Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH DITINJAU DARI MINAT BELAJAR Nugraha, Muhammad Adika
JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT Vol 7 No 5 (2017): Vol.7. No. 5. Nopember 2017
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.116 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menemukan perbedaan pengaruh antara model kooperatif jenis jigsaw dengan model ekspositori terhadap prestasi belajar sejarah, menemukan perbedaan pengaruh antara kelompok siswa yang memiliki minat belajar tinggi dan siswa yang memiliki minat belajar rendah terhadap prestasi belajar sejarah, dan menemukan interaksi antara penggunaan jenis model pembelajaran dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar sejarah. Metode yang digunakan merupakan metode eksperimen semu (Quasi Eksperimental) dikarenakan tidak dimungkinkannya mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Hasil penelitian ini menunjukkan prestasi belajar sejarah peserta didik pada model kooperatif jigsaw lebih baik dari pada prestasi belajar sejarah peserta didik pada model ekspositori, prestasi belajar sejarah yang diperoleh peserta didik dengan minat belajar tinggi lebih baik dari pada prestasi belajar sejarah yang diperoleh peserta didik dengan minat belajar rendah, dan tidak terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan minat belajar terhadap prestasi belajar sejarah. Peserta didik yang memiliki minat belajar tinggi pada model pembelajaran kooperatif jigsaw memiliki prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki minat belajar tinggi pada model ekspositori. Sedangkan peserta didik yang memiliki minat belajar rendah pada model kooperatif jigsaw memiliki prestasi yang lebih baik dibandingkan peserta didik yang memiliki minat belajar rendah pada model ekspositori.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNINGTERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI DI KABUPATEN BOYOLALI Nugraha, Muhammad Adika; Waluyo, Herman J.; Haryanto, Samsi
HISTORIKA Vol 17, No 2 (2015): Pembelajaran Sejarah di Sekolah
Publisher : Sebelas Maret University (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.236 KB) | DOI: 10.20961/historika.v17i2.29280

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk menemukan perbedaan pengaruh antara model pembelajaran kooperatif jenis jigsaw dengan model ekspositori terhadap prestasi belajar sejarah (2) Untuk menemukan perbedaan pengaruh antara kelompok siswa yang memiliki minat belajar tinggi dan siswa yang memiliki minat belajar rendah terhadap prestasi belajar sejarah, (3). Untuk menemukan interaksi antara penggunaan jenis model pembelajaran dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar sejarah.Target populasi adalah peserta didik SMA Negeri di Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2014/2015. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Multi Stage Cluster Random Sampling. Sampel penelitian adalah peserta didik kelas XIIPS SMAN 3 Boyolali sebagai kelas eksperimen dan peserta didik kelas XIIPS SMAN 2 Boyolali sebagai kelas kontrol. Penelitian ini menggunakan Desain faktorial 2x2. Alat pengumpulan data menggunakan angket dan tes. Uji hipotesis menggunakan Anava dua jalur dengan taraf signifikansi ɑ = 0,05.Hasil dari penelitian ini adalah : (1) Prestasi belajar sejarah peserta didik pada model pembelajaran kooperatif jigsaw lebih baik dari pada prestasi belajar sejarah peserta didik pada model pembelajaran ekspositori (2) Prestasi belajar sejarah yang diperoleh peserta didik dengan minat belajar tinggi lebih baik dari pada prestasi belajar sejarah yang diperoleh peserta didik dengan minat belajar rendah  (3) Tidak terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan minat belajar terhadap prestasi belajar sejarah. Peserta didik yang memiliki minat belajar tinggi pada penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw memiliki prestasi sejarah yang lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki minat belajar tinggi pada penerapan model pembelajaran ekspositori. Sedangkan peserta didik yang memiliki minat belajar rendah pada penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw memiliki prestasi belajar sejarah yang lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki minat belajar rendah pada penerapan model pembelajaran ekspositori.
MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH DITINJAU DARI MINAT BELAJAR Muhammad Adika Nugraha
Jurnal Education and Development Vol 7 No 5 (2017): Vol.7. No. 5. Nopember 2017
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.116 KB) | DOI: 10.37081/ed.v7i5.75

