Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN GEJALA SICK BUILDING SYNDROME PADA PEGAWAI BPJS KESEHATAN DEPOK TAHUN 2019 Annisa Nanda Asri; Rafiah Maharani Pulungan; Azizah Musliha Fitri
Journal of Public Health Research and Community Health Development Vol. 3 No. 1 (2019): Oktober
Publisher : Sekolah Ilmu Kesehatan Dan Ilmu Alam (SIKIA), Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jphrecode.v3i1.14628

Abstract

Sick building syndrome (SBS) merupakan kumpulan keluhan yang dirasakan oleh pegawai yang bekerja di dalam ruangan dengan kualitas udara yang kurang baik. Pegawai BPJS Kesehatan Kota Depok bekerja dalam ruangan yang tertutup dengan pencahayaan dan iklim kerja yang kurang baik sehingga berpotensi mengalami gejala seperti kelelahan, sakit kepala, dan nyeri punggung. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan lingkungan kerja dengan gejala Sick Building Syndrome pada pegawai BPJS Kesehatan Kota Depok tahun 2019. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 70 orang pegawai BPJS Kesehatan Kota Depok. Variabel lingkungan fisik diperoleh berdasarkan hasil pengukuran lingkungan, sedangkan variabel lingkungan non fisik dan karakteristik individu menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji Chi Square dan uji Fisher’s Exact. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara pencahayaan (p=0,001), umur (p=0,006), kondisi psikososial (0,025), kebiasaan merokok (p=0,025), dan riwayat penyakit (p=0,038) dengan gejala SBS. Variabel yang tidak berhubungan dengan gejala SBS adalah iklim kerja (p=0,191), hubungan kerja pegawai dan atasan (p=0,447), hubungan kerja antar pegawai (p=1,000), jenis kelamin (p=0,506), dan masa kerja (p=1,000). Gejala SBS yang paling banyak adalah kantuk. Berdasarkan hasil tersebut, disarankan BPJS Kesehatan Kota Depok memperbaiki pencahayaan, melakukan peregangan di sela jam kerja, dan melakukan medical check up untuk meningkatkan kenyamanan pegawai dalam bekerja.
Pemanfaatan Prolanis di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Wilayah Kota Depok Arga Wildan Syafa'at; Rafiah Maharani Pulungan; Putri Permatasari
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 18, No 4 (2019): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.226 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.18.4.127-134

Abstract

Latar belakang: Prolanis merupakan salah satu inovasi BPJS Kesehatan dalam menanggulangi masalah penyakit kronis baik dari segi ekonomi maupun kesehatan. Meskipun begitu, sering kali peserta tidak memanfaatkan Prolanis secara rutin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Prolanis di FKTP wilayah Kota Depok dan melihat faktor dominan yang berpengaruh terhadap pemanfaatan prolanis.Metode: Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional dengan jumlah sampel penelitian berjumlah 105 orang yang terdiri dari peserta Prolanis di 4 FKTP yang menunjukkan kunjungan aman (di atas 50%) dan tidak aman (dibawah 50%).  Penelitian ini menggunakan Quota Sampling dalam memenuhi sampelnya. Variabel yang digunakan adalah umur, jenis kelamin, status pendidikan, status pernikahan, status penghasilan, dukungan sosial, aksesbilitas, pengetahuan Prolanis, persepsi penyakit dan lama sakit. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang telah di uji validitas dan reabilitas. Analisis data yang akan dilakukan adalah analisis univariat, analisis bivariate menggunakan Chi Square dan analisis multivariat menggunakan Regresi Logistik BergandaHasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 74 peserta yang memanfaatkan Prolanis di FKTP Wilayah Kota Depok tahun 2019. Variabel yang berpengaruh terhadap Pemanfaatan prolanis adalah status pernikahan (p-value =0,015), dukungan social(p-value=0,000) dan aksesbilitas(p-value=0,016) Faktor dominan yang mempengaruhi pemanfaatan Prolanis adalah dukungan sosial dengan (p-value = 0,000).Simpulan: Faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Prolanis di FKTP adalah status pernikahan, dukungan social dan aksesbilitas
Advokasi Dan Intervensi Sebagai Upaya Peningkatan Pengetahuan Terhadap Penanggulangan COVID-19 Rafiah Maharani Pulungan; Fathinah Ranggauni Hardy; Nanang Nasrullah; Anifa Dhiya Rifqiya
IKRA-ITH ABDIMAS Vol 4 No 3 (2021): IKRAITH-ABDIMAS No 3 Vol 4 November 2021
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.354 KB)

