Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DAN PEMBERIAN MP ASI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 6–24 BULAN DI KELURAHAN LANGENSARI KECAMATAN UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Mardianti, Wiwit; Maryanto, Sugeng; Purbowati
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 11 No 25 (2019): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v11i25.9

Abstract

Background : Toddlers that born with low birth weight (LBW) tend to have slower growth and development tend than the normal ones. Low quality of complementary food and inappropriate provision impacts in insufficient nutrition, one of them is stunting. The objective of this study is to analyze the correlation between newborn weight and complementary food with stunting on toddlers aged 6-24 months old in Langensari village Ungaran sub-district Semarang regency Method: This study was a correlative descriptive study with cross sectional approach. The sample consistod of 76 respondents in Langensari village taken by purposive sampling. Data were collected using questionnaire, baby scale, digital scale, length board, 24 hour form recall. Data were analysed using chi square (α = 0,05). Result : There is a correlation between newborn weight and complementary food with the stunting (α = 0,001 and α = 0,013). Conclusion :Threre is correlation between newborn weight and complementary food with the stunting on toddlers aged 6-24 months in Langensari village Ungaran sub-district Semarang regency Abstrak : Latar Belakang: Anak yang lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki pertumbuhan dan perkembangan cenderung lebih lambat dibandingkan anak yang lahir dengan berat badan normal. Rendahnya mutu MP ASI dan tidak sesuainya frekuensi yang diberikan sehingga beberapa zat gizi tidak dapat mencukupi kebutuhannya, sehingga berdampak terhadap status gizi salah satunya stunting. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui hubungan berat badan lahir dan pemberian MP ASI dengan kejadian stunting pada anak usia 6–24 bulan di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang. Metode: penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan pendekatan cross sectional. Sampel terdiri dari 76 anak di Kelurahan Langensari yang diambil dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan Kuesioner, baby scale, timbangan digital, length board dan form recall 24 jam. Analisis data menggunakan chi square (α = 0,05). Hasil: Ada hubungan antara berat badan lahir dan pemberian MP ASI dengan kejadian stunting (α = 0,001 dan α = 0,013). Simpulan: Ada hubungan antara berat badan lahir dan pemberian MP ASI dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan di Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang.
HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN ASUPAN AIR PUTIH DENGAN PERSEN LEMAK TUBUH PADA REMAJA DI SMK HIDAYAH SEMARANG Riagustin, Ovyka; Purbowati; Pontang , Galeh Septiar
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 11 No 25 (2019): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v11i25.11

