter dan B-H curve permagraph. Hasil XRD serbuk Nd2Fe14B yang digunakan sebagai bahan baku menunjukkan bahwa terdapat dua fase yaitu fasa Nd2Fe14B dan fase Fe sebagai fase minor. Komposisi SR juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap bulk density, mikrostruktur, dan sifat magnetiknya. Sampel dengan 5% berat SR memiliki bulk density terbesar, yaitu 4.67 g/cm3. Sebaliknya, sampel dengan 20% berat SR memiliki nilai bulk density terendah, yaitu 3.12 g/cm3 . Hasil pengukuran sifat magnetik menunjukkan bahwa semakin banyak persentase SR, maka sifat magnetiknya cenderung menurun.  Nilai tertinggi flux density sekitar 1070 G dan nilai remanensi Br adalah 4.85 kG pada sampel dengan 5% berat SR. Di sisi lain, sampel dengan 20% berat SR memiliki nilai flux density dan remanensi terendah, yaitu masing-masing sebesar 450 G dan 2.47 kG.
PERHITUNGAN TEMPERATUR PLASMA-LASER DENGAN METODE PERBANDINGAN INTENSITAS DUA GARIS EMISI ZINC (Zn) Suyanto, Hery
Telaah Vol 32, No 2 (2014)
Publisher : Research Center for Physics

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/tel.32.2.180

Abstract

Telah dilakukan perhitungan temperatur plasma-laser dengan persamaan Boltzmann melalui metode perbandingan (rasio) intensitas emisi dua panjang gelombang dari atom netral zinc (Zn). Tujuan penelitian ini untuk memilih pasangan panjang gelombang yang mempunyai nilai temperatur dapat mewakili temperatur plasma zinc di sekitar waktu eksitasi plasma. Intensitas diperoleh dengan memfokuskan laser Nd-YAG (1064 nm, 7 ns) dengan energi 80 mJ ke permukaan lempengan sampel Zn (99.99%) di lingkungan udara 1 atm dan menghasilkan plasma. Intensitas-intensitas emisi foton atom netral Zn dalam plasma ditangkap oleh spektrometer yang mana memungkinkan dapat dibuat 5 kombinasi rasio intensitas emisi dua panjang gelombang yang memenuhi syarat Boltzmann. Dengan memvariasikan waktu tunda deteksi diperoleh data intensitas yang menunjukkan bahwa daerah eksitasi (shock-excitation state) terjadi di sekitar 5 ns. Berdasarkan persamaan Boltzmann dan dengan membandingan nilai intensitas dua panjang gelombang dari lima kombinasi atom netral Zn diperoleh temperatur rata-rata pada daerah eksitasi sebesar 3064 K, dengan rentang kesalahan maksimum 6%. Berdasarkan data dapat disimpulkan bahwa rasio (328.2 nm/472.2 nm) ini merupakan rasio pasangan dua panjang gelombang yang paling cocok untuk menentukan temperatur plasma atom Zn dengan kesalahan maksimum 1.68% dari nilai rata-rata temperatur.
PENGARUH SUMBER EKSITASI LED BIRU TERHADAP EFISIENSI KUANTUM NANOPARTIKEL LUMINESENSI Isnaeni, Isnaeni
Telaah Vol 32, No 2 (2014)
Publisher : Research Center for Physics

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/tel.32.2.181

Abstract

Efisiensi kuantum digunakan sebagai parameter kualitas nanopartikel luminesensi. Pengukuran efisiensi kuantum biasanya memerlukan peralatan yang rumit dan mahal. Oleh karena itu pada penelitian ini, sistem pengujian efisiensi kuantum yang lebih sederhana dibuat dengan memadukan LED biru yang memiliki panjang gelombang emisi 405 nm, bola integrasi, dan fotospektrometer. Efisiensi kuantum dihitung dengan menggunakan sistem pengujian dua tahap. Sistem yang dikembangkan dalam penelitian ini berhasil mengukur efisiensi kuantum dengan baik dengan tingkat keakuratan rata-rata 88.4% untuk 14 sampel quantum dot dibandingkan dengan hasil pengukuran yang menggunakan peralatan komersial pengujian efisiensi kuantum. Rentang panjang gelombang 350 nm hingga 500 nm dan 501 nm hingga 700 nm digunakan masing-masing untuk menghitung jumlah foton terabsorpsi dan teremisikan. Efisiensi kuantum yang didapatkan dalam penelitian ini bergantung pada banyak faktor, seperti konstanta konversi intensitas fotoluminesensi dengan jumlah energi foton, volume quantum dot, tumpah tindih spektra LED biru dengan emisi quantum dot, dan kerataan eksitasi. Nilai effisiensi kuantum yang didapat tidak bergantung pada arus masukan LED biru. Sistem pengujian efisiensi kuantum ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk berbagai nanopartikel luminesensi lainnya dengan memperhatikan kesesuaian absorpsi dan emisi nanopartikel luminesensi dengan sumber eksitasi LED. Secara umum, sumber eksitasi LED biru dapat digunakan untuk mengukur efisiensi kuantum dengan baik.
ESTIMASI PARAMATER ANISOTROPI ATENUASI SEISMIK DI DAERAH GUNUNG API DENGAN PENDEKATAN NONPARAMETRIK GENERALIZED INVERSION TECHNIQUE Syuhada, Syuhada
Telaah Vol 32, No 2 (2014)
Publisher : Research Center for Physics

