cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 25034286     EISSN : -     DOI : -
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan, memuat hasil-hasil penelitian yang berkenaan dengan segala aspek bidang ilmu Sumber Daya Perairan.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 4 (2022): Oktober 2022" : 10 Documents clear
Studi Pengaruh Karakteristik Fisika Kimia Perairan Terhadap Pertumbuhan Kappaphycus Alvarezii Yang Dipelihara Dengan Jaring Horinet Di Perairan Pantai Lakeba Kota Bau Bau Awal Setya Anugrah; Ma’ruf Kasim; Muhammad Taswin Munier
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 4 (2022): Oktober 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisika – kimia perairan terhadap pertumbuhan Kappaphycus alvarezii yang dipelihara dengan jaring horinet di perairan Pantai Lakeba Kota Bau – Bau. Laju Pertumbuhan mutlak Horinet I dan horinet II pada titik pengamatan satu (I) diperoleh hasil pengamatan yang bervariatif yaitu pada horinet I laju pertumbuhan mutlak thallus rumput laut K. alvarezii tertinggi terdapat pada H3 dengan nilai pertumbuhan mutlak 100,5 dan yang paling terendah ada di H2 dengan nilai 38,5. Sedangkan pada horinet II, laju pertumbuhan mutlak tertinggi yaitu pada H3 dengan nilai pertumbuhan mutlak 128 dan yang paling terendah ada di H4 dengan nilai 54,75. Pengamatan laju pertumbuhan thallus K. alvarezii pada titik pengamatan kedua (II) yang terdapat pada horinet I dan horinet II diperioleh hasil pengamatan yang berflukutatif. Dimana pada horinet I laju pertumbuhan mutlak thallus rumput laut K. alvarezii tertinggi yaitu terdapat pada H4 dengan nilai 91,5 dan yang paling terendah ada di H2 dengan nilai 74,5. Selanjutnya utuk horinet II diperoleh hasil tertinggi pada H4 dengan nilai 116,5 dan yang paling terendah ada di H2 dengan nilai 63,75. Parameter diperoleh suhu perairan berkisar antara 32°C, kecepatan arus memiliki kisaran 0,049-0,062 m/detik, Kecerahan 100 % sedangkan untuk parameter kimia seperti salinitas berkisar antara 29 ‰, nitrat berkisar 0.0694 -0.0708 mg/L, fosfat berkisar 0.0182-0.0226. Nitrat dan fosfat memiliki peranan yang sangat penting terhadap pertumbuhan thallus rumput laut dimana nilai korelasi pada kedua titik pengamatan yaitu berkisar 0,71 – 0,99 (mendekati 1) yang mengindikasikan bahwa pengaruh nitrat dan fosfat sangat besar terhadap pertumbuhan thallus rumput laut. Kata kunci : K. alvarezii, laju pertumbuhan thallus, parameter penunjang
Study Morfometrik, Pola Pertumbuhan Dan Faktor Kondisi Julung-Julung (Nomorhamphus sp.) di Mata Air Desa Lamokula Desa Lamokula Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara Ardian Harianto; Utama Kurnia Pangerang; Sjamsu Alam Lawelle
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 4 (2022): Oktober 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Ikan julung-julung (Nomorhamphus sp.) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang hidup di mata air Lamokula. Data dan informasi ilmiah tentang ekobiologi ikan julung-julung masih minim. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui morfometrik, pola pertumbuhan dan faktor kondisi ikan julung-julung di mata air Lamokula. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April sampai Mei 2021. Ikan yang tertangkap berjumlah 150 ekor dengan panjang 40,5-71,0 mm dan berat 0,45-5,74 g. Terdapat 22 karakter morfometrik yang diukur. Berdasarkan Hasil pengujian karakter morfometrik menunjukkan bahwa dari 22 karakter yang diuji terdapat perbedaan pada 22 karakter antara ikan julung-julung jantan dan betina di Sumber Mata Air desa Lamokula. Pola pertumbuhan ikan julung-julung (Nomorhamphus sp.) di Sumber Mata Air desa Lamokula dalam penelitian ini adalah allometrik negatif (b < 3). Hasil nilai faktor kondisi ikan julungjulung jantan dan betina tergolong ikan yang berbentuk pipih atau tidak gemuk (0,155-0,1958). Kata Kunci: Faktor Kondisi, Study Morfometrik, dan Pola Pertumbuhan, di Desa Lamokula.
