Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

HUBUNGAN ASUPAN KARBOHIDRAT SEDERHANA DAN LEMAK JENUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA TENAGA KERJA PRIA DI CV LAKSANA KAROSERI Pangesti, Nurma Bela; Mulyasari, Indri; Anugrah , Riva Mustika
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 11 No 25 (2019): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v11i25.12

Abstract

Background: Hypertriglyceridemia can be caused by excessive intake of simple carbohydrates and saturated fats. Hypertriglyceridemia must be considered as a serious health problem that affects employess productivity and company development. Objective: To analyze the relation between simple carbohydrates and saturated fats intake with triglyceride levels in male workers of CV. Laksana Karoseri Method :This research was cross sectional. Approach subject were 96 male workers aged 25-56 years with triglyceride levels ≥150 mg / dl that were taken using capillary blood collection method Random Sampling. Simple carbohydrate intake and saturated fat were calculated using the Recall method 3x24 hours. The normality test used Spearman Rho. (α=0,05). Results :The mean of subjects triglyceride levels was180 mg / dl ± 81.4 mg / dl, the mean of simple carbohydratesintake was27.18 gr ± 9.9, the mean saturated fat intake was38 gr ± 18.2. There wasa relation between simple carbohydrate intake and triglyceride levels (p = 0.040). There wasa relation of saturated fat with triglyceride levels (p = 0.014). Conclusion: There is a relation of simple carbohydrates with triglyceridelevels.There is a relation of saturated fat with triglyceride levels. Abstrak : Latar Belakang : Salah satu penyebab meningkatnya kadar trigliserida adalah asupan tinggi karbohidrat sederhana dan lemak jenuh. Hipertrigliseridemia pada pekerja merupakan masalah kesehatan yang harus diperhatikan dan berdampak pada produktivitas karyawan dan perkembangan perusahaan. Tujuan: Mengetahui hubungan asupan karbohidrat sederhana dan lemak jenuh dengan kadar trigliserida di CV. Laksana Karoseri. Metode: Jenis penelitian ini adalah cross sectional. Subjek 96 orang laki-laki berusia 25-56 tahun. Diambil menggunakan Random Sampling. Asupan karbohidrat sederhana dan lemak jenuh di ukur dengan menggunakan metode Recall 3x24 jam. Uji normalitas menggunakan Spearman Rho. (α = 0,05) Hasil: Rerata kadar trigliserida subjek yaitu 180 mg/dl± 81.4 mg/dl, rerata asupan karbohidrat sederhana yaitu 27.18gr ± 9.9, rerata asupan lemak jenuh 38 gr± 18.2. ada hubungan antara asupan karbohidrat sederhana dengan kadar trigliserida (p= 0.040). Ada hubungan lemak jenuh dengan kadar trigliserida (p=0,014). Kesimpulan: Ada hubungan karbohidrat sederhana dengan kadar trigliserida. Ada hubungan lemak jenuh dengan kadar trigliserida
PENGEMBANGAN PRODUK BERBASIS PANGAN LOKAL MILKSHAKE UBI JALAR UNGU SEBAGAI JAJANAN SEHAT UNTUK ANAK SEKOLAH Sari, Nikita Arum; Maryanto, Sugeng; Anugrah, Riva Mustika
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 11 No 25 (2019): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v11i25.13

