Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Andalas

Correlation Between Density of House Dust Mites and Recurrence of Urticaria Gardenia Akhyar; Rahma Ledika Veroci
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 8, No 3 (2019): Online September 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v8i3.1035

Abstract

Beberapa kasus urtikaria pada paparan debu dan diantaranya menghubungkan sensitivitas tungau debu rumah (TDR) dengan urtikaria berdasarkan riwayat pasien dan pemeriksaan uji intradermal. Tujuan penelitian ini adalah menentukan korelasi antara kepadatan TDR dan rekurensi urtikaria. Jumlah sampel pada penelitian ini 30 orang. Kepadatan TDR dari tiap kamar sampel dihitung dengan mengumpulkan debu, dan sampel dinilai sensitivitas terhadao TDR dengan pemeriksaan skin prick test (SPT). Diagnosis urtikaria berdasarkan anamnesis, kemudian ditanyaan rekurensinya dalam tiga bulan terakhir. Hasil: Dari 30 peserta, tujuh (23,3%) sampel memiliki kepadatan TDR sedang sementara 23 (76,7%) memiliki kepadatan rendah. Selain itu, 15 sampel positif SPT terhadap alergen TDR. Dari anamnesis, 12 (40%) sampel didiagnosis urtikaria dan diantaranya, 11 orang (91,67%) positif terhadap SPT. Tidak ada sampel yang memiliki rekurensi urtikaria dalam tiga bulan terakhir. Kesimpulan: Meskipun penelitian ini tidak menunjukkan korelasi yang signifikan antara kepadatan TDR dan tingkat kekambuhan urtikaria (p> 0,05), TDR memang bisa memicu eksaserbasi. Penelitian ini membutuhkan penyelidikan lebih lanjut dengan ukuran sampel yang lebih besar.
Studi retrospektif erupsi obat alergik di RS dr. M. Djamil Padang periode Januari 2014 – Desember 2016 Meligasari L Gaya; Gardenia Akhyar
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7 (2018): Supplement 2
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i0.827

Abstract

Latar belakang: Erupsi obat alergik (EOA) dapat terjadi pada semua usia dengan berbagai manifestasi klinis. Obat penyebab terbanyak EOA umumnya adalah golongan antibiotik dan anti-konvulsan. Terdapat peningkatan kasus EOA di RSUP dr. M. Djamil Padang dari tahun ke tahun. Tujuan penelitian: Mengetahui profil EOA berdasarkan jumlah dan variasi kasus, usia, jenis kelamin, serta obat terbanyak yang dicurigai menyebabkan EOA di RSUP dr.M.Djamil Padang periode Januari 2014 – Desember 2016. Metode: Penelitian dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medis pasien rawat inap dan rawat jalan di RSUP DR.M.Djamil Padang periode Januari 2014 – Desember 2016. Hasil: Selama periode Januari 2014 – Desember 2016 didapatkan kasus EOA sebanyak 179 kasus. Tipe makulopapular merupakan EOA terbanyak (26,25%), diikuti oleh Sindrom Steven Johnson (SSJ) (24,02%) dan eritroderma (24,02%). Kelompok usia 25 - 44 tahun (37%) merupakan usia terbanyak pada semua tipe EOA. Berdasarkan jenis obat penyebab, cefadroxil merupakan obat penyebab terbanyak pada kelompok makulopapular dan eritroderma, sedangkan karbamazepin merupakan obat penyebab terbanyak penyebab SSJ. Kesimpulan: Pada penelitian ini, antibiotik dan anti-konvulsan merupakan obat tersangka terbanyak yang menyebabkan EOA, sama seperti banyak penelitian sebelumnya. Antibiotik (cefadroxil) merupakan obat penyebab terbanyak pada kelompok makulopapular dan eritroderma, sedangkan anti-konvulsan (karbamazepin) merupakan obat penyebab terbanyak pada kelompok SSJ.