Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

FORMULASI GEL KOMBINASI EKSTRAK KERING LIDAH BUAYA (Aloe vera. (L) brum. f.) DAN EKSTRAK KENTAL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum ruiz & pav) UNTUK ANTIBAKTERI PENYEBAB JERAWAT . Suhaimi; Teti Indrawati; Shirly Kumala
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 3 No 2 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (742.397 KB) | DOI: 10.37874/ms.v3i2.67

Abstract

Ekstrak kering lidah buaya dan ekstrak kental daun sirih merah mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin dan fenol yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri penyebab jerawat. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi sediaan gel antibakteri penyebab jerawat kombinasi ekstrak lidah buaya dan ekstrak kental daun sirih merah yang stabil secara fisik, kimia dan mikrobiologi serta memiliki efektivitasnya. Formulasi gel kombinasi esktrak kering lidah buaya dan ekstrak kental dan sirih merah sebanyak 4 formula menggunakan gelling agent, carbophol serta bahan tambahan lainnya. Sediaan yang dihasilkan dievaluasi dan diuji aktivitasnya. Evaluasi sediaan meliputi pemeriksaan organoleptis, homogenitas, uji kemampuan menyebar, viskositas, sifar alir, pH dan uji mikrobiologi. Uji aktivitas meliputi pertumbuhan terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus. Hasil evaluasi didapatkan formula terbaik yaitu formula 1 yang mengandung 1,56 % kombinasi ekstrak kering lidah buaya dan ekstrak kental daun sirih merah kemudian di uji stabilitas pada suhu kamar (25-30oC) dan suhu 60oC selama 3 minggu. Hasil uji stabilitas menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan selama penyimpanan.
UJI AKTIVITAS PENYUBUR RAMBUT GEL KOMBINASI EKSTRAK AIR TEH HIJAU DAN HERBA PEGAGAN Lela Sulastri; Teti Indrawati; Shely Taurhesia
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.744 KB) | DOI: 10.37874/ms.v4i1.106

Abstract

Rambut sehat mempunyai siklus pertumbuhan rambut yang panjang dan kelembaban yang cukup dimana pertumbuhan rambut terjadi karena sel-sel daerah matriks atau umbi rambut secara terus menerus membelah. Bahan alam yang diperkirakan berpotensi dalam pertumbuhan rambut adalah daun teh hijau (Camellia sinensis (L) OK) dan herba pegagan (Centella asiatica (L) Urban). Dalam penelitian ini ekstrak air daun teh hijau 5% dan herba pegagan 2,5% diformulasikan dalam sediaan gel penyubur rambut dengan gelling agent carbophol 940 0,5%, 1% dan 1,5 %. Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah ekstrak air daun teh hijau 5% dan herba pegagan 2,5% dapat diformulasikan menjadi sediaan gel dan apakah gel yang mengandung kombinasi ekstrak tersebut mempunyai aktivitas sebagai penyubur rambut dan formula manakah yang memiliki aktivitas penyubur rambut yang paling optimum. Uji aktivitas penyubur rambut meliputi laju pertumbuhan rambut, percepatan pertumbuhan rambut dan bobot rambut. Hasil penelitian menunjukkan Campuran ekstrak air daun teh hijau 5 % dan ekstrak air herba pegagan 2,5% dengan gelling agent carbophol 940 0,5%, 1% dan 1,5% dapat dibuat menjadi sediaan gel yang baik, dan yang memiliki aktifitas optimum adalah gel penyubur rambut yang menggunakan gelling agent carbophol 0,5 % dengan karakteristik warna coklat, aroma yang khas, homogen, nilai konsistensi 585,886 dyne/cm2, viskositas 90.333 cps, sifat aliran plastis tikstropik, pH 5,56 , laju pertumbuhan 1,804 cm dalam 28 hari percepatan pertumbuhan rambut 0,1201 cm/hari dan bobot rambut 0,0858 gram dalam 28 hari.
Formulasi Gel Pengelupas Sel Kulit Mati yang Mengandung Sari Buah Nanas (Ananas comosus L) antara 17 sampai 78% TETI INDRAWATI; FINA ZISSAKINA
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 9 No 2 (2011): JIFI
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.764 KB)

