cover
Contact Name
Fajar
Contact Email
fajarjatinugroho@gmail.com
Phone
+6281226035613
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
BANGUN REKAPRIMA
ISSN : 24432709     EISSN : 25413899     DOI : http://dx.doi.org/10.32497/bangunrekaprima
Bangun Rekaprima: Jurnal Pengembangan Rekayasa, Sosial dan Humaniora as an information container that contains articles about the field of science consisting of results of research, literature review, review of books, journal reviews, popular scientific knowledge, results of translations, and other related texts. The articles of this journal are published every six months, that is on April and Oktober (2 issues per year), and published by Politeknik Negeri Semarang.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 186 Documents
Upaya Peningkatan Kinerja Guru Dalam Menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal Melalui Workshop Sri Khasanah
Bangun Rekaprima Vol 5, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.058 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v5i1.1409

Abstract

Kurikulum berbasis kompetensi menggunakan acuan kriteria dalam penilaian, mengharuskan pendidik dan satuan pendidikan menetapkan kriteria minimal yang menjadi tolok ukur pencapaian kompetensi. Oleh karena itu, diperlukan panduan yang dapat memberikan informasi tentang penetapan kriteria ketuntasan minimal yang dilakukan di satuan pendidikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendiskripsikan Peningkatan Kinerja Guru dalam Menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Melalui Workshop di SDN 2 Jambu. Subjek penelitian: 6 orang guru SDN 2 Jambu. Strategi penyelesaian masalah yang digunakan adalah melalui workshop. Penilaian kinerja guru dalam menetapkan kriteria ketuntasan minimal di SDN 2 Jambu dapat dilakukan melalui pengamatan dan pemantauan guru dalam kegiatan workshop. Dari hasil analisis diperoleh hasil bahwa, workshop sangat efektif untuk meningkatkan kinerja guru dalam menetapkan KKM, karena guru memiliki kesempatan mendiskusikan secara bersama-sama untuk mengkaji dan memecahkan permasalahan berdasarkan keadaan di lapangan, kemudian dapat memperbaikinya atau melakukan tindak lanjut pada siklus berikutnya secara terus menerus apabila masalah belum terselesaikan. Simpulan yang diperoleh: Pelaksanaan tindakan siklus I sesuai observasi melalui rubrik penilaian KKM, nilainya mencapai nilai 120, yang berarti berada pada kategori baik. Sedangkan pada siklus II hasil observasi melalui rubrik penilaian KKM, nilainya mencapai nilai 156, yang berarti berada pada kategori sangat baik. Oleh karena itu guru perlu selalu mengasah diri dalam menguasai langkah-langkah penetapan KKM dan mengaplikasikannya dalam pelaksanaan dan penilaian pembelajaran.
Analisis Kinerja Simpang Bersinyal Pada Jalan Kaligarang – Jalan Kelud Raya – Jalan Bendungan Raya Warsiti Warsiti; Sukoyo Sukoyo; Galih Pamungkas; Muhamad Ryan Herdiansyah
Bangun Rekaprima Vol 2, No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.401 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v2i2.455

