Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Optimasi Produksi Tepung Porang dari Chip Porang Secara Mekanis dengan Metode Permukaan Respons Anni Faridah; Simon Bambang Widjanarko; Aji Sutrisno; Bambang Susilo
Jurnal Teknik Industri Vol. 13 No. 2 (2012): Agustus
Publisher : Department Industrial Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/JTIUMM.Vol13.No2.158-166

Abstract

Porang Tuber (Amorphophallus oncophyllus) has high Glucomanan content which is very useful in food and non food industry as well as in medical industry. The only main problem in development of porang flour is its Calcium Oxalate content that stipulates irritation (itchiness) and health disorder. Optimization study of diminution (reduction) content of Calcium Oxalate during mechanical grinding process using stamp mill and blowing fractionation. Optimization was performed by applying Response Surface Model (RSM), central composite model. Three variables i.e. weight of porang chip, grinding time and grinding speed were studied in order to study the Calcium Oxalate content as a response. Response model obtained was quadratic which was acquired at 1.3 kg porang optimum weight; grinding time 17.4’8”; and grinding speed at 19,23 rpm. Optimum Calcium content has been predicted at 0.2978% which was 0.3% in actual, decrease 92,12% 
Studi Kelayakan Finansial dan Kebutuhan Utilitas Proses Produksi “Stiff Oorid Mango” Ugali Instant Kaya Nutrisi dalam Upaya Penanggulangan Malnutrisi pada Anak – Anak di Kenya - Afrika Halimatus Sa'diyah; Aji Sutrisno; Agustin Krisna Wardani; Bambang Susilo
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.858 KB)

Abstract

Malnutrisi merupakan masalah yang banyak terjadi di negara berkembang termasuk Kenya. Kasus malnutrisi yang banyak terjadi di Kenya adalah protein-energi malnutrisi dan defisiensi vitamin A. Pengembangan ugali (Stiff Oorid Mango) melalui fortifikasi mangga dan kacang tunggak dapat mengatasi masalah protein-energi malnutrisi dan defisiensi vitamin A di Kenya. Selain itu, pemilihan mangga sebagai Fortifikasi β-karoten yang pro-vitamin A pada produksi  Stiff Oorid Mango bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan mangga yang selama ini terbuang di Kenya.  Kelimpahan bahan baku tersebut dapat menjadi peluang besar bahwa produk baru Stiff oorid mango dapat diaplikasikan di Industri. Untuk mengetahui kelayakan produksi Stiff oorid mango, maka dilakukan analisis kelayak finansial dan kebutuhan utilitas. Aspek kelayakan finansial yang dianalisis yaitu Harga Pokok Produksi (HPP), Break Even Point (BEP), R/C Ratio dan Net Present Value (NPV). Sedangkan, aspek kebutuhan utilias yang dianalisis kebutuhan water system dan Sewage System. Penelitian ini bertujuaan mengetahui analisis finansial dan kebutuhan utilitas proses produksi Stiff oorid mango bila diterapkan di Industri. Berdasarkan hasil perhitungan kelayakan finansial, harga pokok produksi setiap kemasan Stiff Oorid Mango adalah Rp 2.020, atau setara K Sh. 17,91,  dengan  nilai Break Even Point (BEP) yaitu 12.739 kemasan,  dan R/C ratio 1.41 sehingga produk tersebut efisien untuk dijalankan karena >1. Analisis utilitas stiff oorid mango ini menganalisisis kebutuhan water system (distribusi pengolahan air bersih) bersumber dari dept well yang diolah dengan aerasi dan sand filter, dan Sewage System (pengolahan limbah)  menggunakan metode fisik meliputi penyaringan, equalisasi, penyeragaman, pendinginan dan filter pasir  dan metode biologis meliputi kolam aerasi dan lagoon.   Kata Kunci : Stiff oorid mango, Malnutrisi, Analisis Kelayakan Finansial, dan Kebutuhan Utilitas
Proses Penurunan Kadar Kalsium Oksalat Menggunakan Penepung ”Stamp Mill” untuk Pengembangan Industri Kecil Tepung Iles-Iles (Amorphophallus muelleri Blume) Aji Sutrisno
JURNAL PANGAN Vol. 20 No. 4 (2011): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v20i4.178

