Budiman , Budiman
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mengenai Kesehatan Reproduksi Siswa SMA Swasta dan Madrasyah Alliyah Mayzufli, Agam; Respati, Titik; , Budiman
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kesehatan reproduksi (kespro) menjadi perhatian pemerintah Indonesia sebagai salah satu masalah kesehatan yang perlu ditangani dengan baik. Tingkat pengetahuan tentang reproduksi merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi perilaku seksual remaja. Di beberapa sekolah kesehatan reproduksi telah dijadikan salah satu pengetahuan tambahan untuk siswa, akan tetapi belum semua melakukan hal tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan  tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang kesehatan reproduksi pada remaja siswa-siswi SMA swasta  (SMA BPI 1) dengan siswa-siswi Madrasah Alliyah Sukamiskin Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2010 dan subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA BPI1 dan Madrasah Alliyah Bandung berjumlah 137 responden. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner yang telah divalidasi. Statistical for social science (SPSS) versi 17 dipergunakan untuk mengolah data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen pengetahuan, sikap, dan perilaku antara siswa-siswi SMA dan Madrasah Alliyah mengenai kesehatan reproduksi  berbeda pada sikap. Sikap siswa-siswi Madrasah Alliyah mayoritas kurang mendukung  kesehatan reproduksi tetapi perbedaan ini tidak  signifikan. Pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi sebaiknya diberikan secara lebih terarah untuk semua remaja agar mendukung tercapainya kesehatan reproduksi yang baik.  Kata kunci: Kesehatan reproduksi, pengetahuan, perilaku, remaja, sikap  Knowledge,  Attitudes  and  Behavior  Regarding  Reproductive  Health  of High School and Madrasah Aliyah s Students  Abstract Reproductive health is one of the program that governments focus on.  The level of knowledge about reproductive health is one factor that can influence adolescent sexual behavior. The purpose of this study was to determine the comparative level of knowledge, attitudes and behavior regarding reproductive health of adolescent in high school and Madrasah Alliyah. This research used descriptive analytical method with cross sectional approach. The study was conducted in May 2010 and the total subjects of this study were 137 high school students represented by High School (SMA BPI 1) and Madrasyah Alliyah Bandung. Statistical for social science (SPSS) versi 17 was used for analysis of data. The results showed that reproductive health knowledge and behaviors between High School SMA BPI 1 and Madrasah Alliyah Bandung were similar. The difference was only in the attitude. The majority of students from Madrasah  Alliyah had little suport for reproductive health, however the diferences was not significant. It is recomended that reproductive health knowledge be given comprehensively to support a better reproductive health in general.   Key words: Attitude, behavior, knowledge, reproductive health 
Karakteristik Penderita Drop Out Pengobatan Tuberkulosis Paru di Garut Respati, Titik; Nurkomarasari, Nevi; , Budiman
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Tuberkulosis masih menjadi masalah penyakit infeksi di dunia termasuk di Indonesia. Walaupun penggunaan Directly Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy (DOTS) sebagai terapi yang direkomendasikan World Helath Organization (WHO) dipergunakan, kasus drop out masih cukup tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan faktor yang mempengaruhi kejadian drop out di Puskesmas Sukamerang, Garut selama tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan instrument penelitian berupa kuesioner yang didasarkan pada petunjuk perawatan TB yang diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan. Subjek adalah semua penderita TB yang drop out selama pengobatan di Puskesmas Sukamerang, Garut sejumlah 30 orang. Analisis data dilakukan menggunakan statistical programme for social sciense (SPSS) versi 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien TB drop out adalah laki-laki dengan usia < 35 tahun, pendidikan tamat SMP, pendapatan di bawah upah minimum regional dan bekerja sebagai buruh. Tingkat pengetahuan tentang TB paru penderita drop out pengobatan TB paru dan sikap mereka termasuk kurang baik walaupun peran pengawas menelan obat (PMO) telah cukup baik. Masalah tersebut ditambah dengan sulitnya akses menuju pelayanan kesehatan. Upaya penting dalam penanganan kasus TB adalah bagaimana memotivasi penderita agar mereka mau menyelesaikan pengobatan sesuai dengan program  yang ditetapkan. Untuk mewujudkan upaya tersebut, diharapkan program penanggulangan TB paru  dapat meningkatkan upaya penjaringan penderita TB paru dan meningkatkan strategi pelaksanaan pengobatan TB paru melalui penyebaran informasi tentang pengobatan TB paru dan peningkatan peranan PMO.  Kata kunci: Drop out, pengetahuan dan sikap,  tuberkulosis (TB) Characteristics of Drop Out Patients During Treatment of Pulmonary Tuberculosis in Garut Abstract Tuberculosis is still one of the major infectious disease in the world including Indonesia. Although the therapy using Directly Observed Treatment Short course Chemotherapy (DOTS) recomended by World Health Organization has been used, the drop out cases is still high. This study aim was to describe factors contributing to drop out cases in Sukamerang Health Center, Garut during year 2011. This was a cross sectional study using standard questionairres based on Ministry of Health Tuberculosis handbook. Subjects were all , 30  drop out patients during medication at Sukamerang Health Center. Statistical Programee for social science (SPSS) version 17 was used to analize the result. The study results showed  that majority of drop out cases were male less than 35 years old with junior high school education and monthly earning of less than IDR 800.000. Knowledge of TB and attitude towards medication were not satisfactory although the role of pengawas minum obat (PMO ) was quite good. The results showed that the problem was heightened by their difficulty to access the health services. The important aspect in the treatment of tuberculosis is determining how to motivate people to complete the treatment in accordance with the established regiment. To achieve that, various pulmonary TB control programs needs to be enhanced to assist pulmonary TB patients.   Key words: Drop out, knowledge and attitude,  tuberculosis (TB) 
Perbandingan Pengetahuan dengan Sikap dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Daerah Urban dan Rural Titik Respati; Budiman Budiman; Eka Nurhayati; Fajar A. Yulianto; Yudi Feriandi
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.618 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v4i1.1598