Abstract

Background: Milkshake is favorite drink of school children.Purplesweet potatoes is local food that can be processed to be milkshake.It isvery easy to make and with interesting packages it can be a healthy and safe snacks, the nutrient content is very good for the children growth. This studyaims to know the market acceptance nutrition content purplesweet potatoes milkshake. Method: There search was pre experimental design.The population was all student of class II , III and IV Munding Public Elementary School with the total sample of 68 people taken with total sampling. Market acceptance was obtained with question naire. Nutrition content was obtained using proximalt and titrationtests. Data analysis used the SPSS program. Analysis bivariate used one way annova test (α = 0.05). Result :The results of the study find the significant value is0,0001means <0.05 means there is differences in market acceptance among the three samples formula.The energy in 200 ml of purple sweet potato milkshakeis173,082 kcal with protein content is 6.34 grams, fat is 0.458 grams, carbohydrateis35.9 grams, as well calcium is158.36 mg . Conclusion: The formula (80%: 20%) is most accepted by schoolchildren with substance nutrition energy 173,082 kcal Abstrak : Latar Belakang: Milkshake merupakan minuman yang disukai oleh anak sekolah saat ini. Ubi jalar ungu merupakan pangan lokal yang bisa dijadikan bahan untuk pembuatan milkshake. Milkshake Ubi Jalar Ungu mudah dibuat dengan tampilan produk menarik yang nantinya dapat dijadikan sebagai salah satu jajanan sehat dan aman untuk dikonsumsi bermanfaat untuk membantu menunjang proses pertumbuhan pada anak sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui daya terima dan menganalisis zat gizi pada Milkshake Ubi Jalar Ungu. Metode: Rancangan penelitian ini adalah Pre Experimental Design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas II, III dan IV SD Negeri Munding dengan jumlah sampel 68 orang dengan total sampling. Daya terima diperoleh dengan kuesioner. Nilai Gizi diperoleh melalui uji proksimalt dan titrasi. Analisis data menggunakan program SPSS. Analisis bivariat menggunakan uji oneway annova (α = 0.05). Hasil: Nilai signifikan 0,0001 berati < 0,05 artinya terdapat perbedaan daya terima yang antara ketiga sampel formula. Kandungan energi pada 200 ml Milkshake ubi jalar ungu sebanyak 173,082 kkal dengan kandungan protein sebanyak 6,34 gram, lemak 0,458 gram, karbohidrat 35,9 gram (serta kalsium 158,36 mg. Simpulan: Formula (80 % : 20 %) paling diterima oleh anak sekolah dengan zat gizi energi 173,082 kkal.
HUBUNGAN USIA IBU SAAT HAMIL DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI DUSUN CEMANGGAL DESA MUNDING KABUPATEN SEMARANG Hasandi, Litta Arsieta; Maryanto, Sugeng; Anugrah , Riva Mustika
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 11 No 25 (2019): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v11i25.15

Abstract

Background: Stunting is a chronic malnutrition problem caused by inadequate nutrition intake for longtime. Potential factors that influence stunting on toddlers arethe availability of food, maternal age, the level of family education and exclusive breastfeeding. The study aims to investigate the correlation between maternal age, exclusive breastfeeding and stuntingon toddlersat Cemanggal, Munding Village Method: The study wascross sectional approach. The population was all mothers of toddlersaged12-59 monthsold at Cemanggal, Munding Village. The samples of the study were taken by total sampling with 52 respondents. The data analysis used univariate analysis with frequency distribution, and bivariate analysis used chi square and risk estimate. Result: Percentage of maternalage <20 years old are quite high that is48%. Exclusive breastfeeding low at 26.9%. Half of the toddlersin Cemanggal experience stunting. There is a significant correlation between maternal ageand exclusive breastfeeding with stunting cases on toddlers, ρ-value (0,000 <0.05). Conclusion: There is a significant correlation between maternal age and exclusive breastfeeding with stunting on toddlersat Munding, Cemanggal Village. Maternalage <20 years old are14 times more likely to have stunting children,while mothers who exclusively breastfed are25 times to have stunting children Abstrak : Latar Belakang : Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama. Faktor potensial yang mempengaruhi kejadian stunting balita diantaranya adalah ketersediaan pangan, usia ibu saat hamil, tingkat pendidikan keluarga dan pemberian ASI eksklusif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan usia ibu saat hamil dan pemberian ASI ekslusif dengan kejadian stunting pada balita usia 12-59 bulan di Dusun Cemanggal, Desa Munding Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu balita dan balita 12-59 bulan di Dusun Cemanggal, Desa Munding Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang sejumlah 52 responden, sampel penelitian ini detentukan dengan total sampling sejumlah 52 responden. Analisis data menggunakan analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan uji chi square dilanjutkan risk estimate. Hasil: Persentase usia ibu saat hamil <20 tahun di Dusun Cemanggal, Desa Munding cukup tinggi yaitu 48,1%. Cakupan ASI Eksklusif rendah yaitu 26,9%. Setengah dari balita di Dusun Munding mengalami stunting. Terdapat hubungan yang signifikan antara usia ibu saat hamil dan pemberian ASI esklusif dengan kejadian stunting pada balita di Dusun Cemanggal ρvalue (0,000< 0,05). Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara usia ibu saat hamil dan pemberian ASI esklusif dengan kejadian stunting pada balita di Dusun Cemanggal, Desa Munding. Ibu saat hamil berusia <20 tahun berisiko 14 kali lebih besar memiliki anak stunting, sedangkan ibu yang memberikan ASI eksklusif berisiko 25 kali memiliki anak stunting.
PENGARUH PENDIDIKAN GIZI MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA TERHADAP PENGETAHUAN GIZI REMAJA Anugrah, Riva Mustika; Wening, Dyah Kartika; Anisya, Yolan Fatkhis
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 10 No 24 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v10i24.36

