Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Monitoring Fuel Genset untuk Mencegah Kegagalan Operasional Laboratorium Terintegrasi di Politeknik Penerbangan Surabaya Menggunakan SMS Gateway Bambang Junipitoyo; Aditya Aditya; Didi Hariyanto
Jurnal Penelitian 14-20
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.527 KB) | DOI: 10.46491/jp.v3i1.9

Abstract

Politeknik Penerbangan Surabaya menggunakan genset 500 kVA. Dimana letak dari laboratorium terintegrasi terpisah gegungnya dengan Gedung genset tempat standby teknisi. Karena belum adanya sistem monitoring jarak jauh untuk genset tersebut sehingga teknisi tidak dapat memonitoring keadaan dari genset.Penulis mencoba untuk membuat suatu rancangan sistem short message service yang dapat melakukan control dan monitoring terhadap genset secara local maupun remote dengan sistem sms gateway.Sistem sms gateway pada generator set dan menekankan pada parameter seperti arus, tegangan dan daya listrik menggunakan handphone melalui sms gateway sebagai control dan monitoring dan komunikasi secara serial dengan device pengontrol microcontroller. Kontol jarak jauh dilakukan langsung dari ruang standby teknisi dengan vasilitas sms gateway.
Pengaruh Pengaturan Air Fuel Ratio Terhadap Torsi dan Daya Mesin Bensin Berbahan Bakar Premium-Compressed Natural Gas Bambang Junipitoyo
Jurnal Penelitian 11-14
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.137 KB) | DOI: 10.46491/jp.v3i2.21

Abstract

Sehubungan rendahnya nilai karakteristik dan ditunjukkan pada propertisnya dari compressed natural gas (CNG) dibandingkan dengan premium, maka berdampak penurunan performa engine yang berbahan bakar asal premium. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian pada engine Bensin 2 silinder 650 cc pada variable speed 2000 - 5000 rpm dengan interval 500 rpm, metode yang digunakan untuk mengetahui nilai settingan yang optimum adalah dengan mengatur air fuel ratio (AFR). Durasi injeksi yang digunakan pada penelitian ini sebesar 6 ms melalui mapping pada software AC GAS SYNCHRO 9.1.0. Sedangkan pengaturan AFR dilakukan dengan menambahkan suplai udara melalui blower dan melakukan pengukuran dengan AFR meter berdasarkan kriteria settingan durasi injeksi pada setiap putaran engine. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui pengaturan durasi injeksi dan nilai AFR yang tepat pada engine Bensin berbahan bakar CNG terjadi pada durasi injeksi 6.6 ms dengan penambahan suplai udara pada saluran intake. Hasil yang didapatkan pada pengaturan ini adalah nilai torsi, daya, secara berturut turut sebesar 41,83 Nm, 16,4 kW atau mengalami kenaikan sebesar 1,22 %, 1,12 % terhadap premium. Nilai efisiensi thermal menurun masing-masing sebesar 21,48 %
PENGARUH VARIASI SUHU DAN WAKTU HEAT TREATMENT PADA ALUMINIUM ALLOY 2024-T3 TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS DENGAN MEDIA PENDINGIN OLI Bambang Junipitoyo; Mochammad Farid Anfasa; Linda Winiasri
Jurnal Penelitian 38-47
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46491/jp.v5i2.495

Abstract

Aluminium merupakan salah satu material rekayasa yang banyak digunakan untuk kepentingan konstruksi karena sifatnya yang ringan dan kuat. Paduan aluminium tersebut membutuhkan serangkaian proses untuk meningkatkan kekuatan material sebelum dipergunakan sebagai bahan struktur pesawat terbang. Benda uji diberi perlakuan panas dengan suhu 300˚C, 350˚C & 400˚C dan waktu tahan 60 menit, 90 menit, dan 120 menit. Kemudian dilakukan proses quenching dengan media oli. Pengujian ini menggunakan pengujian tarik, pengujian kekerasan brinell dan foto struktur mikro. Dari hasil penelitian, nilai kekerasan tertinggi terjadi pada suhu aging 400˚C selama 90 menit dengan nilai kekerasan sekitar 119,09. Sedangkan kekuatan tarik tertinggi terjadi pada suhu aging 400˚C selama 120 menit dengan nilai tensile stress nilai sekitar 128,17 MPa.
