Goa, Lorentius
Sekolah Tinggi Pastoral Yayasan Institut Pastoral Indonesia

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PENDIDIKAN TINGGI MENURUT GRAVISSIMUM EDUCATIONIS DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENGEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI INDONESIA Martinus Irwan Yulis CM; Lorentius Goa
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53544/sapa.v1i1.15

Abstract

Penulis mencoba untuk merefleksikan kembali panggilan kristiani dalam dunia pendidikan dalam terang Dokumen Konsili Vatikan II, terutama dokumen Gravissimum Educationis. Dokumen ini memuat visi dan misi pendidikan kristiani yang bisa menjadi terang dan penuntun bagi para pendidik untuk mencari bentuk-bentuk pendidikan yang sungguh memanusiakan subjek bina. Bangsa Indonesia telah mengalami berbagai macam sistem pendidikan namun terkadang proses pendidikan dalam sistem itu mengabaikan banyak hal penting dalam proses perkembangan manusia yang utuh. Oleh karena itulah, penulis mencoba untuk menelaah secara lebih dalam poin-poin penting pendidikan yang digarisbawahi dokumen Gravissimum Educationis.
PENURUNAN JUMLAH UMAT KATOLIK DI PAROKI MARIA RATU DAMAI PURWOREJO DONOMULYO Theresia Noiman Derung; Lorentius Goa; Antonela Batlyol
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 1 No 2 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kehadiran Gereja sebagai umat Allah adalah tanda dan sarana kehadiran Kristus sendiri di dunia. Gereja bermaksud menyatakan dengan lebih konkrit ajaran dan teladan Kristus bagi dunia terutama bagi keselamatan seluruh umat manusia. Salah satu sifat hakiki dari Gereja adalah apostolik, dengan ciri ini mau ditegaskan adanya kesadaran bahwa Gereja dibangun atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru (Ef. 2:20). Gereja yang dibangun pada zaman para rasul berkembang dengan pesat sampai saat ini. Hal ini terjadi karena mereka bertekun dalam pengajaran para rasul dan persekutuan. Mereka sehati-sejiwa selalu berkumpul untuk berdoa dan memecahkan roti, mereka bersatu dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyan bersama (Kis.2:41-47). Cara hidup jemaat perdana menjadi tonggak untuk kehidupan Gereja selanjutnya sampai saat ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah umat Katolik di Stasi mengalami penurunan sebesar 579. Hal ini dikarenakan faktor pindah agama 316 orang (54,5%), umat meninggal 137 orang (23,7%), pindah tempat 126 orang (21,8%). Dengan demikian, penurunan jumlah umat terbesar disebabkan karena pindah agama yang dilatarbelakangi oleh perkawinan.
PERUBAHAN SOSIAL DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT Lorentius Goa
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penulis mencoba menguraikan soal perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat berdasarkan teori-teori perubahan sosial. Perubahan sosial merupakan suatu proses pergeseran struktur atau tatanan didalam masyarakat, yang meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih bermartabat. Tokoh-tokoh yang berbicara soal perubahan sosial adalah: Kingsley Davis, Mac Iver, Selo Soemarjan, William Ogburn. Kecenderungan terjadinya perubahan-perubahan sosial merupakan gejala yang wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia di dalam masyarakat. Perubahan-perubahan sosial akan terus berlangsung sepanjang masih terjadi interaksi antarmanusia dan antarmasyarakat. Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat, seperti perubahan dalam unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, dan kebudayaan. Perubahan sosial dalam masyarakat tidak boleh dilihat dari satu sisi saja, sebab perubahan ini dapat mengakibatkan pergeseran pada banyak sektor dalam masyarakat sosial. Hal ini berarti, perubahan sosial akan selalu terjadi pada setiap bagian dari masyarakat itu sendiri. Gejala perubahan sosial dalam masyarakat dapat dilihat dari terjadinya perubahan sistem nilai maupun norma yang berlaku saat itu dan yang tidak berlaku lagi dalam masyarakat. Tentu saja, perubahan sosial ini terjadi bukan semata mata karena individu dalam masyarakat tersebut yang mau berubah, akan tetapi karena adanya perkembangan dari berbagai sektor khususnya teknologi.
RELASI INTERSUBJEKTIF PEMBINA DAN ANAK ASUH DI WISMA PUTERA BHAKTI LUHUR MALANG Lorentius Goa
