cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
JURNAL PEMBANGUNAN DAN KEUANGAN DAERAH
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Economy,
Arjuna Subject : -
Articles 313 Documents
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN 2007-2013 DI KABUPATEN BANGGAI PROVINSI SULAWESI TENGAH Himran, Yofandi Djibran; Koleangan, Rosalina Anna Maria; Kawung, George M.V.
JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 18, No 2 (2016): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35794/jpekd.13027.18.2.2016

Abstract

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN EFEKTIFITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN 2007 - 2013 DI KABUPATEN BANGGAI Yofandi Himran, Rosalina A.M Koleangan, George Kawung Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Magister Ilmu Ekonomi Universitas Sam Ratulangi, Manado ABSTRAK Pendapatan asli daerah (PAD) dan dana perimbangan merupakan sumber penerimaan daerah dan bila semakin besar penerimaan PAD maka semakin kecil ketergantungan pada pemerintah pusat, sebab PAD merupakan sumber penerimaan dari dalam daerah sendiri yang di pungut berdasarkan ketentuan undang-undang yang berlaku. Penelitian ini bertujuan mengetahui besar kecilnya tingkat kemandirian, ketergantungan dan desentralisasi selama kurun waktu 2007-2013, di kabupaten banggai dan dari hasil analisis dapat di lihat rata-rata kinerja keuangan daerah menggambarkan kinerja keuangan yang belum optimal dalam menjalankan atau melaksanakan otonomi daerah, hal itu dapat di lihat dari hasil PAD yang di capai masih sangat kecil dan dapat di tunjukan dengan indikator-indikator kinerja keuangan daerah: Pertama analisis rata-rata kemandirian keuangan daerah tahun 2007-2013 adalah 23,86% sehingga di klasifikasi menurut kriteria penilaian bahwa rasio kemandirian bersifat cukup artinya belum sepenuhnya mandiri masih ketergantungan bantuan dana pada pemerintah pusat, kedua bahwa rata-rata ketergantungan keuangan daerah tahun 2007-2013, adalah 30,73% sehingga diklasifikasikan menurut kriteria penilaian bahwa rasio ketergantungan bersifat cukup artinya belum spenuhnya mandiri masih ketergantungan dengan pemerintah pusat. Ketiga analisis rasa-rasa rasio desentralisasi keuangan daerah tahun 2007-2013 adalah 25,52% sehingga di klasifikasikan menurut kriteria penilaian  bersifat sedang, hal ini mengandung makna bahwa kontribusi PAD dalam menopang pendapatan daerah cenderung masih sangat rendah. Keempat berdasarkan hasil analisis bahwa efektifitas pengelolaan keuangan daerah sebesar 109,86% hal ini menunjukan bahwa diatas 100% merupakan sangat efektif. Kata Kunci : Evaluasi Kinerja Keuangan, Penerimaan Daerah, Efektifitas Keuangan ABSTRACT Local revenue and the balance funds are a source of local revenue, and when the greater acceptance of the local revenue, the smaller dependence on the central government, because Local revenue is a source of revenue from the region itself, which collected under the provisions of the applicable laws. This study aims to determine the size of the level of independence, dependence and decentralization during the period 2007-2013, in Banggai and analysis results can be viewed on average describe the financial performance of financial performance is not optimal in running or implementing regional autonomy, it can be seen from the results achieved Local revenue is still very small and can be shown by indicators of financial performance areas: First analysis of the average local financial independence in 2007-2013 was 23.86%, so in a classification according to the assessment criteria that independence ratio are not fully self sufficient means they dependency on central government funding, the second that the average area of ​​the 2007-2013 financial dependence, is 30.73% that are classified according to the assessment criteria that the dependency ratio is sufficiently independent spenuhnya means yet still dependence with government center. Third analysis flavors of local financial decentralization ratio in 2007-2013 was 25.52% thus classified according to the assessment criteria are being, this implies that the contribution of Local revenue in the region tends to sustain income is still very low. The fourth is based on the analysis that the effectiveness of financial management amounted to 109.86%, this shows that it is above 100% is very effective. Keywords: Evaluation of Financial Performance, Local Revenue, Financial Effectiveness
FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA/KABUPATEN SE SULAWESI UTARA ROTINSULU, DEBBY CH; LUNTUNGAN, ANTONIUS Y; SUMUAL, JACLINE I
JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 18, No 7 (2017): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35794/jpekd.18124.19.4.2017

