cover
Contact Name
Subhan
Contact Email
jsapalaut@uho.ac.id
Phone
+6285394139509
Journal Mail Official
jsapalaut@uho.ac.id
Editorial Address
Sekretariat Elektronik Jurnal Gedung Kardiyo P. Kardiyo, Lt.2 FPIK-UHO, Jl. HEA Mokodompit No.1, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu, Kendari Sulawesi Tenggara 93232
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Sapa Laut
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : ""     EISSN : 25030396     DOI : http://dx.doi.org/10.33772/jsl.v5i4
Cakupan artikel Jurnal Sapa Laut Meliputi : Bio-ekologi Kelautan Oseanografi dan Sains Atmosfer Remote Sensing Kelautan dan GIS Bioteknologi Kelautan Mitigasi Bencana Pesisir dan Adaptasi Perubahan Iklim Pencemaran Laut Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Ekowisata Bahari
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 1: Februari 2022" : 7 Documents clear
HUBUNGAN KONDISI TERUMBU KARANG DENGAN KEPADATAN MEGABENTOS DI PERAIRAN DESA SAWOPUDO, KABUPATEN KONAWE Wardana, Muhammad Wahyu; Sadarun, Baru; Subhan, .
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 7, No 1: Februari 2022
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v7i1.24341

Abstract

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui hubungan antara kondisi terumbu karang dengan kepadatan megabentos di Perairan Desa Sawopudo. Pengambilan data telah dilakukan pada bulan april 2021 bertempat di perairan Desa Sawapudo, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe. Pengambilan data karang dilakukan dengan menggunakan metode  Line Intercept Transect  (LIT) dengan panjang teransek 70 m. Sedangkan data megabentos dilakukan dengan menggunakan metode belt transect dengan panjang teransek 70 m dengan lebar observasi 1 m ke kiri dan kanan garis transek, sehingga luas pemantauan menjadi 140 m. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Perairan Desa Sawopudo kepadatan megabentos yang tertinggi berada pada stasiun III dengan jumlah kepadatan  megabentos  dengan  kepadatan  0.221  ind/m2.  Stasiun  I    memiliki jumlah kepadatan megabentos terendah yaitu 0.150 ind/m2 dan pada stasiun II memiliki nilai kepadatan megabentos 0.168 ind/m2. Penutupan karang hidup di perairan Sawapudo  pada Stasiun I adalah 35%, Stasiun II adalah 69% dan Stasiun III adalah 81%.  Persentase tutupan terumbu karang tertinggi   pada Stasiun III dengan kategori sangat baik dan terendah pada Stasiun I dengan kategori sedang. Hasil analisis regresi kelimpahan relatif karang hidup dengan kepadatan megabentos  diperoleh  hubungan  y=  0,004x  +  0,113,  dengan  nilai  koefisien korelasi (r) sebesar 0,902, yang berarti hubungannya keduanya sangat kuat. Nilai koefisien  determinansi  (R²)  =  0,9497  yang  berarti  bahwa  persentase tutupan karang hidup memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap kelimpahan megabenhos. Nilai korelasi yang didapatkan ini mendekati 1 yang artinya kelimpaha karang hidup memiliki hubungan yang sangat kuat dengan kepadatan megabentos.Kata kunci: Terumbu Karang, Kepadatan, Megabentos
ANALISIS POTENSI DAERAH RAWAN ABRASI PANTAI BERDASARKAN PARAMETER FISIKA OSEANOGRAFI DI PESISIR UTARA DAN TIMUR LAUT PULAU WAWONII, SULAWESI TENGGARA Hartomo, La Ode Ibnu; Asmadin, .; Pratikino, A. Ginong
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 7, No 1: Februari 2022
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v7i1.24336