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menemukan perbedaan pengaruh antara model kooperatif jenis jigsaw dengan model ekspositori terhadap prestasi belajar sejarah, menemukan perbedaan pengaruh antara kelompok siswa yang memiliki minat belajar tinggi dan siswa yang memiliki minat belajar rendah terhadap prestasi belajar sejarah, dan menemukan interaksi antara penggunaan jenis model pembelajaran dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar sejarah. Metode yang digunakan merupakan metode eksperimen semu (Quasi Eksperimental) dikarenakan tidak dimungkinkannya mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Hasil penelitian ini menunjukkan prestasi belajar sejarah peserta didik pada model kooperatif jigsaw lebih baik dari pada prestasi belajar sejarah peserta didik pada model ekspositori, prestasi belajar sejarah yang diperoleh peserta didik dengan minat belajar tinggi lebih baik dari pada prestasi belajar sejarah yang diperoleh peserta didik dengan minat belajar rendah, dan tidak terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan minat belajar terhadap prestasi belajar sejarah. Peserta didik yang memiliki minat belajar tinggi pada model pembelajaran kooperatif jigsaw memiliki prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki minat belajar tinggi pada model ekspositori. Sedangkan peserta didik yang memiliki minat belajar rendah pada model kooperatif jigsaw memiliki prestasi yang lebih baik dibandingkan peserta didik yang memiliki minat belajar rendah pada model ekspositori.
ANALISIS PEMBELAJARAN SEJARAH DI PONDOK PESANTREN (Studi Kasus Siswa Kelas X MAS Darul Ikhlas Abdul Manap Siregar) Muhammad Adika Nugraha; Abdi Tanjung; Heri Effendi
Genta Mulia : Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol 11, No 2 (2020): Genta Mulia : Jurnal Ilmiah Pendidikan
Publisher : STKIP Bina Bangsa Meulaboh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat struktur pembelajaran sejarah secara totalitas dari awal perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi akhir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode kualitatif dengan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sejarah di Pondok Pesantren Haji Abdul Manap Siregar siswa kelas X IPS dalam perencanaan pembelajaran sejarah tergambar bahwa guru membuat suatu perencanaan pembelajaran bertumpu pada kurikulum nasional dan kemudian mengimprovisasinya dengan nilai-nilai agama, kemudian pelaksanaan pembelajaran guru memberikan metode yang menarik dengan membentuk kelompok kerja serta memberikan media gambar seperti peta yang relevan digunakan dan evaluasi pembelajaran sejarah dilakukan secara rutin dengan merujuk pada hasil belajar siswa sebagai dasar perbaikan pembelajaran berikutnya. Kata-kata kunci : Pembelajaran, Sejarah, Pesantren
PERSILANGAN IDENTITAS BUDAYA DI TANAH MELAYU ASAHAN (Analisis Eksistensi Masyarakat Batak Toba di Kabupaten Asahan) Muhammad Adika Nugraha; Yasir Maulana Rambe
Bina Gogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 9, No 2 (2022): Bina Gogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Publisher : Bina Gogik : Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh persilangan identitas budaya yang terjadi di tanah Melayu Asahan khususnya pada masyarakat Toba sebagai suku pendatang. Fokus permasalahan yang diambil yaitu eksistensi masyarakat Batak Toba di Kabupaten Asahan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnografi yang berusaha mendeskripsikan tentang suatu kebudayaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Toba di Kabupaten Asahan sudah tidak eksis lagi di mana identitas Marga, Bahasa, maupun budaya asli Toba telah hilang terkhusus sebagian besar bagi masyarakat yang beragama Islam. Lain halnya dengan masyarakat Toba yang beragama Kristen, tergambar masih menjalankan budaya aslinya walaupun itu minoritas. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengaruh kebijakan sultan Asahan pada waktu itu tentang diperbolehkannya masyarakat Toba masuk ke tanah Asahan dengan persyaratan harus menanggalkan marga dan masuk melayu (Islam) sangat berdampak besar pada kebiasaan masyarakat Toba yang sudah mandarah daging menjalankan kebiasaan Melayu.  Kata Kunci : Identitas Budaya, Tanah Melayu, Asahan
PERSILANGAN IDENTITAS BUDAYA DI TANAH MELAYU ASAHAN (Analisis Eksistensi Masyarakat Batak Toba di Kabupaten Asahan) Muhammad Adika Nugraha; Yasir Maulana Rambe
Jurnal Binagogik Vol. 9 No. 2 (2022): JURNAL BINAGOGIK
Publisher : LPPM STKIP Bina Bangsa Meulaboh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.764 KB) | DOI: 10.61290/pgsd.v9i2.99

