Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees.) Muhammad Yani Zamzam
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.804 KB) | DOI: 10.37874/ms.v4i1.116

Abstract

Sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) adalah salah satu tanaman obat terpenting dalam sistem pengobatan tradisional Cina dan Ayurveda. Telah dilakukan penelitian pendahuluan terhadap herba sambiloto yang meliputi determinasi tanaman, uji kadar air, uji kadar abu, dan profil kromatografi lapis tipis dari ekstrak-ekstrak yang dihasilkan secara maserasi. Kadar air simplisia herba sambiloto adalah 12,71 % b/b sedangkan kadar abu adalah 8,99 % b/b. Dengan metode maserasi, rendemen ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat, dan ekstrak metanol berturut-turut adalah 0,40 % b/b, 7,67 % b/b, dan 4,61 % b/b. Sedangkan endapan yang terdapat dalam ekstrak etil asetat sebanyak 2,17 % b/b dan endapan dalam ekstrak metanol sebanyak 0,93 % b/b. Sistem kromatografi yang baik menggunakan fase diam silika gel GF 254 dengan fase gerak n-heksana-etil asetat (5:1) untuk ekstrak n-heksana dan fase gerak kloroform-metanol (5:1) untuk ekstrak etil asetat maupun ekstrak metanol.
KAJIAN POTENSI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT CIREMAI CIREBON: STUDY OF POTENTIAL DRUG INTERACTIONS IN PATIENTS WITH URINARY TRACT INFECTIONS AT THE INPATIENT INSTALLATION OF CIREMAI HOSPITAL CIREBON Nur Rahmi Hidayati; Sulistiorini Indriaty; Arsyad Bachtiar; Indah Setyaningsih; Muhammad Yani Zamzam; Vanessa Michelle
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (765.451 KB) | DOI: 10.37874/ms.v7i1.272

Abstract

Infeksi saluran kemih merupakan infeksi yang diakibatkan adanya mikroorganisme di dalam saluran kemih. Interaksi obat merupakan perubahan efek obat utama oleh pemberian obat lain sebelumnya atau secara bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien, gambaran jumlah kejadian potensi interaksi obat, tingkat keparahan interaksi obat dan gambaran jenis dan jumlah obat lain yang berinteraksi pada pasien Infeksi Saluran Kemih di Instalasi Rawat Inap RS Ciremai Cirebon. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan metode analisis deskriptif, dan menggunakan metode pengambilan data dengan teknik total sampling. Sampel yang digunakan yaitu laporan nominatif morbiditas serta data pemakaian dan penjualan obat pasien Infeksi Saluran Kemih yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 48. Analisis hasil menggunakan analisis deskriptif dalam persentase dan tabel. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik pasien infeksi saluran kemih terbanyak adalah perempuan sebanyak 39 orang (81,25%), usia paling banyak pada rentang umur 20-30 tahun dan 41-50 tahun sebanyak 11 (22,92%), adanya potensi kejadian interaksi obat sebanyak 43 orang (89,53%), tingkat keparahan tertinggi yaitu monitor ketat sebanyak 100 kejadian (47,62%), rata-rata kejadian interaksi obat per lembar resep sebanyak 5 kejadian interaksi. Jenis obat yang paling banyak berinteraksi yaitu Omeprazole dan Ciprofloxacin sebanyak 18 potensi kejadian interaksi obat (8,5%). Kata Kunci: Infeksi saluran kemih, interaksi obat, RS Ciremai Cirebon
IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT DALAM JAMU PEGAL LINU YANG BEREDAR DI KECAMATAN HARJAMUKTI KOTA CIREBON Muhammad Yani Zamzam; Nina Karlina; Kaori Roselina Yesa
Medimuh : Jurnal Kesehatan Muhammadiyah Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/mh.v3i2.547

