Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU “LUMUT-LUMUT WATULUMBANG” Wulandari, Ida Ayu Gde
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.146 KB) | DOI: 10.25078/gw.v6i2.1153

Abstract

Lumut-Lumut Watulumbang (a book) has a deep self-reflection. The self-reflection is finding in this book by reading all of part of this book. This book teaches us that life is has a mystery that can?t find the final answer. When you think that you have found the answer in your life, there will be a question in yourself, that makes us be doubt for the answer. You will not find the same answer because it depends on the situation and consciousness. So that, in this book, we will find the eternal truth is not outside from ourself, but we can find it in itself. This book teaches us to be consistence to self-contemplation so we will find the Almight-God in ourself. So that?s why, the values of character could find in this book. This book contains of characters value that taken from tattwa of lontar (traditional script). Literary works of Hindu is most of them written on lontar (traditional script) but the writer of this book were packed in a good essays. This book is a good literature as a reference to develop a character bulding that could create an intelligent-character generation. Key-words: self-reflection, consciousness of God, character values
LONTAR TUTUR CANDRABHERAWA PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA HINDU Wulandari, Ida Ayu Gde
JURNAL YOGA DAN KESEHATAN Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/jyk.v2i1.1552

Abstract

The literary works belonging to the traditional literary written in ancient times by using lontar. This tradition is still done until now aiming to bequeath literary treasure. One of the literary works that has educational values of Hinduism is Lontar Tutur Candrabhérawa. It tells about two king, namely Yudhistira, who ruled in the kingdom of Astina Pura and the Candrabhérawa who ruled in the kingdom of Dewantara. Both king have two different understanding, namely the concept of Karma Sanyasa and Yoga Sanyasa. It tells us that life does not separate from karma and yoga. The goals in this study is that the literary Lontar Tutur Candrabhérawa with its intrinsic structure which consist of a theme, characters, plot, incident, background, and mandate. Review from the function of education, based on the classification of Bloom?s taxonomy, containing three functions of education, namely cognitive, affective and psychomotor. Meanwhile, when viewed from educational values of Hinduism, it contains religious, patriotism, environmental care, respect, and the right appointment. With these findings can be expected to create human characters that are religious, ethical, and social spirit in religious life.
Creating Life In New Normal Era Based On Tri Hita Karana Concept Wulandari, Ida Ayu Gde
Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/ijhsrs.v4i2.1854

Abstract

Menata kehidupan pada era new normal adalah menata kehidupan dengan pola kehidupan baru dari segi kesehatan, sehingga kehidupan yang dilalui dapat terhindar dari penyakit yang sedang melanda dunia. Dalam artian ini, new normal memberikan pemahaman kepada manusia bahwa aspek kehidupan manusia dari sisi kesehatan tidak bisa dikesampingkan. Oleh karena alasan kesehatan, maka segala bentuk aturan yang mengatur tentang orang banyak atau publik disesuaikan denga aturan-aturan dari WHO atau Kementerian Kesehatan RI agar penularan penyakit dapat dihindari. Mengacu pada tatanan hidup baru pada era new normal, umat Hindu mengacu pada kehidupan yang berasaskan tri hita karana yang disesuaikan dengan aturan pada tatanan hidup new normal. Pada tulisan ini menggunakan metode analisis isi (content analysis). Pada tulisan ini membahas tentang bagaimana penerapan tatanan hidup baru pada era new normal ini tidak menghilangkan hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan (parhyangan), hubungan manusia dengan manusia (pawongan), dan hubungan manusia dengan lingkungan (palemahan). Dengan mengacu pada aturan-aturan yang diberikan oleh pemerintah, maka penerapan era new normal dapat berjalan sesuai harapan.Kata Kunci: new normal, tri hita karana, agama Hindu
Pemanfaatan Media Google Classroom Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19 Di IHDN Denpasar Wulandari, Ida Ayu Gde
Jurnal Penjaminan Mutu Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : LPM IHDN Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/jpm.v7i1.1825