Abstract

Background: One of caused of nutritional problems in adolescents are poor nutritional knowledge. Balanced Nutrition Guidelines for adolescents need to be delivered with interesting media to easy understood and applied in daily life. The snakeladder media with students as a piece is expected to improve nutrition knowledge in adolescents. Objective: it aimed the effect of snakes and ladders on nutritional knowledge of adolescent Method :This study included experimental research with one grouppre-post design, the selection of subjects with stratified random sampling and obtained 186 students of SMAN 2 Ungaran dan SMAN 2 Tuntang in class X and XII students. Assessment of nutritional status of students with BMI/U. Knowledge measurement with questionnaires before and after snakes and ladders. The effect of the snake ladder game on students' nutritional knowledge was tested using paired t-test. Results: The average knowledge of nutrition of students before the intervention was 75.78±8.95 and increased to 90.37±6.3. There is an increase in nutrition knowledge of adolescents after playing snakes and ladders (p <0.005). Conclusion :Nutrition education with snack ladder improve knowledge of student Abstrak : Latar Belakang : Penyebab terjadinya masalah gizi pada remaja salah satunya adalah kurangnya pengetahuan gizi. Pedoman Gizi seimbang pada remaja perlu disampaikan dengan sebuah media yang menarik supaya mudah dipahami dan di aplikasikan dalam kehidupan sehari hari. Media ular tangga dengan siswa sebagai bidaknya diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan gizi pada remaja. Tujuan : mengetahui pengaruh permainan ular tangga terhadap pengetahuan gizi remaja Metode : Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental dengan one group pre-post design, pemilihan subjek dengan stratified random sampling dan didapatkan 186 siswa SMA Negeri 2 Ungaran dan SMA Negeri 2 Tuntang pada siswa kelas X dan XII. Penilaian status gizi siswadengan IMT/U. Pengukuran pengetahuan dengan kuesioner sebelum dan sesudah permainan ular tangga. Pengaruh permainan ular tangga terhadap pengetahuan gizi siswa diuji dengan menggunakan paired t-test. Hasil: Rata-rata pengetahuan gizi siswa sebelum intervensi yaitu 75,78±8,95 dan meningkat menjadi 90,37±6,3. Terdapat peningkatan pengetahuan gizi remaja setelah melakukan permainan ular tangga ( p<0,005). Simpulan : Permainan ular tangga meningkatkan pengetahuan gizi pada remaja
NILAI GIZI SNACK BAR TEPUNG CAMPURAN (TEPUNG MOCAF & TEPUNG KACANG MERAH) DAN SNACK BAR KOMERSIAL Asriasih, Dwifa Novita; Purbowati; Anugrah, Riva Mustika
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 12 No 27 (2020): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v12i27.57