Abstract

Demam berdarah dengue tidak saja menimbulkan beban penyakit, akan tetapi juga beban ekonomi yang tinggi bagi individu, keluarga maupun negara. Belum terdapat obat atau vaksin yang efektif telah membatasi pilihan dalam melakukan pencegahan dan pengobatan. Program yang dilaksanakan adalah vektor kontrol untuk membatasi transmisi virus yang memerlukan peran serta masyarakat secara terus menerus. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan persepsi tentang penyakit dengan praktik dalam pencegahan demam berdarah di daerah urban (Tamansari) dan daerah rural (Ciparay). Penelitian dilakukan pada total 208 responden di Tamansari Bandung dan 122 responden di Ciparay pada bulan Februari sampai Maret 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi lingkungan di kedua daerah belum baik dengan sanitasi dasar terutama sistem pembuangan air limbah yang belum memadai. Perbedaan tampak dalam hubungan antara persepsi mengenai demam berdarah dan sikap dalam praktik pencegahan. Di Tamansari persepsi mengenai demam berdarah dengue berhubungan dengan sikap dalam memberantas sarang nyamuk (OR 14,297; p<0,05). Ciparay menunjukkan fenomena yang berlawanan, persepsi mengenai demam berdarah dengue tidak berhubungan dengan sikap dalam pemberantasan sarang nyamuk (OR 0,327; p>0,05). Simpulan, terdapat perbedaan persepsi dengan praktik pencegahan demam berdarah dengue antara responden Tamansari dan Ciparay. COMPARISON ON KNOWLEDGE, ATTITUDE AND PRACTICE REGARDING DENGUE PREVENTION IN URBAN AND RURAL AREADengue fever is not only become a burden of disease but can also become burden on economy affected individual person, family and country. At present there weren’t any specific drug and no effective vaccine yet, that the prevention was limited to disease prevention through disease management and vector control which needed continuing community participation. This study aims to understand the difference between perception and the practice in vector control activities between urban and rural areas. Data was collected using questionnaires from 208 and 122 respondents from Tamansari dan Ciparay respectively since February to March 2015. Results showed that the environment condition in both study area were not good especially for the basic sanitation facilities. There were differences between perception of the disease and the practice of vector control in these two areas. Perception of the disease associate with practice in vector control in Tamansari was OR  14.297, p<0.05 while it was the other way in Ciparay was OR 0.327,  p>0.05. In conclusion there are differences between Tamansari and Ciparay regarding perception of dengue fever with the practice on vector control.
Pilihan Karier Lulusan Program Pendidikan Profesi Dokter Universitas Islam Bandung Tahun 2015 Eka Nurhayati; Titik Respati; Budiman Budiman
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.313 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v4i2.1827