Abstract

Pandemi COVID-19 diakibatkan oleh virus SARS-CoV-2 saat ini masih menjadi masalah global khususnya di Indonesia. Penanggulangan yang dapat dilakukan adalah menurunkan risiko penularan COVID-19 salah satunya adalah dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui program advokasi dan intervensi mengenai pencegahan COVID-19. Kegiatan ini memberikan informasi melalui advokasi dan intervensi mengenai pencegahan COVID-19 kepada masyarakat Kelurahan Jakasetia, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat. Tujuan promosi kesehatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan COVID-19 agar masyarakat dapat meminimalisir risiko penularan COVID-19. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara. Wawancara dilakukan menggunakan metode focus group discussion (FGD) bersama pemangku kepentingan. Tujuan menggunakan metode focus group discussion (FDG) adalah untuk mendapatkan informasi terkait masalah kesehatan yang ada di Kelurahan Jakasetia, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat.Berdasarkan hasil intervensi tersebut dapat disimpulkan, bahwa terdapat peningkatanpengetahuan peserta tentang pencegahan COVID-19.
Pembentukan Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat pada Masa Pandemi Covid-19 di Puskesmas Cikulur Fathinah Ranggauni Hardy; Rafiah Maharani Pulungan; Putri Permatasari
IKRA-ITH ABDIMAS Vol 4 No 3 (2021): IKRAITH-ABDIMAS No 3 Vol 4 November 2021
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (659.92 KB)

Abstract

Kabupaten Lebak, Provinsi Banten merupakan salah satu daerah di Indonesia yang telah masif terjadi gempa bumi selama 1 tahun terakhir. BNPB telah melaporkan terjadinya gempa bumi tektonik dengan kekuatan M=6.1 SR yang paling besar terjadi pada hari Selasa, 23 Januari 2018. Gempa tersebut terjadi tepatnya berlokasi di laut pada jarak 43 km arah selatan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten pada kedalaman 61 km. Pusat gempa yang berada di daratatau dekat pantai menyebabkan guncangan keras dirasakan oleh masyarakat dan sampai saat ini disertai banyak gempa susulan (BNPB, 2018). Kecamatan Cikulur salah satu kecamatan di Kabupaten Lebak yang memiliki kerusakan yang parah dan mengalami kerugian secara fisik yaitu Sebanyak 2.760 unit rumah rusak itu rinciannya 291 rumah rusak berat (RB), 575 rusak sedang RS), dan 1.894 rusak ringan (RR) (BNPB, 2018) dan secara non fisik banyak wargayang mengalami trauma akibat kejadian gempa tersebut. Kecamatan di Kabupaten Lebak juga belum memiliki upaya manajemen bencana berbasis masyarakat yang optimal, misalnya belum ada terbentuk Tim Siaga Bencana Pada Masa Pandemi Covid 19 sesuai 20 Indikator Tim Siaga Bencana Pada Masa Pandemi Covid19. Berdasarkan dari permasalahan tersebut, tim pengusul tertarik untuk membentuk inovasi berbasis masyarakat berupa Tim Siaga Bencana Pada Masa Pandemi Covid 19 di Kabupaten Lebak yang inisiasi awal di Kecamatan Cikulur. Tujuan dari kegiatan adalah untuk membentuk Tim Siaga Bencana Pada Masa Pandemi Covid 19 di Kabupaten Lebak berbasis masyarakat agar siap dala menghadapi bencana. Kegiatan yang akan dilakukan dalam pembentukan Tim Siaga Bencana Pada Masa Pandemi Covid 19 dan Simulasi di Wilayah Kerja Puskesmas Cikulur. Target Luaran dari PKM ini adalah terbentuknya Tim Siaga Bencana Pada Masa Pandemi Covid 19. Kegiatan menghasilkan pembentukan Tim Siaga Bencana Pada Masa Pandemi Covid 19 dan Simulasi di Wilayah Kerja Puskesmas Cikulur.
Pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap menyikat gigi pada siswa sekolah dasar Doddy Suprapto; Rafiah Maharani Pulungan
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 35, No 4 (2019): Proceedings the 5th UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.004 KB) | DOI: 10.22146/bkm.45199