Abstract

Background: Snack bar is a snack in the form of a bar made from a mixture of various ingredients such as cereals, nuts. Mocaf flour and red bean flour are local food products that can be used as snack bar products. Objective: Find out an overview of the nutritional value of a mixed flour snack bar (mocaf &red bean flour) and a commercial snack bar.Research Method: Design of studyanalytic descriptive research. The research sample is a commercial snack bar. The types of commercial snack bars are obtained from supermarkets in Ungaran. Analysis of data using microsoft office excel and presented in table form. Results: Mixed flour snack bar (mocaf with red bean flour) contains 128 kcal of energy, 4.5 grams of protein, 3 grams of fat, 20.5 grams of carbohydrates, and 5.7 grams of fiber. The nutritional content of 11 commercial snack bar brands is 80-160 kcal energy, 1-6 gram protein, 2.5-10 gram fat, 10-19 gram carbohydrate, and 1-4 gram fiber. Conclusion: The nutritional content of the mixed flour snack bar (mocaf &red bean flour) contains higher fiber than the commercial snack bar. Abstrak : Latar Belakang :Snack bar merupakan makanan ringan yang berbentuk batangan berbahan dasar campuran dari berbagai bahan seperti sereal, kacang-kacangan. Tepung mocaf dan tepung kacang merah merupakan hasil pangan lokal yang dapat digunakan menjadi produk snack bar. Tujuan :Mengetahuigambaran nilai gizi snack bar tepung campuran (tepung mocaf & tepung kacang merah) dan snack bar komersial. Metode Penelitian :Desain penelitian deskriptif analitik. Sampel penelitian ini adalah snack bar komersial. Jenis-jenis snack bar komersial didapatkan dari swalayan yang ada di Ungaran. Analisis data menggunakan microsoft office excel dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil : Snack bar tepung campuran (tepung mocaf dengan tepung kacang merah) mengandung energi 128 kkal, protein 4,5 gram, lemak 3 gram, karbohidrat 20,5 gram, dan serat 5,7 gram. Kandungan gizi dari 11 merk snack bar komersial yaitu energi 80-160 kkal, protein 1-6 gram, lemak 2,5-10 gram, karbohidrat 10-19 gram, dan serat 1-4 gram. Simpulan :Kandungan gizi snack bar tepung campuran (tepung mocaf & tepung kacang merah) mengandung serat lebih tinggi daripada snack bar komersial.
HUBUNGAN PEMBERIAN MP-ASI DAN USIA PERTAMA PEMBERIAN MP-ASI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG Virginia, Any; Maryanto, Sugeng; Anugrah, Riva Mustika
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 12 No 27 (2020): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v12i27.58