Abstract

The use of online media as a learning medium is so familiar. Utilization of media in the midst of a global pandemic is the main choice to overcome social and physical distancing at this time. Demands in the world of education to be able to adapt to technological developments in addition to aiming to support the smooth course, also aims to streamline learning, in accordance with learning anywhere and anytime. Various forms of Learning Management System (LMS) that exist today, online learning media such as Google classroom in lectures are very commonly used by lecturers to support learning outcomes, through the features they have. Collecting data is using quantitative descriptive by using google form which are 108 respond by spreading online to Religion Education students. The purpose of this paper is to determine the use of google classroom in lectures and to find out the advantages and disadvantages of using google classroom media. Based on the results of the distribution of questionnaires to students majoring in religious education, it shows that more than 90% of students are accustomed to using google classroom with the benefits they have. In addition, some weaknesses are also felt by students during the learning process using only google classroom media.
PETA KONSEP PERKEMBANGAN AGAMA HINDU: PEMAHAMAN AWAL PENDIDIKAN AGAMA HINDU Aryana, I Made Putra; Wulandari, Ida Ayu Gde
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 8, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui sumber historis pemetaan sejarah perkembangan agama Hindu, dari mulainya perkembangan agama Hindu itu sendiri sampai dengan sekarang. Penulisan artikel ini menggunakan metode kepustakan dan studi mendalam terhadap pustaka. Lembah sungai Sindhu di India adalah tempat awal perkembangan agama Hindu. Agama Hindu sebenarnya merupakan Sinkretisme (percampuran) antara kebudayaan bangsa Arya dengan kebudayaan bangsa Dravida. Hubungan dagang antara masyarakat Nusantara dengan para pedagang dari wilayah Cina dan India yang menyebabkan adanya asimilasi budaya, sehingga agama Hindu lambat laun mulai berkembang di Nusantara. Dengan adanya akulturasi dan budaya yang diakui di tingkat nasional sebagai agama yang resmi, muncul berbagai standar prilaku keagamaan Hindu di Indonesia khususnya Bali, antara lain: Tri Kerangka Agama Hindu, Panca Sradha, Panca Yadnya, Tri Sandya, Kramaning Sembah, Dainika Upasana, Nista Madya Utama dan Desa kala Patra serta Tri Hita Karana. Secara historis, penulisan seluruh ajaran Hindu bersumber pada kitab Veda, yaitu Sruti, Smrti, Sila, Acara, dan Atmanastusti. Sikap religius filosofis umat Hindu selalu berevolosi dan berkembang secara terbuka dan berkelanjutan di mana Hindu itu berkembang sesuai dengan keadaan alam social dan budaya dengan tetap berpegang teguh pada ajaran Weda sebagai sumber ajarannya.
THE ROLE OF PARENTS TO REALIZE CHARACTER EDUCATION THROUGH THREE MOTTOS OF KI HADJAR DEWANTARA IN ONLINE LEARNING Wulandari, Ida Ayu Gde; Kanta, I Gede Eka Surya
Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/ijhsrs.v5i1.2230

Abstract

The role of parents during the pandemic is needed in building of children's character at home. Character education in online learning can be doing by implementing the three slogans of Ki Hadjar Dewantara, namely, ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangunkarso, and tut wuri handayani. Ing ngarso sung tulodo is the role of parents that can being an example for their children, ing madyo mangunkarso is the role of parents in providing enthusiasm for their children in learning at home, and tut wuri handayani is the role of parents in encouraging children in learning process. The pattern of character education by applying that three slogans is also harmonized which the teachings in Hindu religious literature. By using the literature study method, this paper uses references from various sources, namely journals, books, Hindu literary works, and the internet. By a literature study was found that Hindu literature sources have taught parents in educating children, from an early age to adulthood. Based on the Hindu literature, can be harmonized through the three slogans of Ki Hadjar Dewantara during online learning at home in bulding the character during the pandemic.
GURU KREATIF ANAK USIA DINI MELALUI PENDEKATAN TAKSONOMI BLOOM Wulandari, Ida Ayu Gde; Suyanta, I Wayan
PRATAMA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/pw.v3i2.736