PENGARUH HEAT TREATMENT PADA ALLUMUNIUM ALLOY 7075 DENGAN MEDIA QUENCHING TERHADAP UJI IMPACT DAN UJI VICKER Muhammad Efrian Shobari; Bambang Junipitoyo; Linda Winiasri
Prosiding SNITP (Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan)
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aluminium merupakan salah satu material rekayasa yang banyak digunakan untuk kepentingan konstruksi karena sifatnya yang ringan dan kuat. Kedua sifat tersebut merupakan syarat utama suatu material dapat dijadikan bahan dasar struktur pesawat terbang. Paduan aluminium tersebut membutuhkan serangkaian proses untuk meningkatkan kekuatan material sebelum dipergunakan sebagai bahan struktur pesawat terbang. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kekuatan suatu paduan logam, yaitu melalui proses perlakuan panas (heat treatment). Benda uji diberi perlakuan panas dengan suhu 150˚C, 200˚C & 250˚C dan waktu tahan 60 menit, 90 menit, dan 120 menit. Kemudian dilakukan proses quenching dengan media oli. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan sifat fisis benda uji sebelum di beri perlakuan aging dan sesudah diberi perlakuan aging. Pengujian ini menggunakan pengujian vicker, pengujian impact dan foto struktur mikro. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa heat treatment dan quenching pada allumunium alloy 7075, diperoleh hasil kekerasan vicker tertinggi pada suhu 200 ˚C dalam waktu 120 menit dengan nilai 62,5 sedangkan nilai energi dan ketangguhan impact tertinggi yaitu pada suhu 150 dengan waktu 60 menit yaitu 5570 joule
PENGARUH KADAR KROMIUM PADA STAINLESS STEEL 304 TERHADAP SIFAT MEKANIS Mohammad Nurtsani Muharam; Bambang Junipitoyo; Didi Hariyanto
Prosiding SNITP (Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan)
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stainless steel merupakan jenis baja tahan karat yang identik dengan kandungan chromium, kandungan ini yang membedakan baja ini dengan baja yang lain, karena dapat meningkatkan sifat mekanis sebuah benda dan secara fisik akan terlihat mengkilap. Pada penelitian ini menggunakan material tipe stainless steel 304, dengan kandungan chromium yang berbeda untuk dapat mengetahui pengaruh kadar chromium terhadap sifat mekanis stainless steel 304. Pada pembuatan spesimen stainless steel 304 yaitu dengan cara melebur limbah stainless steel kemudian dengan kandungan kromium yang berbeda yaitu 12%, 14%, 16% dan 18% setelah itu akan dilakukan pengujian sifat mekanis yaitu uji impact dan hardness vickers. Hasil dari pengujian tiap-tiap spesimen stainless steel 304 dengan variasi kandungan chromium ini, akan dilakukan analisis data pengaruh kandungan kromium terhadap sifat mekanisnya. Dari hasil pengujian mekanis, bahwa stainless steel 304 yg mengandung kromium 18 % yang memiliki sifat mekanis yang paling baik dari ketiga spesimen yang lain yaitu pada pengujian impact >4,30 (joule/mm2) dan pengujian hardness vickers sebesar 356,02 HV
UJI PERFORM PISTON ENGINE 1 CYLINDER DENGAN VARIASI CAMPURAN PERTALITE-LOW ETANOL PADA PISTON MODIFIKASI Muhammad Alimuddin Hafidz; Bambang Junipitoyo; Didi Hariyanto
Prosiding SNITP (Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan)
