Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

The Collaboration in Socializing Policies of Covid-19 Pandemic Satispi, Evi; Andriyani, Lusi; Gunanto, Djoni; Andiani, Devia
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Publik Vol 11, No 1 (2021)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jiap.v11i1.21453

Abstract

Role of regional government in socializing the policy produced by SKPD of this local government is an obligation for every apparatus to socialize that policy so that the society, as the main receiver of the related polciy, will get their rights and obligations properly. The communication of regional government in this research can be discussed in more explicit regarding the flow of that communication delivery from the government to the community. The method used in this research was decriptive with qualitative approach and applied the theory of Edward III to see the stages of communication in its role in socializing the policy of the Government of South Tangerang City. Those types of socialization media were main instruments of regional government pf South Tangerang to socialize policies. There was another type of socialization namely direct media or socializing to every neighbourhood. The conclusion of this research was that the socializing of policies has been conducting through various types of media; online, printed, and electronics. The Office of Communication and Informatics of South Tangerang City played its role also in regards to socialization by cooperating with Press Councils to monitor the behaviors of media. It is suggested that th e Government of South Tangerang City keeps improving their performance in socializing policies so that these will reach the purposes of the policies produced in order to build law order society towards the policies made.
Relasi Kuasa Elit Lokal Dan Pemerintah Lokal Dalam Penangan Konflik Sosial Paska Pilkada Dalam Mendukung Ketahanan Sosial Lusi Andriyani; Ma'mun Murod; Endang Sulastri; Djoni Gunanto; Muhammad Sahrul; Devia Andiani
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 27, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.61155

Abstract

ABSTRACTThe purpose of this study is to examine the relation between the local elite power and the local government following the 2017 regional election of DKI Jakarta (Pilkada). The conflict phenomenon that occurs after the general election is an important issue to study. In line with Pilkada's high-intensity activities in many regions in Indonesia, a study of the power relationships between local elites and the local government is important in order to prevent social conflicts following elections. This research is qualitative research using interview data and secondary data from online media, journals, books and related materials to collect data. The technique of data analysis uses secondary data domain techniques. Results of this study stated that 4.3% of people whose friendship had been damaged by the presidential election in 2014 and 5.7% of their social relations affected the regional head elections in Jakarta in 2017. This will continue to increase if no precautionary measures exist other than handling post-election conflicts, which local political elites and local governments deliberately ignore. ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji relasi antara kuasa elit lokal dengna pemerintah lokal pasca pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta tahun 2017. Fenomena konflik yang terjadi setelah pelaksanaan pemilihan umum menjadi isu penting untuk dikaji. Seiring dengan kegiatan pilkada yang dilaksanakan di Indonesia di beberapa daerah dengan intensitas yang tinggi maka penting adanya kajian tentang relasi kuasa elit lokal dan pemerintah lokal dalam pencegahan konflik sosial pasca pemilihan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengambilan data melalui data wawancara dan data sekunder yang berasal dari media online, jurnal, buku dan dokumen terkait. Adapun teknik analisis data menggunakan teknik domain data sekunder. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa terdapat 4,3 persen masyarakat yang hubungan pertemanannya rusak karena pemilihan presiden tahun 2014 dan sebesar 5,7 persen hubungan sosialnya terdampak akibat pemilihan kepala daerah Jakarta tahun 2017. Kondisi tersebut akan semakin meningkat apabila tidak ada tindakan pencegahan selain itu pola penanganan konflik paska pilkada dinilai kurang serius dan sengaja dibiarkan oleh elit politik lokal dan pemerintah lokal.  
ISLAMOPHOBIA DI JERMAN DAN PRANCIS Putri Raisa Islamy; Lusi Andriyani
Independen Vol 2, No 2 (2021): INDEPENDEN: Jurnal Politik Indonesia dan Global
Publisher : Independen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.362 KB) | DOI: 10.24853/independen.2.2.62-71