Abstract

Background: Percentage of body fat is an indicator of nutritional status in anthropometric nutrition. The overweight prevalence of adolescents is increasing every year. High energy of stored the body as energy reserves in the form of glycogen as short-term energy reserves and in the form of fat as long-term reserves. Water consumption can be associated with a decrease in body fat percentage. Objective: To determine the correlation of water intake and energy intake with percentage of body fat in adolescents in vocational school Hidayah Semarang. Methods: This type of research is a correlation study using cross sectional approach with student population of SMK Hidayah Semarang. The sample of 85 respondents was taken using proportional random sampling method. The energy intake and the respondents' water intake were measured using semi-quantitative FFQ. Percentage of body fat of respondents were measured using BIA (Bioelectrical Impedance Analysis). Bivariate analysis used pearson test (α = 0.0001). Result: The highest category of energy sufficiency level was in the normal and mild deficit categories as many as 27 students (31.8%) and the smallest percentage with heavy deficit category was 2 students (2.4%). The highest categoryof water intake with enough categories is 56 students (64.7%) and the smallest percentage with less categories is 30 students (35.3%). The highest percentage of body fat category with normal category was 39 students (45.9%) and the smallest percentage with unnecessary category was 0 students (0%).There is a significant relationship between energy intake and water intake with percent body fat (p = 0.0001, p = 0.0001) Conclusion: There is a correlation between energy and water intake with body fat percentage Abstrak : Latar Belakang :Persen lemak tubuh sebagai indikator status gizi. Prevalensi gizi lebih pada remaja cenderung meningkat setiap tahunnya. Kelebihan energi disimpan tubuh sebagai cadangan energi dalam bentuk glikogen sebagai cadangan energi jangka pendek dan dalam bentuk lemak sebagai cadangan jangka panjang. Konsumsi air putih dapat dikaitkan dengan penurunan persen lemak tubuh Tujuan : Untuk mengetahui hubungan asupan air putih dan asupan energi dengan persen lemak tubuh pada remaja di SMK Hidayah Semarang. Metode : Jenis penelitian ini merupakan studi korelasi menggunakan pendekatan cross sectional dengan populasi siswa SMK Hidayah Semarang. Sampel sebanyak 85 responden diambil menggunakan metode proporsional random sampling. Asupan energi dan asupan air putih responden diukur menggunakan FFQ semi kuantitatif. Persen lemak tubuh responden diukur menggunakan BIA (Bioelectricallmpedance Analysis). Analisis bivariat menggunakan uji pearson (α=0,0001). Hasil : Kategori tingkat kecukupan energi terbanyak dengan kategori normal dan defisit ringan sebanyak 27 siswa (31,8%) dan persentase terkecil dengan kategori defisit berat sebanyak 2 siswa (2,4%). Kategori asupan air putih terbanyak dengan kategori cukup sebanyak 56 siswa (64,7%) dan persentase terkecil dengan kategori kurang sebanyak 30 siswa (35,3%). Kategori persen lemak tubuh terbanyak dengan kategori normal sebanyak 39 siswa (45,9%) dan persentase terkecil dengan kategori unnderfat sebanyak 0 siswa (0%). Terdapat hubungan yang bermakna antara asupan energi dan asupan air putih dengan persen lemak tubuh (p=0,0001, p=0,0001) Simpulan : Terdapat hubungan antara asupan energi dan asupan air putih dengan persen lemak tubuh.
HUBUNGAN ANTARA PERSEN LEMAK TUBUH DAN LINGKAR PINGGANG DENGAN HIPERTENSI PADA SISWA DI SMK HIDAYAH SEMARANG Pratiwi, Ni Luh Gede Trisna; Maryanto, Sugeng; Purbowati
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 11 No 25 (2019): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v11i25.14

Abstract

Background: Obesity in adolescents can risk of hypertension. Percentage of body fat can describe the composition of the body. Waist circumference can be the option parameter to predict metabolicsyndrome. The objective of study is to find out the correlation between percentage of body fat and waist circumference with hypertension on students at Hidayah vocational school Semarang. Method: Research design was cross sectional. The population in this research was all eleventh and twelfth students in Hidayah vocational school Semarang with the samples of 97 people taken with purposive random sampling. Percentage of body fat was measured using BIA hand to foot,waist circumference was measured with metlineand blood pressure according to age, sexand height body. The data analysis used SPSS program. Bivariate analysis used chi-squaretest (α=0,05). Results: There is no correlation between percentage of body fat and hypertension on students at Hidayah vocational school Semarang (p=0,505) and there is no correlation between waist circumference and hypertension on students at Hidayah vocational school Semarang (p=0,108). Conclusion: There is no correlation between percentage of body fat and waist circumference and hypertension on students at Hidayah vocational school Semarang Abstrak : Latar Belakang: Obesitas pada remaja dapat menjadi risiko terjadinya hipertensi. Persen lemak tubuh dapat mencerminkan komposisi tubuh seseorang.Lingkar pinggang dapat menjadi parameter pilihan untuk memprediksi sindrom metabolik.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persen lemak tubuh dan lingkar pinggang dengan hipertensi pada siswa di SMK Hidayah Semarang. Metode: Rancangan penelitian ini adalah cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI dan XII SMK Hidayah Semarang dengan jumlah sampel 85 orang diambil dengan teknik purposive random sampling. Persen lemak tubuh diukur dengan menggunakan BIA hand to foot, lingkar pinggang dengan metline dan tekanan darah diukur dengan membandingkan hasil dengan persentil tekanan darah menurut usia, jenis kelamin dan tinggi badan. Analisis data menggunakan program SPSS. Analisis bivariat menggunakan uji chisquare (α = 0,05). Hasil: Tidak ada hubungan antara persen lemak tubuh dengan hipertensi pada siswa di SMK Hidayah Semarang (p = 0,505) dan tidak ada hubungan antara lingkar pinggang dengan hipertensi pada siswa di SMK Hidayah Semarang (p=0,108). Simpulan: Tidak terdapat hubungan persen lemak tubuh dan lingkar pinggang dengan hipertensi pada siswa di SMK Hidayah Semarang.
KANDUNGAN ZAT GIZI DAN DAYA TERIMA ES KRIM UBI JALAR UNGU PADA ANAK SEKOLA Sari, Lina Novita; Purbowati; Mulyasari , Indri
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 11 No 25 (2019): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v11i25.16

