Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Journal of Midwifery

EFEKTIVITAS AIR REBUSAN DAUN SIRIH MERAH (PIPER CROCATUM) TERHADAP KEPUTIHAN PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS TELAGA DEWA KOTA BENGKULU APRIANISA, TRI; NOVIANTI, NOVIANTI; MARYANI, DENI; SURIYATI, SURIYATI; RACHMAWATI, RAMYA
Journal Of Midwifery Vol 11 No 2 (2023)
Publisher : UNIVED PRESS, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/jm.v11i2.5117

Abstract

Pendahuluan: Wanita akan mengalami keputihan paling tidak satu kali dalam seumur hidupnya. Keputihan yang berlebihan atau keputihan tidak normal menjadi gejala awal kanker serviks yang dapat menyebabkan kematian pada wanita. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh air rebusan daun sirih merah terhadap wanita usia subur di Puskesmas Telaga Dewa Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 44 responden Metode: Rencana penelitian metode eksperimen one group pre-test dan post-test dengan teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling, analisa data menggunakan uji univariate distribusi frekuensi dan uji Wilcoxon untuk uji perbedaan. Rata-rata keputihan sebelum pemberian air rebusan daun sirih merah 2,5455 dan rata-rata keputihan setelah perlakuan pemberian air rebusan daun sirih merah sehari sekali selama 5 hari berturut-turut sebesar 4,4525. Sedangkan berdasarkan analisa data diperoleh p=0.000<0.05 maka H1 diterima, artinya terdapat perbedaan keputihan pada wanita usia subur sebelum dan setelah perlakuan pemberian air rebusan daun sirih merah. Hasil dan Pembahasan: Hasil penelitian ini terdapat adanya pengaruh pemberian cebokan air rebusan daun sirih merah (Piper crocatum) terhadap penurunan keputihan pada wanita usia subur di Puskesmas Telaga Dewa Kota Bengkulu.
PENGARUH SLOW DEEP BREATHING DENGAN AROMATERAPI MINYAK ATSIRI JERUK KALAMANSI (CITROFORTUNELLA MICROCARPA) TERHADAP NYERI POST SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KOTA BENGKULU CHOIRUNNI’MAH, ZELLA; PURNAMA, YETTI; SURIYATI, SURIYATI; MARYANI, DENI; SLAMET, SAMWILSON
Journal Of Midwifery Vol 11 No 2 (2023)
Publisher : UNIVED PRESS, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/jm.v11i2.5119

Abstract

Pendahuluan: Sectio Caesarea (SC) merupakan suatu pembedahan guna melahirkan janin lewat insisi pada dinding abdomen. Ketidaknyamanan yang dialami ibu setelah post SC adalah nyeri akut yang berhubungan dengan trauma pembedahan. Upaya untuk mengatasi nyeri post SC dengan memberikan teknik slow deep breathing dengan aromaterapi minya atsiri jeruk kalamansi (Citrofortunella microcarpa). Slow deep breathing adalah salah satu teknik relaksasi yang sering digunakan untuk mengurangi nyeri dan menurunkan intensitas nyeri. Aromaterapi merupakan teknik perawatan tubuh dengan menggunakan atau memanfaatkan minyak atsiri (essential oil). Aromaterapi jeruk kalamansi mengandung decanal yang berfungsi dapat menstabilkan sistem saraf sehingga menimbulkan efek tenang bagi siapapun yang menghirupnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh slow deep breathing dengan aromaterapi minyak atsiri jeruk kalamansi terhadap nyeri post SC di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Bengkulu. Metode: Rencana penelitian ini menggunakan kuantitatif survey. Jenis penelitian ini merupakan pre-ekperimental design jenis two- group pretest- posttest design. Sampel penelitian berjumlah 18 responden terdiri dari 9 responden kelompok intervensi dan 9 responden kelompok kontrol. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik accidental sampling. Uji normalitas data menggunakan shapiro-wilk. Analisis data menggunakan uji wilcoxon. Hasil dan Pembahasan: Hasil penelitian ini pada analisis bivariat menunjukkan bahwa nilai pretest dengan rata- rata 5,11 dan posttest rata- rata 2,33 dengan p-value= 0,007 < Asym- sig 0,05. Kesimpulan: ada pengaruh slow deep breathing dengan aromaterapi minyak atsiri jeruk kalamansi terhadap nyeri post SC di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Bengkulu. Bagi pasien post SC diharapkan dapat menggunakan terapi non farmakologi namun tetap mendapatkan terapi dari Rumah Sakit.