Abstract

Islamophobia di Jerman dan Prancis, pasca kejadian WTC 11 September 2001 di New York serta jeritan peperangan kepada terorisme, komunitas Islam seakan jadi bagian rumor, Komunitas Islam ditatap  pemicu seluruh kasus. Di tahun 2021  Kantor Federal Migrasi dan Pengungsi (BAMF), saat ini jumlah Muslim berada di antara 5,3 dan 5,6 juta. Ini sesuai dengan populasi antara 6,4 dan 6,7 persen Mayoritas penggungsi para imigran dari  keturunan Turki. para pekerja yang di bayar rendah oleh pemerintah jerman. Metode Penelitian menggunakan kualitatif yang di peroleh dari internet, jurnal dan sumbr-sumber lainnya. Dan menggunakan Teori Budaya Samuel Hungtington pada tahun 1996 menyatakan bahwa kebudayaan Eropa berakar pada umat islam-kristen menjadi identitas. Islamophobia di Jerman dengan cara kultural Jerman bukan “rumah” untuk Islam, agama ini berkembang  sangat cepat di Jerman seperti banyaknya orang yang masuk ke Agama Islam dan mendirikan organisasi islam di jerman. Islamophobia, Bertolak belakang dari sejarah-nya. multikulturalisme di Prancis di sinyalir terjalin di era sesudah Perang Dunia II. Prancis mempunyai kurangnya sejumlah daya kegiatan,  banyak imigran ( utama dari Afrika) tiba ke Prancis buat mencari perkerjaan. Tidak sedikit dari imigran membawa keluarga mereka serta menetap di Prancis. Beberapa dari imigran tersebut berawal dari suku bangsa negroid serta berkeyakinan Islam. Keragaman yang terjalin dampak cara imigrasi menghasilkan Prancis suatu negeri multikulturalisme. berjalannya jumlah imigran terus meningkat. Karena keberadaannya mempengaruhi pada ranah sosial, politik, dan  adat. Kesenjangan sosial antar masyarakat setempat serta imigran memunculkan gesekan sosial yang berakhir bentrokan dalam ikatan keduanya, semacam datang kepada tempat bermukim imigran serta perbuatan Diskriminatif dan Rasis.
STRATEGI KAMPANYE POLITIK PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019 DI KOTA DEPOK Ratu Ardita Dinata; Lusi Andriyani
Independen Vol 3, No 1 (2022): INDEPENDEN: Jurnal Politik Indonesia dan Global
Publisher : Independen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/independen.3.1.37-46

Abstract

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai partai politik dan partai yang berideologikan Islam, memiliki peluang dan kesempatan yang besar untuk unggul dalam pemilu 2019 di kota Depok. Karena itu penulis meneliti tentang strategi PKS pada pemilu tahun 2019di kota Depok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa bagaimana strategi PKS pada pemilu tahun 2019 di kota Depok. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik analisis data deskriptif analisis dan teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Data dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan narasumber yaitu Sekretaris DPD PKS kota Depok, beberapa literatur dan artikel yang terkait dengan penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa strategi kampanye PKS pada pemilu tahun 2019 di kota Depok yaitu dilakukan dengan menyampaikan politik gagasan yang secara umum dilaksanakandengan berdasarkan aspek kewilayahan yaitu geografi dan demografi, tetapi juga mengikuti program dari pusat. Pola sosialisasi komunikasi strategi yang dilakukan adalah dengan menyampaikan politik gagasan, politik gagasan itu menyasar kepada kebutuhan umum masyarakatdan sesuai dengan apa yang terjadi di masyarakat. Strategi yang menjadi kunci dan tidak pernah berubah yaitu kampanye secara langsung bertatap muka dengan masyarakat yang diharapkan membangun ikatan emosional dan memberikan penguatan agar para pemilih mengenal calegnya lebih langsung.
STRATEGI POLITIK PEMENANGAN PETAHANA PASANGAN HJ. AIRIN RACHMI DIANY DAN BENYAMIN DAVNIE PADA PILKADA KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 Yuniazma Zeliana; Endang Sulastri; Sumarno Sumarno; Lusi Andriyani
Independen Vol 2, No 1 (2021): INDEPENDEN: Jurnal Politik Indonesia dan Global
Publisher : Independen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.686 KB) | DOI: 10.24853/independen.2.1.9-20

