Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Pengaruh Rasio Tulangan Pada Balok Ditinjau Dari Kurvatur Daktilitas Dengan Mutu Baja Fy 400 Mpa Pertiwi, Dewi; Hakiki, Abdi
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2019: Menuju Penerapan Teknologi Terbarukan pada Industri 4.0: Perubahan Industri dan Transformasi P
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.721 KB)

Abstract

Balok merupakan suatu komponen penting pembentuk struktur, ini dikarenakan sistemnya saling mengikat antara komponen satu dengan yang lain. Untuk meningkatkan kekuatan, kekakuan dan daktilitas balok beton bertulang dapat dilakukan dengan penambahan tulangan. Dengan adanya penambahan tulangan pada balok beton bertulang akan berpengaruh terhadap peningkatan daktilitas yang dimiliki balok tersebut. Dengan semakin baik sifat daktail yang dimiliki balok berarti akan menghindari keruntuhan pada struktur secara tiba-tiba. Daktilitas suatu komponen struktur dapat dilihat dari hubungan momen dan kurvatur, sehingga dapat diketahui kemampuan struktur tersebut dalam berdeformasi. Pada penelitian ini benda uji berbentuk balok berdimensi 20x20x60 cm ,menggunakan tulangan 2D16,3D16,4D16 dengan mutu beton f?c 25 Mpa yang dikombinasikan dengan baja tulangan mutu, fy 400 mpa . Pengujian kuat lentur menggunakan pembebanan satu bending dengan perletakan sendi-rol. Proses pembacaan dan pencataan dilakukan pada setiap fase crack, yield dan ultimate. Sehingga dari situ dapat diketahui besar defleksi yang terjadi pada tiap fase. Dari hasil uji lentur dapat di-analisa nilai momen lentur, tegangan lentur dan daktiliasnya. Untuk nilai momen dan tegangan lentur beton didapat hasil yang sama, dari tulangan 2D16 ? 3D16 mengalami peningkatan sebesar 44,71%, untuk tulangan 3D16 ? 4D16 sedikit mengalami penurunan sebesar 0,5%. Sedangkan untuk nilai daktilitas hasil yang paling baik ada pada tulangan 3D16 dengan rasio sebesar 0,0141. Sama halnya dari analisa daktilitas secara teoritis grafik hubungan momen dan kurvatur tulangan 3D16 adalah yang paling baik. Jadi, nilai rasio yang dihasilkan semakin kecil maka pengaruh terhadap daktiltias balok akan semakin bagus.
PENGARUH VARIASI FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN DENGAN COPPER SLAG PENGGANTI SEBAGIAN PASIR UNTUK BETON MUTU 42 MPA Ferdian Adhitia; Dewi Pertiwi
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Vol. 9 No. 1 (2020)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.523 KB) | DOI: 10.22225/pd.9.1.1676.80-86

