cover
Contact Name
Akuatika Indonesia
Contact Email
akuatika.indonesia@unpad.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
akuatika.indonesia@unpad.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Akuatika Indonesia
ISSN : 2528052X     EISSN : 26217252     DOI : -
Jurnal Akuatika Indonesia berisi tulisan ilmiah untuk bidang ilmu hewan dan zoologi yang mencakup aspek budidaya perikanan, bioteknologi perikanan, pengelolaan sumberdaya perikanan, sosial ekonomi perikanan, teknologi hasil perikanan, perikanan tangkap dan oseanografi. Akhir kata semoga kehadiran Jurnal Akuatika Indonesia dapat mengkomunikasikan dengan baik berbagai aspek tentang Perikanan dan Kelautan.
Arjuna Subject : -
Articles 136 Documents
Kelimpahan Plankton di Waduk Cirata Provinsi Jawa Barat Nurruhwati, Isni; Hasan, Zahidah; Sahidin, Asep
Jurnal Akuatika Indonesia Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.83 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan plankton di Waduk Cirata. Penelitian dilakukanselama 11 bulan dari Bulan Maret 2015 sampai dengan Bulan Februari 2016. Pengambilan sampel dilakukandi tiga stasiun yaitu inlet, tengah dan outlet Waduk Cirata. Hasil penelitian menunjukan kelimpahan StasiunI rata-rata 16,646x103 ind/l dan Stasiun II kelimpahan rata-rata 13,384x103 ind/l dan Stasiun III 11,742x103ind/l. Pada Stasiun 1 ditemukan dengan jumlah taxa tertinggi berkisar antara 16-20 taxa. Sedangkan jumlahtaxa paling rendah ditemukan pada stasiun III dengan kisaran jumlah 14-18 taxa. Kelimpahan totalfitoplankton berkisar 11,052x103-15,692x103 ind/l, sedangkan kelimpahan total zooplankton berkisar 684–962 ind/l. Berdasarkan hasil pengukuran kelimpahan plankton di Waduk Cirata tersebut masih dalamkelimpahan sedang.Kata kunci: Kelimpahan, Plankton, Waduk Cirata
Tipologi Ekonomi Komoditas Perikanan dan Status Sektor Perikanan Pada Pembangunan Wilayah di Kabupaten Bandung Barat Rizal, Achmad
Jurnal Akuatika Indonesia Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.83 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan tipologi sektor perikanan di Kabupaten Bandung Barat;menganalisis laju pertumbuhan sektor perikanan dalam lima tahun terakhir (2009-2013) Kabupaten BandungBarat; dan untuk menganalisis peran perikanan sektor pada pembangunan daerah Kabupaten Bandung Barat.Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan beberapa teknik analisis,yaitu analisis Klassen Tipologi, analisis (LQ), analisis Localization Index (LI), analisis Spesialization Index(SI) dan Shift Share (SS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi terbaik dari komoditas di KabupatenBandung Barat adalah ikan patin / Pengasius hypophthalmus (jumlah rata-rata LQ komoditas 1,92). Poinkeunggulan daerah dengan menggunakan LQ (rata-rata nilai 1,82), LI (di bawah 0,5), dan SI (0,01 nilai0,07-0,09 / nilai di bawah 0,5). Titik LQ menunjukkan bahwa sektor perikanan di Kabupaten Bandung Baratadalah sektor basis, tetapi poin lain (LI dan SI) menunjukkan bahwa sektor perikanan bukanlah sektorpenggerak pada struktur perekonomian wilayah. Berdasarkan tipologi Klassen dan teknik Shift-Share, sektorperikanan di Kabupaten Bandung Barat merupakan sektor dengan pertumbuhan yang lambat dan kurangkompetitif (pada tipologi klassen berada di kuadran 2).Kata kunci: Perikanan, Pembangunan Daerah, Tipologi
Hubungan antara Persen Penutupan dan Simpanan Karbon Lamun Mashoreng, Supriadi; Selamat, Muhammad Banda; Amri, Khairul; La Nafie, Yayu Anugerah
Jurnal Akuatika Indonesia Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.83 KB)