Pengaruh Perbedaan Bentuk Umpan Buatan Terhadap Hasil Tangkapan Pancing Gurita di Perairan Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah Asrawati Nende; Ahmad Mustafa; Abdullah Abdullah
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 4 (2022): Oktober 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini sejatinya mengetahui umpan yang paling efektif untuk digunakan oleh nelayan pancing gurita Desa Gumanano kabupaten buton selatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli hingga Agutus 2021 Di Perairan Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah. Tujuan penelitian untuk mengetahui jumlah,ukuran dan rasio kelamin terhadap hasil tangkapan pancing gurita. Jenis data terdiri dari data primer yang diperoleh melalui experimental fishing yaitu data jumlah dan ukuran hasil tangkapan. Hasil penelitian, menunjukkan alat tangkap yang menggunakan jenis umpan bentuk gurita diperoleh hasil tangkapan hasil tangkapan berjumlah 39 ekor; bentuk kepiting diperoleh hasil tangkapan 34 ekor; dan umpan bentuk kerang diperoleh 27 ekor. Dari ketiga jenis umpan tersebut jenis gurita yang tertangkap adalah Octopus Cyanea. Perbandingan kisaran panjang masing-masing hasil tangkapan bervariasi, namun ukuran hasil tangkapan pada umpan jenis gurita hasil tangkapannya lebih besar dibandingkan bentuk umpan kepiting dan kerang. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa dengan penggunaan bentuk umpan berpengaruh nyata terhadap jumlah hasil tangkapan pancing gurita. Rasio kelamin gurita yang tertangkap pada umpan bentuk gurita lebih tinggi dibanding pada umpan bentuk kepiting maupun kerang. Kata kunci : Bentuk umpan buatan, hasil Tangkapan, pancing gurita
Preferensi Habitat Kerang Tahu (Meretrix meretrix) di Muara Sungai Wanggu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara Sitti Adelya; Bahtiar Bahtiar; Muhammad Fajar Purnama
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 4 (2022): Oktober 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Muara Sungai Wanggu merupakan wilayah pesisir yang memiliki potensi sumber daya yang cukup beragam, di dalamnya terdapat ekosistem mangrove sebagai habitat komunitas bivalvia. Salah satu organisme bentik yang dikenal oleh masyarakat setempat adalah kerang tahu (Meretrix meretrix). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi habitat kerang tahu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus–Oktober 2021 yang bertempat di muara Sungai Wanggu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Stasiun penelitian ditentukan menggunakan metode purposive sampling atau secara sengaja (targeted). Pengambilan sampel menggunakan teknik acak sistematis (systematic random sampling). Nilai kepadatan kerang tahu (M. meretrix) tertinggi terdapat pada daerah dengan substrat pasir halus dan terendah terdapat pada substrat lumpur. Pola distribusi kerang tahu (M. meretrix) dominan mengelompok yang dipengaruhi oleh tipe substrat dan kecepatan arus. Distribusi ukuran kerang tahu berkisar 24,9–52,7 mm. Kerang tahu cenderung menyukai kondisi perairan dengan substrat pasir halus dan didukung oleh parameter kualitas perairan seperti suhu, bahan organik, dan oksigen terlarut. Kata Kunci : Bivalvia, distribusi, kepadatan, M. meretrix, pasir halus (fraksi substrat), Teluk Kendari Abstract The Wanggu River Estuary is a coastal area that has quite a variety of potentia