Abstract

At the smelting plant of PT Smelting Company Gresik produces waste in the form of copper slag. Copper slag waste has several advantages including increasing concrete compressive strength, reducing heat hydration, increasing resistance to sulfate in seawater, reducing alkali-silica and chloride attack. Probolinggo power plant there is the waste product from burning coal. The waste is divided into two types. The flying waste is fly ash obtained by being captured by other particle filtration equipment before the exhaust gas reaches the coal chimney. Whereas the waste that goes down is called bottom ash. This study uses copper slag waste as a partial replacement for sand with fly ash as a partial replacement for cement. The variant used are 40% copper slag, 40% copper slag + 5% fly ash, 40% copper slag + 7.5% fly ash, 40% copper slag + 10% fly ash. Copper slag comes from PT. Smaleting Company Gresik, while the fly ash from PT. Paiton. Tests carried out at PT. SCG Readymix. Test carried out at the age of 14 days, 28 days and 56 days. Normal concrete compressive strength was obtained more than 42 MPa, the highest compressive strength at a variation of 40% copper slag + 10% fly ash with compressive strength of 58.13 MPa at the age of 56 days.
IbM KELOMPOK TANI KAMPUNG LELE DI MOROKREMBANGAN SURABAYA Pertiwi, Dewi; Mardiana, Christin
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan Inovasi Teknologi Infrastruktur Berwawasan Lingkungan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bozem Morokrembangan yang bagian dari wilayah kampung gadukan menjadi sebuah permasalahan yang selama ini selalu menjadi tempat yang kumuh penuh sampah dan enceng gondok; dari keperdulian kader lingkungan mengubah permasalahan itu menjadikan sebuah lahan produktif. Kelompok Tani ikan lele ini terdapat di kampung gadukan yang memiliki kegiatan budidaya ikan lele dan kerupuk ikan lele ingin menjadi salah satu kampung unggulan di Kota Surabaya sebagaimana yang di programkan oleh Pemerintah Kota. Tampilan kemasan kerupuk tampak kurang menarik sehingga perlu adanya pengembangan desain kemasan agar menambah nilai jual dari produk-produk tersebut. Perlunya pengembangan produk makanan olahan baru yang berbahan dasar ikan lele (nugget dan bakso) untuk meningkatkan pemasaran ikan lele dan mengembangkan usaha Kelompok Tani menjadi kampung yang mandiri. Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan pemasaran dari Kelompok Tani ikan lele dengan cara mengajarkan Kelompok Tani membuat produk olahan baru dari ikan lele berupa nugget dan bakso; memberikan pelatihan dan workshop desain kemasan produk untuk menjadikan kemasan yang lebih bagus dan memiliki brand tersendiri; Kelompok Tani memiliki marketing tools untuk menunjang pemasarannya; Kelompok Tani memiliki website untuk menjangkau pemasaran yang lebih luas; serta mempunyai pembukuan administratif yang berkomputerisasi
Analisis Pengikatan Awal Dan Pengerasan Semen Menggunakan Gula Pasir (Retarder) Ditinjau Dari Kuat Tekan Beton Qirom, Ori Feizal; Pertiwi, Dewi
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2020: Memberdayakan Riset dan Inovasi untuk Teknologi yang Berkelanjutan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

temperatur suhu udaranya tinggi menyebabkan proses hidrasi yang lebih cepat dibandingkan kondisi normal, maka pada pengusaha beton menggunakan retarder sebagai bahan tambahan memperlambat pengerasan, untuk bahan tamabahan yang dapat memperlambat pengerasan adalah sukrosa yang dimana juga terkandung didalam Gula Pasir, sehingga dapat dijadikan alternatif dari bahan kima adiktif karena mudah didapat dipasaran. Penelitian ini menggunakan ekperimen pada setiap campuran beton normal dan ditambahakan Gula Pasir dengan persentase 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% dari berat semen. Dengan lilakukanya pengujian vikat dengan penabahan gula pasir sebagai memperlambat waktu pengikatan dan pengeringan semen melambat.  Berdasarkan hasil pengujian, nilai kuat tekan dengan perawatan beton usia dari 3 hari, 28 hari, 56 hari, dengan rencana variasi beton normal dan beton menggunakan bahan tamabahan gula pasir (GP 0,1%, GP 0,2%, GP 0,3%, GP 0,4%) dari berat semen dan sesuai dengan mutu beton rencana fc’ 30 Mpa adalah usia 56 hari, beton gula pasir (GP 0,4%)  adalah 39,15 Mpa dengan waktu pengikatan 285 menit dan pegerasan semen 390 menit, yang dapat dsimpulkan untuk penamabahan persentase gula pasir mengakibatkan lama waktu pengikatan dan pengerasan dengan nilai kuat tekan yang sesuai rencana.
Perbandingan Penggunaan Pasir Lumajang dengan Pasir Gunung Merapi terhadap Kuat Tekan Beton Dewi Pertiwi; Boedi Wibowo; Endang Kasiati; Triaswati MN; Ari Gandhi Sabban
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 9, No 2 (2011)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.25 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v9i2.2686