Abstract

Sejalan dengan  pesatnya perkembangan kota, tuntutan lalu lintas yang semakin padat, dan permintaan masyarakat terhadap kendaraan yang semakin besar memerlukan perhatian maupun penilaian kerja untuk kondisi persimpangan. Tidak seimbangnya jumlah lalu lintas dengan lebar efektif jalan, pendeknya waktu hijau akan menyebabkan tundaan serta antrian lalu lintas pada persimpangan. Perencanaan lebar pendekat, pengaturan fase dan waktu siklus optimum ditujukan untuk menaikkan kapasitas persimpangan dan sedapat mungkin menghindari terjadinya konflik lalu lintas.Sebagaimana hal tersebut diatas, dicoba untuk mengadakan studi pada persimpangan bersinyal. Studi ini menggunakan metode pendekatan dari MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) dengan meninjau persimpangan “Jalan Kaligarang  –  Jalan  Kelud Raya – Jalan Bendungan Raya”. Setelah dilakukan analisis dari data yang diperoleh di lapangan, didapat nilai derajat kejenuhan untuk tiap pendekat adalah antara 0,907-0,927.Hal ini menunjukkan bahwa kinerja persimpangan tidak layak dioperasikan. Solusi yang dilakukan adalah dengancara perubahan waktu hijau sebanyak 14 detik pada lengan bagian barat (Jalan Kaligarang Barat), waktu siklus berubah dari 157 detik menjadi 171 detik dan penambahan lebar satu lajur (sepanjang 3,5 meter) pada pendekat T (Jalan Kaligarang Timur), penambahan satu lajur (sepanjang 3,5 meter) pada pendekat U (Jalan Bendungan Raya) dan penambahan 1,4 meter (dari 5,6 meter menjadi 7 meter) pada pendekat S (Jalan Kelud Raya). Setelah dilakukan perubahan tersebut, nilai derajat kejenuhan pada tiap pendekat menurun menjadi 0,494-0,794 dengan tingkat pelayanan simpang E.Kata kunci: Kinerja Simpang, Derajat Kejenuhan, Panjang Antrian, Tundaan.
Rancang Bangun Kontrol Industri Berbasis Wireless Networked Control System (WNCS) Menggunakan Arduino Ari Sriyanto Nugroho; Wahyu Sulistyo; Thomas Agung Setyawan
Bangun Rekaprima Vol 3, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (594.433 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v3i1.759

Abstract

Integrasi dan konvergensi komunikasi, komputasi, dan kontrol selama dekade terakhir telah mengilhami para peneliti dan praktisi dari berbagai disiplin ilmu  untuk tertarik di bidang  Wireless Networked Control System (WNCS). Secara umum, WNCS terdiri dari sensor, actuator, dan pengendali operasi yang didistribusikan di lokasi geografis yang berbeda dan dikoordinasikan dengan  informasi yang dipertukarkan melalui jaringan komunikasi. Penggunaan Internet telah menjadi salah satu kekuatan pendorong utama untuk penelitian dan pengembangan WNCS. Penelitian ini bertujuan membuat model dan merancang kontrol industri berbasis wireless networked control system (WNCS) menggunakan arduino. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah membuat rancangan model kemudian diimplementasikan dalam prototipe. Selanjutnya prototipe terbut diuji fungsionalitasnya. Model yang dirancang menggunakan jaringan Ethernet sebagai protokol akses untuk medium pembawa. Protokol aplikasi yang digunakan adalah HTTP yang berjalan di atas protocol TCP/IP. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa model yang dirancang berhasil diimplementasikan dan berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.Kata kunci: Wireless Networked Control System (WNCS), Kontrol Industri, Arduino
Kajian Eksperimental Live Bed Scour Di Hilir Bed Sill Pada Sedimen Dasar Tidak Seragam Junaidi Junaidi; Wildana Latif Mahmudi; Suroso Suroso; Sugiharto Sugiharto
Bangun Rekaprima Vol 4, No 1 (2018): APRIL 2018
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (732.309 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v4i1.1116