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/tel.32.2.182

Abstract

Kami mempelajari mekanisme anisotropi atenuasi di kawasan gunung api Ruapehu, Selandia Baru, dengan memperhitungkan variasi faktor atenuasi dari gelombang S dengan arah penjalarannya (komponen east west dan north south). Faktor kualitas Q dari gelombang SE−W dan SN−S diestimasi dengan menggunakan pendekatan nonparametrik generalized inversion technique (GIT) dari data gempa yang direkam oleh GeoNet. Data gempa yang digunakan mempunyai besaran 2 < M < 3.8 dengan jarak hiposenter antara 5-55 km. Untuk frekuensi yang dianalisis, Q frequency dependence dapat dihitung sebagai QE−W(f) = (6.15±1.22)f1.73±0.12 dan QN−S(f) = (4.14±1.26)f2.06±0.14. Nilai QN−S yang didapat pada frekuensi tinggi (f > 6 Hz) mempunyai harga lebih tinggi dari nilai QE−W yang menunjukan bahwa gelombang S bersifat anisotropik. Nilai Q yang rendah dengan frequency dependence yang tinggi dan atenuasi anisotropi yang terjadi pada frekuensi tinggi mungkin disebabkan oleh efek hamburan akibat heterogenitas medium di kawasan gunung api.
PERANCANGAN ALAT UKUR PEMILIH JANGKAUAN UNTUK MENGUKUR DAYA OPTIK Hanto, Dwi; Setiono, Andi; Sugiarto, Iyon T.; Waluyo, Thomas B.; Widiyatmoko, Bambang
Telaah Vol 32, No 2 (2014)
Publisher : Research Center for Physics

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/tel.32.2.183

Abstract

Tulisan ini menjelaskan tentang pembuatan rangkaian pemilih jangkauan pada perancangan alat ukur daya optik atau powermeter optik. Penelitian yang dilakukan adalah membuat rangkaian pengkondisi sinyal. Rangkaian ini dibuat berdasarkan penguat transimpedansi dengan 6 buah pilihan resistansi umpan balik, yaitu 1 kΩ, 10 kΩ, 100 kΩ, 510 kΩ, 1 MΩ, dan 2 MΩ. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber cahaya berupa laser dengan panjang gelombang 1310 nm. Untuk variasi nilai, daya optik dari laser diatenuasikan dengan menggunakan atenuator optik sampai dengan 60 dB. Keluaran dari rangkaian ini berupa tegangan listrik yang diukur dengan menggunakan voltmeter. Dari hasil pengukuran kami menemukan bahwa setiap nilai resistansi memiliki jangkauan yang berbeda. Nilai daya optik pada masing-masing pemilihan resistansi adalah seperti berikut: -15 dBm s.d. -4.96 dBm pada resistansi 1 kW, -20 dBm s.d. -8 dBm pada resistansi 10 kΩ, -32 dBm s.d -18 dBm pada resistansi 100 kΩ, -40 dBm s.d. -28 dBm pada 510 kΩ, -45 dBm s.d. -28 dBm pada resistansi 1MΩ, dan -50 dBm s.d. -40 dBm pada resistansi 2 MΩ. Penelitian ini dapat dikembangkan untuk membuat alat ukur daya optik multijangkauan dengan ketelitian yang baik dengan mengganti beberapa nilai resistansi sesuai dengan jangkauan yang diinginkan.
PENGARUH VARIASI WAKTU PENCAMPURAN TERHADAP PELAT BIPOLAR DENGAN PENAMBAHAN 5% wt MULTIWALLED CARBON NANOTUBES Prihandoko, Bambang; Pirsiani, Rizki; Sadeli, Yunita
Telaah Vol 32, No 2 (2014)
Publisher : Research Center for Physics

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/tel.32.2.184

Abstract

Paper ini membahas pembuatan pelat bipolar karbon/karbon komposit dengan filler 80% wt, yang terdiri dari 95% wt grafit dapur busur listrik (electric arc furnace/EAF) dan 5% wt multiwalled carbon nanotubes (MWCNTs). Di samping itu, polimer yang bertindak sebagai matriks berjumlah 20% wt terdiri dari epoksi resin dan hardener dengan perbandingan 1:1. Penelitian pembuatan pelat bipolar ini memvariasikan waktu pencampuran yaitu 30, 60, 90, 120, dan 150 detik. Proses pencampuran menggunakan pengaduk berkecepatan tinggi dengan kecepatan 28000 rpm. Pencetakan menggunakan metode cetak kompresi panas dengan tekanan 55 MPa pada suhu 100 oC selama 4 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu pencampuran optimum pada 30 detik di mana dihasilkan nilai densitas sebesar 1.61 g/cm3, porositas 0.30%, dan konduktivitas listrik 7.53 S/cm.

Page 1 of 2 | Total Record : 11