Abstract

The juice of Ananas comosus L. contains bromelain which has been known to defoliate dead skin cells. Investigation on five gel formulations containing 17%, 33%, 50%, 67% and 78% of the juice of Ananas comosus L with 4% of HPMC as gelling agent, have been carried out. The stability of all formula were examined by the accelerated test method at room temperature and 40 oC for 6 weeks. Parameters observed were organoleptic, homogeneity, syneresis, viscosity, flow behavior, spreading ability, and pH. Results indicated that the higher the juice concentration in the gel would reduce the gel stability progressively. Gel formula using 4% of HPMC containing 17% or 33% of Ananas comosus juice can be produced while maintaining good physical stability for 6 weeks. The products were pale yellow to yellow in color, homogeneous, and have viscosity of 13000-45800 cps, pH 4.0-4.9, pseudo plastic flow, and spreading ability of 2732.58 to 4534.16 mm².
Pengembangan Pewarna Rambut dari Ekstrak Kental Gambir (Uncaria gambir Roxb.) dalam Sediaan Setengah Padat LATIRAH LATIRAH; TETI INDRAWATI; ANNY VICTOR PURBA
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 13 No 1 (2015): JIFI
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1327.363 KB)

Abstract

Gambier (Uncaria gambir Roxb.) is one of the alternatives used as a natural colouring agent in foods and drinks. The aim of this research was to develop extract gambier as a hair dye. Gambier extract was obtained by macerated with water in base condition (pH 8-10). The resulting extract was evaluated for hair adhesion, organoleptic, physical, chemical and irritation test to rabbit’s skin. Viscous gambier extract has 0HUE value of 338.73 ± 0.116 (purple), can be processed into permanent hair colour cream with 0HUE value of 42.167 ± 0.231 (red), pH 8, ammoniac odor, produce red yellowish hair with 0HUE value of 53.43 ± 0.060, fulfil requitment for microbiology, not iritant to rabbit's skin has density of 0.903 0.006 g/L and viscosity of 13,100 ± 0.000 cP.
Antifungal activity of microcapsule propolis from Tetragonula spp. to Candida albicans Diah Kartika Pratami; Teti Indrawati; Iis Istikomah; Siti Farida; Paksi Pujianto; Muhamad Sahlan
Communications in Science and Technology Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Komunitas Ilmuwan dan Profesional Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.231 KB) | DOI: 10.21924/cst.5.1.2020.178

Abstract

Propolis is a mixture of resin and saliva of Tetragonula spp. that have antifungal activity. The purpose of this study was to develop spray-dried microcapsule propolis (SDMP) and to analyze its antifungal activity to Candida albicans. The SDMP was obtained using a spray drying method by maltodextrin and gum arabic coating. The antifungal activity of SDMP of rough propolis (taken from the outside beehive) and smooth propolis (taken from the inside beehive) was analyzed. The macroscopic characterization showed that SDMP has a powder form with brownish-yellow color. The microscopic characterization showed SDMP has a spherical uniform particle shape with particle size 9.32 - 14.61 µm. The encapsulation efficiency of smooth and rough SDMP was 81.22% and 83.04%; moisture content 5.58% and 5.84%; water solubility 98.19% and 98.31%, respectively. The microbial inhibitory concentration to C. albicans was the diameter of 6.33±1.5 to 10±2.5 mm. SDMP displayed remarkable activity in the assays against C. albicans.
UJI AKTIVITAS KOMBINASI EKSTRAK KERING LIDAH BUAYA (Aloe vera. (L) brum. f.) DAN EKSTRAK KENTAL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum ruiz & pav) UNTUK ANTIBAKTERI PENYEBAB JERAWAT Suhaimi Suhaimi; Teti Indrawati; Shirly Kumala
Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik Jurnal Ilmu Farmasi & Farmasi Klinik Vol 15 No 1 Juni 2018
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.278 KB) | DOI: 10.31942/jiffk.v15i01.2168