Abstract

Berdasarkan data risiko bencana Kabupaten Konawe Kepulauan pada kawasan rawan abrasi terdapat tiga dari tujuh kecamatan di pulau seluas 650 Km2 telah mengalami abrasi yang membuat garis pantai semakin menjauh ke darat. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik pantai, kondisi parameter Fisika Oseanografi serta mengetahui potensi daerah rawan abrasi pantai di pesisir Utara dan Timur Laut Pulau Wawonii. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Agustus 2020 bertempat di perairan pesisir  pantai Wawonii Utara dan Timur Laut Konawe Kepulauan dengan 4 titik stasiun. Metode penelitian untuk mengetahui karakteristik pantai dan potensi daerah rawan abrasi pantai menggunakan metode pembobotan atau scoring. Kondisi parameter fisika oseanografi berupa gelombang dan arus menggunakan metode peramalan gelombang berdasarkan data arah dan kecepatan angin bersumber dari ECMWF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kedua lokasi studi memiliki tipe substrat yang sama yaitu berpasir, keseluruhan bentuk pantai relatif datar, dan jarang atau tidak ditemukannya habitat mangrove. Perairan Wawonii Utara memiliki tinggi gelombang signifikan relatif lebih kecil yaitu 0.54 m dengan periode 4.29 s. Perairan Wawonii Timur Laut menunjukkan tinggi gelombang signifikan sebesar 3.17 m dengan periode gelombang 11.52 s. Kedua perairan memiliki tipe arus sejajar pantai (longshore current). Pada Wawonii Utara kedua titik lokasinya memiliki tingkat kerawanan abrasi dalam kategori sedang dengan skor nilai 13 dan 15 sedangkan pada Wawonii Timur Laut termasuk dalam kategori tinggi dengan skor nilai masing-masing 17 dan 17.Kata Kunci: Wilayah Pesisir, abrasi, Daerah Rawan Abrasi, Fisika Oseanografi, Pulau Wawonii
POLA ARUS PERMUKAAN LAUT DI BAGIAN TERLUAR TELUK KENDARI DAN PERAIRAN SEKITARNYA Nurlin, .; Asmadin, .; Takwir, Amadhan
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 7, No 1: Februari 2022
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v7i1.24338

Abstract

permukaan umumnya bersumber dari gerakan angin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh angin terhadap pergerakan arus permukaan di bagian terluar Teluk Kendari dan Perairan sekitarnya pada musim yang berbeda. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari 2 jenis data yaitu data primer meliputi data arus dan angin serta data sekunder meliputi data pasang surut. Metode penelitian untuk mengukur kecepatan arus permukaan menggunakan metode Euler. Metode  untuk memperhitungkan  nilai  dan  arah  kecepatan  angin  menggunakan  metode  Wind  Rose. Metode untuk memperhitungkan  gerak  osilasi  pasang  surut  secara  periodik  menggunakan  Metode  Admiralty. Hasil  penelitian menunjukkan bahwa pola pergerakan arus  permukaan  laut  di bagian terluar Teluk Kendari dan Perairan sekitarnya pada setiap musimnya memiliki nilai kecepatan arus laut permukaan tertinggi terjadi pada musim timur yaitu 0.26 m/s dengan arah dari Timur menuju ke Barat dan nilai terendah terjadi pada musim peralihan II yaitu 0.01 m/s dengan arah dari Barat menuju ke Timur. Perubahan arah dan kecepatan angin di bagian terluar Teluk Kendari dan Perairan sekitarnya tidak memberikan pengaruh sepenuhnya terhadap perubahan arah dan kecepatan arus permukaan pada setiap musimnnya. Selain angin diduga ada faktor lain yang memengaruhi perubahan arah dan kecepatan arus permukaan, seperti pasang surut, gaya coriolis dan bentuk topografi pada Perairan Teluk Kendari bagian luar dan sekitarnya.Kata Kunci:, Arus, Angin, Pasut, Teluk Kendari
STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (GASTROPODA DAN BIVALVIA) PADA PERAIRAN PANTAI UNTU KECAMATAN TOMIA TIMUR KABUPATEN WAKATOBI Yahya, Yusran; Emiyarti, .; Ira, .
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 7, No 1: Februari 2022
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v7i1.24339