Abstract

Proses gerusan terjadi pada kondisi clear water scour setelah tercapainya fase kesetimbangan (equilibrium) dimana dimensi lubang gerusan yang terjadi di hilir bangunan sangat bergantung pada waktu. Ada tiga tahap pembentukan lubang gerusan lokal, yaitu tahap awal yang cepat, tahap pembentukan, dan tahap akhir berupa perlambatan hingga mencapai kesetimbangan (equilibrium). Bentuk lubang gerusan sangat bergantung pada jarak antar bed sill. Ada dua bentuk lubang gerusan, yaitu bentuk quasi-parabolic dan spoon. Bentuk quasi-parabolic terjadi pada jarak yang pendek antar bed sill, sementara bentuk spoon terjadi pada jarak bed sill yang besar. Lapis armoring memiliki nilai diameter median (d50) yang makin besar dengan makin besarnya jarak interval antar bed sill. Fenomena gerusan di hilir bangunan hidraulik di alam terjadi pada kondisi banjir dimana juga terangkut material / butiran-butiran sedimen dari hulu. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati perilaku gerusan di hilir bed sill pada kondisi adanya sedimen terangkut dari hulu bangunan (live bed scour) dengan material dasar saluran dari sedimen tidak seragam. Penelitian dilakukan di Laboratorium Hidraulika Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang dengan menggunakan saluran terbuka / flume yang dilengkapi dengan sirkuit hidraulik, pintu, dan alat-alat ukur lainnya. Gerusan lokal di hilir bed sill pada kondisi live bed scour diteliti dengan melakukan serangkaian percobaan dimana material sedimen dasar tidak seragam digunakan dengan gradasi yang sama dengan sedimen yang disuplai dari hulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedalaman gerusan maksimum ys terbentuk secara cepat dan mencapai nilai mendekati kesetimbangan dalam waktu pendek (2 jam). Fase erosif jangka pendek secara jelas terbedakan dari fase jangka panjang berdasarkan profil pembentukan lubang gerusan terhadap waktu. Pada awal pengujian juga tampak bahwa kedalaman gerusan berkurang dengan meningkatnya debit aliran. Pengurangan kedalaman gerusan maksimum (ys) pada kondisi live bed scour dibanding pada kondisi clear water scour dapat diukur dari loncat morfologis a1. Nilai-nilai non dimensi rasio a1/Δ.D50 menegaskan bahwa persamaan yang digunakan dapat dipilih untuk a1/Δ.D50 hingga 9.0.Kata kunci: Gerusan, bed sill, live bed scour, equilibrium, flume.
Peningkatan Produktivitas Kerja Melalui Penerapan Program K3 Di Lingkungan Konstruksi Nur Aini Faridah Rahmawati; Martono Martono; Sugiharto Sugiharto; Karnawan Joko Setyono; Parhadi Parhadi
Bangun Rekaprima Vol 5, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.327 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v5i1.1404

Abstract

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat serta untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Faktor utama yang menjadi tulang punggung suatu pekerjaan adalah manusia, dalam hal ini adalah para pekerja. Dengan adanya penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk mengubah pola pikir para pekerja dan membangkitkan kesadaran dari dalam diri para pekerja bahwa pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Maka dari itu mengingat bahwa adanya bahaya potensi risiko kerja di bidang jasa konstruksi maka masyarakat supaya untuk senantiasa menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang akan berpotensi untuk meningkatkan Produktivitas kerja bagi para pekerja. Penerapan program K3 yang di lakukan oleh PT. Sinar Cerah Sempurna Semarang dalam pembangunan gedung penunjang pelayanan RSUP Dr.Kariadi antara lain dimulai dari Project Safety Review, Safety Inspection, Pemasangan rambu-rambu proyek, Safety morning, Kelengkapan Alat Pelindung Diri, Pemasangan Safety Nett, Pemasangan Safety Line, Pemasangan lampu penerangan hingga Kebersihan Area proyek. Kegiatan Penerapan Program K3 ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas bagi para pekerja dibidang konstruksi.
Kalimat Efektif Dalam Berkomunikasi Trismanto Trismanto
Bangun Rekaprima Vol 2, No 1 (2016): April 2016
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.534 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v2i1.708