Abstract

Padang lamun merupakan salah satu ekosistem pesisir yang berperan sebagai penyimpan karbon yang cukup penting. Diperlukan metode untuk mengestimasi karbon tersimpan lamun dengan memanfaatkan citra satelit sehingga dapat dilakukan secara cepat, mudah dan murah. Sebagai tahap awal untuk mengestimasi karbon tersimpan menggunakan citra satelit, diperlukan model hubungan antara tutupan jenis lamun dengan karbon tersimpannya sebagaimana yang dilakukan pada penelitian ini. Penelitian dilakukan pada bulan September-Oktober 2016 di Pulau Barranglompo Makassar. Penelitian diawali dengan mengambil biomassa 6 jenis lamun yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Halodule uninervis, Halophila ovalis dan Syringodium isoetifolium pada area seluas 25cm x 25 cm. Pengambilan biomassa setiap jenis lamun dilakukan untuk masing-masing jenis dengan 10 tingkatan persentase tutuapn lamun. sebanyak 10 kali pada persen tutupan jenis lamun yang berbeda-beda, mulai dari tutupan rendah sampai tutupan tertinggi yang ditemukan di lapangan. Penentuan penutupan lamun dilakukan dengan cara visual pada plot berukuran 50cm x 50cm. Selanjutnya dilakukan analisis karbon organik jaringan lamun (daun, rhizoma, akar dan seludang) masing-masing jenis, dengan ulangan 5 kali.  Hasil perkalian antara biomassa lamun dengan kandungan karbonnya merupakan karbon tersimpan lamun tersebut. Hubungan antara persen tutupan jenis lamun dan karbon tersimpan dianalisis menggunakan regresi polynomial.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada semua jenis lamun yang diamati, hubungan antara persen tutupan dengan simpan karbonnya mempunyai hubungan positif yang kuat. Koefisien determinasi, r2 berkisar 0,7413-0,9838 untuk simpanan karbon bagian bawah dan 0,8017-0,9683 untuk simpanan karbon bagian atas.
Kebiasaan Makan Beberapa Spiny Lobster di Teluk Gerupuk dan Teluk Bumbang, Nusa Tenggara Barat Purnamaningtyas, Sri Endah; Nurfiani, Amula
Jurnal Akuatika Indonesia Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.83 KB)

Abstract

Sumberdaya lobster merupakan komoditas ekspor dari sektor perikanan dan merupakan sasaran dari penangkapan (target spesies) yang cukup penting bagi usaha penangkapan di Nusa Tenggara Barat. Makanan merupakan kunci pokok bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup lobster. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebiasaan makan beberapa spiny lobster di Teluk Gerupuk dan Bumbang, Nusa Tenggara Barat.  Pengambilan sampel dilakukan pada bulan April dan September 2015 serta Mei 2016, sampel diperoleh dari pengumpul lobster yang diambil pada malam hari, kemudian pagi hari diambil isi makanannya dan diukur panjang berat. Isi saluran pencernaan diawetkan dengan menggunakan formalin 4%.  Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui kebiasaan makan merupakan kombinasi antara analisis kualitatif dan kuantitatif  dengan menggunakan indeks bagian terbesar (Index of Preponderance). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan makan lobster terdiri dari dua kelompok, yaitu: 1. omnivora dan 2. Carnivora. Kelompok omnivore terdiri dari: Panullirus longipes, Panullirus versicolor, Panullirus ornatus dan Panullirus penicialliatus femotrigista yang banyak memanfaatkan detritus, makrofita dan moluska sebagai makanan utama. Kelompok carnivore terdiri dari: Panullirus penicialliatus dan Panullirus homarus dengan memangsa krustasea dan moluska sebagai makanan utamanya.
Kelimpahan Bakteri Coliform Pada Air Laut, Sedimen dan Foraminifera Jenis Calcarina Di Ekosistem Terumbu Karang Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta Yuliadi, Lintang Permatasari; Askar, Agus Tri; Agung, Mochamad Untung Kurnia; Andriani, Yuli
Jurnal Akuatika Indonesia Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.83 KB)