Abstract

Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan semen hidrolik, agregat kasar, agregat halus, air, dan bahan tambahan. Dalam penelitian ini ada dua jenis agregat halus yang dipergunakan yakni pasir lumajang dan pasir gunung merapi. Pasir gunung Merapi merupakan pasir dengan kualitas baik, dikarenakan partikelnya yang memiliki sudut. Pola partikel yang memiliki sudut itulah yang membuat ikatan pasir gunung merapi degan semen menjadi lebih kuat. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini mencoba untuk melakukan perbandingan pasir lumajang dengan pasir gunung merapi terhadap kuat tekan beton. Metode pembuatan benda uji menggunakan beton silinder (Ø15 cm, tinggi 30 cm) dengan kuat tekan rencana 30 Mpa, menggunakan variasi Faktor Air Semen (FAS) 0.6, 0.5, 0,4 dan 0,3 serta dicampurkan dengan Fly Ash 20%. Dari hasil penelitian didapatkan hasil pada FAS 0,6 kuat tekan beton untuk pasir Lumajang sebesar 273,964 dan pasir Gunung Merapi  270,094 ini semua tidak memenuhi kuat tekan rencana ,yang memenuhi kuat tekan beton rencana yakni pada FAS 0,5 pasir Lumajang mengalami peningkatan sebesar 27% yakni 411,499 kg/cm2, sedangkan pasir Gunung Merapi mengalami peningkatan sebesar 22,9% yakni 389,351 kg/cm2. Pada FAS 0,4 pasir Lumajang mengalami peningkatan sebesar 32,6% yakni 445,728 kg/cm2, sedangkan pasir Gunung Merapi mengalami peningkatan sebesar 36,5% yakni 472,716 kg/cm2. Pada FAS 0,3 pasir Lumajang mengalami peningkatan sebesar 48,3% yakni 580,432 kg/cm2, sedangkan Pasir Gunung Merapi mengalami peningkatan sebesar 54,7% yakni 663,224 kg/cm2. 
Pengaruh Kehalusan Pasir terhadap Kuat Tekan Beton Boedi Wibowo; Endang Kasiati; Triaswati Triaswati; Dewi Pertiwi
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 10, No 2 (2012)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.2 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v10i2.2667

Abstract

Salah satu faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton adalah kehalusan material pasir yang digunakan dalam campuran beton. Penelitian ini ditujukan untuk mengukur perbedaan kuat tekan beton akibat pengunaan bahan pasir zone I dan Zone III. Faktor Air Semen (FAS) divariasi sebesar 0,3, 0,5, dan 0,6 serta campuran fly ash ditetapkan sebesar 20% untuk semua sampel. Kuat tekan rencana ditetapkan sebesar 300 kg/cm2 dengan benda uji berbentuk silinder yang memiliki diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Hasil pengujian kuat tekan sampel pada umur 28 hari adalah sebagai berikut: Untuk FAS 0,6, sampel dengan campuran pasir zone I dan zone III menghasilkan kuat tekan lebih kecil dari 300 kg/cm2. Untuk FAS 0,5, sampel dengan campuran pasir zone I menghasilkan kuat tekan 402,57  kg/cm2 dan zone III menghasilkan kuat tekan 351,56 kg/cm2. Sedangkan untuk FAS 0,3, sampel dengan campuran pasir zone I menghasilkan kuat tekan 560,476 kg/cm2 dan zone III menghasilkan kuat tekan 663,83 kg/cm2.
Pengaruh Rasio Tulangan Pada Balok Ditinjau Dari Kurvatur Daktilitas Dengan Mutu Baja Fy 400 Mpa Dewi Pertiwi; Abdi Hakiki
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2019: Menuju Penerapan Teknologi Terbarukan pada Industri 4.0: Perubahan Industri dan Transformasi P
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Balok merupakan suatu komponen penting pembentuk struktur, ini dikarenakan sistemnya saling mengikat antara komponen satu dengan yang lain. Untuk meningkatkan kekuatan, kekakuan dan daktilitas balok beton bertulang dapat dilakukan dengan penambahan tulangan. Dengan adanya penambahan tulangan pada balok beton bertulang akan berpengaruh terhadap peningkatan daktilitas yang dimiliki balok tersebut. Dengan semakin baik sifat daktail yang dimiliki balok berarti akan menghindari keruntuhan pada struktur secara tiba-tiba. Daktilitas suatu komponen struktur dapat dilihat dari hubungan momen dan kurvatur, sehingga dapat diketahui kemampuan struktur tersebut dalam berdeformasi. Pada penelitian ini benda uji berbentuk balok berdimensi 20x20x60 cm ,menggunakan tulangan 2D16,3D16,4D16 dengan mutu beton f’c 25 Mpa yang dikombinasikan dengan baja tulangan mutu, fy 400 mpa . Pengujian kuat lentur menggunakan pembebanan satu bending dengan perletakan sendi-rol. Proses pembacaan dan pencataan dilakukan pada setiap fase crack, yield dan ultimate. Sehingga dari situ dapat diketahui besar defleksi yang terjadi pada tiap fase. Dari hasil uji lentur dapat di-analisa nilai momen lentur, tegangan lentur dan daktiliasnya. Untuk nilai momen dan tegangan lentur beton didapat hasil yang sama, dari tulangan 2D16 – 3D16 mengalami peningkatan sebesar 44,71%, untuk tulangan 3D16 – 4D16 sedikit mengalami penurunan sebesar 0,5%. Sedangkan untuk nilai daktilitas hasil yang paling baik ada pada tulangan 3D16 dengan rasio sebesar 0,0141. Sama halnya dari analisa daktilitas secara teoritis grafik hubungan momen dan kurvatur tulangan 3D16 adalah yang paling baik. Jadi, nilai rasio yang dihasilkan semakin kecil maka pengaruh terhadap daktiltias balok akan semakin bagus.
Analisis Pengikatan Awal Dan Pengerasan Semen Menggunakan Gula Pasir (Retarder) Ditinjau Dari Kuat Tekan Beton Ori Feizal Qirom; Dewi Pertiwi
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2020: Memberdayakan Riset dan Inovasi untuk Teknologi yang Berkelanjutan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