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persediaan bahan bakar fosil di Negara kita Indonesia ini semakin lama semakin berkurang. Berkurangnya bahan bakar fosil ini dikarenakan banyaknya kebutuhan manusia yang bisa melebihi batasan sedangkan persediaan bahan bakar fosil sangat terbatas. Bahan bakar ini sangat diperlukan penggunaanya dalam kendaraan bermotor. Bahan bakar fosil ini bisa didapatkan dari minyak bumi seperti pertalite, pertamax, bensol dan solar. Bahkan juga mengandung panas yang bisa dimanipulasi. Sering kali bahan bakar digunakan masusia untuk kendaraan bermotor melalui proses pembakaran yang terjadi di mesin pada kendaraan tersebut dengan tambahan reaksi oksigen. Analisa ini menggunakan variasi campuran pertalite dengan etanol 5%, 10%, 15%, 20% dengan perbandingan variasi piston. Analisa ini juga dilaksanakan untuk memudahkan perbandingan analisa dengan seseorang yang akan melakukan uji coba seperti ini. Begitu juga perbandingan modifikasi piston yang akan menghasilkan kompresi yang berbeda dipadu juga dengan tambahan etanol. Disisi lain etanol lebih ramah lingkungan juga bisa memaksimalkan kinerja engine dengan campuran bahan bakar lain. Sehingga bisa dibandingkan antara piston standart dengan piston modifikasi dengan bantuan alat yang bernama Dynotest. Hasil akhir yang di capai dari penelitian ini yaitu Daya, Torsi, dan Efisiensi bahan bakar terbaik yang didapatkan pada pengujian dari engine piston standart dan piston variasi dengan kompresi rasio 11,2 : 1 dengan daya tertinggi sebesar 8,279 HP, torsi sebesar 27,71 Nm dan efisiensi bahan bakar di angka 0,33 ml/s.
PENGARUH SUSUNAN SERAT BAMBU PADA KOMPOSIT TERHADAP UJI TARIK DAN UJI KEKERASAN VICKER Muhammad Zaky Ilman Muflih Purnama; Bambang Junipitoyo; Didi Hariyanto
Prosiding SNITP (Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan)
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komposit sendiri merupakan kombinasi antara dua atau lebih material sehingga dapat memberikan sifat yang lebih baik pada pencampuran komposit sebagai penyusunnya atau penguatnya. Penelitian ini menggunakan resi polyester dengan katalis sebagai pengeras dan berpenguat serat bambu, karena serat ini mudah untuk didapatkan dan memiliki tekstur yang ringan serta kuat, maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kekuatan antara uji tarik dengan uji kekerasan vicker dengan perbedaan jarak antar pada setiap susunan serat pada komposit serat bambu. Sampel uji dibuat dengan presentase katalis atau hardener sebesar 10% terhadap resin sebesar 25% dengan 3 variasi susunan serat yaitu susunan serat anyam, 90˚ dan lurus dengan setiap fraksi volume serat sebesar 65% yang masing-masing memiliki variasi jarak antar serat yaitu 1mm, 2mm dan 3mm yang kemudian diuji kekuatan menggunakan tensile strength dan uji kekerasan vicker. Hasil dari penelitian ini adalah tensile strength tertinggi dari uji tarik dengan susunan serat anyam dengan jarak antar serat 1mm dengan nilai tensile strength tertinggi yaitu 6,258 dengan elongation 0,38, sedangkan hasil penelitian dari hardener vicker tertinggi dari uji vicker dengan susunan serat anyam dengan jarak antar serat 1mm dengan nilai kekerasan vicker yaitu 14,96.