Abstract

Bakteri coliform sudah lama dikenal sebagai bioindikator cemaran bahan organik di suatu perairan. Perairan laut merupakan muara bagi semua jenis limbah baik organik maupun anorganik yang berasal dari daratan. Foraminifera yang merupakan diatom bentik yang khas ditemukan di ekosistem terumbu karang juga dapat terkontaminasi bakteri coliform pada perairan yang mengalami kondisi pencemaran bahan organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kelimpahan bakteri coliform pada air laut, sedimen dan foraminifera jenis calcarina. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2017 di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Molekuler (MICROMOL) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Padjadjaran. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Most Probable Number (MPN) yang dibandingkan dengan standar baku mutu Kep-51/MENKLH/2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan bakteri coliform pada air laut yaitu 9->1100 MPN/100 mL, pada sedimen sebesar 7-803,33 MPN/100 g dan yang ditemukan pada foraminifera jenis calcarina berkisar <3-16 MPN/100 g. Nilai bakteri coliform yang didapat pada sampel sedimen dan foraminifera masih dibawah ambang batas baku mutu Kementrian Lingkugan Hidup Nomor 51 tahun 2004. Namun, Pada sampel air laut hanya stasiun 1 dan stasiun 2 sudah melebihi batas ambang baku mutu yaitu 1100 MPN/100 ml.
Kajian Awal Kemunculan Hiu Paus (Rhyncodon typus, Smith 1828) di Teluk Tomini Dihubungkan dengan Faktor Fisik dan Biologi Perairan Rahman, Arip; Haryadi, Joni; Sentosa, Agus Arifin; Mujiyanto, Mujiyanto
Jurnal Akuatika Indonesia Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.83 KB)

Abstract

Kemunculan hiu paus di Desa Botubarani Teluk Tomini Gorontalo menjadi fenomena langka bagi masyarakat setempat. Kegiatan pengamatan kemunculan hiu paus (Rhincodon typus) dilakukan pada bulan April dan Mei 2016 di Teluk Tomini Gorontalo. Metode penelitian yang digunakan adalah pengamatan bawah air untuk mengidentifikasi hiu paus dan tingkah lakunya. Pengukuran kualitas air dan pengambilan sampel plankton dan larva dilakukan disekitar lokasi kemunculan hiu paus. Selama pengamatan ditemukan lima ekor hiu paus dengan ukuran berkisar 3-8 m. Tingkah laku hiu paus yang teramati oleh penyelam, hiu paus muncul dari kedalaman >100 m kemudian berenang berputar-putar pada kedalaman 15-20 m sesekali membuka mulutnya untuk menyaring makanan. Hasil pengamatan kualitas air disekitar lokasi kemunculan hiu paus, nilai salinitas berkisar antara 31,96-33,23 0/00, nilai oksigen terlarut berkisar 6,02-7,48 mg.l-1. Kelimpahan zooplankton tertinggi diperoleh pada pengamatan bulan April yaitu Acartia sp. dari kelas Crustaceae dengan kelimpahan 12385 ind.l-1. Kelimpahan larva disekitar lokasi kemunculan hiu paus didominasi oleh copepod dan larva ikan. Faktor makanan diduga menjadi salah satu faktor munculnya hiu paus di Teluk Tomini.
Struktur Komunitas Fitoplankton di Perairan Pangandaran Suryadi, Ibnu Bangkit Biosina; Kelana, Perdana Putra
