Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Policy and decision making in education during the Covid-19 Pandemic: A Case Study of SMAN 1 Rupat Sumantri, Pulung; Hasudungan, Anju Nofarof
International Journal for Educational and Vocational Studies LIST OF ACCEPTED PAPERS
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/ijevs.v0i0.5935

Abstract

This study aims to describe the educational policies issued by the Ministry of Education, Culture, Research and Technology and the decisions taken by Senior High School 1 Rupat (SMAN 1 Rupat) as an effort to continue education during the Covid-19 pandemic. The research method used is descriptive qualitative research method with a case study approach. Data was collected by means of literature study, interviews, documents and observations. Data analysis was carried out by adopting an interactive model from Miles and Huberman. The results of the study show that flexibility is the goal of the issuance of policies and decisions taken by the government and schools with the aim of maintaining student safety from Covid-19 and minimizing the impact of learning loss. The challenge in the future is to find a model of resilience that can be maximized to restore Indonesian education.
Student’s Coaching During the Covid-19 Pandemic in the SMAN 1 Rupat: National Science Competition in 2021 Surya Aymanda Nababan; Pulung Sumantri; Yushar Tanjung; Anju Nofarof Hasudungan
East Asian Journal of Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 2 (2022): March 2022
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.338 KB)

Abstract

This study aims to describe the results of observations regarding the implementation of club management at SMAN 1 Rupat KSN in 2021 during the Covid-19 pandemic. KSN is an abbreviation of the National Science Competition which is carried out by the National Achievement Center of the Ministry of Education, Culture, Research, and Technology of the Republic of Indonesia. The selection mechanism for the implementation of KSN is carried out starting at the school, district/city, provincial, national, and international levels. In the achievement of KSN, schools located in the capital city of Riau province, Pekanbaru, and with good facilities, and inputs dominate. SMAN 1 Rupat is located on Rupat Island, precisely in Batu Panjang Village, Rupat District, Bengkalis Regency, Riau Province. This island is included in the 3T category area (Lagged, Foremost, and Outermost) which is directly opposite the Malaysian state and is a challenge in itself in the achievement of KSN. The research used is descriptive qualitative research. Data was collected by interview, literature study, document analysis and observation. The results of the study indicate that the management of the principal and students is the main key to achieving the best results in the midst of limited school facilities and infrastructure and Rupat as a 3T area.
Abdullah Eteng: His Struggles and Achievements for Indonesia and North Sumatra Yushar Tanjung; Pulung Sumantri; Adam Zaki Gultom
JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam) Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : UIN Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30829/juspi.v5i1.10023

Abstract

This article discusses Abdullah Eteng, a local fighter from North Sumatra who was instrumental in securing the Republic of Indonesia's independence. This research employs a historical method. Because this study is centered on Abdullah Eteng, this article takes on the form of a biography. Abdullah Eteng is a fighter who demonstrates consistency in the pursuit of his ideals. The struggle spanned multiple eras, including Dutch colonialism, Japan, the Physical Revolution, the Old and New Orders. From the ground up, he forged himself to the pinnacle of his career. Throughout his life, he was involved in organizations and the news media and possessed a strong sense of responsibility. As a bureaucrat, he is accountable to political parties and members of parliament.
From Rural Abangan to Urban Santri: Social and Physical Transformation of Kampung Krapyak, Yogyakarta 1910-1980s Izul Adib; Pulung Sumantri
JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam) Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : UIN Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30829/juspi.v5i2.10381