Abstract

ABSTRAKPembangunan Ekonomi adalah merupakan salah satu upaya dalam rangka mendukung pelaksanaan salah satu prioritas yang tercantum dalam Prioritas Pembangunan Nasional, yaitu mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat landasan pembangunan ekonomi berkelanjutan dan berkeadilan berdasarkan sistem kerakyatan. Penetapan prioritas tersebut mendasarkan pada masalah dan tantangan yang dihadapi serta arah kebijakan dalam pembangunan ekonomi, baik pembangunan jangka pendek maupun jangka menengah (Propenas 2002-2004). Tujuan utama dari pembangunan ekonomi itu sendiri adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara Nasional maupun daerah, yang dinilai berdasarkan laju pertumbuhan ekonominya. Pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan untuk dicapai tak bisa hanya berjalan sendiri, namun ada beberapa faktor penting yang perlu untuk menjadi perhatian dan bahan pertimbangan dalam menunjang target pencapian pertumbuhan ekonomi. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui faktor-faktor manakah yang mempengaruhi pertumbuhan itu sendiri dan seberapa besar pengaruh masing-masing faktor tersebut. Objek penelitian ini di kota/kabupaten di Sulawesi Utara.  Dari hasil estimasi regresi berganda ternyata pertumbuhan ekonomi di Kota Bitung di pengaruhi oleh variabel belanja pemerintah dan luas lahan. Artinya, dengan adanya pertambahan belanja pemerintah akan memberikan pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Bitung. Belanja pemerintah Kota Bitung sudah mampu mendorong pertumbuhan yang ada di kota tersebut begitu juga dengan luas lahan sudah mampu memberikan kontribusi yang positif bagi pertumbuhan ekonomi Kota Bitung. Akan tetapi variabel investasi di Kota Bitung memberikan pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dan belum mampu mendorong pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Variabel investasi memberikan pengaruh yang positif bagi pertumbuhan ekonomi di Kota Kotamobagu. Ternyata Investasi yang  ada di Kota Kotamobagu mampu mendorong dan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi di kota tersebut. Tetapi belanja pemerintah dan luas lahan di Kota Kotamobagu memberikan pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah tesebut dan tidak memberikan dorongan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.  Kepulauan Sangihe untuk variabel belanja pemerintah, investasi dan luas lahan memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut akan tetapi belum mampu mendorong dan memberikan kontribusi yang signifikan.  Variabel belanja pemerintah, investasi dan luas lahan memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Manado. Ternyata belanja pemerintah di Kota Manado tidak memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi begitu juga dengan investasi yang dilakukan dan luas lahan yang bertambah di Kota Manado tidak memberikan dorongan pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Kata Kunci :  Belanja Pemerintah, Investasi, Luas Lahan dan Pertumbuhan Ekonomi
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI SULAWESI UTARA Jacobus, Elvira Handayani; Kindangen, Paulus .; Walewangko, Een N.
JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 19, No 7 (2018): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35794/jpekd.19900.19.7.2018

Abstract

ABSTRAKKemiskinan adalah suatu keadaan yang menyangkut ketidakmampuan dalam memenuhi tuntutan kehidupan yang paling minimum, khususnya dari aspek  konsumsi dan pendapatan. Masalah kemiskinan ini sangatlah kompleks dan bersifat multidimensional, dimana berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya. Masalah kemiskinan pada rumah tangga miskin kronis bisa menyebabkan rumah tangga tersebut terjerat ”Poverty  Traps”. Rumah tangga miskin akan semakin sulit keluar dari poverty traps jika terdapat masalah struktural pada rumah tangga tersebut. Sulawesi Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang tidak luput dari masalah kemiskinan rumah tangga, yaitu kemiskinan yang dialami oleh rumah tangga desil 1 atau kondisi rumah tangga yang benar-benar sangat miskin. Tujuan Penelitian untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, kesehatan dan kepemilikan aset terhadap kemiskinan rumah tangga di Sulawesi Utara. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian yang didapat pendidikan berpengaruh negatif signifikan terhadap kemiskinan rumah tangga. Kesehatan berpengaruh negatif signifikan terhadap kemiskinan rumah tangga. Kepemilikan aset berpengaruh positif signifikan terhadap kemiskinan.Kata Kunci     : Pendidikan, Kesehatan, Kepemilikan Aset dan Kemiskinan ABSTRACTPoverty is a state of inability to meet the minimum demands of life, particularly in terms of consumption and income. The problem of poverty is very complex and multidimensional, which is related to social, economic, cultural, and other aspects. The problem of poverty in chronically poor households can cause the household to become entangled "Poverty Traps". Poor households will be more difficult to get out of poverty traps if there are structural problems in the household. North Sulawesi is one of the provinces in Indonesia that does not escape the problem of household poverty, that is poverty experienced by households of desil 1 or very poor household conditions. The purpose of the study was to determine the effect of education, health and asset ownership on household poverty in North Sulawesi. The analysis technique used is multiple regression analysis. The result of the research that got the education had a significant negative effect on household poverty. Health has a significant negative effect on household poverty. Asset ownership has a significant positive effect on poverty.Keywords         : Education, Health, Asset Ownership and Poverty
ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, JAM KERJA DAN PENGELUARAN NON KONSUMSI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SITARO Makanoneng, Sherly Grace; Kindangen, Paulus; Walewangko, Een N.
JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 19, No 10 (2019): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35794/jpekd.23447.19.10.2019