Abstract

Menurut WHO prevalens karies gigi sangat tinggi yaitu sebanyak 87% dari anak-anak usia sekolah di seluruh dunia. Salah satu penyebabnya adalah masih rendahnya perilaku menyikat gigi pada anak. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap siswa sebelum dan setelah diberi promosi kesehatan melalui penyuluhan dengan media power point yang bermateri menyikat gigi, video animasi cara menyikat gigi dan menggunaan alat peraga gigi beserta sikat gigi untuk mendemontrasikan cara menyikat gigi di SDN 07 Cilandak Barat. Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan metode pre eksperimental. Teknik sampling penelitian menggunakan purposive sampling dengan besar sampel 100 orang. Kemudian data dikumpulkan dengan cara membagikan angket secara langsung. Data dianalisis dengan menggunakan uji wilcoxon signed ranks test dan paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum promosi kesehatan 78,0% siswa yang memiliki pengetahuan baik dan 47,0% siswa yang bersikap positif setelah promosi kesehatan melalui penyuluhan, ada 99,0% siswa yang memiliki pengetahuan baik dan 59,0% siswa yang bersikap positif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, ada pengaruh promosi kesehatan melalui penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap menyikat gigi siswa di SDN 07 Cilandak Barat. Disarankan kepada sekolah agar memberikan promosi kesehatan secara rutin kepada siswa untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap menyikat gigi siswa.
Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Pernapasan Dengan Gangguan Pernapasan Pada Pekerja Konstruksi Di Proyek Apartemen Kota Bekasi Rafiah Maharani Pulungan; Dian Kartikaningsih
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 11 No 3 (2019): JIKM Vol. 11, Edisi 3, Agustus 2019
Publisher : Public Health Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.058 KB) | DOI: 10.52022/jikm.v11i3.1

