Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Pharmasipha

STUDI PENGARUH VARIASI KONSENTRASI PELARUT MASERASI TERHADAP KADAR SENYAWA FLAVONOID TEH HIJAU (Camelia Sinensis) Mahmud Carica Dewi; Nadia Mira Kusumaningtyas; Kurniawan Kurniawan
Pharmasipha: Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 5, No 1 (2021): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v5i1.4219

Abstract

Teh Hijau merupakan tanaman yang dikenal luas di kalangan masyarakat dan salah satu produk minuman terpopuler yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia maupun dunia. Hal ini dikarenakan teh mempunyai rasa dan aroma yang khas, juga dipercaya mempunyai khasiat bagi kesehatan. Teh hijau merupakan tanaman obat yang mempunyai efek farmokologis, antara lain sebagai antioksidan. Teh Hijau sebagian besar mengandung ikatan biokimia yang disebut polyphenol, termasuk didalamnya flavonoid. Flavonoid adalah sekelompok besar senyawa polifenol tanaman yang tersebar luas dalam berbagai bahan makanan dan dalam berbagai konsentrasi. flavonoid merupakan senyawa polar, maka flavonoid cukup larut dalam pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol, aseton, dimetil-sulfoksida, dimetilformamida, air.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi pelarut maserasi terhadap kadar senyawa flavonoid Teh Hijau (Camelia Sinensis), sehingga digunakan 4 variasi pelarut yaitu etanol 96% (polar), metanol 96% (polar), etil asetat (semi polar), n-heksan (non polar). Pelarut dengan rendemen pemurnian tertinggi yaitu metanol, divariasikan menjadi 5 variasi konsentrasi pelarut. Dilakukan uji kalitatif dan kuantitatif untuk menentukan ada atau tidaknya senyawa flavonoid didalamnya. Ekstrak teh hijau dengan pelarut metanol 60% memiliki kadar flavonoid paling tinggi yaitu sebesar 6,235 ppm.
ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL EKSTRAK SIRIH HIJAU (Piper batle L.) Kurniawan Kurniawan; Annisaa Talcha Pertiwi; Indah Tri Lestari
Pharmasipha: Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 5, No 1 (2021): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v5i1.5707

Abstract

Tanaman sirih hijau (Piper betle L.) adalah salah satu jenis tanaman obat yang banyak dimanfaatkan masyarakat Indonesia sebagai alternatif obat tradisional. Salah satu senyawa yang ditemukan dalam ekstrak daun sirih hijau, yaitu senyawa flavonoid. Tujuan pelitian ini adalah untuk mengetahui kadar flavonoid total ekstrak sirih hijau yang diekstraksi dengan metode maserasi. Kadar flavonoid total dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis menggunakan kuersetin sebagai standar. Ekstrak yang dihasilkan berwarna coklat pekat sebesar 40 g (40%). Hasil penelitian telah menunjukkan rata-rata kadar flavonoid total dalam metode ekstraksi sebesar 1,077%.
Pengaruh Variasi Humektan pada Formulasi Hand Sanitizer serta Evaluasi Sediaan dan Daya Hambat terhadap Stapyhlococcus aureus Qurrah A'yuniyyah Haryanto; Kurniawan Kurniawan; Solikah Ana Estikomah; Nurul Marfu'ah
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 6, No 2 (2022): September
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v6i2.7572

Abstract

The habits of the Indonesian people in carrying out hand hygiene activities are still very low with an average of only 12%. Along with the density of community activities, which consider hand washing a troublesome activity, it is also caused by the lack of clean water availability in the community. Therefore, there are hand sanitizer products that are practical without using water or commonly referred to as hand sanitizers. Hand sanitizer contains antiseptic substances that can kill germs on the palms due to the presence of alcohol (ethanol, propanol and isopropanol) and the phenol group (chlorhexidine and triclosan). Alcohol has the ability to inhibit bacterial growth, both against gram-positive and gram-negative bacteria, including MRSA (Methicilin Resistant of Staphylococcus aureus). The purpose of this study was to determine the effect of humectant variations on the evaluation of the preparation and the inhibition of Staphylococcus aureus bacteria. The results of the evaluation of the preparation of the hand sanitizer formulation are in accordance with the SNI No. 06-2588-1992, namely on the parameters of homogeneity, pH and dispersion. Meanwhile, the viscosity parameter is not in accordance with the standard. Variations in humectant concentration affect the evaluation of the preparation of the hand sanitizer gel formulation on the parameters of pH and dispersion. The formulation that had the greatest inhibition zone against Staphylococcus aureus was the formulation with the highest humectant concentration of propylene glycol, namely formulation 3 with an inhibitory power of 22.8 mm.
Formulasi Transetosome Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis L. Kuntze) Menggunakan Variasi Konsentrasi Soya Lesitin dan Etanol Sofiani Lathifah; Kurniawan Kurniawan; Nadia Mira Kusumaningtyas
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 6, No 1 (2022): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v6i1.8706