Abstract

ABSTRAKPembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya-sumber daya yang ada, dengan menjalin pola-pola kemitraan antara pemerintah daerah dan pihak swasta guna penciptaan lapangan kerja, serta dapat merangsang pertumbuhan ekonomi di daerah yang bersangkutan (Suparmoko, 2002). Pertumbuhan ekonomi menjadi target utama dalam pembangunan yang harus mencerminkan perubahan secara total masyarakat atau  kebutuhan dasar dan keinginan individual maupun kelompok kelompok sosial yang ada didalamnya untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan  yang serba lebih baik, secara material maupun spiritual (Todaro, 2003:21). Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis apakah pendidikan, jam kerja dan pengeluaran non komsumsi berpengaruh terhadap pendapatan rumah tangga di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel pendidikan, jam kerja dan pengeluaran produktif berpengaruh positif terhadap pendapatan rumah tangga. Kata Kunci : Pendapatan Rumah Tangga, Pendidikan, Jam Kerja dan Pengeluaran Non Komsumsi ABSTRACTRegional economic development is a process whereby local governments and communities manage existing resources, by establishing partnership patterns between local governments and the private sector for employment creation, and can stimulate economic growth in the region concerned (Suparmoko, 2002 ) Economic growth is the main target in development that must reflect the total changes in society or the basic needs and desires of individuals and social groups within it to move forward towards a better, material and spiritual living conditions (Todaro, 2003: 21) . The purpose of this study is to analyze whether education, working hours and non-consumption expenditures affect household income in the Siau Tagulandang Biaro Islands Regency. The analysis technique used is multiple regression analysis. The results of the study show that the variables of education, working hours and productive expenditures have a positive effect on household income. Keywords: Household Income, Education, Working Hours and Non-Consumption Expenditures
ANALISIS PENGARUH BELANJA LANGSUNG DAN BELANJA TIDAK LANGSUNG TERHADAP PENINGKATAN EKONOMI SEKTOR KEUANGAN, REAL ESTATE, DAN JASA PERUSAHAAN DI KOTA MANADO (2007-2013) Iksan, Steffi; Koleangan, Rosalina A.M.; Walewangko, Een N.
JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 18, No 1 (2016): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35794/jpekd.10763.18.1.2016