Abstract

Background: Stunting is a chronic malnutrition problem caused by low nutrition intake. Some of the causes of stunting is inappropriate complementary feeding and inappropriatefirst age for complementary feeding. Objective: The study to aims correlation between complementary feeding and first complementary feeding time with stunting in children of 6-24 months Method: The cross-sectional approach was conducted to this study. The 78 respondents were taken by proportional random sampling.Data taken by was an interview with questionnaires and anthropometric measurements using length board. Univariate data analysis by frequency distribution and bivariate data analysis by chi-square and risk estimate Result:The frequency of complementary feeding, the texture of complementary feeding, the amount of complementary feeding and the first age of giving complementary feeding appropriate eachwere60.3%, 65.4%, 33.3%, and 53.8%There was acorrelation between the frequency of complementary feeding (p-value=0.002;OR=4.531), the texture of complementary feeding (p-value=0.015; OR=3.304), amount of complementary feeding (p-value=0.020;OR=3.6), the first age for complementary feeding (p-value=0.002;OR=4,583) with stunting at the age of 6-24 months in Leyangan Village, East Ungaran District, Semarang Regency Conclution: There was a significant correlation between complementary feeding and first complementary feeding time with stuntingin childrenof 6-24 months in Leyangan Village, East Ungaran District, Semarang Regency Abstrak : Latar Belakang: Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan asupan gizi yang rendah. Beberapa penyebab stunting adalah pemberian MP ASI dan usia pertama pemberian MP-ASI yang tidak sesuai. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pemberian MP-ASI dan usia pertama pemberian MP-ASI dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan Metode Penelitian: Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini ditentukan dengan proportional random sampling sejumlah 78 responden. Data yang diambil adalah wawancara dengan kuisioner dan pengukuran antropometri menggunakan length board. Analisis data univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis data bivariat menggunakan uji chi square dan risk estimate. Hasil : Frekuensi pemberian MP ASI, tekstur MP ASI yang diberikan, jumlah pemberian MP ASI dan usia pertama pemberian MP ASI sesuai masing-masing 60,3%, 65,4%, 33,3% dan 53,8%.Terdapat hubungan frekuensi pemberian MP ASI (p value=0,002;OR=4,531), tekstur MP-ASI yang diberikan (p value=0,015; OR=3,304), jumlah pemberian MPASI (p value=0,020;OR=3,6), usia pertama pemberian MP-ASI (p value=0,002;OR=4,583) dengan stunting pada usia 6-24 bulan di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Simpulan : Terdapat hubungan pemberian MP-ASI dan usia pertama pemberian MP-ASI dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang
PERBEDAAN KADAR GLUKOSA PADA NASI YANG DISIMPAN DI MAGIC COM DAN DI SUHU RUANG Ishmah, Nuswatul; Anugrah, Riva Mustika; Purbowati
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 12 No 27 (2020): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v12i27.62

Abstract

Background:Rice is processed from rice which is the staple food of the Indonesian people. Rice is a source of carbohydrates that can be broken down into small particles in the form of glucose.Factors that influence changes in rice glucose during storage are storage time and storage temperature. Objectives:Knowingthe difference glucose levels in rice that is stored at the magic com and at room temperature. Method: This study used a pre-experimental post only design. This study used 2 groups of rice namely rice stored at the magic com and at room temperature with 5 treatments using a time difference of 0 hours, 2 hours, 4 hours, 6 hours and 8 hours. The test material in this study is white rice IR 64 varieties as much as 100 grams in each sample used. Analysis of test data using kruskal-waillis with the continued the mann-whitney (α = 0.05). Result :The glucose level of rice stored at the magic com was highest, namely at a storage temperature of 95 ° C of 4.65%. While the glucose level of rice in glucose levels in rice was the lowest, namely at a storage temperature of 77.1 ° C of 1.73%. The glucoselevel of rice stored at the highest room temperature was at the temperature of rice storage at 95.6 ° C at 4.65%. While the lowest rice glucose level is at the temperature of rice storage 22.8 ° C at 1.73%. Based on the Kruskal-Waillis statistical test, the value of p = 0.310 means that there is no difference in glucose levels in the rice stored at the magic com and at room temperature. Conclusions :Based on the kruskal-waillis statistical test, the value of p = 0.310 means that there is no difference in glucose levels in the rice stored on the magic com and at room temperature. Abstrak : Latar Belakang : Nasi adalah olahan dari beras yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Beras merupakan sumber karbohidrat yang dapat diurai menjadi partikel-partikel kecil dalam bentuk glukosa. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan glukosa nasi selama penyimpanan yaitu waktu penyimpanan dan suhu penyimpanan. Tujuan : Mengetahui perbedaan kadar glukosa padanasi yang disimpan di magic com dan di suhu ruang. Metode : Penelitian ini menggunakan desain pra experimental postest only design. Penelitian ini menggunakan 2 kelompok nasi yaitu nasi yang disimpan di magic com dan di suhu ruang dengan 5 perlakuan menggunakan perbedaan waktu 0 jam, 2 jam, 4 jam , 6 jam dan 8 jam. Bahan uji pada penelitian ini yaitu beras putih varietas IR 64 sebanyak 100 gram pada setiap sampel yang digunakan. Analisis data menggunakan uji Kruskal-Waillis dengan uji lanjut ujimann-whitney(α = 0,05). Hasil : Kadar glukosa nasi yang disimpan di magic com tertinggi yaitu pada suhu penyimpanan 95°C sebesar 4,65%. Sedangkan kadar glukosa nasi kadar glukosa pada nasi terendah yaitu pada suhu penyimpanan 77,1°Csebesar 1,73%. Kadar glukosa nasi yang disimpan di suhu ruang tertinggi yaitu pada suhu penyimpanan nasi sebesar 95,6°C sebesar 4,65%. Sedangkan kadar glukosa nasi terendah yaitu pada suhu penyimpanan nasi 22,8°C sebesar 1,73%. Berdasarkan uji statistik Kruskal-Waillis menunjukkan nilai p=0,310 artinya tidak ada perbedaan kadar glukosa pada nasi yang disimpan di magic com dan di suhu ruang. Simpulan : Berdasarkan uji statistik Kruskal-Waillis menunjukkan nilai p=0,310 artinya tidakadaperbedaankadarglukosapadanasi yang disimpan di magic comdan di suhuruang
Daya Terima Snack Bar Rendah Energi Tinggi Serat Berbahan Dasar Tepung Mocaf dan Tepung Kacang Merah Windha Pratama; Riva Mustika Anugrah; Galeh Septiar Pontang
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 12 No 1 (2020): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v12i1.79