Abstract

Pantai Untu merupakan pantai yang memiliki topografi yang landai dengan dasar perairan dan tipe substratnya yaitu pantai berpasir, berbatu dan berpasir yang bercampur pecahan karang mati sehingga banyak organisme yang hidup dan berkembangbiak di dalamnya khususnya moluska (gastropoda dan bivalvia). Tujuan dari penelitian ini, yaitu mengetahui jenis-jenis dan struktur komunitas gastropoda dan bivalvia di Perairan Pantai Untu. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2020 - Februari 2021 di Perairan Pantai Untu  Kecamatan Tomia Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara. Analisis substrat dan bahan organik dilakukan di Laboratorium Perikanan Universitas Halu Oleo Kendari. Pengambilan data Gastropoda dan bivalvia dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan. Transek garis sepanjang 100 meter yang dibentangkan tegak lurus terhadap garis pantai, yang dilakukan pada saat air laut surut atau menjelang surut terendah. Jenis gastropoda yang ditemukan pada pengamatan di lapangan ditemukan 16 spesies dan jenis bivalvia di temukan 8 spesies. Nilai kepadatan gastropoda dan bivalvia diperoleh bahwa nilai pada Stasiun I, II dan III  dengan kisaran nilai 6,5-7,2 kategori nilai kepadatan yang tinggi. Nilai indeks keanekaragaman diperoleh jenis gastropoda dan bivalvia yaitu indeks keanekaragaman sedang dengan nilai 1,43-2,33 dan nilai indeks keseragaman untuk jenis gastropoda dan bivalvia diperoleh nilai indeks keseragaman tinggi dengan nilai 0,68 - 0,96 serta indeks dominansi yang diperoleh untuk jenis gastropoda adalah kategori indeks dominansi rendah dengan nilai 0,15-0,50.Kata Kunci: Pantai Untu, Gastropoda, Bivalvia
KEANEKARAGAMAN BIOTA PENEMPEL (BIOFOULING) PADA SUBSTRAT KAYU DAN FIBER YANG DIGUNAKAN OLEH KAPAL DI PERAIRAN WOLO KABUPATEN KOLAKA Wulandari, Antika; Ramli, Muhammad; Nurgayah, Wa
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 7, No 1: Februari 2022
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v7i1.24334

Abstract

Biofouling ada jenis biota yang menempel pada suatu substrat. Banyaknya biofouling yang menempel pada badan kapal akan menyebabkan kerusakan dan memperpendek usia pakai kapal. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan biofouling pada kapal kayu dan kapal fiber milik nelayan di Wolo, Kabupaten Kolaka. Pengambilan data biofouling dilakukan pada Bulan Oktober 2020 di di pesisir pantai Wolo, Kabupaten Kolaka menggunakan metode transek kuadrat yang meliputi data keanekaragam dan keseragaman biofouling pada dua jenis kapal serta parameter perairan. Hasil yang diperoleh yaitu biofouling jenis Balanus sp. ditemukan paling dominan pada kedua jenis kapal dan jenis Littorina scabra dan M. withersii ditemukan sebagai jenis minoritas pada kapal fiber. Hasil yang diperoleh yaitu pada kayu ditemukan jenis Balanus sp dan L. scabra dengan nilai keanekaragaman 0,009 dan keseragaman 0,013. Sedangkan pada fiber ditemukan jenis Balanus sp., L. Scabra dan M. withersii dengan nilai keanekaragaman 0,223 dan nilai keseragaman 0,203. Secara keseluruhan, ditemukan lebih banyak jenis biofouling pada kapal fiber namun ditemukan lebih banyak individu pada kapal kayu.Kata kunci: Keanekaragaman, Biofouling, Kapal Kayu, Kapal Fiber, Wolo.
STRUKTUR KOMUNITAS HOLOTHUROIDEA DI PERAIRAN DESA SOMBU KABUPATEN WAKATOBI Hasnia, Wa Ode; Ramli, Muhammad; Rahmadani, .
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 7, No 1: Februari 2022
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v7i1.24340