Abstract

Tahun 2014 merupakan tahun penting bagi dokter di Indonesia karena mulai diberlakukannya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan persiapan menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Alasan tersebut dapat memengaruhi pilihan karier lulusan fakultas kedokteran di Indonesia. Banyak penelitian terkait pemilihan karier kedokteran telah dilakukan di luar negeri, namun penelitian semacam ini belum pernah dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (FK Unisba). Tujuan penelitian adalah mengetahui pilihan karier lulusan Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D) FK Unisba tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif potong lintang, dilakukan pada bulan April 2015 menggunakan kuesioner dengan sampel 53 orang menggunakan teknik whole sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas lulusan program P3D FK Unisba 2015 adalah perempuan (68%) dan profesi yang paling banyak diminati adalah dokter spesialis (85%). Tempat bekerja yang paling banyak diminati adalah rumah sakit (74%). Lokasi pekerjaan yang paling banyak diminati ialah wilayah urban di Indonesia (68%). Pilihan sektor pekerjaan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara sektor publik (40%) dan swasta (43%). Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa lulusan P3D FK Unisba 2015 lebih banyak berminat pada profesi dokter spesialis dan bekerja di rumah sakit yang berlokasi di wilayah urban Indonesia. CAREER OPTIONS AMONG GRADUATES OF FACULTY OF MEDICINE BANDUNG ISLAMIC UNIVERSITY YEAR 2015Year 2014 was a very important moment for doctors in Indonesia since the Government began to enforce Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) and the preparation for the ASEAN Economic Society (AEC) by 2015. Both reasons might influenced the choice of career of medical graduates in Indonesia. Many medical careers selection related research has been conducted abroad, but this kind of research has not been done in Medical Faculty of Bandung Islamic University (FK Unisba). The purpose of this study was to determine the career choice of graduates of Physician Professional Education Program (P3D) FK Unisba year 2015. This was cross sectional design. The study was conducted in April 2015 using questionnaire with 53 respondents. The results of this study indicated that the majority of P3D graduates FK Unisba were women (68%), with the most favourable profession were specialists (85%). The most demanding work place was hospital (74%), location of the most interesting work was the urban area in Indonesia (68%). Selection work sector showed no significant differences between the public sector (40%) and private (43%). The conclusion of this study showed that graduates of P3D FK Unisba year 2015 mostly interested to be specialist and works in hospital which located in urban area in Indonesia.
Kejadian HIV pada Anak Balita di Jawa Barat Periode Tahun 2014–2016 Nia Yulia Susanti; Budiman Budiman; Caecielia Caecielia; Buti Azfiani Azhali; Tony S Djajakusumah
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v1i2.4348

Abstract

Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Di Indonesia perempuan usia reproduktif dengan HIV masih tinggi pada periode Januari sampai Maret tahun 2014 berjumlah 13.023 kasus, kemudian meningkat pada periode April sampai Juni tahun 2014 menjadi 30.542 kasus. Hal ini berdampak apabila perempuan usia reproduktif hamil dengan HIV dapat meningkatkan risiko bayi yang lahir dengan HIV positif. Intervensi lebih dini dengan mengikuti pelayanan pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA) dapat menurunkan angka kejadian HIV pada anak balita. Penelitian ini bertujuan melihat kejadian HIV pada anak balita di Provinsi Jawa Barat dan untuk melihat bagaimana layanan PPIA di Provinsi Jawa Barat periode tahun 2014–2016. Penelitian dilakukan studi ekologi kualitatif deskriptif observasional untuk melihat jumlah kasus infeksi HIV pada anak balita di Jawa Barat periode tahun 2014 sampai 2016. Penelitian menggunakan data tersier dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian HIV pada anak balita di Jawa Barat pada tahun 2015 mengalami peningkatan dibanding dengan tahun 2014, sedangkan pada tahun 2016 dan 2015 tidak terdapat perubahan kejadian HIV pada anak balita di Jawa Barat. HIV INCIDENCE IN CHILDREN UNDER FIVE IN WEST JAVA PERIOD YEAR 2014–2016Human immunodeficiency virus (HIV) is a virus that attacks the human immune system. In Indonesia, women of reproductive age with HIV were still high in the period of January to March 2014 was 13,023 cases and then increased in the April to June 2014 period to 30,542 cases. It has an impact if women of reproductive age pregnant with HIV can increase the risk of babies born with HIV positive. Early intervention by following prevention services for mother-to-child HIV transmission (PPIA) can reduce the incidence of HIV in children under five. This study aimed to know the incidence of HIV in children under five in the province of West Java and to know how PPIA services in the province of West Java in the period 2014–2016. Observational descriptive quanlitative ecology study was conducted to know the number of cases of HIV infection in children under five in West Java in the period 2014 to 2016. The study used tertiary data from the provincial health office of West Java. The results showed that the incidence of HIV in children under five in West Java in 2015 had increased compared to 2014 while in 2016 and 2015 there was no change in the incidence of HIV in children under five in West Java.
Kejadian Diare dan Perilaku Higienis pada Pengolah Makakanan Pedagang Kaki Lima di Wilayah Tamansari Intan Purnamasari Munajat; Budiman Budiman; Lisa Adhia Garina; Raden Ganang Ibnusantosa; Fajar Awalia Yulianto
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i2.4340