Abstract

Sesuai dengan Permenkes No 007 tahun 2012 jamu dilarang ditambahkan Bahan Kimia Obat (BKO) baik hasil isolasi maupun sintetik. Namun beberapa penelitian sebelumnya menemukan pada beberapa produk jamu yang beredar mengandung BKO. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya BKO dalam jamu pegal linu serta mengetahui BKO apa saja yang terkandung dalam jamu pegal linu. Penelitian ini menguji 5 sampel jamu yang beredar di Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon yang dipilih secara acak. Metode yang digunakan dalam identifikasi adalah kromatografi lapis tipis (KLT) dengan fase diam silika gel GF 254, fase gerak etil asetat - metanol - amonia (60:30:10) dan kloroform - metanol (90:10) dengan deteksi sinar uv 254 nm. Larutan yang ditotolkan adalah larutan sampel (A), larutan kontrol positif (B) dan larutan baku yang mengandung BKO (C). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa 4 dari sampel jamu pegal linu positif mengandung bahan kimia obat yaitu sampel II, III, IV, dan V. Pada sampel II dan IV positif mengandung ibuprofen dan parasetamol, sampel III positif mengandung ibuprofen, parasetamol, dan piroksikam, sedangkan sampel V positif mengandung asam mefenamat, ibuprofen, dan piroksikam.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KOMBINASI EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) DAN EKSTRAK KUNYIT(Curcuma longa L.) DENGAN METODE DPPH: ANTIOXIDANT ACTIVITY TEST COMBINATION OF RED DRAGON FRUIT RIND EXTRACT (Hylocereus polyrhizus) AND TURMERIC EXTRACT (Curcuma longa L.) WITH DPPH METHOD Muhammad Yani Zamzam; Yuniarti Fayla; Yossi Onirika Anggraeni
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i1.546

Abstract

Kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan kunyit (Curcuma longa L.) merupakan tanaman yang mengandung senyawa aktif yang berperan sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang mampu mencegah atau memperlambat reaksi oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas. Tujuan penelitian untuk mengetahui kemampuan aktivitas antioksidan kombinasi ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan ekstrak kunyit (Curcuma longa L.) dibanding dengan bentuk tunggalnya dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhdrazyl). Kulit buah naga merah dan kunyit dilakukan maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70%. Selanjutnya dilakukan uji pemeriksaan mutu dan skrining fitokimia terhadap ekstrak etanol kulit buah naga merah dan ekstrak etanol kunyit. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhdrazyl). Kombinasi ekstrak kulit buah naga merah dan ekstrak kunyit dibuat dengan perbandingan 1:2 dan 2:1. Pengukuran aktivitas antioksidan ditentukan dengan % inhibisi dan nilai IC50 (inhibition concentration). Hasil penelitian menunjukkan ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) IC50  42,31 ppm, ekstrak kunyit (Curcuma longa L.)  56,88 ppm. Kombinasi ekstrak kulit buah naga merah dan kunyit  menunjukkan hasil IC50 sebesar 113,66 ppm untuk perbandingan (1:2) dan 87,23 ppm untuk perbandingan (2:1). Kesimpulan penelitian bahwa sediaan tunggal lebih kuat efek antioksidannya dibandingkan dengan kombinasi ekstrak kulit buah naga merah dan ekstrak kunyit.
FORMULASI DAN UJI STABILITAS GEL HAND SANITIZER EKSTRAK ETANOL BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) KONSENTRASI 1% DAN 3%: FORMULATION AND STABILITY TEST OF HAND SANITIZER GEL CONTAIN 1% AND 3% ETHANOL EXTRACT OF BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) Yayan Rizikiyan; Ine Suharyani; Opi Nurholipah; Muhammad Yani Zamzam; Rima Yulia Senja
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 5 No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v5i2.829

Abstract

Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) mengandung senyawa saponin, triterpenoid, dan flavonoid yang berkhasiat sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak etanol buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) konsentrasi 1% dan 3% dapat diformulasikan sebagai sediaan gel hand sanitizer dan bagaimana stabilitas gel hand sanitizer tersebut. Uji stabilitas sediaan gel hand sanitizer dilakukan dengan metode cycling test, yaitu sediaan gel disimpan pada suhu 4 selama 24 jam, kemudian dipindahkan pada suhu 40 selama 24 jam (1 siklus). Penelitian ini dilakukan selama 6 siklus (12 hari) dengan parameter pengujian organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, viskositas dan sifat alir. Selain itu dilakukan uji syneresis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa basis, formula 1 dan 2 memiliki warna yang stabil dan homogen. Basis memiliki pH berkisar 7,22-7,65, formula 1 berkisar 6,87-7,09 dan formula 2 berkisar 5,64-6,18. Basis memiliki daya sebar berkisar 5,03 cm- 5,42 cm , formula 1 berkisar 5,28 cm–6,86 cm dan formula 2 berkisar 5,86 cm-7,60 cm. Viskositas pada basis berkisar 2900 poise–5800 poise, formula 1 berkisar 1260 poise – 1900 poise dan formula 2 berkisar 315 poise–580 poise. Sifat alir gel hand sanitizer mengikuti aliran tiksotropik dan antitiksotropik. Basis mengalami syneresis sebesar 4,694%, formula 1 sebesar 0,568% dan formula 2 sebesar 3,992%. Ekstrak etanol buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) konsentrasi 1% dan 3% dapat diformulasikan dalam sediaan gel hand sanitizer namun tidak stabil.
IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT DALAM JAMU PEGAL LINU YANG BEREDAR DI KECAMATAN HARJAMUKTI KOTA CIREBON Muhammad Yani Zamzam; Nina Karlina; Kaori Roselina Yesa
Medimuh : Jurnal Kesehatan Muhammadiyah Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/mh.v3i2.547