Abstract

Dalam sebuah komunikasi, kalimat memiliki peranan yang sangat penting, lebih-lebih dalam komunikasitertulis.Kejelasan makna kalimat menjadi kunci keberhasilan komunikasi antara penulis dan pembaca.Olehkarena itu, dalan setiap komunikasi, khususnya komunikasi tertulis, dibutuhkan kalimat-kalimat yang baik.Kalimat yang baik harus memenuhi persyaratan gramatikal. Artinya, kalimat tersebut disusun berdasarkankaidah-kaidah yang berlaku, yaitu (1) unsur-unsur penting yang harus ada dalam suatu kalimat, (2) aturan-aturan tentang ejaan (EYD), dan (3) cara-cara memilih kata (pendiksian). Kalimat yang jelas dan baik akanmudah dipahami orang lain secara tepat. Kalimat yang demikian itu disebut kalimat efektif, yang secara tepatdapat mewakili pikiran dan keinginan penulisnya.Kata kunci: Kalimat efektif, gramatikal, ejaan, pendiksi.
Model Pembelajaran Untuk Mengenalkan Kewirausahaan Pada Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah Dwi Ampuni Agustina
Bangun Rekaprima Vol 3, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.105 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v3i2.866

Abstract

Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang dimulai pada 31 Desember 2015 menuntut tersedianya sumberdaya manusia yang terampil serta memiliki kompetensi yang tinggi untuk bersaing ditingkat regional, nasional dan internasional. Pendidikan kewirausahaan merupakan komponen penting dalam meningkatkan kompetensi dan kemandirian siswa untuk menangkap peluang di era pasar bebas. Pendidikan kewirausahaan perlu dilakukan sejak dini. Makalah ini dimotivasi oleh pengenalan dan minat siswa sekolah dasar yang masih rendah terhadap profesi wirausaha dibanding profesi lain. Artikel ini menggunakan studi literatur untuk mengeksplorasi dan menumbuhkan nilai-nilai kewirausahaan pada siswa sekolah dasar dan bertujuan untuk membahas model pembelajaran untuk mengenalkan nilai-nilai kewirausahaan pada siswa sekolah dasar kelas rendah dalam mendukung kompetensi SDM di era pasar bebas. Pendidikan kewirausahaan merupakan komponen penting dalam meningkatkan kompetensi dan kemandirian siswa untuk menangkap peluang di era pasar bebas; Kurikulum berbasis kewirausahaan memberikan arahan pembelajaran siswa Sekolah Dasar;Guru mempunyai peran penting ;Pada tingkat pendidikan dasar, penanamkan konsep-konsep terkait dengan kegiatan kewirausahaan dapat di berikan, walau hanya pengenalan minimalis.Kata Kunci: Kewirausahaan, Model Pembelajaran, Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I Sekolah Dasar Dalam Menentukan Waktu Dan Memberikan Contoh Hidup Rukun Di Rumah Dan Di Sekolah Harydha Harydha
Bangun Rekaprima Vol 4, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.441 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v4i2.1201

Abstract

Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) di mana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada. Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran tematik dikategorikan menjadi tiga dimensi yaitu dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan keterampilan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan.Metode demonstrasi pada dasarnya guru dalam menyampaikan materi pelajaran dengan sengaja mempertunjukkan atau memperagakan tindakan suatu proses yang disertai dengan penjelasan dari guru sehingga memperjelas pemahaman siswa tentang sesuatu hal yang sedang dipelajari sehingga perhatian siswa terpusat dan akan lebih tertarik. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ). Hasil yang diperoleh pada Siklus pertama ketuntasan belajar mencapai 78,38%, yang mendapat nilai 100 ada 4 anak, 90 ada 8 anak, 80 ada 12 anak, 70 ada 7 anak, dan 60 ada 6 anak sedangkan untuk 8 siswa belum mampu mencapai tingkat ketuntasan belajar 21,62%, sedangkan pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus 2 pada pembelajaran Matematika menentukan waktu  (pagi, siang, malam) hari dan jam (secara bulat), dan Pendidikan Kewarganegaraan memberikan contoh hidup rukun melalui kegiatan di rumah maupun di sekolah nampak ada peningkatkan yang sangat berarti. Melalui hasil monitoring selama tindakan berlangsung dari 37 siswa kelas II menunjukkan ada 34 siswa telah mampu mencapai tingkat ketuntasan belajar 91,89 % dan 3 siswa belum mampu mencapai tingkat ketuntasan belajar 8,11 %.
Struktur Ketatanegaraan Ri Berdasarkan Pancasila Dan UUD 1945 (Sebelum Dan Sesudah Amandemen) Puji Wahyumi
Bangun Rekaprima Vol 1, No 2 (2015): Oktober 2015
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.019 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v1i2.702