Abstract

INTISARI   Ekstrak kering lidah buaya dan ekstrak kental daun sirih merah mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin dan fenol yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri penyebab jerawat. Penelitian ini bertujuanUntuk menentukan konsentrasi ekstrak kering lidah buaya  (Aloe vera (L) brum f), untuk menentukan ekstrak kental daun sirih merah (Piper crotacum ruiz dan pav)  mempunyai daya hambat ter terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus penyebab jerawat dan untuk menentukan konsentrasi kombinasi ekstrak kering lidah buaya  (Aloe vera (L) brum f)  dan ekstrak kental daun sirih merah  (Piper crotacum ruiz dan pav)mempunyai daya hambat terterhadap bakteri  Propionibacterium acnes  dan  Staphylococcus aureus  penyebab jerawat.Tahap-tahap penelitian yaitu determinasi tanaman lidah buaya dan daun sirih merah, pembuatan ekstrak, pemeriksaan ekstrak meliputi organoleptik, pH, uji skrining fitokimia serta pengujian aktivitas masing-masing ekstrak kering lidah buaya dengan konsentrasi 10%, 15%, 20%, 25%, 30% dan 35%, ekstrak kental daun sirih merah dengan konsentrasi 25%, 12,5%, 7,16%, 3,13%, 1,78% dan 0,78% serta kombinasi ekstrak kering lidah buaya dan ekstrak kental daun sirih merah dengan konsentrasi 50%, 25%, 12,5%, 7,16%, 3,13%,  dan 1,56 terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus. Kombinasi ekstrak kering  lidah buaya  dan ekstrak kental daun sirih merah   memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri  Staphylococcus aureus  pada konsentrasi 1,56 % dan Propionibacterium acne   pada konsentrasi  3,13  Kata kunci : Lidah buaya, daun sirih merah, Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus.  ABSTRACT  Dried aloe vera extract and thick red betel leaf extract contains alkaloid compounds, flavonoids, tannins, saponins and phenols that have activity as an antibacterial cause of acne. The aim of this study was to determine the concentration of Aloe vera (L) brum f) extract, to determine the thick red betel leaf extract (Piper crotacum ruiz and pav) to have the inhibitory effect against the bacteria Propionibacterium acnes and Staphylococcus aureus causes acne and  to determine the concentration of Aloe vera (L) brum f) and red thick betel leaf extract (Piper crotacum ruiz and pav) have inhibitory effect on bacteria Propionibacterium acnes and Staphylococcus aureus cause acne. The research stages are the determination of aloe vera and red betel leaf, extract preparation, extract examination including organoleptic, pH, phytochemical screening test and activity test of dry aloe vera extract with concentration 10%, 15%, 20%, 25% , 30% and 35%, thick red betel leaf extract with concentration of 25%, 12.5%, 7.16%, 3.13%, 1.78% and 0.78%, and combination of aloe vera extract and viscous extract red betel leaves with concentrations of 50%, 25%, 12.5%, 7.16%, 3.13%, and 1.56 against the bacteria Propionibacterium acnes and Staphylococcus aureus. The combination of dry extract of aloe vera and thick red betel leaf extract have antibacterial activity against Staphylococcus aureus bacteria at concentration 1.56% and Propionibacterium acne at concentration 3,13 %. Keywords: aloe vera, red betel leaf extract, Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus
Formulasi Sabun Cair Antibakteri Dari Kombinasi Ekstrak Daun Sirih Merah Dan Ekstrak Kulit Lidah Buaya Teti Indrawati; Alfianur Azmi Muhammad
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol. 7 No. 2 (2022)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.pji.2022.007.02.04

Abstract

Daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) dan kulit lidah buaya (Aloe vera (L.) Burm.f.) mempunyai manfaat sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitan ini adalah optimasi formula sabun cair kombinasi ekstrak daun sirih merah dan ekstrak kulit lidah buaya sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Penelitian ini dibuat dengan cara ekstrak daun sirih merah dan kulit lidah buaya dimaserasi dengan etanol 96% dan dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 50°C. Pengujian antibakteri dilakukan terhadap bakteri Staphylococcus aureus menggunakan metode difusi sumuran. Kombinasi ekstrak daun sirih merah dan kulit lidah buaya dibuat dalam 3 perbandingan yaitu 2,5% : 7,5%, 10% : 0%, 0% : 10%. Pembuatan sabun cair antibakteri dibuat dengan metode saponifikasi. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi optimum ekstrak daun sirih merah dan kulit lidah buaya dihasilkan pada perbandingan 2,5% : 7,5% dengan aktivitas antibakteri kategori kuat sebesar 19,23 mm. Kombinasi optimum ekstrak daun sirih merah dan kulit lidah buaya 2,5% : 7,5% dapat dibuat sediaan sabun cair antibakteri yang berwarna hijau kecoklatan, pH 8, kadar alkali bebas 0,13%, bobot jenis 1,09 g/mL, stabilitas busa 87%, viskositas 160 cP, rheologi termasuk pseudoplastis tiksotropi, dan memiliki aktivitas antibakteri yang optimum dengan kategori sangat kuat sebesar 26,6 mm
Formulasi Sabun Cair Antibakteri Dari Kombinasi Ekstrak Daun Sirih Merah Dan Ekstrak Kulit Lidah Buaya Teti Indrawati; Alfianur Azmi Muhammad
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol. 7 No. 2 (2022)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.pji.2022.007.02.04