Abstract

ANALISIS PENGARUH BELANJA LANGSUNG DAN BELANJA TIDAK LANGSUNG TERHADAP PENINGKATAN EKONOMI SEKTOR KEUANGAN, REAL ESTATE, DAN JASA PERUSAHAAN DI KOTA MANADO (2007-2013) Steffi Iksan, Rosalina A.M Koleangan, Een J. Walewangko. Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi Steffi.iksan@yahoo.com   Abstract Alokasi belanja pemerintah sangat erat kaitannya dengan pembangunan yang terjadi di pusat maupun di daerah salah satunya adalah pembangunan dalam bidang ekonomi, tentu selain baik alokasi anggaran yang dikeluarkan pemerintah melalui belanja langsung dan belanja tidak langsung untuk pembangunan sector ekonomi maka akan semakin baik pula peningkatan atau pertumbuhan yang terjadi pada sector ekonomi tersebut yang secara agregat akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.   Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda untuk melihat seberap besar pengaruh belanja langsung dan belanja tidak mempengaruhi peningkatan sector keuangan, real estate dan jasa keuangan. Dan dari hasil penghitungan matematika didapatkan hasil bahwa belanja langsung tidak mempunyai korelasi positif dan signifikan terhadap peningkatan sector yang diteliti, begitu pun dengan alokasi belanja tidak langsung mempunyai korelasi positif namun tingkat signifikansinya masih kurang apabila dilihat secara parsial. Namun pada saat dilakukan penghitungan R square didapatkan angka 88,5 tingkat keterpengaruhan dua variable independent atau variable belanja belanja langsung dan tidak langsung terhadap variable dependent sector keuangan, real estate dan jasa perusahaan.   Kata kunci : Belanja Langsung, belanja tidak langsung, pertumbuhan ekonomi   Abstract The allocation of government spending is closely associated with the development that occurs in the central and local levels one of which is the development in the field of economics, of course in addition to better budget allocation by the government through direct expenditures and indirect expenditures for the construction sector of the economy, the better the increase or growth that occurred in the economic sector which in aggregate would increase economic growth.   In this study used multiple regression analysis to see the influence seberap direct expenditure and expenditure does not affect the increase in the financial sector, real estate and financial services. And the results of mathematical calculations showed that direct spending does not have a positive and significant correlation to increased sectors studied, as was the allocation of indirect expenditure has positive correlation but still less than the level of significance when seen partially. However, at the time of calculation of figures obtained  R  square 88.5 percent influence level two independent variables or variable direct  expenditure and indirect expenditure the dependent variable financial sector, real estate and business services.   Keywords: Direct expenditure, indirect expenditure, economic growth
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI INDUSTRI KECIL OLAHAN IKAN DI KOTA MANADO Sumolang, Zisca Veybe; Rotinsulu, Tri Oldy; Engka, Daisy S.M.
JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 18, No 6 (2017): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35794/jpekd.16459.19.3.2017

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh modal kerja, bahan baku, tenaga kerja serta pasar terhadap produksi industri kecil olahan ikan di Kota Manado. Metode pengolahan data adalah analisis kuantitatif. Penelitian dilakukan pada pengusaha industri kecil olahan ikan di Kota Manado. Jumlah responden adalah 30 orang. Alat analisis penelitian menggunakan analisis regresi berganda dengan teknik ordinary least squares.Produksi industri kecil (PIK) penting dalam peningkatan perekonomian suatu daerah di Indonesia. Produksi industri kecil yang tinggi menandakan terjadinya efisiensi dari industri yang melakukan proses manufaktur input, proses dan output sumber-sumber daya yang ada. Hal ini mengandung implikasi agar dapat dilakukan peningkatan secara bersama-sama dari keempat faktor tadi agar produksi industri kecil olahan ikan di Kota Manado dapat terus meningkat. Kata-Kata Kunci:: Modal Kerja, Bahan Baku, Tenaga Kerja, Pasar, Produksi, Industri Kecil, Olahan Ikan
PENGARUH BELANJA MODAL DAN TINGKAT KEMISKINAN TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI PROVINSI SULAWESI UTARA Tarumingkeng, Winsy A.; RUMATE, VEKIE A; Rotinsulu, Tri Oldy
JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 19, No 6 (2018): PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35794/jpekd.19789.19.6.2018

Abstract

ABSTRAK Pemerintah Provnisi Sulawesi Utara disaran­kan dalam peningkatan IPM melalui Pembangunan Infrastruktur dan pengentasan kemiskinan sesuai dengan sembilan agenda prioritas Presiden dalam Nawa Cita pada program 3 (tiga) membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan dan program 5 (lima) meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program Indonesia Pintar, serta peningkatan kesejateraan masyarakat dengan program Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera dengam mendorong land reform.Dalam penelitian ini digunakan metode penghitungan kuadran terkecil (ordinary least square) dimana Indeks Pembangunan Manusia sebagai variabel dependen dan digunakan dua variabel independen yakni Belanja Modal dan Tingkat Kemiskinan. Data yang diteliti meliputi kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, realisasi belanja modal, dan Indeks Pembangunan Manusia. Jenis data yang digunakan adalah data panel yaitu gabungan time series dan cross section. Dimana berdasarkan penghitungan semakin tinggi belanja modal yang dikeluarkan maka akan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia. Kata kunci : Belanja Modal, Tingkat Kemiskinan dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)ABSTRACTNorth Sulawesi Provincial Government is expected to increase HDI through Infrastructure Development and poverty alleviation in accordance with the nine priority agendas of the President in Nawa Cita in 3 (three) programs to build Indonesia from the periphery by strengthening the regions and villages within the framework of the unitary state and the 5 (five) improve the quality of human life of Indonesia through improving the quality of education and training with Smart Indonesia programs, as well as improving community welfare with Indonesia Work Program and Prosperous Indonesia dengam encourage land reform.In this research, the smallest quadrant calculation method (ordinary least square) where Human Development Index as dependent variable and used two independent variables namely Capital Expenditure and Poverty Level. The data studied include poverty, economic growth, capital expenditure realization, and Human Development Index. The type of data used is panel data that is a combination of time series and cross section. Where based on the calculation the higher capital expenditures incurred will increase the Human Development Index. Keywords: Capital Expenditure, Poverty Rate and Human Development Index (HDI)
ANALISIS BELANJA MODAL DAN BELANJA PEGAWAI TERHADAP PENINGKATAN EKONOMI SEKTOR JASA (STUDI KASUS KOTA MANADO 2007-2013 Mamesah, Rio Stevanus; Walewangko, Een; Kawung, George
JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 17, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35794/jpekd.10244.17.2.2015