Abstract

This article describes the social and physical transformation of Kampung Krapyak in Yogyakarta, which started from a rural village based on an abangan group moving to an urban village dominated by santri groups. This study aimed to determine the history and development of Krapyak from the 1910s to the 1980s. The method used in this paper is a historical method that includes heuristics, verification, interpretation, and historiography. This paper’s focus explicitly discusses the social and physical changes of Kampung Krapyak from the original village with an agrarian culture on the outskirts of the city to being an urban santri village with a strong Islamic identity. The existence of the Pesantren Krapyak since 1910 has succeeded in making significant changes to Kampung Krapyak, making Krapyak known as one of the centers of Islamic religious education in Yogyakarta in the 1980s.
SEJARAH PEMUKIMAN DI KAMPUNG LALANG KOTA MEDAN Pulung Sumantri; Rani Hartati Siringo-ringo
Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 2, No 1 (2017): Puteri Hijau Vol.2 No.1
Publisher : Department of History Education, Faculty of Social Science, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ph.v2i1.16883

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah pemukiman di Kampung Lalang, untuk mengetahui perkembangan Kampung Lalang, untuk mengetahui peranan sungai Kampung Lalang sebagai jalur transit, untuk mengetahui kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Kampung Lalang. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diketahui bahwa Kampung Lalang adalah sebuah pemukiman yang dahulunya adalah hutan dan tumbuhan-tumbuhan ilalang. Kampung Lalang dihuni oleh etnis Melayu dan suku yang paling lama ada serta bertahan hingga sekarang ini. Datuk Hitam merupakan seseorang yang memiliki banyak  tanah adat dan beliau yang membuka pemukiman Lalang tersebut. Wilayah Kecamatan Medan Sunggal masuk ke dalam wilayah kota Medan pada tahun 1974 dan pada tahun 1991 Kecamatan Medan Sunggal dipecah jadi beberapa bagian dan di antaranya Kelurahan Lalang termasuk bagian wilayah Medan Sunggal. Selain itu sungai yang ada di Kampung lalang dulunya dikenal sebagai jalur transit untuk membawa hasil-hasil perkebunan seperti tembakau. Sungai ini juga mempunyai faktor yang besar untuk pertumbuhan pemukiman Kampung Lalang. Kehidupan sosial masyarakat Kampung Lalang tergolong baik, dimana warga asli yang ada mau membaur dan saling tolong menolong dengan warga pendatang dan tidak ditemukan konflik yang pernah terjadi antar masyarakatnya, walau saat ini dominasi etnis Melayu mulai berkurang namun keberadaan mereka tetap ada dan diakui.Kata Kunci : Pemukiman, Kampung Lalang
DOMINASI MILITER (ANGKATAN DARAT) DALAM PEMERINTAHAN ORDE BARU Pulung Sumantri
Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 2, No 2 (2017): Puteri Hijau Vol.2 No. 2
Publisher : Department of History Education, Faculty of Social Science, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ph.v2i2.9092

Abstract

Di dalam perjalanan historis bangsa Indonesia menempatkan Orde Baru sebagai penguasa terlama dan paling terasa hingga kini. Militer adalah konsep yang menjadi ciri khas dalam pemerintahan Orde Baru. Suharto yang muncul dari organik Angkatan Darat telah mendominasi pemerintahan yang juga berasal dari Angkatan Darat pada umumnya. Meskipun terdapat unsur-unsur militer lainnya, Angkatan Darat-lah yang paling nyata berkuasa selama 32 tahun pemerintahan Orde Baru. Melalui kajian literatur, tulisan ini akan mengupas tonggak-tonggak kekuasaan Angkatan Darat dalam kekuatan militer yang berkuasa besar di tiap lini pemerintahan. Hasil yang didapat adalah perubahan-perubahan dalam realitas historis bangsa Indonesia yang militernya berganti-ganti berkuasa dalam pemerintahan. Mulai dari Angkatan Laut di masa kerajaan-kerajaan Jawa (Singashari, Majapahit dan Mataram) dan Sumatera (Sriwijaya dan Aceh) hingga kemerdekaan yang menempatkan Angkatan Darat sebagai pemenang dalam kekuasaan. Dominasinya di dalam pemerintahan sangat terasa selama 32 tahun Orde Baru memerintah.Kata Kunci: Militer, Angkatan Darat, Pemerintahan, Orde Baru.
PERUBAHAN UPACARA KEMATIAN SAYUR MATUA DALAM ETNIS SIMALUNGUN DI DESA SONDI RAYA Elvera Chrismiseri Purba; Pulung Sumantri
Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 5, No 1 (2020): Puteri Hijau: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol.5 No.1
Publisher : Department of History Education, Faculty of Social Science, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ph.v5i1.18280

