cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 25034286     EISSN : -     DOI : -
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan, memuat hasil-hasil penelitian yang berkenaan dengan segala aspek bidang ilmu Sumber Daya Perairan.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 3 (2019): Agustus" : 9 Documents clear
MODEL ANTRIAN KAPAL PERIKANAN DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) KENDARI Syarif, Syahdan; Alimina, Naslina; Mustafa, Ahmad
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 4, No 3 (2019): Agustus
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di PPS Kendari selama satu bulan Januari sampai Maret 2018, dengan tujuan untuk mengidentifikasi model antrian kapal perikanan, tingkat utilitas/pemanfaatan pelayanan bongkar muat hasil tangkapan, dan waktu tunggu kapal dalam antrian di PPS Kendari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai melalui pengamatan selama 9 jam meliputi: tingkat kedatangan kapal dan tingkat pelayanan bongkar hasil tangkapan. Variabel yang diamati adalah jumlah kedatangan kapal persatuan waktu, waktu antar kedatangan kapal, jumlah pelayanan persatuan waktu, dan lama pelayanan. Tingkat kedatangan kapal diasumsikan terdistribusi Poisson dan tingkat pelayanan kapal di PPS Kendari diasumsikan terdistribusi Eksponensial. Pengujian tingkat kedatangan dan tingkat pelayanan kapal menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Identifikasi model antrian kapal, dan perhitungan tingkat utilitas/pemanfaatan fasilitas pelayanan di PPS Kendari dianalisis mengacu pada model dan karakteristik antrian menurut Haluan dkk (2016). Hasil pengujian tingkat kedatangan kapal berdistribusi Poisson. Tingkat pelayanan bongkar hasil tangkapan di PPS Kendari berdistribusi Eksponensial. Hasil pengujian tingkat kedatangan dan tingkat pelayanan bongkar hasil tangkapan di PPS Kendari dapat di rumuskan sebagai model (M/M/S/I/I). Model ini menyatakan: tingkat kedatangan berdistribusi Poisson (M), tingkat pelayanan berdistribusi Eksponensial (M), jumlah pelayanan lebih dari satu kapal dalam waktu yang bersamaan (S), panjang antrian kapal tidak terhingga (I), dan kapal yang diperbolehkan masuk dalam pelabuhan tidak terhingga (I). Tingkat utilitas/pemanfaatan fasilitas pelayanan di PPS Kendari adalah pelayanan yang optimal. Hal ini ditandai dengan nilai tingkat pelayanan (μ) kapal (5,367/jam) lebih besar dibandingkan dengan tingkat kedatangan (λ) kapal (1.36/jam). Tetapi tingkat kesibukkan (ρs) pelayanan di PPS Kendari tinggi yakni 4,918 dikarenakan kedatangan kapal yang bersamaan sehingga kapal-kapal tersebut mendapatkan pelayanan yang bersamaan. Walaupun demikian antrian yang terjadi di PPS Kendari tidak ada. Hal ini terlihat pada waktu tunggu kapal yakni 0,023/jam.Kata kunci : PPS Kendari, Model antrian, Pelayanan
KELIMPAHAN MAKROZOOBENTHOS PADA MODUL BIOREEFTEK DI PERAIRAN DESA TANJUNG TIRAM KECAMATAN MORAMO UTARA Rahim, Abdul Rahman; Nadia, La Ode Abdul Rajab; ., Abdullah
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 4, No 3 (2019): Agustus
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bioreeftek adalah salah satu jenis artificial reef (terumbu buatan) sebagai suatu teknologi hijau yang memanfaatkan bahan alami (tempurung kelapa) sebagai media untuk penempelan larva planula karang sampai menjadi koloni individu baru atau terumbu karang. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui komposisi, kelimpahan, keanekaragaman dan dominansi makrozoobenthos pada modul bioreeftek di perairan Desa Tanjung Tiram Kec Moramo Utara. Hasil identifikasi makrozoobenthos yang telah diperoleh selama 3 bulan penelitian yaitu 11 spesies dari 3 kelas yaitu 5 kelas jenis gastropoda, 5 jenis dari kelas bivalvia, dan 1 jenis dari kelas crustacea. Hasil analisis komposisi jenis tertinggi makrozoobenthos terdapat pada stasiun 1 yaitu dari kelas gastropoda jenis Ulys siponensia aspera dengan nilai 35%. Sedangkan kelimpahan tertinggi berada pada stasiun 1 dengan nilai 2,33. Untuk nilai keanekaragaman tertinggi yaitu pada stasiun 1 sebesar 2,08 (H’) dalam kategori keanekaragaman yang sedang. Untuk dominansi tertinggi berada pada stasiun 3 dengan nilai 0,25. Faktor lingkungan yang mempengaruhi kedalaman makrozoobenthos adalah substrat tempat hidup, kedalaman, kecerahan, dan kecepatan arus. Kata Kunci : Kelimpahan, Keanekaragaman, Makrozoobenthos dan Modul Bioreeftek
