Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1SMA NEGERI GONDANGREJO PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN MODEL ARCS (ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE AND SATISFACTION) Marcelina, Thea; Sujadi, Imam; Pramesti, Getut
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 3 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.341 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pembelajaran dengan model ARCS yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri Gondangrejo pada mata pelajaran matematika, mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri Gondangrejo pada mata pelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran ARCS. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah datasecara deskriptif yang berisi tentang analisa terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti pada setiap pertemuan, presentase dari skor yang diperoleh dari beberapa indikator motivasi belajar siswa dan skor hasil tes akhir siklus yang diperoleh siswa. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif. Indikator keberhasilan penelitian ini adalahsetiap  indikator motivasi belajar memperoleh pencapaian minimal 70% dari jumlah seluruh siswa dan setidaknya 70% siswa telah mencapai KKM. Langkah pembelajaran dengan model ARCS yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar matematika adalah guru menyampaikan apersepsi yang menarik,  menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Guru menyampaikan kaitan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru membentuk beberapa kelompok dan memberikan LKS kepada masing-masing kelompok agar dikerjakan secara berdiskusi, setelah selesai berdiskusi dilakukan presentasi dan penghargaan kepada kelompok terbaik.  Guru memberikan kuis dan pekerjaan rumah, yang terakhir guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya dan menutup pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi, siklus I rata-rata perentasemotivasi belajar siswa sebesar55,4% dan siklus II menjadi 77,2%.  Persentase hasil belajar siswa yang tuntas pada siklus I sebesar 48% dan siklus II sebesar 72%.
PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Novita, Aresti; Sujadi, Imam; Aryuna, Dyah Ratri
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 6 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 6, November
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.426 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIIIF SMP Negeri 1 Jaten tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi pokok bangun ruang sisi datar. Data keaktifan siswa diperoleh dari hasil observasi selama proses pembelajaran sedangkan data kemampuan koneksi matematis siswa diperoleh dari tes akhir siklus. Dari hasil observasi pada siklus II diperoleh rata-rata persentase keaktifan siswa mencapai 80,74% dengan persentase kegiatan visual sebesar 81,26%, kegiatan lisan 74,48%, kegiatan mendengarkan 84,38%, dan kegiatan menulis 82,82%. Sedangkan dari hasil tes pada siklus II kemampuan koneksi matematis siswa untuk indikator koneksi antartopik dan prosedur matematika pada kategori baik mencapai 46,88% dan untuk indikator koneksi dengan dunia nyata yang mencapai kategori baik mencapai 34,38%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran CTL dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIIIF SMP Negeri 1 Jaten tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dikarenakan dalam pendekatan pembelajaran tersebut : (1) Guru memberikan permasalahan dalam kehidupan nyata yang dapat menumbuhkan kemampuan koneksi siswa (Pemodelan); (2) Dalam mengerjakan LKS, siswa berusaha aktif menemukan konsep dari materi yang sedang dipelajari (Inkuiri); (3) Kelompok siswa aktif mengerjakan Lembar Kerja Siswa untuk membangun pengetahuannya mengenai materi yang sedang dipelajari (Kontruktivisme dan Masyarakat Belajar); (4) Presentasi kelompok memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan menanggapi kelompok lain (Bertanya); (5) Siswa mendapat penghargaan dan mengerjakan kuis individu (Penilaian Autentik); (6) Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran yang telah dipelajari (Refleksi).
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN STRUKTURAL THINK-PAIR-SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PENELITIAN TINDAKAN KELAS DILAKUKAN DI KELAS VIII C SMP NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJ Fawaida, Atina; Sujadi, Imam; Aryuna, Dyah Ratri
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 3 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.231 KB)