Abstract

Background :Purple sweet potato can be processed into ice cream which has a lot of nutrients and is liked by school children. Objective: To analyzethe nutrient content and the acceptance of purple sweet potato ice cream in schoolchildren. Method :This research is a Pre Experimental Design research with One-shot Case Study. Sampling using Non Probability Sampling technique is as many as 75 school children. The research was carried out by making a variation of mixing the addition of purple sweet potato and milk on ice cream to then test the acceptability and test the nutrient content. Comparison of the results of the best received power between F1: F2: F3 is carried out using a hedonic scale test form. In F1 purple sweet potato ice cream, nutrient content was tested. Test the content of energy nutrients with the proximal method, protein by the Kjeldahl method, fiber with the ADF method, and anthocyanin substances by the Spectrophotometer method.Analysis using univariate Result :Nutrient content in purple sweet potato ice cream with F1 contains 263,698 kcal of energy, 1,176% / 100g of protein, 1,112% / 100g of fat, and 0,0130% / 100g of anthocyanin. Acceptance of school children is the best, namely on purple sweet potato ice cream with formula I, with a comparison of formula I: formula II: formula III = 81.3%: 72%: 61.3%. Conclusion: The content of energy, protein, and fiber in F1 purple sweet potato ice cream still does not meet the RDA, the requirement of healthy snacks to consume the daily needs of students is 30% energy and 23.3% protein. so it needs to consume other healthy snacks to meet the needs. The power to receive the best purple sweet potato ice cream is in F1 Abstrak : Latar belakang: Ubi ungu dapat diolah menjadi es krim yang banyak kandungan gizi dan disukai oleh anak-anak usia sekolah. Tujuan: Mengetahui kandungan zat gizi dan daya terima es krim ubi jalar ungu pada anak sekolah. Metode :Penelitian ini merupakan penelitian Pre Experimental Design dengan One-shot Case Study. Pengambilan sampel menggunakan teknik Non Probability Sampling yaitu sebanyak 75 anak sekolah. Penelitian yang dilakukan yaitu dengan membuat variasi pencampuran penambahan ubi jalar ungu dan susu pada es krim untuk kemudian diuji daya terima dan uji kandungan zat gizi. Dilakukan perbandingan dari hasil daya terima terbaik diantara F1 : F2 : F3 menggunakan form uji skala hedonic. Pada es krim ubi jalar ungu F1 dilakukan uji kandungan gizi. Uji kandungan zat gizi energi dengan metode proksimalt, protein dengan metode Kjeldahl, serat dengan metode ADF, dan zat antosianin dengan metode Spektrophotometer. Analisis data penelitian menggunakan univariat. Hasil: Kandungan zat gizi dalam es krim ubi jalar ungu dengan F1 mengandung energi 263,698 kkal, protein 1,176%/100g, lemak 1,112%/100g, dan antosianin 0,0130%/100g. Daya terima anak sekolah paling baik yaitu pada es krim ubi jalar ungu dengan formula I, dengan perbandingan formula I : formula II : formula III = 81,3% : 72% : 61,3%. Simpulan: Kandungan energi, protein, dan serat dalam es krim ubi jalar ungu F1 masih belum memenuhi AKG, syarat makanan jajanan sehat terhadap konsumsi kebutuhan sehari siswa sebesar 30% energi dan 23.3% protein. sehingga perlu konsumsi jajanan sehat yang lain untuk memenuhi kebutuhan. Daya terima es krim ubi jalar ungu paling baik adalah pada F1.
HUBUNGAN ANTARA DEMI SPAN (SETENGAH RENTANG LENGAN) DENGAN TINGGI BADAN PADA DEWASA MUDA Ratnasari, Dian; Pontang, Galeh Septiar; Purbowati
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 11 No 26 (2019): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v11i25.18