Abstract

Umbi iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume) mengandung glukomanan yangsangat tinggi dengan kadar mencapai 15-65 persen. Pemanfaatan iles-iles di Indonesia masih sangat terbatas karena terkendala oleh kandungan kalsium oksalat yang tinggi. Kalsium oksalat dalam iles-iles menyebabkan rasa gatal, iritasi dan gangguan kesehatan bila dikonsumsi.Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kadar glukomanan dan menurunkan kandungan kalsium oksalat dalam tepung iles-iles menggunakan mesin penepung stamp mill. Mesin stamp mill digunakan karena tidak menimbulkan panas sehingga mampu mempertahankan sifat-sifat glukomanan. Penelitian dirancang secara deskriptif eksploratif untuk mempelajari pengaruh berat chip iles-iles dan lama penumbukan. Perlakuan berat chip iles-iles terdiri 1,5; 2 dan 2,5 kilogram, sedangkan faktor lama penumbukan terdiri dari 0, 3, 6, 9, 12, dan 15 jam, dengan 3 kali Ulangan. Penumbukan dengan stamp mill selama 15 jam dan dengan berat chip iles-iles 1,5 kg menghasilkan tepung terbaik dengan komposisi: kadar glukomanan 81,86 persen, kalsium oksalat 0,095 persen, protein 3,585 persen, abu 4,197 persen, kadar air 9,29 persen, dan viskositas 23416 mPa.s. Penepungan dengan stamp mill terbukti mampu meningkatkan kadar glukomanan sekaligus menurunkan kandungan senyawa non-glukomanan khususnya kalsium oksalat pada tepung iles-iles yang selama ini menjadi kendala pemanfaatannya sebagai bahan pangan di Indonesia.kata kunci : tepung iles-iles, stamp mill, glukoIles-iles tuber (Amorphophallus muelleri Blume) contains high glucomanan up to 15-65 percents. However, the utilization of iles-iles tuber in Indonesia as food is very limited due to its calcium oxalate content. Calcium oxalate crystal is toxic component that causes itchy, irritation and health problems when consumed.This research aims to increase the glucomannan content and reduce the calcium oxalate content of iles-iles flour using a stamp mill.Stamp mill was chosen because it did not generate heat that could damage the function of glucomannan. The effects of iles-iles chip mass and milling time are studied. Three levels of iles-iles-chip mass, namely 1.5 kg, 2 kg, and 2.5 kg, and six (6) levels of milling time, namely 0, 3, 6, 9, 12, and 15 hours are applied. The best treatment, which produces high quality flour, is found to be from the milling using stamp mill for 15 hours and iles-iles-chip mass of 1.5 kilograms. The composition of the flour are as follows: glucomannan content is 81.86 percent, calcium oxalate is 0.095  percent, protein is 3.585 percent, ash is 4.197 percent, moisture content is 9.29 percent, and viscosity is 23416 mPa.s.The stamp mill method could improve the glucomannan content and reduce non-glucomannan compounds especially calcium oxalate as well. 
STABILITAS pH DAN SUHU DAN BERAT MOLEKUL PEKTIN HIDROLASE EKSTRASELULER BAKTERI PEKTINOLITIK DALAM KLARIFIKASI JUS JERUK Esti Widowati; Harijono Harijono; Aji Sutrisno
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 6, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.613 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13520