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh persilangan identitas budaya yang terjadi ditanah Melayu Asahan khususnya pada masyarakat Toba sebagai suku pendatang. Fokus permasalahan yangdiambil yaitu eksistensi masyarakat Batak Toba di Kabupaten Asahan. Metode penelitian yang digunakan adalahmetode kualitatif dengan pendekatan etnografi yang berusaha mendeskripsikan tentang suatu kebudayaan. Hasilpenelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Toba di Kabupaten Asahan sudah tidak eksis lagi di mana identitasMarga, Bahasa, maupun budaya asli Toba telah hilang terkhusus sebagian besar bagi masyarakat yang beragamaIslam. Lain halnya dengan masyarakat Toba yang beragama Kristen, tergambar masih menjalankan budayaaslinya walaupun itu minoritas. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengaruh kebijakan sultan Asahan pada waktu itutentang diperbolehkannya masyarakat Toba masuk ke tanah Asahan dengan persyaratan harus menanggalkanmarga dan masuk melayu (Islam) sangat berdampak besar pada kebiasaan masyarakat Toba yang sudah mandarahdaging menjalankan kebiasaan Melayu.
Peace Education in History Learning at MAN Medan Muhammad Ricky Hardiyansyah; Aditya Darma; Muhammad Adika Nugraha
East Asian Journal of Multidisciplinary Research Vol. 2 No. 3 (2023): March 2023
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/eajmr.v2i3.3619

Abstract

This article aims to reveal how peace education is conveyed through history learning at MAN Medan. The research method used in this research is a qualitative research method with a case study approach. The main informants in this study were history teachers and students at MAN 2 Model Medan and MAN 1 Medan. The results of the study show that peace education has a correlation with history education, one of which is with material on conflict and peace in history lessons. Peace education through history education is useful for conveying the values of peace, and can be conveyed effectively in history lessons. In addition, several things that become obstacles in conveying affective values in history learning are also obstacles to the implementation of peace education in history learning.
Implementation of History Textbooks as A Learning Resource at SMA Brigjend Katamso 1 Medan Nadiyah Zahra Lubis; Benny Junior Kaban; Surya Aymanda Nababan; Muhammad Adika Nugraha; Dedi Kusbiantoro; Muhammad Ricky Hardiyansyah; Fikri Alkhairi
Keguruan Vol 11, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

History textbooks play an important role in the history learning process at SMA Brigjend Katamso 1 Medan. These textbooks become the main source of information and understanding of historical events for students. The implementation of history textbooks shows a systematic and structured effort in incorporating historical material into the school curriculum. The use of high-quality history textbooks provides accurate and in-depth information about historical events, helping students understand their context. While important, the use of history textbooks also faces challenges such as limited information, the need to update content according to the latest research, and maintaining an inclusive diversity of historical perspectives. The use of history textbooks can improve history learning at SMA Brigjend Katamso 1 Medan by helping students gain a better understanding of history and relate it to the current social, political, and cultural context. This research is a library research where research is based on previous literature searches that are relevant to the problems discussed in this study. The data collected in this study were obtained through excavation and tracing of books, articles, magazines, journals, internet access, and other important records related to the subject of this study and can help understand the issues discussed. However, this research is descriptive analytical, which means collecting data, interpreting it, then analyzing and interpreting it.
DATOK INSTITUTE LAKSAMANA WEAVING MOTIVES OF MALAY SONGKET WEAVING IN LANGKAT: STUDY OF LOCAL WISDOM CHARACTER EDUCATION MODELS Hasrita Lubis; Nurhayati Nurhayati; Pulung Sumantri; Muhammad Ricky Hardiyansyah; Surya Aymanda Nababan; Muhammad Adika Nugraha
JUPIIS: JURNAL PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL Vol 15, No 1 (2023): JUPIIS (JURNAL PENDIDIKAN ILMU ILMU SOSIAL) JUNE
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jupiis.v15i1.46886