Abstract

Background : Anthropometric measurements such as body height are important to determine energy requirements. Under certain conditions, a person cannot actually measure body height so that another of alternative measurement is needed.Demi span (half of arm span) is one of the long bones that is closest to estimate body height. Objective : The objectiveof the study isto analyze the relation between demi span with body height in young adult. Method : The type of research wasdescriptive correlation with cross sectional approach. Samples were students of Health Faculty and Nursing Faculty of Ngudi Waluyo University. There are 303 respondents for this researchtaken by disproportionate random sampling method. Demi span measured using a metline with accuracy of 0,1 cm and body height measured using microtoise with accuracy of 0,1 cm. The bivariate analysis usedSpearman Rank correlation test (α = 0.05). Result: The average demi span lengthmalerespondentsis 79.1 ± 3.34 cm and female is 72.2 ± 3 cm. Theaverage male body height is166.1 ± 5.7 cm and female 154.2 ± 4.9 cm. There is a relation between demi span andheight in young adult (p=0,0001) with a strong relationship (r=0,793). Conclusion : There is a relation between demi span andbody height in young adul Abstrak : Latar Belakang: Pengukuran antropometri seperti tinggi badan penting dilakukan untuk menentukan kebutuhan energi. Pada kondisi tertentu, seseorang tidak dapat diukur tinggi badan secara aktual sehingga diperlukan pengukuran alternatif lain. Demi span (setengah rentang lengan) merupakan salah satu tulang panjang yang paling mendekati untuk memperkirakan tinggi badan. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara demi span dengan tinggi badan pada dewasa muda. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan dan Fakultas Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo. Jumlah sampel penelitian ini yaitu 303 responden diambil dengan metode disproportionate random sampling. Demi span diukur menggunakan metline dengan ketelitian 0,1 cm dan tinggi badan diukur menggunakan microtoise dengan ketelitian 0,1 cm. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi Spearman Rank (α=0,05). Hasil: Rerata panjang demi span laki-laki 79,1 ± 3,34 cm dan perempuan 72,2 ± 3 cm. Rerata tinggi badan laki-laki 166,1 ± 5,7 cm dan perempuan 154,2 ± 4,9 cm. Terdapat hubungan antara demi span dengan tinggi dengan tinggi badan pada dewasa muda (p=0,0001) dengan keeratan hubungan kuat (r=0,793) Simpulan: Terdapat hubungan antara demi span dengan tinggi badan
HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PAPAHAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 6 – 24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SENGKOL KECAMATAN PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH Sopian, Mamang; Purbowati; Pontang , Galeh Septiar
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 11 No 25 (2019): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v11i25.21