Abstract

Snack bar a rod-shaped snacks. Snack bar is mostly made from wheat flour and soy flour. Mocaf flour and red bean flour is Local food commodities sources high in fiber so can be processed into the snack bar as a snack low-energy and high in fiber are preferred in the community. This study aims to knowing acceptance and analysis of energy and fiber content snack bars mocaf flour and red bean flour. This study was pre experimental design. Sampling using purposive sampling that as many as 25 panelists somewhat trained. Research was made by mixing varying the addition of a mixture of flour (mocaf flour and red bean flour) and oats on sanck bar then tested for acceptance and test nutrient content. Statistical analysis of the level of acceptance test Kruskal-Wallis (α = 0.05) with a further test mann-whitney. Highest level of acceptance that the snack bar formula 3. The results of the most significant real difference test at the snack bar flavors (p = 0.01) and colors (p = 0.01). The content of the snack bar formula 3 of energy as much 123.48 kcal and 5.78 gram fiber. Acceptance the most preferred snack bar was in Formula 3. Formula 3 Snack bar content has a low energy and high fiber. Abtrak : Snack bar merupakan makanan ringan yang berbentuk batangan. Snack bar sebagian besar terbuat dari tepung terigu dan tepung kedelai. Tepung mocaf dan tepung kacang merah merupakan komoditas pangan lokal sumber pangan tinggi serat sehingga dapat diolah menjadi snack bar sebagai makanan selingan rendah energi dan tinggi serat yang di sukai di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya terima dan analisis kandungan energi dan serat snack bars tepung mocaf dan tepung kacang merah. Penelitian ini merupakan penelitian pre experimental design. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu sebanyak 25 panelis agak terlatih. Penelitian yang dilakukan yaitu dengan membuat variasi pencampuran penambahan tepung campuran (tepung mocaf dan tepung kacang merah) dan oat pada sanck bar untuk kemudian diuji daya terima dan uji kandungan zat gizi. Analisis statistik tingkat penerimaan menggunakan uji Kruskal-Wallis (α = 0,05) dengan uji lanjut Mann-Whitney. Tingkat penerimaan paling tinggi yaitu snack bar formula 3. Hasil uji beda nyata paling signifikan pada snack bar rasa (p=0,01) dan warna (p=0,01). Kandungan snack bar formula 3 energi sebanyak 123,48 kkal dan serat 5,78 gram. Daya terima snack bar paling disukai adalah pada Formula 3. Snack bar Formula 3 memiliki kandungan energi yang rendah dan serat yang tinggi.
The Analysis of Fiber Content of Nuggets and Crackers With the Basic Ingredients of Kepok Banana Hump (Musa paradisiaca Var. Balbisina Colla) Rifatul Ridlo; Sugeng Maryanto; Riva Mustika Anugrah
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 13 No 1 (2021): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v13i1.103