Abstract

Holothuridae atau Teripang merupakan salah satu komponen utama dalam rantai makanan pada ekosistem perairan. Banyak spesies Holothuridae memiliki nilai ekonomis tinggi dan bermanfaat untuk kesehatan.  Perairan pantai Desa Sombu di Kecamatan Wangi-wangi Kabupaten Wakatobi merupakan perairan yang memiliki potensi sumberdaya hayati laut yang  besar untuk dikelola secara optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis, kepadatan jenis dan struktur komunitas Holothuroidea di Perairan  Desa Sombu Kecamatan Wangi-wangi Kabupaten Wakatobi. Pengambilan data dilakukan pada bulan September - November 2020. Metode penelitian menggunakan metode belt transek dengan bentang garis transek sepanjang 70 m sejajar garis pantai.   Pengambilan data pada tiga stasiun dilakukan dengan 3 kali pengulangan di setiap stasiun.  Hasil penelitian menemukan ada enam jenis Holothuroidea yaitu jenis H. leucospilota, H. atra, E. godeffroyi, O. spectabilis,  H. fuscopunctata dan  H. Whitmaei.  Jenis Holothuroidea yang paling banyak ditemukan adalah  jenis H. Leucospilotaya. Kepadatan jenis Holothuroidea sebesar 0,366 individu/m2. Struktur komunitas pada penelitian ini dengan nilai indeks keanekaragaman tergolong kategori sedang, indeks keseragaman masuk dalam kategori tinggi, dan indeks dominansi masuk dalam kategori rendah.Kata kunci: Holothuroidea, Desa Sombu, Keanekaragaman, Kepadatan, Struktur Komunitas
STATUS KEBERADAAN KIMA (Tridacnidae) DI KAWASAN TAMAN LAUT KIMA TOLI-TOLI, SULAWESI TENGGARA Fitriani, Sri Nunung; Sadarun, Baru; Palupi, Ratna Diyah
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 7, No 1: Februari 2022
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v7i1.24335

Abstract

Taman Laut Kima Toli-Toli merupakan kawasan taman laut yang dibentuk sejak awal tahun 2010 atas kepedulian masyarakat Desa Toli-Toli akan rusaknya kondisi perairan di desa tersebut. Masyarakat Desa Toli-Toli mentranslokasi beberapa jenis kima dari Perairan Labengki dan sekitarnya, sampai ke Kepulauan Menui hingga Kepulauan Banggai. Tujuan dari penelitian ini yaitu, untuk mengetahui status keberadaan kima berdasarkan keanekaragaman dan kepadatannya. Sebagai data pendukung, dilakukan perhitungan persentase penutupan terumbu karang di kawasan Taman Laut Kima Toli-Toli. Pengambilan data lapangan dilakukan pada bulan Oktober 2020, dengan 2 titik stasiun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu belt transect seluas 100 m2 untuk pengambilan data keanekaragaman dan kepadatan kima, dan Line Intercept Transect (LIT) sepanjang 50 m untuk pengambilan data tutupan terumbu karang. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu keanekaragaman hayati kima yang ditemukan sebanyak 7 jenis, yaitu Tridacna derasa, T. maxima, T. crocea, T. squamosa, T. tevoroa, Hippopus hippopus dan H. porcellanus. Rata-rata kepadatan kima di lokasi pnelitian sebesar 0,33 ind/m2, dengan kepadatan tertinggi terdapat pada Stasiun I sebesar 0,41 ind/m2, dan kepadatan terendah terdapat pada Stasiun II sebesar 0,24 ind/m2. Data kepadatan jenis kima tertinggi ditemukan pada T. squamosa sebesar 0,16 ind/m2, dan kepadatan jenis kima terendah pada T. tevoroa sebesar 0,002 ind/m2. Rata-rata kondisi terumbu karang di kawasan Taman Laut Kima Toli-Toli tergolong sedang (45,20%), dimana persentase tutupan terumbu karang hidup pada Stasiun I sebesar 39,33% (kategori sedang) dan Stasiun II sebesar 51,06% (kategori baik). Data kepadatan kima dengan persentase tutupan terumbu karang pada penelitian ini tidak dapat dihubungkan, karena kima yang terdapat pada lokasi penelitian merupakan kima hasil translokasi.Kata Kunci: Desa Toli-Toli, Biodiversitas, Kepadatan, Kima, Terumbu Karang

Page 1 of 1 | Total Record : 7