Abstract

Research title "Change in Simalungun Ethnic Death Ceremony in Sondi Raya Village". The purpose of writing this thesis is to find out the function of the death ceremony in the ethnic Simalungun, the value contained in the death ceremony, and the changes contained in the process of the death ceremony in the ethnic Simalungun in the village of Sondi Raya. The method used in this study is a historical method that uses written and oral sources, in the form of books and photographs of the Simalungun ethnic death ceremony. Oral sources were obtained through interviews with Raja Parhata (traditional leaders) and religious leaders, as well as laboratory studies using video of death in the village of Sondi Raya. The results obtained are (1) The function of the death ceremony in Simalungun is as a final tribute to the deceased especially to someone who has the title of Sayur Matua. (2) The value contained in the ceremonial death in the ethnic Simalungun namely the value of Sapangahapan is still thick in the Simalungun community, where every misfortune of the surrounding community provides consolation so that families who are grieving do not continue to dissolve in sadness. (3) Changes in the Simalungun death ceremony experienced some of the most striking changes is the gual vegetable matua which was always used during the death ceremony became rare and even changed into modern music, and the size of the porcelain (white cloth) before the size of the porcelain varies depending on the closeness of kinship with deceased person. While now the size is the same for all those who are still close relatives and community mourners in the same village.Keywords: Sayur Matua, Simalungun
SEJARAH KOTA SUBULUSSALAM Pulung Sumantri; Eva Susanti Bako
Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 4, No 1 (2019): Puteri Hijau Vol. 4 No. 1
Publisher : Department of History Education, Faculty of Social Science, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ph.v4i1.16884

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah Kota Subulussalam, untuk mengetahui kondisi dan perkembangan Kota Subulussalam sebelum dan  setelah menjadi ibukota. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Subulussalam. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan dari skripsi ini digunakan metode penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan deskriptif kualitatif, dimana data diperoleh dari lapangan yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Data juga diperoleh dari hasil wawancara dengan para tokoh yang mengetahui tentang sejarah dan perkembangan dari Kota Subulussalam, selain itu data juga diperoleh dari hasil observasi.Dari hasil penelitian, peneliti dapat mengetahui tentang sejarah Kota Subulussalam. Pertama, pada masa masih menjadi kecamatan, ibukota Kecamatan Simpang Kiri adalah Runding. Letak daerah Runding yang berada ditepi sungai soraya sering terjadi banjir Dalam perkembangannya, selain dari perubahan nama juga terjadi perubahan jumlah penduduk, luas wilayah, transportasi dan lainnya. Kedua, hasil temuan peneliti dalam perkembangan Subulussalam yaitu terjadinya perubahan bangunan, mata pencaharian, transportasi dan jumlah penduduk.Kata Kunci: Sejarah, Subulussalam
PROFIL SURAT KABAR BATAK BERGERAK TAHUN 1941 DI TARUTUNG Pulung Sumantri; Tiorumona Sinaga
Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 4, No 2 (2019): Puteri Hijau Vol. 4 No. 2
Publisher : Department of History Education, Faculty of Social Science, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ph.v4i2.16334