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakter enzim pektin hidrolase ekstraseluler dalam klarifikasijus jeruk dari isolat bakteri pektinolitik yaitu kestabilan enzim terhadap pH dan suhu dan berat molekul enzim.Isolat 15 diperoleh dari kulit jeruk yang dibusukkan dengan suhu inkubasi 37°C sedangkan isolat 19 dan 21diperoleh dari kulit jeruk ditambah tanah kebun dengan suhu inkubasi masing-masing 50°C dan 55°C. Enzimpektin hidrolase ekstraseluler isolat 15 stabil pada pH 3,0-4,0 sedangkan enzim pektin hidrolase ekstraselulerisolat 19 dan 21 stabil pada pH 3,0-5,0. Ketiga enzim inaktif pada pH 9,0 pada suhu inkubasi 50 C. Enzimpektin hidrolase ekstraseluler isolat 15, 19 dan 21 stabil pada suhu 30-50 C kemudian inaktif pada suhu 90 Cpada pH 7,0. Enzim pektin hidrolase ekstraseluler isolat 15, 19 dan 21 masing-masing memiliki berat molekulsebesar 35,5 kDa; 34,5 kDa dan 37,5 kDa.
PEMBUATAN MINUMAN PROBIOTIK AIR KELAPA MUDA (Cocos nucifera L.) DENGAN STARTER Lactobacillus casei strain Shirota [IN PRESS APRIL 2015] Ida Ayu Pratiharavia Pranayanti; Aji Sutrisno
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi sukrosa dan lama fermentasi yang berbeda terhadap sifat mikrobiologi, fisik, kimia, dan organoleptik minuman probiotik air kelapa muda. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif yang tersusun atas 2 faktor yaitu konsentrasi sukrosa (0%, 5%, 10%, 15%) dan lama fermentasi (36 dan 48 jam). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan terbaik berdasarkan sifat mikrobiologi, kimia, dan fisik yaitu perlakuan konsentrasi sukrosa 0% dan lama fermentasi 48 jam dengan nilai parameter total BAL 4.00 x 108 CFU/ml; total gula 1.93%; total asam 0.15%; pH 3.83; total padatan terlarut (TPT) 4.30. Sedangkan perlakuan terbaik berdasarkan sifat organoleptik yaitu perlakuan konsentrasi sukrosa 15% dan lama fermentasi 48 jam dengan nilai parameter rasa 4.15 (suka), aroma 2.80 (biasa/netral), warna 3.50 (suka) dan penampakan 3.35 (biasa/netral).   Kata Kunci: Air Kelapa Muda, Konsentrasi Sukrosa, Lama Fermentasi, Minuman Probiotik
ENZIM KITINASE DAN APLIKASI DI BIDANG INDUSTRI: KAJIAN PUSTAKA [IN PRESS JULI 2015] Rachmawati Sandra Pratiwi; Tius Enggarsari Susanto; Yaninda Alpha Kusuma Wardani; Aji Sutrisno
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 3 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kitinase adalah enzim yang menghidrolisis senyawa kitin pada β-1,4-N-asetil-glukosamin menjadi monomer N-asetil-D-glukosamin yang terdistribusi di alam. Enzim kitinase dihasilkan oleh mikroorganisme kitinolitik yang sebagian besar terdapat di lingkungan tanah dan air. Karakteristik enzim kitinase bervariasi tergantung pada jenis mikroorganisme dan keberadaan substrat kitin. Berat molekul enzim kitinase dari Steptomyces sp. strain ANU 6277 sekitar 45 kDa dan dari Bacillus sp. D2 sekitar 30 kDa. Sebagian besar kitinase lebih spesifik terhadap substrat koloidal kitin. Aktivitas optimum enzim kitinase berada pada kisaran suhu 30-40°C dan pH 5-7. Kestabilan enzim kitinase berada pada kisaran suhu 30-45°C dan pH 4-8. Enzim kitinase telah banyak digunakan untuk pengolahan limbah dan agen biokontrol hama tanaman.Hasil hidrolisis kitinase dapat digunakan sebagai anti tumor, suplemen, mengontrol kadar gula dalam darah, bahan dasar pembuatan benang operasi, dan anti inflamantory.   Kata Kunci: Bakteri Kitinolitik, Enzim Kitinase, Karakteristik Enzim Kitinase, Purifikasi Enzim Kitinase
ENZIM MANANASE DAN APLIKASI DI BIDANG INDUSTRI : KAJIAN PUSTAKA [IN PRESS JULI 2015] Divan Probo Sigres; Aji Sutrisno
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 3 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manan merupakan polisakarida yang banyak ditemukan di alam serta sumber yang murah untuk produksi manosa dan manooligosakarida. Hidrolisis manan dapat dilakukan secara enzimatis. Pemanfaatan enzim pada industri lebih disukai karena dapat mengurangi penggunaan bahan kimia dan ramah lingkungan. Enzim yang dapat dimanfaatkan pada industri pakan maupun pangan salah satunya adalah enzim mananase. Enzim mananase dapat diproduksi dari tanaman ataupun mikroorganisme. Mikroorganisme lebih dipilih karena biaya yang lebih murah, proses produksi cepat dan mudah dimodifikasi. Enzim mananase memiliki karakteristik yang berbeda bergantung pada lingkungan mikroorganisme berasal. Berat molekul enzim mananase yang dihasilkan oleh Bacillus subtilis WY 34 yaitu 39.6 kDa dan dari Klebsiella oxycota KUB-CW2-3 yaitu 165 kDa. Sebagian besar enzim mananase cenderung spesifik pada substrat locust bean gum. Aktivitas optimal enzim mananase berada pada kisaran suhu 40-650C dan pH 4-6. Kestabilan enzim mananase berada pada kisaran suhu 30-650C dan pH 3-10. Enzim mananase dapat diaplikasikan sebagai biobleaching agent pada industri pulp dan kertas serta untuk meningkatkan konversi pakan ternak. Hasil hidrolisis mananase dapat digunakan sebagai anti tumor, cytothesis, imunoregulasi, dan prebiotik.   Kata kunci : Bakteri Mananolitik, Enzim Mananase, Karakteristik Enzim Mananase