Abstract

 Sebagai calon petahana yang kembali bertarung dalam pemilu tentu sudah memiliki modal utama yaitu kedekatan dengan masyarakat dan birokrat, namun tidak semua calon petahana bisa kembali menduduki kursinya. Calon Petahan Airin-Benyamin yang kerap diterpa dengan isu-isu negatif mengenai dirinya dalam pelaksanaan pilkada di Kota Tangerang Selatan, mulai dari isu Dinasti politik,  korupsi Wawan yang merupakan suami dari Arin, sampai  isu kegagalan dalam pemerintahanya. namun dengan berbagai isu tersebut,Airin-Benyamin mampu untuk memenangkan kembali pertarungan dalam pilkada. Strategi politik apakah yang dilakukan dalam pemenangan calon petahana Airin-benyamin dalam pilkada Kota Tangerang Selatan 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.Tipe penelitian ini mengunakan deskripsi analisis dan metode triangulasi yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data.Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan Timses, Perwakilan partai pengusung, Birokrat TRUTH dan Panwaslu Kota Tangerang Selatan, serta dengan mengunakan teknik dokumentasi.Teori yang digunakan adalah Teori Kekuatan-kekuatan Politik.. Penelitian ini menghasilkan sebuah fakta bahwa dalam Strategi politik pemenangan pasangan calon petahana Airin-Benyamin mengunakan strategi pemenangan dengan mengunakan kekutan-kekutan politik dari atas hinga akar rumpun  yang memiliki power dan basis masa yang sangat kuat, serta memanfatkan kekuatan politik Dinasti Ratu Atut yang telah dirawat  dengan baik dari sejak pemenangan Atut dan merencanakan strategi politik dengan begitu tersuktur untuk pemenangan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG PERAN AKTIF INDONESIA DALAM KERJA SAMA NAASP Putri Ayu Agustin; Lusi Andriyani; Asep Setiawan
Independen Vol 1, No 1 (2020): INDEPENDEN: Jurnal Politik Indonesia dan Global
Publisher : Independen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.935 KB) | DOI: 10.24853/independen.1.1.41-53

Abstract

New Asia – Africa Strategic Partnership (NAASP) sangat diharapkan akan menjadi solusi yang efektif untuk hubungan negara – negara Asia – Afrika. Dengan kata lain, efektivitas NAASP sangat tergantung pada komitmen – komitmen negara anggota yang terlibat di dalamnya. Hal tersebut dijadikan oleh Indonesia sebagai sarana untuk menjadi negara yang lebih bermartabat. Dilihat dari latar belakang, maka permasalahan yang akan didiskusikan adalah tentang faktor-faktor yang mendorong peran aktif Indonesia dalam kerja sama NAASP. Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan tipe analisa deskriptif kualitatif, dengan menganalisis data dari sumber primer dan sekunder serta tersier untuk dapat di cari hubungan dan faktor yang mendorong peran aktif Indonesia dalam kerjsama NAASP. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik Library Research dan teknik analisa data yang digunakan penelitian ini adalah deskriptif analisis. Kesimpulan dari kajian ini adalah terdapat faktor – faktor yang mendorong peran aktif Indonesia dalam kerjasama tersebut yang dimulai dari tahun 2005 – 2011 antara lain; Prinsip politik luar negeri bebas aktif, tidak terikat oleh ideologi/politik negara lain, mempererat hubungan kemitraan, berpotensi kerjasama antarnegara, Indonesia sebagai penegak utama kerjasama, solidaritas Indonesia sebagai negara pelopor, dan kebangkitan semangat Dasasila Bandung.
POLITIK IDENTITAS: RADIKALISME, TERORISME DAN DISKRIMINASI RASIAL Raja Faidz El Shidqi; Lusi Andriyani
Independen Vol 3, No 1 (2022): INDEPENDEN: Jurnal Politik Indonesia dan Global
Publisher : Independen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/independen.3.1.47-52

Abstract

Politik Identitas sebagai sebuah upaya memperjuangkan kepentingan bersama akan berjalan maksimal jika diterapkan pada kontestasi politik internasional, sebagai suatu hal yang sensitif politik identitas hanya akan memicu penggunaan isu radikalisme, terorisme dan tindakan diskriminasi ras serta etnis akibat adanya perbedaan pandangan, pilihan dan kepentingan. Pembahan bertujuan untuk mencari letak sumber masalah dengan menggunakan metode kualitatif dan memberikan pandangan bahwa tidak semestinya menggunakan dan melempar isu radikalisme dan terorisme kepada kelompok tertentu jika itu hanya sebuah upaya menjatuhkan antar anak bangsa.
FAKTOR –FAKTOR KEKALAHAN DISABILITAS NETRA CALON ANGGOTA DPR-RI Fajri Hidayatullah; Mohammad Nasih; Lusi Andriyani
Independen Vol 1, No 1 (2020): INDEPENDEN: Jurnal Politik Indonesia dan Global
Publisher : Independen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.612 KB) | DOI: 10.24853/independen.1.1.1-12