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini, menguraikan tentang relasi intersubjektif antara pembina dan anak asuh di wisma Putera Bhakti Luhur Malang. Mengingat manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Dalam hidup bersama tentunya ada relasi yang baik antara satu dengan yang lain. Kadang-kadang juga orang tidak memikirkan bagaimana menghayati nilai kebersamaan dalam berelasi dengan sesama. Dalam kebersamaan dengan anak berkebutuhan khusus, sebagai pembina tentu ada unsur egoisme dan merasa diri lebih tinggi atau lebih berkuasa. Relasi intersubjektif adalah merupakan suatu relasi atau komunikasi yang bermakna dalam arti setiap individu mau membuka diri terhadap yang lain, memberi tempat dalam dirinya bagi yang lain, serta menjadi bagian dari dirinya. Gabriel Marcel berpendapat bahwa relasi intersubjektif merupakan keterbukaan antara subjek yang satu dengan subjek yang lain. Romo Paul Janssen Terkait dengan relasi intersubjektif pembina dengan anak asuh di wisma menerapkan pola asuh melalui hidup serumah, sekamar dan semeja makan dengan mereka, dinamis, sesuai kebutuhan, Pembina harus kompak dan komunikasi efektif serta disiplin. Selain itu dalam hidup bersama dengan anak berkebutuhan khusus tidak menutup kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau muncul perilaku-perilaku menyimpang seperti tindakan kekerasan dan pelecehan. Hal-hal inilah yang perlu dihindari dalam kehidupan bersama anak berkebutuhan khusus.
EFEKTIFITAS PAGUYUBAN ORANG TUA DALAM PEMBERDAYAAN ANAK DISABILITAS DI MOJOREJO BLITAR Lorentius Goa
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 4 No 2 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah agar orang tua penyandang disabilitas yang masuk sebagai anggota paguyuban yang ada di Mojorejo Blitar dapat memberdayakan anaknya sehingga bisa mandiri. Kemandirian anak disabilitas tergantung dari orang tua yang menjadi pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Kemandirian anak disabilitas tentu berbeda-beda, sesuai kemampuan anak tersebut. Selain itu, para orang tua dapat saling mengenal, saling berbagi pengalaman mengenai keberadaan anak disabilitas, saling mendukung, keberhasilan dan kesulitan yang mereka alami dalam mendampingi anak disabilitas sehingga orang tua memiliki semangat yang sama, yaitu menerima kehadiran anak disabilitas dan dengan ketulusan hati mencari jalan keluar bersama petugas lapangan mendampingi anak penyandang disabilitas. Sedangkan target khusus yang dicapai dalam penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui efektivitas paguyuban orang tua dalam memberdayakan anak disabilitas di Mojorejo Blitar. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah wawancara. Wawancara ini dilakukan oleh peneliti terhadap orang tua yang tergabung dalam paguyuban, ketua paguyuban dan petugas lapangan. Hasil penelitiannya adalah paguyuban orang tua anak disabilitas efektif dalam memberdayakan anak disabilitas. Keefektifan paguyuban tampak dalam hal: orang tua menerima kehadiran anak, orang tua memahami kedisabilitasan, orang tua membuat program bersama dengan tim ahli, orang tua melaksanakan dan mengevaluasi program.
Peran Pengasuh Dalam Pelayanan Anak Berkebutuhan Khusus di Wisma Dewandaru Kota Malang Lorentius Goa
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peran pengasuh merupakan keikutsertaan, keaktifan, dan keterlibatan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban untuk merawat, menjaga, membimbing dan mendidik anak berkebutuhan khusus. Namun pada kenyataan para pengasuh tidak menjalankan perannya layaknya seorang pengasuh, pengasuh belum menjalankan semua perannya dengan baik, sehingga perkembangan kemampuan anak ada yang sudah mengalami perkembangan kemampuan dan ada yang masih belum mengalami perkembangan kemampuan baik motorik maupun sensorik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran pengasuh dan faktor pendukung serta penghambat dalam melayani anak berkebutuhan khusus di Wisma Dewandaru Kota Malang. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara dan observasi dengan menggunakan instrumen pedoman observasi dan wawancara terarah. Kegiatan penelitian dilakukan di Wisma Dewandaru Kota Malang. Hasil penelitian berdasarkan instrumen yang dibuat, dan peneliti memperoleh hasilnya melalui wawancara dan observasi melalui informan yaitu para pengasuh di Wisma Dewandaru Kota Malang. Dari hasil yang diperoleh mengenai peran pengasuh dapat dikatakan tidak sepenuhnya bisa mereka jalankan. Faktor pendukung adalah terpenuhnya sarana dan prasarana, program latihan/master, sedangkan faktor penghambat 1) kurang adanya kerjasama antara pengasuh untuk menjalankan kegiatan keseharian anak dan kegiatan latihan master/program anak; 2) pengasuh kesulitan dalam melatih anak berkebutuhan khusus yang memiliki hambatan yang berat; 3) kurangnya kreatifitas dari pengasuh dalam mengajar dan membimbing anak berkebutuhan khsusus dengan hambatan yang berbeda-beda; 4) kurangnya rasa tanggungjawab dari pengasuh dalam melaksanakan tugasnya.
KETERLIBATAN REMAJA KATOLIK DALAM KEGIATAN PANCA TUGAS GEREJA DI PAROKI ST. VINCENTIUS A PAULO MALANG Yuliana Eni Yuliati; Bernadeta Sri Jumilah; Lorentius Goa; Martinus Irwan Yulius; Jhon Daeng Maeja
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 7 No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53544/sapa.v7i1.353