Abstract

ABSTRACT Pembangunan ekonomi di daerah saat ini sudah semakin terbuka lebar dengan lahirnya kebijakan-kebijakan pemerintah yang lebih berpihak ke daerah dalam konteks otonomi daerah, tapi bukan hanya dituntut untuk bisa berotonomi secara kewenangan pemerintah daerah juga dituntut untuk bisa berotonomi dalam hal keuangan untuk itu perencanaan yang matang perlu dilakukan. Komponen belanja investasi/belanja langsung pemerintah dalam bentuk belanja modal dan belanja pegawai merupakan salah satu penggenjot roda perekonomian. Manado sebagai ibukota Sulawesi Utara (Sulut) merupakan kota yang mengandalkan sector jasa guna mendongkrat perekonomiannya. Dalam penelitian ini digunakan alat analisis  Ordinary Least Square (OLS) untuk mengetahui seberapa besar pengaruh belanja modal dan belanja pegawai terhadap peningkatan ekonomi sector jasa. Dari hasil pengujian didapati angka R square sebesar 73,0 yang artinya pengaruh belanja modal dan belanja pegawai terhadap pertumbuhan ekonomi sector jasa adalah 73 persen sedangkan sisanya sebesar 27 persen dipengaruhi oleh variable lain yang ada di luar penelitian.Hal ini menunjukan bahwa peran pemerintah melalui komponen pengeluarannya sangat berpengaruh terhadap peningkatan sector jasa yang merupakan salah satu sector unggulan,untuk itu perhatian serius melalui perencanaan dan pengalokasian belanja perlu untuk diberi perhatian lebih dari pemerintah. Kata kunci : Belanja Modal, Belanja Pegawai, Otonomi, Sektor Jasa   Abstract Economic development in the region is now more wide open with the birth of government policies that favor to the region in the context of regional autonomy, but not only required to be autonomous as local authorities are also required to be autonomous in financial terms for the careful planning necessary. Investment expenditure component / direct government spending in the form of capital expenditures and personnel expenditures is one Boost the economy. As the North Sulawesi capital of Manado (Sulawesi) is a city that relies on the services sector in order to mendongkrat economy. This study used an analytical tool Ordinary Least Square (OLS) to determine how much influence capital expenditure and personnel expenditure towards economic improvement services sector. From the test results found to figures R square of 73.0, which means the effect of capital expenditure and personnel expenditure to economic growth service sector is 73 per cent while the remaining 27 percent influenced by other variables that are outside penelitian.Hal shows that the role of government through component spending is very influential on the increase in the services sector is one of the seed sector, to the serious attention through planning and allocation of expenditure need to be given more attention from the government.   Keywords: capital expenditures, personnel expenditures, Autonomy, Service Sector
PENGARUH BELANJA MODAL, BELANJA SOSIAL, DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KOTA MANADO Sendouw, Agustien; Rumate, Vekie Adolf; Rotinsulu, Debby Ch.
JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 18, No 5 (2017): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35794/jpekd.15780.19.2.2017