Abstract

Guru adalah model dalam pembelajaran. Guru bertugas untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki peserta didik sehingga dapat berkembang secara optimal. Seorang guru yang kreatif akan melahirkan peserta didik yang kreatif. Seorang pendidik anak usia dini adalah pendidik yang mengajarkan peserta didik antara 0 tahun sampai 6 tahun. Peserta didik dalam rentang usia tersebut adalah usia yang paling tepat dalam mengembangkan seluruh potensi peserta didik bahkan disebut sebagai golden age. Potensi yang dapat dikembangkan dalam diri peserta didik meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik sesuai dengan perkembangan psikologi. Dengan pemahaman guru terhadap perkembangan peserta didik yang merupakan usia emas, maka akan melahirkan generasi emas yang membawa kemajuan bagi nusa dan bangsa. Begitu pula sebaliknya, apabila seorang guru tidak kreatif dalam mempersiapkan dan melaksanakan proses pembelajaran, maka tidak akan melahirkan peserta didik yang kreatif. Menjadi guru yang kreatif dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang mendukung perkembangan peserta didik. Kegiatan yang dilakukan oleh guru memiliki tujuan yang ingin dicapai, baik kognitif, afektif, dan psikomotor. Kata kunci : guru, kreatif, kognitif, afektif, psikomotor
PETA KONSEP PERKEMBANGAN AGAMA HINDU: PEMAHAMAN AWAL PENDIDIKAN AGAMA HINDU I Made Putra Aryana; Ida Ayu Gde Wulandari
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 8, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui sumber historis pemetaan sejarah perkembangan agama Hindu, dari mulainya perkembangan agama Hindu itu sendiri sampai dengan sekarang. Penulisan artikel ini menggunakan metode kepustakan dan studi mendalam terhadap pustaka. Lembah sungai Sindhu di India adalah tempat awal perkembangan agama Hindu. Agama Hindu sebenarnya merupakan Sinkretisme (percampuran) antara kebudayaan bangsa Arya dengan kebudayaan bangsa Dravida. Hubungan dagang antara masyarakat Nusantara dengan para pedagang dari wilayah Cina dan India yang menyebabkan adanya asimilasi budaya, sehingga agama Hindu lambat laun mulai berkembang di Nusantara. Dengan adanya akulturasi dan budaya yang diakui di tingkat nasional sebagai agama yang resmi, muncul berbagai standar prilaku keagamaan Hindu di Indonesia khususnya Bali, antara lain: Tri Kerangka Agama Hindu, Panca Sradha, Panca Yadnya, Tri Sandya, Kramaning Sembah, Dainika Upasana, Nista Madya Utama dan Desa kala Patra serta Tri Hita Karana. Secara historis, penulisan seluruh ajaran Hindu bersumber pada kitab Veda, yaitu Sruti, Smrti, Sila, Acara, dan Atmanastusti. Sikap religius filosofis umat Hindu selalu berevolosi dan berkembang secara terbuka dan berkelanjutan di mana Hindu itu berkembang sesuai dengan keadaan alam social dan budaya dengan tetap berpegang teguh pada ajaran Weda sebagai sumber ajarannya.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU “LUMUT-LUMUT WATULUMBANG” Ida Ayu Gde Wulandari
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v6i2.1153

Abstract

Lumut-Lumut Watulumbang (a book) has a deep self-reflection. The self-reflection is finding in this book by reading all of part of this book. This book teaches us that life is has a mystery that can’t find the final answer. When you think that you have found the answer in your life, there will be a question in yourself, that makes us be doubt for the answer. You will not find the same answer because it depends on the situation and consciousness. So that, in this book, we will find the eternal truth is not outside from ourself, but we can find it in itself. This book teaches us to be consistence to self-contemplation so we will find the Almight-God in ourself. So that’s why, the values of character could find in this book. This book contains of characters value that taken from tattwa of lontar (traditional script). Literary works of Hindu is most of them written on lontar (traditional script) but the writer of this book were packed in a good essays. This book is a good literature as a reference to develop a character bulding that could create an intelligent-character generation. Key-words: self-reflection, consciousness of God, character values
Membentuk Komunikasi Efektif Dalam Manajemen Konflik Ida Ayu Gde Wulandari
Ganaya : Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 2 No 2-3 (2020)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Conflicts often occur in human life, both conflicts within themselves and with others. One source of conflict in human life is due to the inability of humans to communicate or not to communicate effectively. Effective communication between communicators and communicants will affect the message conveyed. If there is communication distortion, the message will not be conveyed properly. Effective communication will effectively solve the problem, or in other words effective communication between communicants and communicators has an influence in conflict management. In this paper we will explain about effective communication in conflict management.