ANALISA AERODINAMIKA NACA AIRFOIL 0018 DENGAN PENAMBAHAN MAXI WINGLET Rizal Satya Prawira; Setyo Hariyadi Suranto Putro; Bambang Junipitoyo
Prosiding SNITP (Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan)
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Analisa performa aerodinamika suatu penampang Airfoil sangatlah diperlukan untuk menentukan gaya angkat maksimum yang terjadi serta gaya-gaya yang bekerja pada penampang Airfoil seperti Gaya Drag dan Gaya Lift. Namun, untuk menghasilkan gaya lift yang maksimum diperlukan suatu penambahan device pada Airfoil. Winglet adalah salah satu device yang digunakan untuk meningkatkan gaya lift tanpa harus memperlebar angkah dari wingspan (bentangan sayap) pada pesawat. Dalam penelitian ini dibuat 2 jenis Airfoil seri NACA 0018, yang pertama adalah Airfoil simetris diberi penambahan maxi winglet dan tanpa diberi penambahan maxi winglet. Kedua Airfoil tersebut di test dengan menggunakan software ANSYS dengan input kecepatan 20 m/s atau 72 km/h. Untuk mendapatkan performa yang maksimal dari Airfoil ini, diberi variasi sudut serang 0o, 2o, 4o, 6o, 8 o, 10o, 12o, 15o, 16o, 17o, 19 o, 20o dan akan di didapatkan sudut serang yang dapat menghasilkan gaya angkat maksimal. Dari kontur kecepatan dan kontur tekanan yang di dapatkan ANSYS, sepanjang permukaan atas dan permukaan bawah Airfoil di dapatkan nilai rata-ratanya dan kemudian di plot dalam grafik untuk menunjukkan besarnya gaya lift dan gaya drag yang terjadi serta dari distribusi kecepatan dan distribusi angkahure tersebut diperoleh nilai koefisien drag dan koefisien lift. Pada penelitian ini Airfoil dengan maxi winglet memiliki nilai Cl lebih besar daripada tanpa maxi winglet, hal tersebut diakibatkan adanya penundaan munculnya vortex pada tip chord. Nilai koefisien lift paling besar ada pada sudut serang 15 o dimana pada sudut serang tersebut nilai L/D juga paling besar. Berdasarkan penelitian ini winglet maxi terbukti efektif dalam pembetukan lift dan memiliki keuntungan yang signifikan dari nilai L/D yang dihasilkan.
RANCANG BANGUN SIMULATOR STALL WARNING PADA PESAWAT SEBAGAI SARANA PRAKTIK DI LINGKUNGAN KAMPUS POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA Septiyan Dwi Azhari; Rudi Fikus Prihanto; Bambang Junipitoyo
Prosiding SNITP (Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan)
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stall warning system adalah sistem yang berfungsi sebagai peringatan kepada pilot apabila pesawat dalam kondisi stall. Stall ialah kondisi saat pesawat kehilangan daya angkat yang diakibatkan oleh beberapa hal, meningkatnya sudut serang (Angle of Attack) yang melibihi batas dari critical point adalah salah satunya. Pada pesawat sipil sangat dibutuhkan sistem stall warning system. Dalam perbanan, flight instrument yang memiliki peran penting yaitu stall warning system.
RANCANG BANGUN SIMULATOR STARTING SYSTEM BOEING 737-200 DI HANGGAR POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA Sigma Yuriza Daffandy; Rudi Fikus Prihanto; Bambang Junipitoyo
Prosiding SNITP (Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan)
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian tugas akhir dengan judul RANCANG BANGUN SIMULATOR STARTING SYSTEM BOEING 737-200 DI HANGGAR POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA bertujuan untuk membantu taruna teknik pesawat udara untuk memahami kinerja starting system juga memudahkan pembelajaran dengan gambaran realistis dengan bantuan indikator pada rancangan ini. Starting system merupakan sebuah sistem yang melibatkan komponen – komponen yang secara kompleks untuk menyalakan engine. Fungsi dari pemahaman starting system salah satunya yaitu untuk memahami prosedur serta urutan pada saat engine kondisi mati hingga engine dalam kondisi menyala.