Abstract

Para remaja katolik (rekat) di paroki santo Vincentius a Paulo adalah anggota Gereja yang sudah dibaptis. Sebagai anggota Gereja, mereka mempunyai kewajiban untuk melaksanakan panca tugas Gereja. Rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini adalah bagaimana keterlibatan remaja katolik dalam kegiatan panca tugas gereja di paroki santo Vincentius a Paulo Malang. Tujuan penelitian adalah mengetahui keterlibatan remaja katolik dalam kegiatan panca tugas Gereja di paroki santo Vincentius a Paulo Malang. Metode yang dipakai adalah metode kuantitatif deskriptif, dengan populasi Remaja Katolik yang berada di wilayah gereja St. Vinsensius a Paulo Malang yaitu Remaja Katolik kelas 5 Sekolah Dasar sampai kelas 10 Sekolah Menengah Atas. Indikator-indikator yang dipakai adalah kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam bidang Liturgia, Kerygma, Koinonia, Diakonia, dan Martyria. Metode pengambilan data menggunakan angket dengan skala Likert 4 dan penyebarannya menggunakan aplikasi google form. Tehnik analisa data menggunakan tehnik analisa data deskriptif dengan penghitungan persentase. Hasil yang diperoleh adalah keaktifan bidang Liturgia sebesar 54,82% masuk kategori sedang, bidang Kerygma sebesar 56,03% masuk kategori sedang, bidang Koinonia sebesar 50,63% masuk kategori sedang, bidang Diakonia sebesar 62,23% masuk kategori sedang dan bidang Martyria sebesar 73,08% termasuk kategori tinggi. Rata-rata keaktifan sebesar 59,36% yang termasuk dalam kategori sedang.
PERAN ORANG TUA SEBAGAI PENDIDIK IMAN KAUM MUDA KATOLIK Regina Ayu Mandasari; Maria Mandonza; Lorentius Goa
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 7 No 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53544/sapa.v7i2.357

Abstract

Keluarga kristiani sebagai Gereja kecil dibina dengan serius agar tercapai kebahagiaan. Orang tua memiliki peranan penting dalam tugas maupun tanggung jawab terhadap keluarga yaitu dalam pembentukan pola pikir dan budi pekerti serta pendidikan iman. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui secara faktual peran orang tua sebagai pendidik iman bagi kaum muda katolik di Stasi St. Yohanes Paroki Maria Annunciata Lodalem dengan menggunakan rancangan penelitian kuantitatif deskriptif dan teknik pengumpulan data angket tertutup dengan instrumen pedoman angket terstruktur. Subjek penelitian populasi sebanyak 41 responden yaitu orang tua ayah atau ibu yang sudah menikah dan memiliki kaum muda Katolik usia 15-24 tahun. Hasil penelitian menggunakan teknik skala Likert sehingga diperoleh hasil 3,01 yang artinya orang tua berperan dengan baik sebagai pendidik iman. Maka Hipotesis Nol (Ho) ditolak dan Hipotesis Alternatif (Ha) diterima. Kesimpulan, Orang tua adalah pendidik pertama dan utama sehingga orang tua semakin bertanggung jawab melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dalam keluarga.