Jurnal Akuatika Indonesia Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.83 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Perairan Pangandaran Kabupaten Pangandaran selama empat bulan dimulai pada bulan April hingga bulan Juli 2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi struktur komunitas fitoplankton di Perairan Pangandaran yang merupakan daerah wisata.Pengambilan contoh fitoplankton dilakukan pada tiga titik yaitu di wilayah terumbu karang pantai timur dan barat serta karamba di pantai timur. Hasil penelitian menunjakan bahwa terdapat 10 genus dari kelas Bacillariophyceae, tiga genus dari kelas Chlorophyceae dan dua genus dari kelas Dinophyceae serta satu genus dari kelas Cyanophyceae. Kelimpahan fitoplankton di Perairan Pangandaran berkisar antara 48-166 ind/l. Indeks keanekaragaman dan keseragaman di Perairan Pangandaran berkategori sedang dan indeks dominasi berkategori rendah.
Analisis Peran Kelembagaan Lokal Nelayan Dan Strategi Pengembangannya Dalam Pengelolaan Dan Pemanfaatan Telur Ikan Terbang di Kabupaten Polman Sulawesi Barat Yusuf, Djumran; Arief, A. Adri; Amiluddin, Amiluddin; Ali, Syamsu Alam; Indar, M. Yusran Nur
Jurnal Akuatika Indonesia Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.83 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Mengkaji keberadaan “lembaga” dalam masyarakat, baik dalam artian “wadah” maupun dalam artian “aturan dan norma” mengenai pemanfaatan sumberdaya ikan terbang. (2) Menganalisis profil dan peran lembaga masyarakat dalam kaitannya dengan pengelolaan sumberdaya perikanan. (3) Menelusuri faktor-faktor penjelas bagi ketidakberdayaan lembaga masyarakat dalam mengarahkan dan membentuk perilaku positif terhadap lingkungan sumberdaya perikanan. (4) Revitalisasi peran kelembagaan lokal yang aplikatif atau akomodatif dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya telur ikan terbang. Metode yang digunakan adalah kualitatif (qualitative research) yang bersifat deskriptif kualitatif empirik dengan teknik efek snowball melalui pendekatan triangulasi, dan menggunakan metode grounded research. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, pengamatan terlibat, dan penggunaandokumen. Analisis data menggunakan pendekatan componetial analysis mulai dari reduksi, penyajian dan kesimpulan data. Hasil yang ditemukan bahwa perilaku nelayan tuing-tuing Desa Pambusuang masih dominan mempertahankan nilai tradisi sehingga eksploitasi ikan dan telur ikan terbang berlandaskan tingkat kebutuhan dan keberlanjutan ekosistem. Fungsi kelembagaan non formal telah terinternalisasi dalam pengelolaan dan pemanfaatan telur ikan terbang. Sementara kelembagaan formal menunjukkan peran dan fungsi yang belum optimal dalam mengintegrasikan diri ke dalam praktek-praktek tradisi yang mendukung upaya pelestarian ikan terbang. Skenario sistim kelembagaan dalam pengelolaan dan pemanfaatan ikan dan telur ikan terbang yang aplikatif, akomodatif harus merujuk kepada aksesibilitas yang terbuka bagi masyarakat (nelayan) dalam menyalurkan aspirasi dan partisipasinya yang terwadahi oleh pengitegrasian antara kelembagaan formal dan non formal berdasarkan konteks lokal.
Keselamatan Kerja Di Area Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat Asriani, Ayu; Purwangka, Fis; Imron, Mohammad
Jurnal Akuatika Indonesia Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.83 KB)