Abstract

Background :Feeding chewing food can be a medium for the spread of diseases between mother and baby, where if a mother suffers from certain infectious diseases related to teeth and mouth and breathing it will be very easy to transmit to her baby for example ARI and diarrheaThe Objective: To know the relation of feeding chewing with diarrhea occurrence in children aged 6-24 months in working area of Sengkol public health center pujut lombok central regency Methods :This study was a collaborative study using a cross sectional approach in the working area of Sengkol public health center, Pujut Sub-district, Central Lombok District. A sample of 101 respondents was taken by Proportional Random Sampling method of feeding chewing of and diarrhea occurrence was measured using questionnaire. Data analysis using Chi Square correlation (α = 0,05). Result: The result of the study find out that 26,6% (29 respondents) are given chewing food and 73,4% (80 respondents) are not given chewing food. The highest frequency of diarrhea are the following . Never got diarrhea 58.7% (64 respondents), rarely got diarrhea 26.2% (29 respondents) and often got diarrhea 14.7% (16 respondents). Conclusion :There is a relation between feeding chewing food and diarrhea in infants aged 6-24 months in the work area public health center Pujut Lombok Central Regency Abstrak : Latar Belakang : Pemberian makanan papahan dapat menjadi media penyebaran penyakit antara ibu dengan bayi, dimana jika seorang ibu menderita penyakit-penyakit infeksi menular tertentu yang berhubungan dengan gigi dan mulut serta pernapasan maka akan sangat mudah untuk ditularkan pada bayinya misalnya penyakit ISPA dan diare Tujuan : Mengetahui hubungan pemberian makanan papahan dengan kejadian diare pada balita usia 6 – 24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sengkol Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah Metode : Jenis penelitian ini merupakan studi kolerasi menggunakan pendekatan crosssectional di wilayah kerja puskesmas Sengkol Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Sampel sebanyak 101 reponden diambil dengan metode Proportional Random Sampling pemberian makanan papahanan dan kejadian diare di ukur menggunakan kuesioner. Analisis data dengan menggunakan uji kolerasi Chi Square (α = 0,05). Hasil : Frekuensi makanan papahan sebanyak 26,6% (29 responden) dan makanan tidak papahan dengan persentase 73,4% (80 responden). Frekuensi kejadian diare pada balita adalah tidak pernah dengan persentase 58,7% (64 responden) dalam satu bulan terakhir, jarang sebanya 26,2% (29 responden) dalam satu bulan terakhir dan sering sebanyak 14,7% (16 responden) dalam satu bulan terakhir. Simpulan : Ada hubungan antara pembeberian makanan papahan dengan kejadian diare pada balita usia 6 – 24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sengkol Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah
PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN BERBAHAN DASAR LABU KUNING DAN KEDELAI TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA PREDIABETES MELLITUS USIA 30-50 TAHUN DI DESA NYATNYONO Amalia, Friska; Maryanto, Sugeng; Purbowati
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 10 No 24 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v10i24.26