temperatur suhu udaranya tinggi menyebabkan proses hidrasi yang lebih cepat dibandingkan kondisi normal, maka pada pengusaha beton menggunakan retarder sebagai bahan tambahan memperlambat pengerasan, untuk bahan tamabahan yang dapat memperlambat pengerasan adalah sukrosa yang dimana juga terkandung didalam Gula Pasir, sehingga dapat dijadikan alternatif dari bahan kima adiktif karena mudah didapat dipasaran. Penelitian ini menggunakan ekperimen pada setiap campuran beton normal dan ditambahakan Gula Pasir dengan persentase 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% dari berat semen. Dengan lilakukanya pengujian vikat dengan penabahan gula pasir sebagai memperlambat waktu pengikatan dan pengeringan semen melambat.  Berdasarkan hasil pengujian, nilai kuat tekan dengan perawatan beton usia dari 3 hari, 28 hari, 56 hari, dengan rencana variasi beton normal dan beton menggunakan bahan tamabahan gula pasir (GP 0,1%, GP 0,2%, GP 0,3%, GP 0,4%) dari berat semen dan sesuai dengan mutu beton rencana fc’ 30 Mpa adalah usia 56 hari, beton gula pasir (GP 0,4%)  adalah 39,15 Mpa dengan waktu pengikatan 285 menit dan pegerasan semen 390 menit, yang dapat dsimpulkan untuk penamabahan persentase gula pasir mengakibatkan lama waktu pengikatan dan pengerasan dengan nilai kuat tekan yang sesuai rencana.
KAJIAN RISIKO RAWAN LONGSOR PADA DAERAH PENGEMBANGAN PANAS BUMI DI KECAMATAN NGEBEL DAN SEKITARNYA, KABUPATEN PONOROGO, PROVINSI JAWA TIMUR Hendrik Kusuma Atmaja; Dewi Pertiwi
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan Inovasi Teknologi Infrastruktur Berwawasan Lingkungan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi panas bumi, namun juga terdapat potensi wisata serta potensi bahan galian. Selain itu Kecamatan Ngebel juga memiliki potensi negatif berupa potensi longsor. Hal ini melatarbelakangi peneliti untuk melakukan sebuah kajian geologi lingkungan berdasarkan aspek kebencanaan yakni dengan mengkaji risiko rawan longsor pada daerah pengembangan panas bumi pada Kecamatan Ngebel Sekitarnya, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Dalam menentukan zonasi risiko rawan longsor pada daerah pengembangan panas bumi, peneliti menggabungkan Peta Sebaran Ancaman Longsor dengan Peta Kerentanan Longsor yang kemudian menghasilkan Peta Zonasi Risiko Rawan Longsor berdasarkan Rumusan Wisner. Dimana Peta Sebaran Ancaman Longsor didapat dengan melakukan pemetaan geologi guna menentukan sebaran titik-titik longsor, dan Peta Kerentanan Longsor didapat dari melakukan overlay pada beberapa peta tematik. Selain itu peneliti juga melengkapi kajian ini dengan mencantumkan data sifat fisik tanah dan batuan, data curah hujan, data jenis vegetasi serta data kependudukan daerah penelitian sepanjang tahun 2014 dalam jurnal ditahun 2015 sebagai data pendukung. Terdapat 3 zonasi risiko rawan longsor berdasarkan beberapa parameter yang digunakan dalam penelitian, dimana daerah penelitian sebagai daerah pengembangan panas bumi sangatlah rawan terhadap potensi gerakan tanah. Sehingga tujuan dari penelitian ini yakni sebagai rujukan dalam pengembangan pembangunan dilokasi penelitian.
Redesign of Prestressed Concrete Structures Using the Post Tension Method: A Case Study of the Construction of Laves Mall Surabaya Eric Vianto Mahendra Nata; Indra Komara; Eka Susanti; Dewi Pertiwi
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 7, No 1 (2022): EDISI MARET 2022
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/rekabuana.v7i1.3220