Morfometrik dan Meristik Ikan Sapu-Sapu (Pterygoplichthys sp.) di Perairan Sungai Konaweha Desa Anggoro Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara Firawati Firawati; Romy Ketjulan; Ermayanti Ishak
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 4 (2022): Oktober 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Keberadaan spesies ikan sapu-sapu diduga mengalami ledakan populasi dari tahun ke tahun, sehingga mengakibatkan ikan tersebut menjadi ancaman tersendiri bagi populasi spesies ikanikan lokal yang ada di perairan tawar. Ikan sapu-sapu bukan ikan asli Indonesia melainkan jenis ikan hasil introduksi dari Brazil. Keberadaan ikan sapu-sapu di perairan tidak terlepas dari aktivitas penggemar budidaya ikan hias yang tanpa sengaja melepas ke perairan tawar. Identifikasi ikan sapu-sapu dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya dengan studi morfometrik dan meristik. Penelitian ini bertujuan mengetahui morfometrik dan meristik ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys sp.) di perairan Sungai Konaweha Desa Anggoro Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara, yang dilaksanakan selama tiga bulan yaitu bulan Mei-Juli 2021. Sampel ikan yang digunakan sebanyak 150 ekor yang terdiri dari 94 jantan dan 56 betina. Morfometrik yang diukur sebanyak 27 karakter dan meristik sebanyak 5 karakter. Berdasarkan hasil analisis morfometrik ikan sapu-sapu jantan dan betina memiliki perbedaan pada salah satu karakter dan hasil perhitungan meristik tidak diperoleh perbedaan jumlah pada setiap karakter. Kata Kunci: Ikan sapu-sapu, Meristik, Morfometrik, Sungai konaweha
Perbandingan Kepadatan dan Keanekaragaman Makroalga pada Perairan Substrat Alami dan pada Jaring Horinet di Pantai Lakeba Kota Bau Bau La Ode Mehamad Ardiansyah; Ma’ruf Kasim; Taswin Munier
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 4 (2022): Oktober 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Makroalga merupakan salah satu organisme bentik yang hidup dan tumbuh di perairan dangkal serta memiliki peran ekologi cukup penting diperairan laut. Pantai Lakeba, merupakan suatu perairan pesisir yang mempunyai sumber daya alam yang cukup melimpah khususnya makroalga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan kepadatan dan keanekaragaman makroalga pada perairan substrat alami dan pada jaring horinet di Pantai Lakeba Kota Bau Bau. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada perairan alami ditemukan 37 jenis dengan kepadatan antara 118,4-304,0 ind/m2 dan di Jaring Horinet ditemukan 28 jenis dengan kepadatan 31,7-78,3 ind/m2 . Nilai indeks keanekaragaman pada perairan alami selama penelitian berkisar 2,11-2,44 dengan kategori sedang dan nilai indeks keanekaragaman pada jaring horinet selama penelitian berkisar 1,60-2,43 dengan kategori sedang. Hasil Uji independent T (t-test) antara kepadatan makroalga pada perairan alami dan jaring horinet di dapatkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dan keanekaragaman makroalga antara perairan alami dan jaring horinet di dapatkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan. Kata Kunci: Kepadatan, Keanekaragaman, Lakeba, Makroalga
Studi Kondisi Fisika dan Kimia Perairan Kaitannya Dengan Kepadatan Neosiphonia pada Thalus Kappaphycus alvarezii di Pantai Lakeba Bau-Bau Marlin Marlin; Ma’ruf Kasim; Taswin Munier