Abstract

Diare merupakan penyakit menular di dalam saluran pencernaan yang merupakan penyebab kematian kedua di dunia serta merupakan penyebab kematian peringkat ke-3 setelah tuberkulosis dan pneumonia di Indonesia. Faktor risiko penyakit diare adalah kualitas air dan sanitasi yang buruk, serta perilaku pengolahan makanan yang tidak higienis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan perilaku higienis dengan kejadian diare. Metode penelitian ini adalah analitik observasional melalui pendekatan cross sectional dan bersifat kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah pedagang kaki lima yang berdagang di wilayah Tamansari periode April–Juni 2018. Data subjek tersebut diambil menggunakan teknik pengambilan data consecutive sampling yang kemudian dianalisis menggunakan Uji Eksak Fisher. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner baku riset kesehatan dasar tahun 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada subjek penelitian yang tidak higienis dan pernah diare dalam 1 bulan terakhir 92%, tidak higienis dan tidak diare 8%, higienis dan diare 83%, serta higienis dan tidak diare 17%. Nilai p=0,43 tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku higienis dan kejadian diare pada pedagang kaki lima di wilayah Tamansari. Terdapat faktor lain yang didapat saat pengisian kuesioner dan wawancara, yaitu usia dewasa pada responden, konsumsi makanan yang pedas, asam atau berkualitas kurang baik yang perlu dibuktikan dalam penelitian yang lain. THE INCIDENCE OF DIARRHEA AND HYGIENE BEHAVIOUR ON FOOD HANDLER STREET VENDORS AT TAMANSARI REGIONDiarrhea is an infectious disease in gastro intestinal tract wich is the second leading cause of death in the world and the third leading cause of death after tuberculosis and pneumonia in Indonesia. The risk factor of diarrhea is poor water quality and sanitation, and non hygiene food handling. The purpose of this research was to find out the relation one of the risk factor that is hygienic behavior towards the incidence of diarrhea. The method used in this research is observational analytics trough cross sectional approach and quantitative. The subject in this research was street vendors who selling food in Tamansari region during April–June 2018. The method for taking the data from the subject was consecutive sampling and analyzed by fisher’s exact test. Instrument that used in this research is a standard questionnaire from riset kesehatan dasar tahun 2013. The result demonstrate that the subject who hygiene and had diarrhea in the last month was 92%, hygiene and not diarrhea was 8%, hygiene and had diarrhea was 83%, hygiene and not diarrhea was 17%. P value was p=0.43 so the conclusion is there’s no meaningful relation between hygiene behavior towards the incidence of the street vendors diarrhea in Tamansari region. There is another factor found on the answer of the questionnaire and interview that is adult age in the respondents, spicy or sour food consumption, and not good quality of food consumption that need to be proven in another research.
Perbandingan Fungsi Paru Juru Parkir Basement dengan Juru Parkir Ruang Terbuka di Kota Bandung Galih Trissekti; Mia Kusmiati; Budiman Budiman
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3347.322 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v2i2.1533