Abstract

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan mendeskripsikan proses pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural Think-Pair-Share (TPS) yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran matematika dengan penerapan model pembelajaran kooperatif TPS dan mendeskripsikan dampak penerapan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural TPS terhadap ketuntasan belajar siswa. Sumber data penelitian berasal dari hasil observasi aktivitas belajar siswa, hasil observasi proses pembelajaran dan hasil tes akhir siklus siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi dan tes. Teknik analisis data adalah dengan teknik analisis deskriptif. Validasi data dari aktivitas belajar siswa dan proses pembelajaran menggunakan teknik triangulasi penyidik. Model pembelajaran kooperatif TPS yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa adalah pada kegiatan inti terdiri dari tiga kegiatan yaitu Think guru menunjuk siswa untuk berpendapat tentang materi yang akan dipelajari dan bertanya apabila terdapat materi yang belum paham, Pair dan Share guru menunjuk pasangan lain untuk bertanya atau menanggapi terkait dengan hasil diskusi. Berdasarkan hasil observasi banyaknya siswa yang mencapai kategori aktivitas belajar siswa tinggi pada pra siklus sebesar 34,375%, siklus 1 mengalami peningkatan sebesar 12,5% menjadi 46,875% dan siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 31,25% menjadi 78,125%. Peningkatan aktivitas belajar siswa berdampak positif pada ketuntasan belajar siswa dimana banyaknya siswa yang tuntas pada siklus 1 65,625% dan siklus 2 adalah 81,25%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif TPS dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran matematika siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2015/2016.
ANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA KELAS VII SEMESTER II SMP NEGERI 14 SURAKARTA DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN TEORI VAN HIELE PADA POKOK BAHASAN BANGUN DATAR JAJARGENJANG DAN BELAH KETUPAT Molinasari, Nitha; Sujadi, Imam; Aryuna, Dyah Ratri
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 6 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 6, November
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.625 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan tingkat dan karakteristik berpikir yang dicapai siswa kelas VII semester II SMP Negeri 14 Surakarta dalam memecahkan masalah geometri pada materi jajargenjang dan belah ketupat berdasarkan teori van Hiele. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan subjek yaitu 10 siswa kelas VII Semester II SMP Negeri 14 Surakarta. Pengambilan subyek dilakukan dengan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes dan wawancara. Validasi data dilakukan dengan triangulasi metode yaitu membandingkan data dari metode tes dan dari metode wawancara. Analisis data dilakukan melalui langkah-langkah : pengumpulan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Berdasarkan hasil analisis data diperoleh (1) Ditemukan siswa kelas VII SMP Negeri 14 Surakarta berada pada tingkat 0,1,2 dan 3 berdasarkan teori van Hiele. (2) Karakteristik yang ditemukan pada masing- masing tahap adalah: (a) Tahap 0 (visualisasi) karakteristiknya antara lain belum dapat membedakan 2 bangun geometri yang bentuk fisiknya hampir sama serta belum dapat membedakan bangun yang satu dengan yang lain seperti bangun jajargenjang,belah ketupat dan persegi panjang. (b) Tahap 1 (analisis) karakteristiknya antara lain belum dapat memahami susunan bentuk bangun dengan baik, hal ini terlihat dari kesalahan subjek dalam menentukan alas dan tinggi bangun jajargenjang. (c) Tahap 2 (deduksi informal) karakteristiknya antara lain mampu menjelaskan sifat bangun jajargenjang yaitu kesejajaran sisi sebagai alasan dalam pemecahan masalah. (d) Tahap 3 (deduksi) karakteristiknya antara lain mulai dapat melakukan pembuktian secara berurutan dan menggunakan sifat yang dimiliki antar 2 bangun yaitu jajargenjang dan belah ketupat.Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka tingkat berpikir ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut yang bersifat pengembangan teori. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan untuk merancang model/ strategi pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa.
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL DITINJAU DARI MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA (PENELITIAN DILAKUKAN DI SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017) Zulaikah, Siti; Sujadi, Imam; Kuswardi, Yemi
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 6 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 6, November
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.061 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar ditinjau dari minat belajar matematika. Model pembelajaran yang dibandingkan adalah model pembelajaran Problem Based Learning dan model pembelajaran langsung. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, dilanjutkan dengan uji komparasi ganda menggunakan metode Scheffe. Simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut (1) model pembelajaran Problem Based Learning menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dari pada model pembelajaran langsung pada materi sistem persamaan linear tiga variabel, (2) siswa dengan minat belajar tinggi menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa dengan minat belajar sedang, siswa dengan minat belajar tinggi menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa dengan minat belajar rendah, dan siswa dengan minat belajar sedang menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa dengan minat belajar rendah pada materi sistem persamaan linear tiga variabel, (3) pada masing-masing model pembe-lajaran, siswa yang mempunyai minat belajar matematika tinggi menghasilkan prestasi belajar yang sama dengan siswa yang memiliki minat belajar matematika sedang, siswa yang mempunyai minat belajar matematika tinggi menghasilkan prestasi belajar yang sama dengan siswa yang memiliki minat belajar matematika rendah, dan siswa yang mempunyai minat belajar matematika sedang menghasilkan prestasi belajar yang sama dengan siswa yang memiliki minat belajar matematika rendah, (4) pada masing-masing tingkat minat belajar matematika siswa, siswa yang memperoleh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)menghasilkan prestasi belajar yang sama dengan siswa yang memperoleh model pembelajaran langsung dalam pembelajaran materi sistem persamaan linear tiga variabel.
PROSES BERPIKIR SISWA KELAS VII E DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS Faizah, Farah; Sujadi, Imam; Setiawan, Rubono
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 4 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 4, Juli 2017
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.238 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses berpikir siswa kelas VII E SMP Negeri 10 Surakarta dalam memecahkan masalah matematika pada materi pecahan ditinjau dari kecerdasan logis-matematis. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik purposive sampling. Subjek penelitian ini adalah 6 orang siswa kelas VII E, yang terdiri dari 2 orang siswa dengan kecerdasan logis-matematis tinggi, 2 siswa dengan kecerdasan logis-matematis sedang, 2 orang siswa dengan kecerdasan logis-matematis rendah. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara berbasis tugas. Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi waktu. Teknik analisis data dilakukan dengan mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa: (i) Proses berpikir siswa dengan kecerdasan logis-matematis tinggi yaitu mampu memahami masalah dengan baik, menentukan strategi yang digunakan dalam memecahkan masalah yaitu menggunakan strategi standar atau alternatif strategi, menentukan hasil yang sesuai dengan permasalahan, siswa meyakini kebenaran dari hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan, tidak melakukan pemeriksaan terhadap pekerjaannya dan melakukan perhitungan berkaitan dengan permasalahan tambahan yang diberikan. (ii) Proses berpikir siswa dengan kecerdasan logis-matematis sedang yaitu dalam memahami masalah siswa kesulitan dalam mengaitkan hubungan antara hal yang diketahui dan hal yang tidak diketahui, dalam merencanakan pemecahan masalah siswa tidak menggunakan semua yang diketahui untuk menyelesaikan permasalahan, menentukan dan menjelaskan langkah-langkah pemecahan masalah namun kurang sesuai dengan langkah-langkah yang tepat, tidak menentukan hasil yang sesuai dengan permasalahan dan tidak melakukan tahapan memeriksa kembali jawaban. (iii) Proses berpikir siswa dengan kecerdasan logis-matematis rendah yaitu dalam memahami masalah siswa kesulitan dalam mengaitkan hubungan antara hal yang diketahui dan hal yang tidak diketahui, dalam merencanakan pemecahan masalah siswa tidak menggunakan semua yang diketahui untuk menyelesaikan permasalahan, kesulitan dalam menentukan keterkaitan antara hal yang diketahui dan hal yang ditanyakan, tidak menentukan hasil yang sesuai dengan permasalahan dan tidak melakukan tahapan memeriksa kembali jawaban.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DENGAN AFL MELALUI STRATEGI PEMBERIAN BALIKAN UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PENELITIAN TINDAKAN KELAS DILAKUKAN DI KELAS XI IPA MA AL-ISLAM JAMSAREN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN Pramesti, Getut; Kurniasih, Rini; Sujadi, Imam
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 2, Nomor 1, Januari 2
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.191 KB)