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 4 (2022): Oktober 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kelimpahan epifit pada thallus rumput laut berkaitan dengan kondisi fisika dan kimia perairan yang mendukung keberadaan epifit. Salah satu jenis epifit yang banyak ditemukan pada kegiatan budidaya rumput laut di perairan pantai Lakeba Kota Bau-bau adalah Neoshiponia sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi parameter fisika dan kimia perairan hubungannya dengan kepadatan Neoshiponiasp. di lokasi budidaya rumput laut perairan Pantai Lakeba Bau-Bau Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi fisika seperti suhu perairan berkisar antara 31-32 °C, kecepatan arus memiliki kisaran 0,035-0,065 m/detik, kecerahan 100 % sedangkan untuk kondisi kimia seperti salinitas berkisar antara 27-32 ‰, nitrat berkisar 0.062 -0.081 mg/L, fosfat berkisar 0.016-0.022. Hasil analisis kepadatan Neosiphonia sp. yang menempel pada thallus K. alvarezii selama penelitian di peroleh nilai kepadatan tertinggi terdapat pada pengamatan hari ke 18 dengan nilai 134,5 ind/m2 pada titik I dan pada titik II kepadatan tertinggi terdapat pada harike 24 dengan nilai kepadatan yaitu 132,7 ind/m2 . Sedangkan kepadatan Neoshiponia terendah terdapat pada pengamatan hari ke 30 dengan nilai kepadatan yaitu 98,2 ind/m2 pada titik I dan 93,8 ind/m2 pada titik II. Kepadatan Neosiphonia sp yang menempel pada thallus K. alvarezii pada lokasi budidaya rumput laut di perairan Pantai Lakeba Bau-bau berkorelasi dengan suhu perairan, salinitas, nitrat dan fosfat. Dengan demikian, parameter kimia dan fisika perairan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan kepadatan Neosiphonia sp. Kata Kunci: Fisika kimia perairan, Kepadatan, Neosiphoniasp., Lakeba.
Kebiasaan Makanan Ikan Terubuk (Tenualosa ilisha) di Perairan Rumbia Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana Sartina Masila; Asriyana Asriyana; La Ode Abdul Rajab Nadia
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 4 (2022): Oktober 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPerairan Rumbia memiliki potensi yang cukup besar untuk menunjang kegiatan perikanan tangkap. Pengetahuan tentang kebiasaan makanan organisme bergantung pada persediaan makanan di perairan. Penelitian ini dilakukan di perairan Rumbia, Kabupaten Bombana yang bertujuan untuk menganalisis kebiasaan makanan ikan terubuk (Tenualosa ilisha) meliputi indeks bagian terbesar, luas relung dan tumpang tindih. Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan dari bulan Oktober 2019 hingga Januari 2020, yang terdiri dari penelitian lapang dan penelitian laboratorium. Pengambilan contoh ikan menggunakan alat tangkap gill net dengan mesh size (1, 1,5, dan 2) berukuran panjang 50 m dan tinggi 2 m. Ikan terubuk yang tertangkap selama penelitian sebanyak 144 ekor. Data penelitian dianalisis menggunakan indeks bagian terbesar, luas relung dan tumpang tindih. Hasil analisis isi saluran pencernaan ikan terubuk ditemukan jenis makanan berupa serasah, Navicula sp., Diatom, Synedra sp., Coscinosdiscus sp., Oscilatoria sp., MTT dan pasir. Jenis makanan yang paling banyak dikonsumsi ikan terubuk adalah serasah yang konsisten ditemukan setiap bulannya. Indek bagian terbesar makanan ikan terubuk tidak hanya terlihat berdasarkan jenis kelamin, tetapi juga berdasarkan waktu pengamatan dan uji kruskal wallis (P>0,05; α =5%, db = n-1). Ikan terubuk memiliki luas relung sedang dan rendah. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai tumpang tindih yang tinggi yaitu terjadi dari bulan Oktober 2019 hingga Januari 2020.Kata Kunci: Kebiasaan makan, perairan Rumbia, Tenualosa ilisha.