Abstract

Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu dibagi menjadi dua wilayah yaitu wilayah kerja dan wilayah pengoperasian.  Salah satu faktor yang menunjang keselamatan kerja adalah dengan adanya fasilitas di kedua wilayah tersebut.  Pihak pelabuhan sudah berupaya meningkatkan keselamatan masyarakat dan nelayan.  Tujuan penelitian ini mengidentifikasi area kerja beserta fasilitas pelabuhan yang menunjang keselamatan kerja dan mengidentifikasi pengelolaan keselamatan kerja di area PPN Palabuhanratu Sukabumi Jawa Barat.  Data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder.  Data primer ini diperoleh dengan cara wawancara dan kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dengan cara penelusuran dokumen (peraturan) mengenai keselamatan kerja di laut pada instansi terkait.  Pengambilan data dilakukan dengan metode purposive sampling terhadap beberapa pihak yang berkepentingan dengan keselamatan kerja nelayan seputar keselamatan kerja.  Fasilitas yang ada di pelabuhan untuk menunjang keselamatan kerja sudah memenuhi sebesar 69% standar yang berlaku sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor KEP.16/MEN/2006 tentang Pelabuhan Perikanan, peraturan yang sudah ada untuk menyesuaikan SOP yang berlaku mengenai keselamatan kerja di PPN Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat.  Pihak pengelola PPN Palabuhanratu telah mengacu Peraturan Pemerintah nomor 20/PERMEN-KP/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan.  Struktur organisasi PPN Palabuhanratu Sukabumi Jawa Barat memiliki nilai persentase sebesar 70,1% dengan kategori sedang dalam upaya peningkatan fasilitas pelabuhan.Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu dibagi menjadi dua wilayah yaitu wilayah kerja dan wilayah pengoperasian.  Salah satu faktor yang menunjang keselamatan kerja adalah dengan adanya fasilitas di kedua wilayah tersebut.  Pihak pelabuhan sudah berupaya meningkatkan keselamatan masyarakat dan nelayan.  Tujuan penelitian ini mengidentifikasi area kerja beserta fasilitas pelabuhan yang menunjang keselamatan kerja dan mengidentifikasi pengelolaan keselamatan kerja di area PPN Palabuhanratu Sukabumi Jawa Barat.  Data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder.  Data primer ini diperoleh dengan cara wawancara dan kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dengan cara penelusuran dokumen (peraturan) mengenai keselamatan kerja di laut pada instansi terkait.  Pengambilan data dilakukan dengan metode purposive sampling terhadap beberapa pihak yang berkepentingan dengan keselamatan kerja nelayan seputar keselamatan kerja.  Fasilitas yang ada di pelabuhan untuk menunjang keselamatan kerja sudah memenuhi sebesar 69% standar yang berlaku sesuai dengan peraturan Peraturan pemerintah Pemerintah nomor KEP.16/MEN/2006 tentang pelabuhan Pelabuhan perikananPerikanan, peraturan yang sudah ada untuk menyesuaikan SOP yang berlaku mengenai keselamatan kerja di PPN Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat.  Pihak pengelola PPN Palabuhanratu telah mengacu peraturan Peraturan pemerintah Pemerintah nomor 20/PERMEN-KP/2009 tentang organisasi Organisasi dan tata Tata kerja Kerja unit pelaksana Pelaksana teknis Teknis pelabuhan Pelabuhan perikananPerikanan.  Struktur organisasi PPN Palabuhanratu Sukabumi Jawa Barat memiliki nilai presentasipersentase sebesar 70.,1% dengan kategori sedang dalam upaya peningkatan fasilitas pelabuhan.
Daya Dukung Lingkungan dan Analisis Kesesuaian pada Wisata Hiu Paus (Rhincodon typus) di Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Kabupaten Nabire Prihadi, Donny Juliandri; Nuryana, Aris; Lili, Walim; Ihsan, Yudi Nurul; Ihsan, Evi Nurul
Jurnal Akuatika Indonesia Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.83 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Perairan Kwatisore, Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Kabupaten Nabire untuk mengetahui kesesuaian kondisi lingkungan perairan dan daya dukung kawasan dalam mendukung pengembangan wisata hiu paus (Rhincodon typus) di perairan Kwatisore. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode cross section dimana data bersumber dari data primer yakni data yang dikumpulkan melalui observasi di lapangan dan data sekunder yang bersumber dari pengelola wisata dan instansi terkait. Data tersebut kemudian dianalisis dengan metode Water QualityIndex (WQI) dan analisis kesesuaian serta analisis daya dukung kawasan. Pengambilan data primer dilakukan di 11 stasiun berdasarkan titik kemunculan hiu paus selama tahun 2013 – 2015. Hasil analisis Water Quality Index(WQI) menunjukkan bahwa kondisi perairan Kwatisore baik air laut maupun tawar tergolong normal atau belum tercemar. Hasil perbandingan baku mutu air laut untuk wisata bahari dan biota laut menunjukkan bahwa perairan Kwatisore sesuai untuk dijadikan wisata bahari dan habitat biota laut seperti hiu paus. Penentuan waktu terbaik dalam melihat hiu paus adalah ketika fase bulan baru atau pada minggu 1 dan 2 awal bulan. Untuk analisis kesesuaian kawasan untuk wisata melihat hiu paus menunjukkan bahwa stasiun 1, 4, 7, 8, 9 dan 11 termasuk dalam kriteria S1 atau sangat sesuai,sedangkan stasiun 2, 3, 5, 6 dan 10 termasuk S2 atau sesuai sebagai lokasi melihat hiu paus. Hasil perhitungan nilai daya dukung kawasan (DDK) wisata hiu paus di perairan Kwatisore mencapai 108 wisatawan/hari.

Page 1 of 14 | Total Record : 136