STUDI KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN ZOOPLANKTON DI PERAIRAN TELUK STARING DESA PUASANA KECAMATAN MORAMO UTARA KABUPATEN KONAWE SELATAN Hardiyanti, Sri; Yasidi, Farid; ., Salwiyah
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 4, No 3 (2019): Agustus
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan dan keanekaragaman zooplankton di Perairan Teluk Staring Desa Puasana Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Penelitaian ini dilakukan dari bulan Jani- Juli 2018. Sampling dilakukan sebanyak tiga kali dengan interval waktu 14 hari dengan cara menyaring air sebanyak 50 L menggunakan plankton net. Sampel yang tersaring kemudian diawetkan dengan lugol sebanyak 2-4 tetes. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan nilai kelimpahan,indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks dominansi. Hasil  analisis  kelimpahan zooplankton berkisar 142-367 ind/L. Hasil pengukuran  nilai  indeks keanekaragaman (H’),Keseragaman (E),dan Dominasi (C) masing - masing berkisar antara 0.015-165,0.011-0.140,dan 0.002-0.047. Nilai keanekaragaman menunjukkan kategori rendah, Indeks keseragaman menunjukkan seimbang atau jumlah individu masing-masing spesies tidak jauh berbeda,sedangkan nilai indeks dominansi menunjukkan tidak terjadi dominasi dalam komunitas.Kata Kunci: Keanekaragaman, Kelimpahan, Teluk Staring, Zooplankton
POLA PERTUMBUHAN, FAKTOR KONDISI DAN RASIO BERAT DAGING KERANG KIJING (Anodonta woodiana) DI PERAIRAN NANGA-NANGA KOTA KENDARI Maharani, Mega; ., Bahtiar; ., Haslianti
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 4, No 3 (2019): Agustus
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerang kijing (A.woodiana) merupakan salah satu spesies dari kelas bivalvia, yang terus mengalami penurunan akibat tingginya aktivitas manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara panjang dan berat, faktor kondisi dan rasio berat daging kerang kijing di perairan Sungai Nanga-nanga Kota Kendari. Pengambilan sampel menggunakan metode acak sederhana  (simple random sampling) dengan menempatkan transek yang berukuran 5 x 5 m2. Pengambilan sampel dilakukan secara manual menggunakan tangan. Data yang ditemukan dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai b pada bulan Juli, Agustus, dan September masing-masing yaitu 2,32, 2,10, dan 2,91. Pola pertumbuhan ini bersifat allometrik negatif. Faktor kondisi (Kn) berkisar 0,53%–1,09% dan nilai rasio berat daging (RBD) terhadap kerang kijing berkisar 21,29% – 40,76%.Kata Kunci : Pertumbuhan, faktor kondisi, Anodonta woodiana
Tingkat Eksploitasi Ikan Lencam (Lethrinus lentjan) di Perairan Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan ., Desriani; ., Halili; Mustafa, Ahmad
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 4, No 3 (2019): Agustus
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan di perairan Tanjung Tiram, Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan pada bulan Februari – April 2018. Ikan lencam merupakan salah satu spesies target penangkapan ikan karang di Teluk Staring.   Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat eksploitasi dengan menganalisis pertumbuhan dan mortalitas ikan lencam (L.lentjan). Contoh ikan diperoleh menggunakan bottom gill net dengan mesh size 1 inch 1,5 inch dan 2,0 inch. Semua ikan yang tertangkap dijadikan sebagai contoh yang jumlahnya 315 ekor. Sampel ikan tersebut diukur panjangnya menggunakan mistar ketelitian 0,5 mm. Kisaran panjang ikan lencam 118-245 mm. Ikan tertangkap selama penelitian memiliki satu kelompok ukuran didominasi oleh ukuran 172-186 mm. Analisis parameter pertumbuhan menunjukkan koefisien pertumbuhan (K) 0.96 per tahun dan panjang asimtotik (L∞) 260,85 mm. Hasil pendugaan mortalitas ikan menunjukkan mortalitas penangkapan lebih tinggi dibandingkan dengan mortalitas alami dengan tingkat eksploitasi 0,55 per tahun yang berarti bahwa tingkat eksploitasi ikan lencam telah melebihi batas  optimum.Kata Kunci : Pertumbuhan, Mortalitas, Eksploitasi, Lethrinus lentjan, Perairan Tanjung Tiram