Abstract

Bagi sebuah negara, keberadaan UUD sangatlah penting, meskipun UUD bukanlah syarat mutlak untuk berdirinya sebuah negara.Dalam perkembangannya, sebuah UUD bisa diubah bahkan bisa diganti.Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan Indonesia, UUD kita sudah berganti tiga kali dan UUD 1945 sudah empat kali mengalami perubahan (amandemen).Perubahan UUD 1945 berdampak pada terjadinya perubahan pada struktur ketatanegaraan Indonesia. Lembaga tertinggi negara sekarang sudah tidak ada lagi dan semua lembaga negara kedudukannya sama. Hal ini membawa konsekwensi bahwa antar lembaga negara yang ada tidak bisa saling membubarkan namun fungsi saling mangawasi antar lembaga negara diharapkan bisa berjalan dengan baik sesuai dengan yang diatur dalam UUD 1945.Kata Kunci : UUD, Amandemen, Lembaga Negara.
Pengaruh Penambahan Fly Ash Dan Bottom Ash Terhadap Mutu Paving Kusdiyono Kusdiyono; Tedjo Mulyono; Supriyadi Supriyadi
Bangun Rekaprima Vol 3, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.847 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v3i2.861

Abstract

Fly ash dan bottom ash merupakan limbah padat dihasilkan sisa pembakaran batubara pada pembangkit listrik tenaga uap atau proses industri lainnya. Limbah padat ini terdapat dalam jumlah yang relatif besar, sehingga memerlukan pengelolaan yang serius agar tidak menimbulkan masalah pencemaran lingkungan, seperti pencemaran udara, perairan dan penurunan kualitas ekosistem lainnya. Fenomena yang terjadi, penanganan limbah ini tidak maksimal, terbukti masih adanya perusahaan membuang abu batu bara di Jalan lingkar selatan kota Salatiga (Suara Merdeka, 2012), limbah batu bara makan korban di Kayen, Pati (Sura Merdeka, 2012), kejadian seperti ini menunjukkan bahwa pengelolaan limbah padat dari industri tidak dikelola dengan baik. Sementara penelitian dibidang Rekayasa Bahan sudah banyak dilakukan oleh peneliti sebagai upaya untuk memecahkan permasalahan dan memanfaatkan limbah industri ini untuk dapat diproduksi menjadi industri lain seperti bahan bangunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu paving (Bata beton) dengan bentuk empat persegi panjang dengan ukuran 60 mm x 100 mm x 200 mm dan model/jenis B2,5, B5, B7,5, B10, B12,5, B15, B17,5 dan B20 terdapat peningkatan kuat tekan rata-rata dibanding dengan model/jenis BN (tanpa penambahan fly ash dan bottom ash). Tertinggi pada penambahan fly ash dan bottom ash 5% dengan kekuatan tekan rata-rata mencapai 225,37 kg/cm² umur 14 hari, sedang penurunan terjadi pada penambahan fly ash dan bottom ash mulai dari 7,5% sampai 20% dengan penurunan kuat tekan rata-rata terendah 144,36 kg/cm² pada umur uji 14 hari. Persamaan regresi yang didapat Y= - 4,130 X² - 38,91 X + 117,2 dengan nilai korelasi R² = 0,766, artinya dengan penambahan fly ash dan bottom ash mempunyai pengaruh kuat terhadap kuat tekan paving (Bata beton). Sehingga diperoleh suatu gambaran bahwa dengan menambahkan fly ash dan bottom ash pada pembuatan paving (Bata beton) mutunya dapat menjadi lebih baik.Kata Kunci: Fly Ash, Bottom Ash, Pencemaran, Mutu Paving

Page 3 of 19 | Total Record : 186