Abstract

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran kolaboratif dengan AfL melalui strategi pemberian balikan yang dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran matematika dan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas XI IPA MA Al-Islam Jamsaren Surakarta setelah mengikuti pembelajaran tersebut. Teknik pengumpulan data adalah dengan metode observasi, angket dan tes. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah rata - rata persentase perhatian siswa dan banyaknya siswa yang tuntas minimal 70% dengan KKM sebesar 70. Model pembelajaran kolaboratif dengan AfL melalui strategi pemberian balikan yang dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran matematika adalah pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk memecahkan masalah pada LKS dan mengerjakan soal AfL, kemudian berdiskusi membahas LKS, mempresentasikan hasil diskusi, memberikan klarifikasi sebagai pemberian balikan, mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan membahas sekilas soal AfL, serta memberikan hasil pekerjaan siswa sebelum pertemuan selanjutnya. Berdasarkan hasil observasi perhatian siswa pada pra siklus sebesar 48,92%, setelah dilalukan tindakan siklus I mengalami peningkatan sebesar 17,97% menjadi 64,29% dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 17,27% menjadi 81,56%. Rata ? rata perhatian siswa melalui hasil angket  pra siklus sebesar 53,82%, pada siklus I mengalami peningkatan 12,28% menjadi 66,10% dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 15,46% menjadi 81,56%. Sedangkan dari hasil tes, persentase siswa yang tuntas pada siklus I adalah 50% dan pada siklus II persentase siswa yang tuntas adalah 77,27%.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII C SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Perwira, Nurul Yudha; Sujadi, Imam; Chrisnawati, Henny Ekana
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 3 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.23 KB)

