Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Tunas Medika Jurnal Kedokteran

POLA DAN KEPEKAAN KUMAN BIAKAN SPUTUM SERTA KARAKTERISTIK PASIEN PNEUMONIA DI RSUP. DR. HASAN SADIKIN BANDUNG Menik Herdwiyanti; Bachti Alisjahbana; Prayudi Santoso
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 7, No 1 (2021): TUNAS MEDIKA JURNAL KEDOKTERAN & KESEHATAN
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKLATAR BELAKANG, Pneumonia merupakan penyebab kematian dan angka perawatan yang tinggi, baik di dunia maupun di Indonesia. Pemeriksaan gram dan biakan sputum merupakan pemeriksaan yang sederhana, mudah dan tidak invasif pada diagnosis pneumonia. Pada pedoman IDSA/ATS ditemukan kuman yang berbeda dengan penelitian EPIC II di Asia pada tahun 2007. Efikasi antibiotik dipegaruhi oleh tingkat resistensi kuman yang semakin meningkat dan perubahan pola kuman multiresisten. Pola kuman dan kepekaan serta karakteristik pasien pneumonia di institusi lokal perlu diketahui agar dapat memberikan rekomendasi terapi empiris yang lebih sesuai dengan kuman penyebab. METODE, penelitian deskriptif terhadap pasien pneumonia berusia lebih dari 14 tahun , tanpa intubasi dan/atau penggunaan ventilator, yang telah dikonsultasikan ke divisi Respirologi dan penyakit kritis, dan dirawat di SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sejak 1 April 2016 sampai dengan 30 Juni 2016. HASIL, 87 pasien dengan pneumonia memberikan hasil biakan sputum dengan pola kuman yang cukup berbeda dengan pedoman IDSA/ATS, terutama pola kuman penyebab CAP. Kuman penyebab CAP terbanyak adalah Klebsiella pneumoniae (28,9%), Penyebab HCAP terbanyak adalah Acinetobacter baumanii (19%) dan penyebab HAP terbanyak adalah Pseudomonas aeruginosa (23,8%). Bakteri K.pneumoniae pada pasien HCAP resisten terhadap antibiotik golongan sefalosporin, A.baumanii pada CAP dan HAP memiliki resistensi hingga 50% terhadap Sefalosporin generasi ke-3, dan P.aeruginosa banyak ditemukan resisten hingga 40% terhadap sefepim, namun masih sensitif terhadap meropenem. SIMPULAN, Pola kuman yang ditemukan pada penelitian ini berbeda dengan pola yang dipaparkan oleh IDSA/ATS. Pemberian antibiotik definitif disesuaikan dengan hasil biakan sputum dan kepekaannya, namun pemberian antibiotik empiris harus disesuaikan dengan pola kuman dan kepekaan di institusi lokalKata Kunci: Pneumonia, Sputum, Pola Kuman, Resistensi.ABSTRACTINTRODUCTION. Pneumonia causes high mortality and morbidity around the world including Indonesia. Sputum stain and culture is simple, easy and uninvasive way to determine causal pathogen. Guidelines such as IDSA/ATS guideline suggest different patterns of microorganism compare to EPIC II Study in Asia. Antibiotic efficacy were affected by increasing pathogen resistance level and changes in multi-resistance pathogens. The needs of localized pathogen pattern and resistance level, as well pneumonia patients characteristics were to have a proper antibiotics recommendation. METHODS. Descriptive study on over 14 years old pneumonia Patients with no use of intubation or ventilator. Patients were consulted to critical illness and respirology division and admitted to Internal Medicine Ward RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Study conducted since 2016, 1st April to 2016, 30th of June. RESULTS. Eighty-Seven patients were positive sputum-culture pneumonia. Patterns of microorganism differ from guidelines, especially CAP Pathogens. Most pathogen for CAP is Klebsiella pneumoniae (28,9%), HCAP caused mostly by Acinetobacter baumanii (19%) and casual for HAP were Pseudomonas aeruginosa (23,8%). HCAP K.pneumoniae resistent to cephalosporin, CAP and HAP A.baumanii had 50% resistancy to 3rd generation cephalosporin and P.aeruginosa resistant to Cefepime up to 40% but sensitive to meropenem. CONCLUSION. Pathogen pattern discovered in this study were differ compared to those in IDSA/ATS Guidelines. Definitive antibiotic therapy must be correspond to pathogen culture and sensitivity results, but Empirical antibiotic must be adjusted to local pathogen and resistance.Kata Kunci: Pneumonia, Sputum, Pola Kuman, Resistensi.Keywords: Three, Upto, Five, Words
Co-Authors Afandi, Ressa Novita Agnes Rengga Indrati Ahmad Sulaeman Amaylia Oehadian Andre van der Venn Angèle JGMGerver-Jansen Angky Tririni Anita Yuwita Anna Alisjahbana Ardini S. Raksanagara Ardini S. Raksanagara, Ardini S. Basti Andriyoko Budiman , Budiman Clara M Kusharto Dewi Kartika Turbawaty Dhiya Salsabila Dick van Soolingen Dida Ahmad Gurnida Dwi Agustian Edhyana Sahiratmadja Endang Sutedja Eva Mardiana Hidayat Evan Susandi Fauzian Giansyah Febriani, Ulfah Dwi Gumilang, Manik Intan Guntur Darmawan Hadyana Sukandar Hendra Subroto, Hendra Henriette A Delemarre–van de Waal Henry Chandra Herry Garna Hesti Lina Wiraswati Hidayat, Eva Mardiana Hikmat Permana Hinta Meijerink Hofiyah Djauhari Ida Parwati Ida Parwati Irvan Afriandi Irvan Afriandi Jeffery Malachi Candra Jose Batubara Juhariah Juhariah Julia Hartati Koesoemadinata, Raspati Cundarani Krishna Yana Krisnian, Tharani Kumia Wahyudi Kusumawardhani, R.N. Yasmin Lelly Yuniarti Leonardus Wiydatmoko marni banowati Menik Herdwiyanti Muhammad Yusuf Nanan Sekarwana Nanny Natalia Mulyani Soetedjo Ni Sayu Dewi B. Nisa Fauziah Novi Jayanti Nuni Sulastri Nurizzatun Nafsi Nurul Hidayah Chairunnisa Nury Fitria Dewi obin sarwita Panji Fortuna Hadisoemarto Parse, Rocci Jack Prayudi Santoso Putri Vidyaniati Raspati Cundarani Koesoemadinata Reinout van Crevel Reinout van Crevel Ressa Novita Afandi Resvi Livia Rocci Jack Parse Rovina Ruslami Rovina Ruslami, Rovina Santoso, Ida Parwati Sari Syahruni Siti Soidah Sofia Imaculata Suparman Hardinsyah, Suparman Susan Margaret McAllister Susantina Prodjosoewojo Syndi Nurmawati Teow Sheng Hao Tharani Krisnian Tjahjani M. Sudiro Tony Sadjimin Toto Subroto Trinugroho Heri Fadjari, Trinugroho Heri Tya Listiaty Ulfah Dwi Febriani Uun Sumardi, Uun Willem J Gerver Wirawan, Chevie Woro Indri Padmosiwi Yana, Krishna Yani Triyani Yani Triyani Yanti Mulyana Yeva Rosana Yovita Hartantri Yulniar Tasli