Abstract

Nugget and crackers are fast foods that are widely consumed and favored by the public, usually used as dishes or snacks. Banana tubers is a local food commodities which contains of high fiber can be processed as an ingredients nuggets and crackers. The purpose ofthis reseach was to determine the fiber content of nuggets and crackers with the basic ingredients of kepok banana hump (Musa paradisiaca Var. Balbisina Colla). This study was experimental design. The nugget formulation consisted of 3 comparisons, the ratio of banana hump : wheat flour (25%: 75%) (F1), (50%: 50%) (F2), and (75%: 25%) (F3). The cracker formulation consists of 3 comparisons, the ratios of banana hump: tapioca flour (25%: 75%) (F1), (50%: 50%) (F2), and (75%: 25%) (F3). Test the fiber containt by the gravimatry method which is then described. The results in this study was analyzed of the fiber value of nuggets and crackers kepok banana hump every (100g). The highest fiber content of nuggets was F3: 0.514g, F2: 0.322g and F1: 0.186g. The highest fiber content of Kepok banana hump crackers is F3: 0.861g, F2: 0.747g and F1: 0.727g. The fiber value of the kepok banana hump crackers is higher than the kepok banana hump nugget.
Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan terhadap Kadar Glukosa pada Nasi Putih Purbowati, Purbowati; Anugrah, Riva Mustika
Nutri-Sains: Jurnal Gizi, Pangan dan Aplikasinya Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ns.2020.4.1.4565

Abstract

This study aimed to understand the difference of glucose levels in electrical strored rice i.e. rice cooker and the glucose level of rice stored at room temperature at 0, 6, and 12 hours. This study used a completely randomized design (CRD) with 2 treatment groups (electrical stored rice and room temperature stored rice). Storage time is 0, 6, and 12 hours. Each treatment was conducted with 3 repetitions. The glucose levels were measured using spectrophotometry method. The Kruskal Wallis test was used to analyze the glucose level difference of 2 treatment groups. The glucose level electrical stored rice at 6, and 12 hours storage were 3,31%, and 2,16% consecutively. Whereas the glucose level room temperature stored rice at 6 and 12 hours storage were 2,60% and 2,16% respectively. Bivariate analysis showed that there were significant differences of the glucose levels at 6 hours storage, however there was no significant difference at 12 hours storage. There was a massive decrease of the glucose levels during storage for both of the treatment groups. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kadar glukosa nasi yang disimpan di rice cooker dan nasi yang disimpan pada suhu ruang dengan waktu simpan selama 0, 6, dan 12 jam. Penelitian ini menggunakan desain rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 kelompok perlakuan (nasi yang disimpan di dalam rice cooker dan nasi yang disimpan pada suhu ruang). Variabel waktu penyimpanan adalah 0, 6, dan 12 jam. Masing-masing pengujian dilakukan dengan 3 kali pengulangan. Kadar glukosa diukur menggunakan metode spektrofotometri. Uji Kruskal Wallis digunakan untuk menganalisa perbedaan kadar glukosa nasi yang disimpan di dalam rice cooker dan nasi yang disimpan pada suhu ruang. Kadar glukosa nasi yang disimpan di rice cooker pada penyimpanan selama 6 dan 12 jam yaitu berturut-turut 3,31 %, dan 2,16 %. Sedangkan kadar glukosa nasi yang disimpan pada suhu ruang selama 6 dan 12 jam adalah 2,60 % dan 2,16 %. Analisis bivariat menunjukkan adanya perbedaan kadar glukosa pada nasi yang disimpan di dalam rice cooker dan nasi yang disimpan pada suhu ruang pada penyimpanan selama 6 jam, tetapi tidak ada perbedaan kadar glukosa yang signifikan pada penyimpanan selama 12 jam. Terjadi penurunan kadar glukosa pada nasi selama penyimpanan, baik yang disimpan di dalam rice cooker maupun pada di suhu ruang.