Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pendidikan Islam di Singapura: Islamic Education in Singapore Nurhasnah; Dede Rosyada; Muhammad Zalnur; Hamzah Irfanda; Ifkar Rasyid
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 7 No. 7: July 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v7i7.5618

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana pendidikan Islam berkembang di Singapura, dari awal kedatangan Islam hingga saat ini. Metode yang digunakan adalah studi pustaka (library research). Singapura, yang merupakan sebuah negara kota, berdiri pada 9 Agustus 1965 setelah memisahkan diri dari federasi Malaysia. Islam diperkirakan masuk ke Singapura pada abad ke-10 hingga ke-14 Masehi, seiring dengan berkembangnya perdagangan internasional di semenanjung Malaya. Populasi Muslim di Singapura sekitar 15% dari total penduduk yang berjumlah sekitar 4,5 juta orang, termasuk pekerja asing yang memiliki izin tinggal. Etnis di Singapura terdiri dari 77% keturunan China, 14% keturunan Melayu, 7,6% keturunan India, dan 1,4% lainnya. Pendidikan Islam di Singapura terbagi menjadi tiga jenis: pendidikan separuh masa, pendidikan sepenuh masa, dan program Islam awam. Pemerintah Singapura saat ini bersikap ketat dan keras terhadap para aktivis Islam, termasuk mendeportasi mahasiswa Islam yang dianggap berkomitmen terhadap perkembangan dakwah. Akibatnya, aktivitas keislaman di Singapura sangat terbatas. Berbeda dengan pemerintah Indonesia yang memasukkan pendidikan agama sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, pemerintah Singapura, sebagai negara sekuler dengan keragaman agama dan etnis, menganggap bahwa urusan agama dan pendidikan agama adalah tanggung jawab pribadi warganya, bukan negara.