Abstract

Daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) dan kulit lidah buaya (Aloe vera (L.) Burm.f.) mempunyai manfaat sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitan ini adalah optimasi formula sabun cair kombinasi ekstrak daun sirih merah dan ekstrak kulit lidah buaya sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Penelitian ini dibuat dengan cara ekstrak daun sirih merah dan kulit lidah buaya dimaserasi dengan etanol 96% dan dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 50°C. Pengujian antibakteri dilakukan terhadap bakteri Staphylococcus aureus menggunakan metode difusi sumuran. Kombinasi ekstrak daun sirih merah dan kulit lidah buaya dibuat dalam 3 perbandingan yaitu 2,5% : 7,5%, 10% : 0%, 0% : 10%. Pembuatan sabun cair antibakteri dibuat dengan metode saponifikasi. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi optimum ekstrak daun sirih merah dan kulit lidah buaya dihasilkan pada perbandingan 2,5% : 7,5% dengan aktivitas antibakteri kategori kuat sebesar 19,23 mm. Kombinasi optimum ekstrak daun sirih merah dan kulit lidah buaya 2,5% : 7,5% dapat dibuat sediaan sabun cair antibakteri yang berwarna hijau kecoklatan, pH 8, kadar alkali bebas 0,13%, bobot jenis 1,09 g/mL, stabilitas busa 87%, viskositas 160 cP, rheologi termasuk pseudoplastis tiksotropi, dan memiliki aktivitas antibakteri yang optimum dengan kategori sangat kuat sebesar 26,6 mm
Pengembangan Sediaan Gel Antijerawat Kombinasi Ekstrak Herba Meniran (Phylanthus niruri L) dan Ekstrak Daun Sirsak (Annoni muricata L) Dimas Adrianto; Shirly Kumala; Teti Indrawati
Jurnal sosial dan sains Vol. 1 No. 11 (2021): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2221.934 KB) | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v1i11.250

Abstract

Jerawat (Acne vulgaris) merupakan penyakit inflamasi kronik yang terjadi pada unit pilosebaseus. Infeksi dapat disebabkan oleh Propionibacterium acne dan Staphylococcus aureus. Daun sirsak dan Herba meniran diketahui dapat menghambat pertumbuhan jerawat dan mampu membunuh bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sediaan gel kombinasi kedua ekstrak dalam menghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat (Propionibacterium acne dan Staphylococcus aureus), melakukan analisa parameter fisik, kimia dan stabilitas sediaan pada suhu dan waktu penyimpanan, serta uji iritasi akut dermal terhadap kelinci. Masing-masing ekstrak dilakukan uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri uji dengan metode difusi cakram dengan konsentrasi 50%; 25%; 12,5%; 6,25%; 3,0%; 1,5%; 0,75%, kontrol positif (klindamisin) dan kontrol negatif (DMSO). Selanjutnya dilakukan pengukuran zona hambat dan penetapan konsentrasi zona hambat minimum dari kedua ekstrak. Kombinasi ekstrak diformulasi dalam sediaan gel dengan eksipien Na-CMC, Gliserin, Propilenglikol, Phenoxyetanol, dan Aquadest. Uji aktivitas antibakteri sediaan gel menggunakan metode cakram dengan kontrol positif gel mediklin. Evaluasi sediaan gel meliputi parameter fisik, kimia dan mikrobiologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan gel kombinasi herba meniran dan daun sirsak memiliki aktivitas terhadap bakteri P. acne dan S. aureus pada konsentrasi 4,5% dan 3,0% termasuk kategori kuat. Formula gel dapat memenuhi parameter fisik dan kimia serta stabil terhadap suhu 4oC, 27oC, 40oC dan waktu penyimpanan selama 12 minggu. Hasil indeks iritasi primer diperoleh sebesar 0,40 (kategori respon sangat ringan).
ANTIBACTERIAL EFFECTIVENESS (Propionibacterium acnes) OF KOMBUCHA FACE TONER FORMULA WITH GREEN TEA LEAF (Camellia sinensis L.) Aprilia Fatma Ely; Shelly Taurhesia; Teti Indrawati
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 3 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i3.809

Abstract

Acne is a process of chronic inflammation of the sebaceous glands in the skin caused by the bacteria Propionibacterium acnes. Approximately 80-100% incidence of acne occurs in adolescents. One solution is to use an antibacterial agent called catechins. It can be easily obtained from green tea, which has high catechin content. The amount of catechins used as antibacterial substances in green tea can also be increased by fermentation. In addition, lactic acid-fermented green tea can inhibit the growth of P. acnes. This study aimed to produce green tea kombucha face toner with anti-acne activity and good physical stability. This study included an experimental research. The research population was in the form of antibacterial compounds in face toner. The sample was green tea kombucha, which showed antibacterial activity at a concentration of 50% with an 18 mm Diameter of Inhibition Zone (DIZ). And the best formula is F1 with 0.84 mm DIZ, has a pH of 4 which is safe for the skin, clear solution, has clean power, it is also stable during storage at 30o and 40oC, but it has a rather disagreeable scent of toner. Keywords: Acne, Antibacterial, Green Tea Leaves Kombucha, Face Tone