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana latar belakang, pemasaran,tampilan dan desain,gambar dan iklan, serta tema berita yang menonjol dalam surat kabar Batak Bergerak tahun 1941 di Tarutung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan (Library Research) dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang kemudian data/wacana tersebut dianalisa. Teknik pengumpulan data diambil dari buku-buku dan literatur yang berkaitan dengan surat kabar Batak Bergerak. Surat Kabar Batak Bergerak ini tidak terbit lagi sekarang, akan tetapi Pustaka Humaniora masih menyimpan surat kabar dan mendokumentasikannya. Penelitian ini menghasilkan bahwa yang melatar belakangi berdirinya suarat kabar Batak Bergerak adalah keinginan bangsa Indonesia untuk merdeka. Para intelektual yang menggabungkan diri dalam politik yang kemudian mendirikan surat kabar, yang nantinya digunakan untuk menyadarkan dan menanamkan keyakinan dalam mencapai kemerdekaan. Surat kabar  ini berhaluan kebangsaan. Pemasaran surat kabar ini bukan hanya di Tarutung, tetapi sampai Sibolga, Sipirok, Sidempuan dan Silindung. Sasaran pemasaran surat kabar ini adalah orang-orang yang mampu baca tulis dan orang-orang yang memiliki status sosial tinggi di masyarakat. Surat kabar Batak Bergerak di tulis dalam kertas A3 masing-masing halaman terdiri dari 5 kolom, dan bahasa yang digunakan dalam bahasa Indonesia dan Batak. surat kabar ini diterbitkan oleh Persaudaraan Batak di Tarutung dengan direktur Soetan Amir Hamzah. Setiap lembar awal surat kabar terdapat tulisan tahun terbit dan nama besar surat kabar. Dalam surat kabar ini ditemukan berbagai jenis iklan, yaitu: iklan sekolah, iklan niaga, iklan alat musik, iklan kopi, iklan rokok, iklan obat dan iklan pengumuman. Dalam surat kabar ini juga ditemukan artikel dan berita. Artikel tersebut terbagi dalam berbagai tema yaitu: persatuan, pengetahuan, politik dan agama. Berita juga terbagi dalam berbagai tema yaitu berita lokal, kriminal, duka cita dan Indonesia (Nasional) serta luar negeri. Kata Kunci : Surat Kabar, Batak Bergerak.
PERLAWANAN RAKYAT KARO MEMPERTAHANKAN KEDAULATAN REPUBLIK INDONESIA DI KAB. KARO PADA TAHUN 1946-1947 RINAL IRWANDA SIPAYUNG Pulung Sumantri; Rinal Irwanda Sipayung
Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 3, No 1 (2018): Puteri Hijau Vol.3 No. 1
Publisher : Department of History Education, Faculty of Social Science, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ph.v3i1.11729

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; Keadaan Awal Tanah karo setelah Kemerdekaan Indonesia; Peristiwa- peristiwa yang terjadi di Tanah Karo pasca Kedatangan belanda Ke Indonesia; Perlawanan dari Para Pejuang Rakyat Karo Dalam Mempertahankan Kedaulatan Indonesia Ditanah Karo; Dampak Dari Perjuangan Rakyat Karo dalam Mempertahankan Kedaulatan Indonesia Di tanah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Heuristik dengan melakukan Field research di desa Singgamanik dan kabanjahe. Sumber data primer diperoleh langsung melalui observasi di desa singgamanik dan kabanjahe dan melakukan wawancara pada pelaku sejarah dan para veteran. Penelitian ini juga menggunakan studi literatur. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengelompokkan hasil data, memilah data, menginterpretasikan data, menulis, dan membuat kesimpulan. Hasil penelitian ini, rakyat karo ikut berperan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di sumatera dalam hal persenjataan pengawalan pada saat proklamasi di sumatera. Selain itu rakyat karo berjuang mempertahankan Indonesia sebagai Negara yang sah mereka dan mengusir belanda yang ingin merebut kembali kedaulatan Indonesia di tanah karo. Rakyat karo merelakan harta benda mereka untuk kembali lagi merdeka dari belanda dan bersatu padu berjuang bersama tentara karena jiwa nasionalisme mereka yang tinggi.Kata Kunci: Perlawanan Masyarakat Karo, Kedaulatan Republik Indonesia.