Abstract

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika kelas VII C SMP Negeri 16 Surakarta dengan model pembelajaran Learning Cycle 7E. Subjek penelitian ini adalah guru matematika dan siswa kelas VII C SMP Negeri 16 Surakarta. Sumber data pada penelitian ini adalah lembar observasi dan catatan lapangan dari pembelajaan yang telah dilakukan. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data keterlaksaan pembelajaran dan motivasi belajar siswa. Indikator keberhasilan motivasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah setidaknya rata-rata persentase motivasi belajar siswa mencapai 75% dengan setiap indikator mencapai 70%. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7E yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut: Kegiatan Pendahuluan, melakukan apersepsi dengan menunjuk siswa, memberikan pertanyaan yang memancing rasa ingin tahu siswa, menginformasikan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi. Kegiatan inti, membagi siswa ke dalam kelompok yang beranggotakan 4 siswa, membagikan dua LKS pada setiap kelompok, guru menunjuk dua kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan meminta kelompok yang tidak mengirimkan perwakilan untuk memberikan tanggapan, siswa mengerjakan latihan soal. Kegiatan penutup, siswa kembali ke tempat duduk dan kemudian mengerjakan kuis, menyimpulkan pembelajaran, mendorong siswa menemukan aplikasi dari materi yang dipelajari dan memberikan arahan untuk pertemuan selanjutnya. Berdasarkan hasil observasi, persentase rata-rata motivasi belajar siswa pada pra siklus sebesar 52,38%. Pada siklus I rata-ratanya meningkat 19,25% menjadi 71,63% dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 8,02% menjadi 79,65%.
Increasing Mathematical Critical Thinking Skills Using Advocacy Learning with Mathematical Problem Solving I Ibrahim; Imam Sujadi; Samsul Maarif; Sri Adi Widodo
Didaktik Matematika Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Didaktik Matematika
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.314 KB) | DOI: 10.24815/jdm.v8i1.19200

Abstract

The ability to think critically is one of the abilities students must possess. Students’ critical thinking skills have not been encouraging. There is a need for learning that can improve this ability, one of which is advocacy learning. The study aims to increase students’ critical thinking skills with open-ended mathematical problems in advocacy mathematics learning. This study is a nonequivalent control group design with a pre-test post-test control group. Sampling using cluster random sampling, randomization was carried out in classes at Junior High School 4 Bandung by taking two classes. Data analysis used Mann-Whitney, one-way ANOVA, and Tukey. The results showed that students treated with an advocacy approach by giving open-ended questions had better mathematical critical thinking skills than those who received conventional learning. Also, students with high prior knowledge had better critical thinking skills compared to the other two groups. This research implies that the advocacy can be used as an alternative to learning mathematics for students with high prior knowledge.
PROFIL TINGKATAN BERPIKIR STATISTIS SISWA DALAM MENGANALISIS DAN MENGINTERPRETASIKAN DATA Novi Dya Meylasari; Imam Sujadi; Sri Subanti
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (625.198 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v10i1.3463

Abstract

Berpikir statistis merupakan proses berpikir seseorang mengenai kemampuan untuk mengerti dan memahami bagaimana cara mendeskripsikan data, mengorganisasikan dan mereduksi data, merepresentasikan data serta menganalisis dan menginterpretasikan data, yang diimplementasikan  pada  permasalahan  nyata.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil tingkatan berpikir statistis siswa yang berkemampuan awal rendah dalam menganalisis dan menginterpretasikan data. Subjek penelitian ini adalah tiga siswa berkemampuan awal rendah di kelas VIII SMP Walisongo 1, Semarang. Metode Think Aloud diterapkan untuk mengumpulkan data. Data diperoleh melalui data lisan dan data tertulis berupa instrumen masalah statistik pada materi statistika (pemusatan data dan penyebaran data).Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat berpikir statistis siswayang berkemampuan awal rendah berada pada tingkat 1:Idiosyncratic, siswa menggunakan pemikiran subjektif, menggunakan isyarat visual untuk mendapatkan informasi atau membuat keputusan, sehingga menghambat kemampuan subjek untuk menentukan ukuran pusat atau ukuran penyebaran. Kata kunci: Berpikir statistis; menganalisis dan menginterpretasi data; tingkatan berpikir statistis. AbstractStatistical thinking is a thinking process related to the ability to understand how to describe, organize, reduce, present, analyze and interpret the data, which is implemented in real problems. This research aims to describe the profile of the level of statistical thinking of students with low initial abilities in analyzing and interpreting data. The subjects of this study were three students with low initial abilities in Junior High School of Walisongo 1, Semarang. The Think Aloud method is applied to collect data. The data obtained through verbal data and written data in the form of statistical problem instruments on statistical materials (center data and spread data).The results showed that the statistical thinking level of students with low initial abilities was at 1th level: Idiosyncratic, students used subjective thinking, used visual cues to obtain information or make decisions, thus inhibiting the subject's ability to determine the size of the center or the size of the spread. Keywords: analyzing and interpreting data construct; statistical thinking; statistical thinking level.