MINUMAN PROBIOTIK DARI AIR KELAPA MUDA DENGAN STARTER BAKTERI ASAM LAKTAT Lactobacillus casei [IN PRESS JULI 2015] Shenna Eka Yanuar; Aji Sutrisno
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 3 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelapa merupakan tanaman tropis yang berlimpah di Indonesia. Kandungan gizi air kelapa muda adalah protein 0.20%, karbohidrat 5.80%, vitamin 3.00%, dan mineral 4.00%. Kandungan gizi air kelapa muda jika dikombinasikan dengan bakteri asam laktat diduga akan menghasilkan produk yang memiliki manfaat lebih baik pula dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi sukrosa dan susu skim terhadap sifat mikrobiologi, fisik, kimia dan organoleptik minuman probiotik. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, tersusun atas 2 faktor yaitu konsentrasi sukrosa (0%,5%,10%,15%) dan susu skim (0% dan 3%). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan terbaik sifat mikrobiologi, kimia dan fisik yaitu konsentrasi sukrosa 0% dan susu skim 3% dengan karakteristik total BAL 7.3x1013 cfu/mL, pH 3.87, total asam 0.18%, total gula 2.33%, dan TPT 5.28%. Perlakuan terbaik sifat organoleptik yaitu konsentrasi sukrosa 10% dan susu skim 0% dengan karakteristik rasa 3.7 (Suka), aroma 3.45 (Netral), warna 3.9 (Suka), dan kenampakan 3.95 (Suka).   Kata Kunci: Air kelapa muda, Lactobacillus casei, minuman probiotik, sukrosa, susu skim
ENZIM AMILASE PEMECAH PATI MENTAH DARI MIKROBA: KAJIAN PUSTAKA [IN PRESS JULI 2015] Debora Nangin; Aji Sutrisno
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 3 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Enzim amilase merupakan enzim yang mampu mengkatalis proses hidrolisa pati untuk menghasilkan molekul lebih sederhana seperti glukosa, maltosa, dan dekstrin. Proses hidrolisa pati tersebut dilakukan melalui tiga tahapan yaitu gelatinisasi, likuifikasi, dan sakarifikasi. Ketiga tahapan tersebut memerlukan energi yang relatif tinggi sehingga meningkatkan biaya produksi pada produk berbasis pati. Saat ini, sebagai salah satu upaya dalam penghematan energi, berbagai penelitian telah difokuskan mengenai enzim amilase pemecah pati mentah (APPM) yaitu enzim yang dapat bekerja langsung pada granula pati mentah tanpa melalui proses gelatinisasi. APPM dapat diproduksi dari berbagai sumber seperti tanaman, hewan, atau mikroba. Paper ini akan mengulas tentang perkembangan dari eksplorasi enzim APPM tersebut khususnya dari sumber mikroba. Ulasan diarahkan pada enzim APPM dari mikroba sebab amilase dari mikroba lebih diminati untuk nantinya diproduksi dalam skala industri. Kata kunci: Amilase Pemecah Pati Mentah, Mikroba, Produksi Enzim
APLIKASI ENZIM TRANSGLUTAMINASE PADA PRODUK PANGAN: KAJIAN PUSTAKA [IN PRESS JULI 2015] Anantya Yodha Mayasopha; Fitri Herfianita; Aji Sutrisno
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 3 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Enzim berperan penting dalam berbagai pengolahan produk pangan tradisional maupun modern. Terdapat banyak enzim untuk pengolahan pangan yang tersedia dari berbagai sumber. Kondisi terbaru adalah menggunakan enzim sebagai alat modifikasi struktur protein. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, digunakan enzim transglutaminase yang berasal dari  mikroba untuk memperbaiki kualitas suatu produk pangan. Enzim transglutaminase bekerja secara intra dan inter seluler menghasilkan ikatan silang antar protein. Modifikasi protein oleh enzim seperti mikrobia transglutaminase baru-baru ini sangat menarik bagi industri pangan. Transglutaminase mengkatalisis reaksi antara suatu peptida terikat residu glutamin dan amina primer. Karena reaksi ini dapat digunakan untuk meningkatkan sifat fungsional dari beberapa produk makanan, seperti produk susu, produk daging, produk gandum, produk kedelai, whey, kasein dan mie.   Kata Kunci: Ikatan silang, Produk pangan, Transglutaminase