Abstract

Sesuai dengan Permenkes No 007 tahun 2012 jamu dilarang ditambahkan Bahan Kimia Obat (BKO) baik hasil isolasi maupun sintetik. Namun beberapa penelitian sebelumnya menemukan pada beberapa produk jamu yang beredar mengandung BKO. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya BKO dalam jamu pegal linu serta mengetahui BKO apa saja yang terkandung dalam jamu pegal linu. Penelitian ini menguji 5 sampel jamu yang beredar di Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon yang dipilih secara acak. Metode yang digunakan dalam identifikasi adalah kromatografi lapis tipis (KLT) dengan fase diam silika gel GF 254, fase gerak etil asetat - metanol - amonia (60:30:10) dan kloroform - metanol (90:10) dengan deteksi sinar uv 254 nm. Larutan yang ditotolkan adalah larutan sampel (A), larutan kontrol positif (B) dan larutan baku yang mengandung BKO (C). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa 4 dari sampel jamu pegal linu positif mengandung bahan kimia obat yaitu sampel II, III, IV, dan V. Pada sampel II dan IV positif mengandung ibuprofen dan parasetamol, sampel III positif mengandung ibuprofen, parasetamol, dan piroksikam, sedangkan sampel V positif mengandung asam mefenamat, ibuprofen, dan piroksikam.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL TERPURI-FIKASI DAUN BIDARA ARAB (Ziziphus spina-christi L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Muhammad Yani Zamzam; Didi Rohadi; Audry Wilmar Rizkyan
Medimuh : Jurnal Kesehatan Muhammadiyah Vol 5 No 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/mh.v5i1.1331

Abstract

Daun bidara arab (Ziziphus spina-christi L.) memiliki khasiat sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa apa saja yang terkandung pada daun bidara arab dan mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol terpurifikasi daun bidara arab terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Metode penelitian yang digunakan merupakan metode eksperimental laboratorium. Dilakukan skrining fitokimia dan uji aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus menggunakan metode difusi cetak lubang dengan variasi konsentrasi 50%,60%, dan 70%  ekstrak etanol terpurifikasi daun bidara arab (Ziziphus spina-christi L.). Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol terpurifikasi daun bidara arab mengandung senyawa tanin, saponin, dan flavonoid  dengan kadar flavonoid total sebesar 0,57%. Hasil uji aktivitas menunjukkan aktivitas antibakteri pada konsentrasi 50%, 60%, dan 70% terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan diameter zona hambat masing-masing sebesar 13,26 mm; 13,93 mm dan 14,06 mm yang termasuk kategori kuat. Kata kunci : Daun bidara arab, Staphylococcus aureus, antibakteri.
PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees.) Muhammad Yani Zamzam
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v4i1.116

Abstract

Sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) adalah salah satu tanaman obat terpenting dalam sistem pengobatan tradisional Cina dan Ayurveda. Telah dilakukan penelitian pendahuluan terhadap herba sambiloto yang meliputi determinasi tanaman, uji kadar air, uji kadar abu, dan profil kromatografi lapis tipis dari ekstrak-ekstrak yang dihasilkan secara maserasi. Kadar air simplisia herba sambiloto adalah 12,71 % b/b sedangkan kadar abu adalah 8,99 % b/b. Dengan metode maserasi, rendemen ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat, dan ekstrak metanol berturut-turut adalah 0,40 % b/b, 7,67 % b/b, dan 4,61 % b/b. Sedangkan endapan yang terdapat dalam ekstrak etil asetat sebanyak 2,17 % b/b dan endapan dalam ekstrak metanol sebanyak 0,93 % b/b. Sistem kromatografi yang baik menggunakan fase diam silika gel GF 254 dengan fase gerak n-heksana-etil asetat (5:1) untuk ekstrak n-heksana dan fase gerak kloroform-metanol (5:1) untuk ekstrak etil asetat maupun ekstrak metanol.
KAJIAN POTENSI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT CIREMAI CIREBON: STUDY OF POTENTIAL DRUG INTERACTIONS IN PATIENTS WITH URINARY TRACT INFECTIONS AT THE INPATIENT INSTALLATION OF CIREMAI HOSPITAL CIREBON Nur Rahmi Hidayati; Sulistiorini Indriaty; Arsyad Bachtiar; Indah Setyaningsih; Muhammad Yani Zamzam; Vanessa Michelle
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v7i1.272