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang apa faktor-faktor kekalahan disabilitas netra calon anggota DPR RI ‘Saharudin Daming’ dalam Pemilu 2014. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui langkah-langkah apa yang telah dilakukan oleh Disabilitas  Netra ‘Saharudin Daming’ pada kampanye Pemilu 2014. Menguraikan faktor-faktor kekalahan Disabilitas Netra ‘Saharudin Daming’ dalam Pemilu 2014. Dengan menggunakan teori-teori relevan yakni Demokrasi, Pemilu dan  Disabilitas. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis juga pembahasan atas semua temuan dan data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa faktor- faktor kekalahan Disabilitas Netra calon anggota DPR RI ‘Saharudin Daming’ dalam Pemilu 2014 Pertama, Langkah-langkah dilakukan oleh Disabilitas Netra Saharudin Daming pada kampanye Pemilu 2014 yakni langkah-langkah Internal Partai PBB diantaranya merekrut caleg yang memiliki elektabilitas tinggi, mengadakan pendidikan politik, penetapan dapil, promosi nomor urut. Langkah-Langkah eksternal yang dilakukan oleh Saharudin Daming diantaranya kampanye langsung, kondisi psikologis dan jaringan keluarga. Faktor-Faktor Kekalahan Disabilitas Netra Saharudin Daming dalam Pemilu 2014. Faktor internal yakni konsolidasi  caleg,  kurang   persiapan   caleg,   dan pengalaman dalam politik praktis.
STRATEGI DIPLOMASI BUDAYA UNTUK MENINGKATKAN EKSPOR BATIK INDONESIA KE JEPANG Sri Wulan Destriyani; Lusi Andriyani; Usni Usni
Independen Vol 1, No 2 (2020): INDEPENDEN: Jurnal Politik Indonesia dan Global
Publisher : Independen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.396 KB) | DOI: 10.24853/independen.1.2.107-120

Abstract

Produk batik memiliki peran penting bagi pertumbuhan ekonomi negara Indonesia. Sektor yang didominasi oleh industri kecil dan menengah (IKM) ini mampu menyumbang devisa negara. Data dari Kementrian Koperasi dan UMKM tahun 2017 menunjukan tingginya devisa negara dari para pelaku IKM mencapai Rp 88,42 miliar. Untuk itu penting dikaji  terkait dengan pola diplomasi budaya Indonesia dalam  meningkatkan ekspor batik ke Jepang. Mengingat pola diplomasi yang dikembangkan saat ini lebih kearah soft diplomacy. Jenis penelitian pola diplomasi budaya melalui batik ini merupakan penelitian kualitatif. Data yang digunakan melalui data pustaka yang kemudian ditelaah dan ditarik kesimpulan. Analisis data  menggunakan model analisis deskriptif. Hasil kajian menunjukkan bahwa diplomasi kebudayaan sebagai sarana untuk memperjuangkan kebijakan politik luar negeri  Indonesia ditunjukkan melalui kegiatan gelar Batik Nusantara, konsistensi menggunakan produk batik dalam kegiatan formal (ekspor) dan informal (seminar) serta kegiatan Kedutaan Besar Indonesia di Jepang bekerjasama dengan Kemenpora RI mengadakan Future Leader Camp Batik Festival (FLCBF) yang diselenggarakan di Kyoto, Jepang. Kegiatan tersebut sebagai strategi soft diplomacy Indonesia untuk meningkatkan eksport non migas.
Pancasila Implementation Strategy as Dar al-ahdi wa al-syahadah Ma'mun Murod; Tria Patrianti; Lusi Andriyani; Usni Usni; Djoni Gunanto
BASKARA : Journal of Business and Entrepreneurship Vol 4, No 2 (2022): Baskara: Journal of Business and Entrepreneurship
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54268/baskara.4.2.111-129

Abstract

Pancasila has become an agreement as to the final form of state philosophy or ideology. Pancasila is considered a "middle way". Muhammadiyah, as an important actor in the process of formulating Pancasila, feels it is important to maintain Pancasila as the basis of the state. At the 47th Muhammadiyah congress in Makassar, 2015, Muhammadiyah decided to make Pancasila as Dār Al-Ahdi Wa Al-Syahādah. This paper examines the Pancasila Implementation Strategy as Dār Al-Ahdi Wa Al-Syahādah to provide solutions to the ideological and practical problems of Pancasila. There are many challenges facing Pancasila. Some are ideological and some are practical. The ideological challenges are relatively reduced as a result of the commitment of Islamic organizations such as Muhammadiyah to Pancasila. On the other hand, the practical challenges related to the implementation of Pancasila are even greater. For example, Pancasila has played a role in Indonesian economic policies in dealing with COVID-19, business monopolies and oligarchs, and eradicating corruption?. This study uses the Literature Review method for meta-analysis of data by reviewing several articles in national and international journals. The conclusion is that the Pancasila problem is more related to the implementation of the values contained in the Pancasila precepts. The very great values of Pancasila are not able to colour the life of the nation and state.