Abstract

In building construction, prestressed concrete is used for large spans and to increase capacity. One of them is the 16 meters long Lakes Surabaya Mall project. An important parameter is the effectiveness of the design, especially determining the parameters of the cross-sectional property. In this study, the redesign technique was used to assess the current condition in the hope that it could be modeled more effectively using cross-sectional dimensions. The design was evaluated theoretically using the concept of direct and indirect prestressing, then numerically verified using SAP2000. Prestressed beam with low relaxation PC60×12cm A416 grade 250 in the existing condition is modified using a lower dimension of 50×10cm A416 but has a grade value of 270, which is more extensive. The same data were used for criteria such as 35 MPa concrete quality, 100% load distribution factor, and 75% tendon stress percentage. The inspection results show that the transfer and service conditions are 10% smaller than the existing cross-section. A combined direct and indirect prestress loss of 19% still meets the design code.ABSTRAKDalam bidang konstruksi bangunan, beton prategang digunakan untuk bentang besar dan untuk meningkatkan kapasitas. Salah satunya adalah pada proyek Mall Lakes Surabaya sepanjang 16 meter. Parameter penting adalah efektivitas desain, terutama menentukan parameter properti penampang. Dalam penelitian ini, teknik desain ulang digunakan untuk menilai kondisi saat eksisting dengan harapan dapat dimodelkan lebih efektif dari penggunaan dimensi penampang. Desain dievaluasi secara teoritis menggunakan konsep prategang langsung dan tidak langsung, kemudian diverifikasi secara numerik dengan SAP2000. Balok prategang dengan relaksasi rendah PC60×12cm A416 grade 250 pada kondisi eksisting dimodifikasi menggunakan dimensi lebih rendah yaitu 50×10cm A416 akan tetapi memiliki nilai grade 270, yakni lebih besar. Data yang sama digunakan untuk kriteria seperti kualitas beton 35 MPa, faktor distribusi beban 100%, dan persentase tegangan tendon 75%. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kondisi transfer dan service 10% lebih kecil dari penampang eksisting. Dengan gabungan kehilangan prategang langsung dan tidak langsung sebesar 19%, yang mana masih memenuhi kaidah desain.