Abstract

PENGARUH BELANJA MODAL, BELANJA SOSIAL, DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KOTA MANADO Agustien Sendouw, Vekie A.Rumate, Debby Ch. Rotinsulu Ekonomi Pembangunan – Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Sam ratulangi  ABSTRAKKemiskinan merupakan masalah klasik disetiap negara. Usaha pengentasan kemiskinan telah lama dilakukan oleh pemerintah. Variabel yang mempengaruhi tingkat kemiskinan antara lain adalah pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran pemerintah Kota Manado melalui pos belanja modal, belanja sosial, dan pertumbuhan ekonomi diharapkan juga memberi pengaruh terhadap tingkat kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh belanja modal, belanjasosial, dan pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di Kota Manado secara parsial maupun secara bersama-sama. Metodeanalisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa belanja modal memiliki pengaruh yang negative dan signifikan secara parsial terhadap tingkat kemiskinan sedangkan belanja social dan pertumbuhan ekonomi tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap tingkat kemiskinan di Kota Manado. Secara bersama-sama belanja modal, belanja sosial, dan pertumbuhan ekonomi  tidak  memiliki  pengaruh  terhadap  tingkat  kemiskinan di Kota Manado. Kata Kunci  :   Belanja Modal,  Belanja  Sosial,  Pertumbuhan  Ekonomi, Tingkat  Kemiskinan.  ABSTRACTPoverty is a classic problem in every country. Poverty eradication efforts have been carried out by the government. Variables that affect the level of poverty among other government are government expenditure and economic growth. Manado City Government expenditure through capital expenditure, social expenditure, and economic growth is expected to also make an impact on poverty levels. This research aimed to determine the effect of capital expenditure, social expenditure, and economic growth on poverty levels in Manado partially or jointly. The analytical method used is multiple regression analysis. The results showed that capital expenditure has a negative and significant effect partially to the poverty level while social spending and economic growth do not have a partial effect on poverty levels in the city of Manado. Taken all research variables found that capital expenditures, social expenditure, and economic growth have no effect on the level of poverty in the city of Manado. Key Words : Regional Expenditure, Social Expenditure, Economic Growth, Poverty Level.
PENGARUH PAD DAN DANA PERIMBANGAN TERHADAP BELANJA DAERAH SERTA ANALISIS FLYPAPER EFFECT PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2005-2016 SEMBEL, APRILIA M.A; RUMATE, VEKIE A.; ROTINSULU, DEBBY CH.
JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 19, No 5 (2018): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35794/jpekd.19384.19.5.2018

Abstract

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh PAD dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Daerah pada Provinsi Sulawesi Utara dan tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terjadi Flypaper Effect pada Provinsi Sulawesi Utara tahun 2005-2016. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa PAD berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah dan Dana Perimbangan tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah. PAD berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah namun Dana Perimbangan tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah. Selama periode penelitian tidak terjadi Flypaper Effect pada Provinsi Sulawesi Utara. Kata Kunci : Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, Belanja Daerah dan Flypaper Effect. ABSTRACT             The purpose of this study is to determine the effect of PAD and Balancing Fund on Regional Expenditure in North Sulawesi Province and another purpose of this research is to find out whether there is Flypaper Effect in North Sulawesi Province 2005-2016. Analyzer used is multiple linear regression analysis. The result of the research shows that PAD has significant influence to the regional expenditure and the balancing fund has no significant effect to the regional expenditure. PAD has a significant effect on Regional Expenditure but Balancing Fund has no significant effect on Regional Expenditure. During the period of study did not occur Flypaper Effect on North Sulawesi Province.             Keywords: Local Original Income (PAD), Balancing Fund, Regional Expenditure and                  Flypaper Effect. 

Page 7 of 32 | Total Record : 313


Filter by Year

2014 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 24 No 3 (2023): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 24 No 2 (2023): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 24 No 1 (2023): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 23 No 4 (2022): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 23 No 3 (2022): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 23 No 2 (2022): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 23 No 1 (2022): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 22, No 4 (2021): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 22, No 3 (2021): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 22, No 2 (2021): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 22, No 1 (2021): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 21, No 4 (2020): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 21, No 3 (2020): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 21, No 2 (2020): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 21, No 1 (2020): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 20, No 5 (2020): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 20, No 4 (2020): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 20, No 3 (2020): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 20, No 01 (2019): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 19, No 10 (2019): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 20, No 4 (2019): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 20, No 3 (2019): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 20, No 2 (2019): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 20, No 1 (2019): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 19, No 9 (2019): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 19, No 8 (2018): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 19, No 7 (2018): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 19, No 6 (2018): PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 19, No 5 (2018): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 19, No 4 (2018): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 19, No 3 (2018): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 19, No 2 (2018): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 19, No 1 (2018): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 18, No 7 (2017): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 18, No 6 (2017): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 18, No 5 (2017): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 18, No 4 (2017): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 18, No 3 (2016): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 18, No 2 (2016): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 18, No 1 (2016): JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Vol 17, No 2 (2015) Vol 17, No 1 (2015) Vol 16, No 4 (2014) More Issue