Pengaruh Penggunaan Cahaya Lampu Terhadap Hasil Tangkapan Sero di Perairan Toronipa Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara Hasna Mamulaty; Ahmad Mustafa; Hasnia Arami
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 4 (2022): Oktober 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Hasil penilitian sebelumnya menunjukkan bahwa jenis ikan yang tertangkap dengan alat tangkap sero bukan saja ikan-ikan demersal tetapi juga beberapa jenis ikan pelagis. Ikan ini bersifat fototaksis positif, sehingga penambahan cahaya lampu sebagai aktraktor ikan pada sero diduga dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi hasil tangkapan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus hingga September 2020 di Perairan Toronipa Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe Provinsi Sulawes Tenggara. Tujuan Penelitian ini mengetahui jumlah, jenis, ukuran dan pengaruh terhadap hasil tangkapan sero. Jenis data terdiri dari data primer yang diperoleh melalui experimental fishing (data jumlah, jenis dan ukuran hasil tangkapan). Hasil penelitian menjukkan perlakuan dengan menggunakan lampu diperoleh hasil tangkapan sero berjumlah 1.068 ekor yang terdiri 22 jenis ikan, sedangkan sero tanpa lampu diperoleh sebanyak 294 ekor yang terdiri seri 18 jenis ikan. Perbandingan kisaran panjang masing-masing spesies bervariasi, namun pada umumnya kelompok ikan pelagis cenderung lebih besar ukurannya dari sero yang menggunakan lampu, seperti belanak, buntal, gerot-gerot, kurisi, julung-julung, ikan sebelah kecuali jenis cumi-cumi. Sedangkan pada sero tanpa lampu ikan karang hasil tangkapan yang cenderung lebih besar daripada sero tanpa lampu yaitu ikan buntal, belanak, kakap merah, ekor kuning, jangut, dan sotong, cenderung lebih besar. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa dengan penambahan cahaya lampu berpengaruh nyata terhadap jumlah hasil tangkapan sero. Kata kunci: Jumlah Hasil Tangkapan, Penambahan Lampu, Sero
Kelimpahan Relatif Ikan Sapu-Sapu (Pterygoplichthys sp.) di Sungai Konaweha Desa Anggoro Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara Aldi Prasetya; Romy Ketjulan; Ermayanti Ishak Ishak
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 4 (2022): Oktober 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Sungai Konaweha merupakan salah satu perairan yang terpanjang di Sulawesi Tenggara dengan panjang 341 km dan memiliki lebar 32,87 km. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kelimpahan relatif ikan sapu-sapu (Ptrygoplichthys sp.) di perairan Sungai Konaweha Desa Anggoro Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2021 di Sungai Konaweha, Desa Anggoro, Kecamatan Wonggeduku, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Penentuan stasiun menggunakan teknik purposive sampling (penentuan secara sengaja) pada 3 stasiun dengan karakteristik habitat yang berbeda. Sampel ikan sebanyak 198 ekor yang terdiri dari 107 jantan dan 91 ekor betina. Kelimpahan relatif jantan berdasarkan bulan tertinggi pada bulan April 35.5% dan terendah di bulan Juni 29.9%. sedangkan betina tertinggi pada bulan April 53.3% dan terendah pada bulan Juni 21.1%. Kelimpahan relatif jantan dilihat berdasarkan stasiun tertinggi terdapat pada stasiun 1 55.8% dan terendah pada stasiun 3 berkisar 12.5%. sedangkan betina tertinggi terdapat pada stasiun 1 berkisar 44.9% dan terendah pada stasiun 3 berkisar 20.2%. Sehingga kelimpahan relatif ikan sapu-sapu jantan dan betina berdasarkan bulan dan stasiun tergolong sangat melimpah yaitu >20% dengan persentase ikan sapu-sapu jantan lebih tinggi. Kata kunci : Ikan sapu-sapu, Kelimpahan Relatif, Sungai Konaweha.

Page 1 of 1 | Total Record : 10