Abstract

Background :Prediabetes mellitus is a metabolic disease characterized by persistent hyperglycemia (high glucose leves), especially after eating due to lack of insulin produced by the pancreas gland or the inability of some cells to use insulin. Isoflavones in soybean and beta-carotene in pumpkin can lower blood glucose levels. Objective :To analyze the effect of drinking pumpkin and soybeanbasedon blood glucose level in prediabetes mellitus patient 30-50 years old in Nyatnyono Village. Method: Research type Quasy Experiment Design with pre and post test randomized group design. The subjects of this study were prediabetes sufferers aged 30-50 years. Respondents were divided into 2 groups, the group were non-intervention group and intervention group. The number of respondents were 13 people in each group. The intervention was done for 7 days. Blood glucose levels were measuredbyusing a glucometer. Feeding intake was measuredbyusing food recall 3x24 hours and analyzedbyusing nutrisurvey. Statistical analysis usedpaired t-test and unpaired t-test (α = 0,05). Results :There was a difference in blood glucose levels before and after treatment in the intervention group with p-value 0.001. Conclusion :The givingofdrink based on pumpkin and soybeancanaffect thedecrease of blood glucose level in prediabetes mellitus patients Abstrak : Latar Belakang : Prediabetes mellitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) yang terus menerus terutama setelah makan karena kekurangan insulin yang diproduksi oleh kelenjar pankreas atau ketidakmampuan beberapa sel untuk menggunakan insulin. Kandungan isoflavon dalam kedelai dan kandungan betakaroten dalam labu kuning dapat menurunkan kadar glukosa darah. Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian minuman berbahan dasar labu kuning dan kedelai terhadap kadar glukosa darah pada penderita prediabetes mellitus usia 30-50 tahun di Desa Nyatnyono. Metode: Jenis penelitian Quasy Experiment Design dengan rancangan pre and post test randomized group design. Subjek penelitian ini adalah penderita prediabetes usia 30-50 tahun. Responden dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok non intervensi dan intervensi. Jumlah responden sebanyak 13 orang pada masing-masing kelompok. Intervensi dilakukan selama 7 hari. Kadar glukosa darah diukur menggunakan glucometer. Asupan makan diukur menggunakan food recall 3x24 jam dan dianalisis menggunakan nutrisurvey. Analisis statistik menggunakan uji paired t-test dan unpaired t-test (α = 0,05). Hasil : Ada perbedaan kadar glukosa darah sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada kelompok intervensi dengan p-value adalah 0,001. Simpulan : Pemberian minuman berbahan dasar labu kuning dan kedelai berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah pada penderita prediabetes mellitus.
ANALISIS INDEKS GLIKEMIK PADA NUGGET AYAM CAMPURAN JAMUR TIRAM PUTIH (PLEUROTUS OSTREATUS) Rahayu, Laksni; Purbowati; Pontang, Galeh Septiar
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 10 No 24 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v10i24.28

Abstract

Background :High energy,high fat andlow fiber foodsmay increasethe risk ofoverweight,constipation,hypercholesterolemia,and variousotherdegenarativediseasessuch asdiabetes mellitus.Oyster mushrooms of food low fat and highfiber foods.High fiber foodcan decreaseglycemic indexlevels. Purpose: To Analyzeglycemic indexlevels ofnugget made from chicken mixed white oyster mushrooms (pleurotus ostreatus) Method: True Experiment research of true pretest post test. The objects of this research used male mice of wistar strain with the samples of 28 mice is devided into 4 gramoups: 1 gramoup of reference food (glucose) and 3 gramoup of given product gramoup (chicken nugget, nugget white oyster mushrooms, and chicken nugget made from mixed white oyster mushroom) consiting of 7 rats namely. Blood glucose levels were measured by using the microlab. Statistic analysis used one way anova (α=0.05). Result: Glycemic Index value on the chicken nugget was 66.43 and chicken nugget white oyster mushroom was 68.28 in moderate to GI (55-70) while was the nugget made from white oyster mushroom was in high category of 84.14. There was no difference in the value of the glycemic index on the chicken nugget, chicken nugget made from white oyster mushrooms nugget and chicken nugget made from mixed white oyster mushrooms p-value 0.824. Conclusions: Glycemic Indexvalueon chicken nugget and chicken nugget with oyster mushroom in moderate category was 66,43 and 68,28 andoyster mushroomsin the categoryhigh of84.14andthere is nodifference inthe value oftheglycemic indexonthe chicken nugget made mixed from whiteOyster mushrooms Abstrak : Latar belakang :Makanan tinggi energi, lemak dan rendah serat dapat meningkatkan risiko kelebihan berat badan, konstipasi, hiperkolesterol, dan berbagai penyakit degenartif lainnya seperti diabetes melitus. Jamur tiram merupakan salah satu sumber pangan rendah lemak dan tinggi serat. Bahan makanan tinggi serat dapat menurunkan kadar indeks glikemik. Tujuan : Menganalisis kadar indeks glikemik produk nugget ayam campuran jamur tiram putih (Pleurotus Ostreatus). Metode : Merupakan penelitian True experimental pretest – posttest..obyek penelitian ini menggunakan hewan coba tikus galur wistar jantan dengan jumlah sampel 28 ekor yang dibagi menjadi 4 kelompok dengan pembagian 1 kelompok pangan acuan (Glukosa) dan 3 kelompok yang diberikan produk (nugget ayam, nugget jamur tiram putih, dan nugget ayam campuran jamur tiram putih) masing masing 7 ekor tikus. Kadar glukosa darah diukur menggunakan microlab. Analisis statistik menggunakan uji one way anova (α=0,05). Hasil : Nilai indeks glikemik pada nugget ayam adalah 66,43 dan nugget ayam campuran jamur tiram putih adalah 68,28 dalam kategori sedang IG (55 -70) sedangkan pada nugget jamur tiram putih adalah 84,14 dalam kategori tinggi. Tidak ada perbedaan nilai indeks glikemik pada nugget ayam, nugget jamur tiram putih dan nugget ayam campuran jamur tiram putih p-value 0,824. Simpulan : Nilai indeks glikemik pada nugget ayam dan nugget ayam campuran jamur tiram putih dalam kategori sedang yaitu 66,43 untuk nugget ayam 68,28 untuk nugget ayam campuran jamur tiram putih dan dalam kategori tinggi pada nugget jamur tiram putih yaitu 84,14 serta tidak ada perbedaan nilai indeks glikemik pada nugget berbahan dasar ayam dan jamur tiram putih.
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DARI MINUMAN RINGAN DENGAN PERSEN LEMAK TUBUH PADA REMAJA DI SMK WIDYA PRAJA UNGARAN Annafi’a, Kun Anis; Purbowati; Mulyasari, Indri
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 10 No 24 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v10i24.32