Abstract

Infeksi saluran kemih merupakan infeksi yang diakibatkan adanya mikroorganisme di dalam saluran kemih. Interaksi obat merupakan perubahan efek obat utama oleh pemberian obat lain sebelumnya atau secara bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien, gambaran jumlah kejadian potensi interaksi obat, tingkat keparahan interaksi obat dan gambaran jenis dan jumlah obat lain yang berinteraksi pada pasien Infeksi Saluran Kemih di Instalasi Rawat Inap RS Ciremai Cirebon. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan metode analisis deskriptif, dan menggunakan metode pengambilan data dengan teknik total sampling. Sampel yang digunakan yaitu laporan nominatif morbiditas serta data pemakaian dan penjualan obat pasien Infeksi Saluran Kemih yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 48. Analisis hasil menggunakan analisis deskriptif dalam persentase dan tabel. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik pasien infeksi saluran kemih terbanyak adalah perempuan sebanyak 39 orang (81,25%), usia paling banyak pada rentang umur 20-30 tahun dan 41-50 tahun sebanyak 11 (22,92%), adanya potensi kejadian interaksi obat sebanyak 43 orang (89,53%), tingkat keparahan tertinggi yaitu monitor ketat sebanyak 100 kejadian (47,62%), rata-rata kejadian interaksi obat per lembar resep sebanyak 5 kejadian interaksi. Jenis obat yang paling banyak berinteraksi yaitu Omeprazole dan Ciprofloxacin sebanyak 18 potensi kejadian interaksi obat (8,5%). Kata Kunci: Infeksi saluran kemih, interaksi obat, RS Ciremai Cirebon
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KOMBINASI EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) DAN EKSTRAK KUNYIT(Curcuma longa L.) DENGAN METODE DPPH: ANTIOXIDANT ACTIVITY TEST COMBINATION OF RED DRAGON FRUIT RIND EXTRACT (Hylocereus polyrhizus) AND TURMERIC EXTRACT (Curcuma longa L.) WITH DPPH METHOD Muhammad Yani Zamzam; Yuniarti Fayla; Yossi Onirika Anggraeni
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i1.546

Abstract

Kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan kunyit (Curcuma longa L.) merupakan tanaman yang mengandung senyawa aktif yang berperan sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang mampu mencegah atau memperlambat reaksi oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas. Tujuan penelitian untuk mengetahui kemampuan aktivitas antioksidan kombinasi ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan ekstrak kunyit (Curcuma longa L.) dibanding dengan bentuk tunggalnya dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhdrazyl). Kulit buah naga merah dan kunyit dilakukan maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70%. Selanjutnya dilakukan uji pemeriksaan mutu dan skrining fitokimia terhadap ekstrak etanol kulit buah naga merah dan ekstrak etanol kunyit. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhdrazyl). Kombinasi ekstrak kulit buah naga merah dan ekstrak kunyit dibuat dengan perbandingan 1:2 dan 2:1. Pengukuran aktivitas antioksidan ditentukan dengan % inhibisi dan nilai IC50 (inhibition concentration). Hasil penelitian menunjukkan ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) IC50  42,31 ppm, ekstrak kunyit (Curcuma longa L.)  56,88 ppm. Kombinasi ekstrak kulit buah naga merah dan kunyit  menunjukkan hasil IC50 sebesar 113,66 ppm untuk perbandingan (1:2) dan 87,23 ppm untuk perbandingan (2:1). Kesimpulan penelitian bahwa sediaan tunggal lebih kuat efek antioksidannya dibandingkan dengan kombinasi ekstrak kulit buah naga merah dan ekstrak kunyit.