STRUKTUR KOMUNITAS IKAN KARANG PADA LOKASI REHABILITASI KARANG MODUL BIOREEFTEK DI PERAIRAN DESA TANJUNG TIRAM, KABUPATEN KONAWE SELATAN ., Arqam; Anadi, La; Nadia, La Ode Abdul Rajab
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 4, No 3 (2019): Agustus
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan komposisi jenis, indeks kelimpahan, struktur komunitas ikan karang yang meliputi indeks keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi pada modul Bioreeftek di perairan Desa Tanjung Tiram, Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 3 bulan pengamatan mulai bulan Oktober-Desember 2017. Pengambilan data ikan karang pada lokasi bioreeftek menggunakan teknik visual sensus dengan metode belt transek (English et al. 1997). Hasil pengukuran parameter fisika-kimia perairan di lokasi penelitian menunjukkan kualitas perairan yang baik dan dapat menunjang kehidupan bagi biota termasuk ikan karang. Suhu berkisar 29-30 oC, kecerahan perairan mencapai kedalaman 9-14 meter, kecepatan arus berkisar 0,025-0,053 m/s, dan salinitas berkisar 31-32 ppt. Ikan karang yang telah ditemukan selama pengamatan yaitu sebanyak 14 famili, 29 genus dan 32 jenis dengan jumlah 310 individu dimana pada bulan October diperoleh yaitu 101 ind, bulan November yaitu 85 ind, dan bulan Desember yaitu 124 ind. Kelimpahan ikan karang tertinggi ditemukan pada bulan Desember sebesar yaitu 4,96 ind/m2 dengan kualitas fisika-kimia perairan yang baik dan kelimpahan terendah ditemukan pada bulan November yaitu 3,4 ind/m2 dengan kualitas fisikas-kimia perairan yang cukup buruk. Struktur kominas ikan karang dijabarkan melalui indeks keanekaragaman, keseragaman dan dominansi. Perolehan nilai keanekaragaman ikan karang selama tiga bulan pengmatan menunjukkan kategori sedang dengan nilai antara 2,31-2,85, nilai keseragaman menunjukkan kategori tinggi atau stabil dengan nilai antara 0,83-0,90 dan nilai dominansi menunjukkan kategori rendah dengan nilai antara 0,07-0,13. Artinya bahwa nilai keseragaman yang dikategoriakan tinggi atau stabil mempengaruhi nilai daominansi dengan kategori rendah atau mununjukkan bahwa tidak ada spesies yang mendominasi selama pengamatan pada lokasi penelitian. Kata kunci: kelimpahan, komunitas,  ikan karang,  Tanjung Tiram
Studi Tingkat Eksploitasi Kerang Simping (Placuna placenta. Swennen 2001) di Perairan Langere Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton Utara ., Hajaniar; ., Bahtiar; Irawati, Nur
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 4, No 3 (2019): Agustus
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerang simping (Placunaplacenta) merupakan bivalvia yang hidup di daerah intertidal dengan substrat berlumpur sampai lumpur lunak, yang saat ini berada dalam kondisi tertekan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat eksploitasi kerang simping, tingkat mortalitas alami, tingkat mortalitas penangkapan, dan tingkat eksploitasi kerang simping.Penelitian tentang Kerang simping dilakukan di Perairan Langere Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara, yang merupakan daerah penangkapan kerang simping.Penelitian ini dilakukan selama bulan Januari sampai Maret 2018.Sampel diambil secara acak sederhana (random sampling) dan pengambilannya  dilakukan manual dengan menggunakan alat bantu pisau. Data dianalisis dengan menggunakan FiSAT II versi 3.0. Hasil analisistentang ukuran kerang pada bulan Januari sampai Maret yaitu ukuran kerang minimum 4,2 cm, sedangkan ukuran maksimum yang didapat yaitu 11,2 cm. Kelompok ukuran yang banyak ditemukan pada saat penelitian yaitu 6,92–10,31 cm, dan ukuran 7,6–8,95 cm. Ukuran kerang simping 4,2–6,9 cm tidak didapatkan pada bulan Maret. Parameter pertumbuhan kerangsimping di Perairan Langere panjang maksimum (L∞) 11,44 cm, Nilai koefisien pertumbuhan(K) 2,30, Nilai pertumbuhan(to) 1,81. Nilai Mortalitas dan Eksploitasi kerang simpingdi perairan Langere adalah Laju mortalitas penangkapan (F); 0.07, Laju mortalitas alami(M); 4.09, Mortalitas total(Z); 5.64, dan Tingkat eksploitasi(E); 0.017.Kata Kunci : Kerang Simping, Tingkat Eksploitasi, Perairan Langere
ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI KERANG POKEA (Batissa violacea var. celebensis von Martens, 1897) DI PERAIRAN SUNGAI LANGKUMBE KECAMATAN KULISUSU BARAT KABUPATEN BUTON UTARA ., Sufrin; ., Bahtiar; Kamri, Syamsul
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 4, No 3 (2019): Agustus
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan di perairan Sungai Langkumbe selama periode bulan Oktober sampai Desember 2017, dengan tujuan untuk menganalisis aspek biologi reproduksi kerang pokea. Data dianalisis untuk mengetahui nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad (IKG), fekunditas, dan ukuran pertama kali matang gonad.  Hasil analisis aspek biologi reproduksi kerang pokea untuk nisbah kelamin menunjukkan jantan cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan betina, dengan rasio perbandingan 1:0.­62. Tahap tingkat kematangan gonad (TKG) berdasarkan waktu penelitian baik kerang pokea jantan maunpun betina pemijahan puncak terjadi pada bulan Oktober. Nilai indeks kematangan gonad (IKG) tertinggi yaitu pada bulan Desember (30.46%) jantan dan bulan Desember (33.5%) betina. Fekunditas kerang pokea berkisar 17903-295295 butir dengan bobot gonad 0.105-1.24g. Ukuran pertama kali matang gonad kerang pokea jantan sebesar 4.0 cm dan pokea betina pada ukuran 4.3 cm.Kata Kunci : Sungai Langkumbe, Kerang Pokea, Aspek Biologi Reproduksi
KARAKTERISTIK BIOLOGIS IKAN KERAPU DI PERAIRAN KARANG, TOMIA KABUPATEN WAKATOBI PROVINSI SULAWESI TENGGARA ., Ramaddin; Tadjuddah, Muslim; Oetama, Dedy
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 4, No 3 (2019): Agustus
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karang Tomia merupakan salah satu habitat berbagai jenis ikan kerapu di Perairan Kepulauan Wakatobi yang mengalami eksploitasi penangkapan secara intensif menggunakan alat tangkap bubu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa karakteristik biologi ikan kerapu meliputi spesies, jenis kelamin, komposisi ukuran, serta hubungan panjang berat ikan kerapu di Perairan Pulau Tomia. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2018. Lokasi penelitian berdasarkan tempat dimana nelayan yang menangkap di Perairan Karang Tomia mendaratkan ikannya. Ikan sampel diperoleh dari hasil tangkapan nelayan di Karang Tomia menggunakan bubu. Ikan kerapu diidentifikasi dan diukur panjang beratnya menggunakan mistar dan timbangan digital. Hubungan panjang berat ditentukan dengan menggunakan rumus W= aLb. Hasil penelitian menunjukkan ikan terdiri dari 2 spesies ikan kerapu dari genus yang berbeda, yaitu kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dengan jumlah 57 ekor (60 %) dan kerapu sunu (Plectropoma leopardus) dengan jumlah 38 ekor (40 %). Jenis kelamin ikan kerapu dari 95 sampel yang diteliti didominasi oleh jenis kelamin betina dengan jumlah 63 ekor dengan presentasi 66,31 % sedangkan jantan 32 ekor dengan presentasi 33,69 %. Sebaran panjang mulai dari 100 mm sampai dengan 370 mm. Jumlah yang terbesar termasuk dalam kelas panjang 140-179 mm dengan jumlah 15 ekor (23,81 %), sedangkan jumlah terkecil termasuk dalam kelas panjang 180-219 mm dengan jumlah 2 ekor (3,17 %). Untuk komposisi ukuran panjang ikan kerapu jantan, diperoleh sebaran panjang mulai dari 390 sampai dengan 470 mm. Dimana jumlah terbesar dari kelas panjang 390-403 mm dengan jumlah 13 ekor (40,63 %), sedangkan jumlah terkecil terdapat pada kelas panjang 460-470 mm dengan jumlah 2 ekor (5,20 %). Hubungan panjang dan berat ikan kerapu dalam penelitian ini ditemukan pertambahan panjang lebih dominan dari pertambahan berat dengan nilai jantan b = 1,457415 untuk E. fuscoguttatus dan b=1,458818726 untuk P. leopardus, serta nilai betina yaitu dimana b=1,43599997 untuk kerapu macan dan b= 0,849820 untuk kerapu sunu. Dengan kata lain pola pertumbuhannya allometrik negatif. Demi kelengkapan informasi pengelolaan ikan kerapu di perairan ini, maka perlu adanya penelitian lanjutan di masa yang akan datang.Kata Kunci : Panjang Berat, E. fuscoguttatus, P. leopardus, Pulau Tomia

Page 1 of 1 | Total Record : 9