Abstract

Background: Percentage of body fat is to aspect that is used to see whether or not there are nutritional problems and can reflect the composition of a person's body. If a person's percentage of body fat is over the normal amount, meaning that a person has excessive body fat mass. Consuming a drink containing sugar simple carbohydrates (disaccharide)and excessive amounts and each day can be badly genesis of obesity. Obesity can occour because of an imbalance between energy intake and energy expenditure. Objective :To know the correlation between energy intake or soft drinks with percentage body fat in adolescents in SMK Widya Praja Ungaran. Method: This type of research was correlation using crossectional approach. The population was the entire students at SMK Widya Praja Ungaran and the number of samples were 139 students taken by the method of total sampling. Data collecting usedSemi quantitative FFQ to find out the amount of the energy intake of soft drinks, BIA Hand to Food to measure body fat percentange. Results :Bivariat analysis results by using spearman'rho teston the variable in the energy intake got (α=0,05) (p = 0512). Mean energy intake of soft drinks 206.06 and ± 143,004 kcal. Mean body fatpercentage percentile 42.94 and ± 33.08. Conclusion :there is no correlation between energy intake from packages drinks with body fat in adolescents in SMK Widya Praja Ungaran Abstrak : Latar Belakang : Persen lemak tubuh salah satu aspek yang dapat digunakan untuk melihat ada tidaknya masalah gizi seseorang. Jika persen lemak tubuh seseorang lebih dari angka normal,artinya massa lemak tubuh seseorang berlebihan. Konsumsi minuman ringan yang mengandung gula karbohidrat sederhana (Disakarida) dengan jumlah yang banyak dan berlebihan setiap harinya dapat berdampak buruk terhadap kejadian obesitas. Obesitas dapat terjadi karena adanya ketidak seimbangan antara energi yang masuk dan energi yang dikeluarkan. Tujuan : Mengetahui hubungan asupan energi dari minuman kemasan dengan persen lemak tubuh pada remaja di SMK Widya Praja Ungaran. Metode : Jenis penelitian ini adalah korelasi dengan menggunakan pendekatan Crossectional. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa SMK Widya Praja Ungaran dan jumlah sampel 139 siswa diambil dengan metode total sampling pengambilan data minuman ringan menggunakan FFQ Semi kuantitatif, BIA Hand to Food untuk mengukur persen lemak tubuh. Hasi : Uji bivariat menggunakan spearman’rho (α=0,05) dengan hasil (p=0,512). Maka tidak ada hubungan antara asupan energi dari minuman ringan dengan persen lemak tubuh pada remaja di SMK Widya praja Ungaran. Rata-rata asupan energi minuman ringan 206.06 ±143.004 Kkal. Rata-rata persen lemak tubuh persentil 42,94 ± 33,08. Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara asupan energi dari minuman ringan dengan persen lemak tubuh pada remaja di SMK Widya praja Ungaran.
HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN HEWANI DAN VITAMIN C DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA REMAJA DI SMK WIDYA PRAJA UNGARAN Yana, Riza Dwi; Mulyasari, Indri; Purbowati
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 10 No 24 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v10i24.34