Abstract

The Datok Laksamana Institute for Typical Malay Songket Weaving in Langkat Dusun V Plantation Village, Tanjung Pura Langkat District, has been revitalized since 1986 by the Government through training for development. Directional development explores local wisdom that has existed since the mulda of the Langkat sultanate around the 18th century. This type of qualitative descriptive research is a research method that utilizes qualitative data and is described in descriptive history. This type of qualitative descriptive research is often used to analyze events, phenomena, or situations socially. This type of qualitative descriptive research is a combination of descriptive and qualitative research. Qualitative descriptive research displays the results of the data as they are, without manipulation or other treatment. The institution empowers members of the local community, so Langkat's unique woven motifs have succeeded in identifying 144 beautiful woven motifs. These motifs are extracted from culture and natural raw materials with high artistic and philosophical values that have thrived in people's lives and are woven into woven motifs. This study of noble-valued weaving motifs is full of essential values and is a guide for the Langkat Malay community in carrying out noble life stages and tasks such as traditional wedding attire, respecting guests, circumcision events, and so on. Within the 144 motifs that are related to the meaning of a typical life value, there can be a model that is able to build a strong personality. In this study, three typical motifs will be discussed: teni grass, Diving duck, and Tepak Sirih. The meaning of the philosophy or value contained in each motif is different. The value of these motifs is very humane, so they remain relevant from time to time. The traditions of the people, with their natural environment interweaving traditions in various aspects of life, are fought for to be passed on to the next generation. The realization of the meaning of culture conveyed by Ki Hajar Dewantara is that culture requires values of struggle to be developed by an independent spirit. The struggle to preserve cultural values in the 21st century faces opportunities and challenges. Society is internally challenged by the arrival of a global culture with technology that enters the soul aspects of the young generation in an unlimited way. Opportunities are directed by the government to explore traditional values to be developed within the education system as a characteristic of the nation's character. Optimizing oneself to become a whole person with the uniqueness of each ethnicity to become a resilient world community is the ideal of the Unitary State of the Republic of Indonesia.
Implementasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Sejarah Sumatera Utara di Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Islam Sumatera Utara Raudhotul Jannah Damanik; Surya Aymanda Nababan; Pulung Sumantri; Muhammad Ricky Hardiyansyah; Muhammad Adika Nugraha; Abdul Azis
Islamic Education Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Medan Resource Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57251/ie.v3i1.1018

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi nilai-nilai kearifan lokal dalam pembelajaran sejarah. Selain itu untuk mengetahui bagaimana implementasi pendidikan karakter berbasis kearifan lokal. Hal ini dikarenakan rumusan masalah dalam penelitian ini berkaitan dengan implementasi nilai-nilai kearifan local dalam pembelajaran sejarah dan implementasi Pendidikan karakter berbasis kearifan local. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu teknik pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu dan dalam pemilihan suatu model harus disesuaikan terlebih dahulu dengan materi pelajaran. Berkaitan dengan rangkaian pengajian materi maka nilai-nilai kearifan lokal juga dapat di terapkan dalam model model yang akan di gunakan oleh seorang dosen. Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian di era globalisasi sekarang ini adalah masalah Nasionalisme. Tujuan penulisan artikel ini adalah agar guru dapat menerapkan atau mengimplementasikan unsur kearifan lokal.