Abstract

Green tea is a herbal plant that can be used to maintain health because of its high antioxidant compounds. Along with the development of pharmaceutical technology, drug delivery systems are also increasingly developing, one of which is transetosomes. The purposes of this study are to determine the effect of variations in the concentration of soy lecithin and ethanol on the characterization of transetosomes. Transetosomes are made using the heat method and formulated in 3 formulations with variations in the concentration of lecithin and ethanol, respectively (F1 0.5: 20, F2 0.6: 25, F3 0.7: 30). Based on the results of the study, obtained the best green tea extract transetosomes is in F3 where the resulting form is Unilamellar Vesicle with a size of 105.96 ± 18.94 nm and polydispersity index 0.36 ± 0.01.
Pengaruh konsentrasi etanol terhadap aktivitas antibakteri ekstrak sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) pada pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis Rizky Dila Khairunnisa; Nurul Marfu'ah; Kurniawan Kurniawan; Solikah Ana Estikomah
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 7, No 1 (2023): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v7i1.9301

Abstract

Salah satunya penyebab penyakit infeksi adalah bakteri Staphylococcus epidermidis. Infeksi bakteri pada umumnya dapat diobati dengan menggunakan antibiotik, namun menimbulkan efek samping misalnya resistensi. Salah satu bahan alam alternatif yang dapat digunakan sebagai antibakteri adalah sirih merah karena memiliki senyawa flavonoid, alkaloid, steroid, tannin dan minyak atsiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh konsentrasi etanol terhadap aktivitas antibakteri ekstrak sirih merah terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 kali perlakuan dan 4 kali pengulangan. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 60%, 70%, 80%, dan 90%. Uji in-vitro dilakukan menggunakan metode difusi cakram. Zona hambat yang dihasilkan kemudian dianalisis dengan SPSS 20.0 menggunakan One Way ANOVA taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  ekstrak etanol daun sirih merah memiliki kemampuan antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis (p < 0,05). Aktivitas antibakteri tertinggi terdapat pada ekstrak etanol 60% dengan rata-rata daya hambat sebesar 5.90 mm.
Formulasi sediaan deodoran spray ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz&Pav) dengan variasi alum (tawas) Kurniawan; Dhiyah Ayu Kusumasary; Solikah Ana Estikomah; Nurul Marfu’ah
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol. 7 No. 2 (2023): September
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v7i2.10665

Abstract

ABSTRACT One way to overcome body odor is by using deodorant. One of the herbal ingredients that can be used in deodorant formulations is Piper crocatum leaves. Piper crocatum leaves have numerous bioactive compounds as an antibacterial agent. Beside, the deodorants can be added with other ingredients for example, alum (KAl(SO4)2.12H2O) an antiperspirant. This study aims to determine the result of physical stability tests in deodorant spray formulations from Piper crocatum extract with variation of alum. Piper crocatum leaves were extracted using a maceration method with 70% ethanol solvent. The deodorant spray formulation uses Piper crocatum leaf extract with variation of alum at 0% (control), 10% (F-1), 20% (F-2) and 25% (F-3). The result were then tested for pH, organoleptic, homogeneity, spray power, dry time, and cloth effect. The result were then analyzed by comparing with the standard deodorant spray in the 1995 Pharmacopoeia and the 1998 Indonesian National Standard. The results showed that F-1 has the most standard test results covering organoleptic test results, homogeneity, pH, spray power, dry time and effect on fabrics. Keywords: alum, extract, deodorant spray, Piper crocatum,   ABSTRAK Salah satu cara untuk mengatasi bau badan adalah dengan cara menggunakan deodoran. Salah satu bahan herbal yang dapat digunakan dalam formulasi deodoran adalah daun sirih merah. Daun sirih merah memiliki senyawa yang memiliki kemampuan antibakteri. Selain bahan aktif, deodoran dapat ditambahi dengan bahan lain misalnya aluminium kalium sulfat yang berfungsi debagai antiperspiran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil uji stabilitas fisik dalam formulasi deodran spray dari ekstrak sirih merah dengan variasi alumunium kalium sulfat. Daun sirih merah diekstrak menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Formulasi deodorant spray menggunakan ekstrak daun siirh merah dengan variasi aluminium kalium sulfat sebesar 0% (control), 10% (F-1), 20% (F-2) dan 25% (F-3). Hasil sediaan kemudian di uji pH, organoleptik, homogenitas, daya semprot, waktu kering, dan efek kain. Hasil pengamatan dianalisis dengan cara membandingkan dengan standar deodoran spray yang ada di Farmakope 1995 dan Standar Nasional Indonesia 1998. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan F-1 adalah sediaan yang memiliki hasil uji paling memenuhi standar meliputi hasil uji organoleptic, homogenitas, pH, daya semprot, waktu kering dan efek terhadap kain.     Kata kunci : alum, deodoran spray, ekstrak, sirih merah