Abstract

Background: Good fitness can be achieved by: managing food, arrangeing rest and itsactivity / sport. Nutrition to support fitness consists of macro nutrients (protein) and micronutrients(vitamin C). Objective :To determine the correlationbetween animal protein intake and vitamin C with physical fitness in teenagersat SMK Widya Praja Ungaran. Method :The research design wasdescriptive correlation using cross sectional approach. The population wasall students in SMK Widya Praja Ungaran, the number of sample were 122 students, using total sampling method. Intake of animal protein and vitamin C was measured by using semi quantitative FFQ questionnaires. Physical fitness wasmeasuredbyusing the Multistage Fitness Test method (multi-stage run). Analysis usedSpearman Rank correlation test (α = 0,05). Results :Average intake of animal protein was 44.3%± 25%, mean intake of vitamin C 54.7% ± 34% and average physical fitness test score was 26.8 ml/kg/min± 5.9 ml/kg/min. As many categoriesmoreanimal protein intakeas 44.3%,less vitamin C ingestion categoryas 81.1%, andvery low VO2max score categoryas 52.2%. Bivariate analysis there is acorrelation betweenanimal protein intake with physical fitness (p=0.042) and no correlationbetween vitamin C intake and physical fitness (p=0.864). Conclusion :There is a correlation betweenanimal protein intake with physical fitness and there is correlation betweenvitamin C intake and physical fitness Abstrak : Latar Belakang: Kebugaran yang baik bisa diraih dengan: mengatur makanan, mengatur istirahat, dan melakukan aktivitas/olahraga. Zat gizi untuk menunjang kebugaran terdiri dari zat gizi makro (protein) dan zat gizi mikro (vitamin C). Tujuan: Untuk mengetahui hubungan asupan protein hewani dan vitamin C dengan kebugaran jasmani pada remaja di SMK Widya Praja Ungaran. Metode: Rancangan penelitian adalah deskriptif korelasi menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi seluruh siswa di SMK Widya Praja Ungaran, jumlah sampel 122 siswa, menggunakan metode total sampling. Asupan protein hewani dan vitamin C diukur menggunakan kuesioner FFQ semi kuantitatif. Kebugaran jasmani diukur menggunakan metode Multistage Fitnes Test (lari multi tahap). Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman Rank (α=0,05). Hasil: Rerata asupan protein hewani 44.3% ± 25%, rerata asupan vitamin C 54.7% ± 34% dan rerata skor tes kebugaran jasmani 26.8 ml/kg/min ± 5.9 ml/kg/min. Kategori paling banyak asupan protein hewani lebih 44.3%, asupan vitamin C kurang 81.1%, dan kategori skor VO2max sangat kurang 52.2%. Analisis bivariat menunjukkan ada hubungan asupan protein hewani dengan kebugaran jasmani (p=0,042) dan tidak ada hubungan asupan vitamin C dengan kebugaran jasmani (p=0,864). Simpulan: Terdapat hubungan asupan protein hewani dengan kebugaran jasmani dan tidak terdapat hubungan asupan vitamin C dengan kebugaran jasmani.