Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Prosiding Konferensi Nasional PKM-CSR

PROGRAM PENGEMBANGAN DESA MITRA: PENYEDIAAN OBAT HERBAL BAGI MASYARAKAT MELALUI USAHA KONSERVASI TUMBUHAN OBAT DI HALAMAN PEKARANGAN Rosmini Rosmini; Andi Ete; Nur Edy; Mohammad Yunus; Sri Anjar Lasmini; Flora Pasaru; Dwi Rohma Wulandari; Sisi Pratiwi; Riskayanti Riskayanti
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 4 (2021): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mewujudkan Pemulihan dan Resiliensi Masya
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.407 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v4i0.1164

Abstract

Potensi keanekaragaman tumbuhan liar yang bermanfaat sebagai obat-obatan masih banyak diabaikan oleh masyarakat. Permasalahan ini terjadi antara lain karena pengetahuan yang dimiliki masyarakat masih tergolong rendah. Program pengembangan desa mitra bertujuan untuk meningkatkan pertisipasi masyarakat dalam mendukung tercapainya pusat konservasi tumbuhan obat (TO) di Sulawesi Tengah. Metode yang diterapkan adalah community development atau pengembangan masyarakat dengan langkah-langkah operasional adalah pembentukan kebun konservasi dan klinik tumbuhan obat dengan sasaran mengusahakan sebanyak mungkin tumbuhan yang berpotensi sebagai tumbuhan obat tradisional sebagai sumber plasma nutfa agar tidak punah dan menjadi sumber informasi. Hasil pelaksanaan pelatihan teknik konservasi tumbuhan obat untuk mendukung progam penyediaan obat herbal di Sulawesi Tengah kepada masyarakat di Desa Pakuli Kecamatan Gumbasa berlangsung dengan baik dan dapat diadopsi oleh masyarakat yang diindikasikan dengan kegiatan penanaman tumbuhan obat oleh masyarakat di halaman pekarangan rumah masing-masing. Pelaksanaan penyuluhan yang diikuti sebanyak 35 orang peserta dari 2 kelompok mitra dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya ketrampilan pada saat praktek budidaya tumbuhan obat, baik yang dilaksanakan di areal konservasi maupun di lahan pekarangan. Dengan konservasi tumbuhan obat terutama yang tergolong langka, maka masyarakat dapat mendekatkan diri dengan tumbuhan obat langka tersebut untuk kepentingan penyediaan obat herbal bagi anggota keluarganya
PEMBUATAN DAN APLIKASI RIZOBAKTERI PEMACU TUMBUH TANAMAN UNTUK OPTIMALISASI LAHAN MARGINAL Rosmini Rosmini; Sri Anjar Lasmini; Flora Pasaru; Hasriyanty Hasriyanty; Dance Tangkesalu
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 5 (2022): PERAN PERGURUAN TINGGI DAN DUNIA USAHA DALAM AKSELERASI PEMULIHAN DAMPAK PANDEMI
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v5i0.1541

Abstract

Marginal land is land that is less fertile because it has a low content of nutrients and organic matter. To increase soil fertility can be done by giving fertilizers, in the form of inorganic fertilizers, organic fertilizers, and biofertilizers. One of the biofertilizers used in agriculture today is a group of rhizosphere bacteria or often known as Plant Growth Promotion Rhizobacteria (PGPR). Community service aims to assist farmers in developing Plant Growth Promotion Rhizobacteria (PGPR). The method applied is training and mentoring. The results of the implementation of community service showed that the participants (farmers) were enthusiastic about participating in each activity topic, this was shown by the activeness of the participants at various stages of the activity. The results of the evaluation of the knowledge, skills and attitudes of farmers through the answers on the questionnaire given to the material on the technology of making and applying PGPR indicated that the skills of farmers to make PGPR increased by 70% and farmers who intend to develop and apply PGPR as biological fertilizer on their farms amounted to 60%. Thus, the implementation of community service motivates farmers to develop PGPR as a biofertilizer so that it is expected to optimize the use of marginal land to increase agricultural production