Abstract

AbstrakLatar belakang: Gangguan pernapasan pada sektor konstruksi salah satunya disebabkan oleh penggunaan alat pelindung pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan penggunaan alat pelindung pernapasan dengan gangguan pernapasan pada pekerja konstruksi.Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, variabel independen yaitu penggunaan alat pelindung pernapasan dan variabel dependen yaitu gangguan pernapasan. Populasi penelitian adalah 160 pekerja dengan sampel sebanyak 75 pekerja di Proyek Apartemen Grand Dhika City. Instrumen penelitian yaitu berupa kuesioner. Analisis stastistik univariat dan bivariat dengan uji chi square (α = 0,05).Hasil: Penelitian didapatkan bahwa ada hubungan antara frekuensi penggunaan alat pelindung pernapasan dengan p value 0,000 (OR=21,64, 95% CI = 5,460-85,77) dan cara penggunaan alat pelindung pernapasan p value 0,000 (OR=30,00, 95% CI = 3,755-239,69) dengan gangguan pernapasan.Kesimpulan: Disarankan memberikan penyuluhan dan melakukan Training of Trainer (TOT) bagi pihak proyek kepada pekerja tentang alat pelindung pernapasan, meningkatkan pengetahuan dan intensitas pemakaian alat pelindung pernapasan bagi pekerja konstruksi. Relationship Use of Respiratory Protective Equipment And Respiratory Disorders In Bekasi City Apartment Construction Project Workers AbstractBackground: Respiratory disorders in construction workers are caused by the use of respiratory protective equipment. This research aims to analyze the use of respiratory equipment relationship with respiratory disorders in construction workers.Methods: This research uses cross sectional approach. The independent variable is the use of respiratory protective equipment and the dependent variable is respiratory disorders. The population of the research was 160 workers with samples as many as 75 workers at Grand Dhika City Apartment Project. The research instrument is a questionnaire. Univariate and bivariate stastistic analysis with chi square test (α = 0.05).Result: The results showed that there is a relationship between the frequency of use of respiratory protective with p value 0.000 (OR = 21,64, 95% CI = 5,460-85,77) and how the use of respiratory protective with p value 0.000 (OR = 30.00, 95% CI = 3,755-239,69) with respiratory disorders.Conclusion: Recommended to provide counseling and conduct Training of Trainers (TOT) for project parties to workers on respiratory protective equipment, increase knowledge and intensity of use of respiratory protective equipment for construction workers.
Faktor Risiko Kejadian Hipertensi pada Pekerja Konstruksi di Proyek Pembangunan Tol Tahun 2018 Ajeng Ade Heryanti; Rafiah Maharani Pulungan
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 11 No 1 (2019): JIKM Vol. 11, Edisi 1, Februari 2019
Publisher : Public Health Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.585 KB) | DOI: 10.52022/jikm.v11i1.19

Abstract

Latar belakang : WHO memperkirakan akan terdapat 1,56 miliyar dewasa yang menderita hipertensi pada tahun 2025. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur, riwayat keluarga, kebiasaan olahraga, kebiasaan konsumsi kopi dan kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada pekerja konstruksi zona 3 di proyek pembangunan tol Depok-Antasari PT. Girder Indonesia Tahun 2018.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 80 orang menggunakan teknik simple random sampling dari seluruh pekerja konstruksi zona 3 yaitu dimulai dari jalan Andara-jalan Brigif. Pengumpulan data hipertensi menggunakan tensimeter dan stetoskop dan instrumen pengumpulan data riwayat keluarga, kebiasaan olahraga, kebiasaan konsumsi kopi dan kebiasaan merokok. Uji chi square digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel dengan CI= 95% dan α=0,05.Hasil : Penelitianini menunjukan ada hubungan antara kebiasaan konsumsi kopi (p=0,000) dan kebiasaan merokok (p=0,000). Tidak ada hubungan pada umur (0,336), riwayat keluarga (0,688), kebiasaan olahraga (0,538).Kesimpulan : Saran bagi pekerja sebaiknya lebih memperhatikan pola hidup sehingga dapat terhindar dari risiko hipertensi. Saran bagi PT. Girder Indonesia dapat memfasilitasi pelayanan kesehatan agar para pekerja dapat melakukan pengecekan kesehatan secara berkala. Background : WHO estimates there will be 1.56 billion adults with hypertension in 2025.This study aims to investigate the correlation between age, family history, exercise habits, coffee consumption habits and smoking habits with hypertension in three zones of construction workers in the construction project of the Depok-Antasari toll road PT. Girder Indonesia 2018.Methods :This research method is quantitative research with cross-sectional desain study with a sample size of 80 people using simple random sampling technique of all construction workers zone 3 which starts from the Andara-road brigade. Collected of hypertension data used a sphygmomanometer and stethoscope and family history data collection instrument, exercise habits, coffee consumption habits and smoking habits.Results : Analyze statically used chi-square test to see the correlation between variables with CI = 95% and α = 0.05.0.336),family history (0.688), regular exercise (0.538). research suggestion for workers should pay more attention to their lifestyle to avoid the risk of hypertension.Conclusion : Suggestions for the company PT. Girder Indonesia can facilitate health services for their workers so that workers can perform health checks on a regular basis