Abstract

Polusi udara bertanggung jawab atas 3,1 juta kematian seluruh dunia setiap tahunnya. Efek buruk dari polusi udara berdasarkan penelitian pada tiga lokasi berbeda di Beijing, Cina tahun 1986, menyatakan bahwa peningkatan konsentrasi polusi udara sebesar 1 mikrogram/m3 mampu menurunkan forced expiratory volume in one second (FEV1) sebesar 35,6 mL. Populasi yang berisiko mengalami masalah pernapasan akibat terpapar asap kendaraan yang dapat terhirup setiap waktu ini secara jangka panjang, salah satunya adalah juru parkir. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan fungsi paru juru parkir basement dengan juru parkir ruang terbuka di Kota Bandung periode Januari–Juni2014. Desain penelitian bersifat analitik kuantitatif dengan rancangan potong lintang terhadap masig-masing 33 subjek yang berprofesi sebagai juru parkir basement dan juru parkir ruang terbuka. Terlebih dahulu dilakukan pengukuran data karakteristik fisik berupa usia (tahun) dan IMT (kg/m2), selanjutnya dilakukan pengukuran fungsi paru menggunakan parameter FEV1, forced vital capacity (FVC), dan FEV1/FVC dengan spirometri, kemudian dibandingkan antara kedua kelompok juru parkir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai median FEV1 juru parkir basement (3.300 mL, range 2.600–4.400 mL) dan juru parkir ruang terbuka (3.000 mL, range 2.300–3.800 mL) dengan nilai p=0,011. Nilai FVC rata-rata juru parkir basement (3.587,88 ± 470,21 mL) dan juru parkir ruang terbuka (3.287,88 ± 478,77 mL) dengan nilai p=0,013. Nilai median FEV1/FVC juru parkir basement (0,94; range 0,79–0,98) dan juru parkir ruang terbuka (0,92; range 0,77–0,97) dengan nilai p=0,016. Simpulan hasil penelitian menunjukkan fungsi paru yang digambarkan dengan FEV1, FVC, dan FEV1/FVC pada juru parkir basement lebih baik daripada juru parkir ruang terbuka. THE COMPARISON OF LUNG FUNCTION BETWEEN BASEMENT PARKING AND STREET PARKING ATTENDANTS IN BANDUNG CITYAir pollutions responsible for 3.1 milion death in the world every years. The bad effect from it according to research in three different places of Beijing (1986) reveal that enhancement 1 microgram/m3 of air pollution concentration can cause reduction forced expiratory volume in one second (FEV1) about 35.6mL. Population with high risk to have respiratory disorder as consequence exposed to vehicle’s smoke that can inhaled anytime and long-term, one of which is parking attendants. This research is therefore conducted to obtain comparison of lung function between basement parking attendants and street parking attendants in Bandung city period January–June 2014. This research design is quantitative analysis with cross sectional method towards each 33 subjects that worked as basement parking attendants and street parking attendants. The demography characteristic such as age (years old) and BMI (kg/m2). Further performed test of lung function with parameters: FEV1, forced vital capacity (FVC), and FEV1/FVC by spirometer, furthermore compared between the two groups of parking attendants. The research result showed that FEV1 median score of basement parking attendants (3,300 mL, range 2,600–4,400 mL) and street parking attendants (3,000 mL, range 2,300–3,800 mL) with p=0.011. The FVC average score of basement parking attendants (3,587.88 ± 470.21 mL) and street parking attendants (3,287.88 ± 478.77 mL) with p=0.013. The FEV1/FVCmedian score of basement parking attendants (0.94; range 0.79–0.98) and street parking attendants (0.92; range 0.77–0.97) with p=0.016. In conclusion lung function described by FEV1, FVC, and FEV1/FVC in basement parking attendants are better than street parking attendants, with all score are significant.
Pemanfaatan Kalender 4M Sebagai Alat Bantu Meningkatkan Peran Serta Masyarakat dalam Pemberantasan dan Pencegahan Demam Berdarah Titik Respati; Eka Nurhayati; Mahmudah Mahmudah; Yudi Feriandi; Budiman Budiman; Fajar Awalia Yulianto; Kince Sakinah
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (986.144 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v4i2.1858

Abstract

Upaya pemberantasan sarang nyamuk yang dikenal selama ini adalah gerakan 3M, yaitu Menguras-Menutup-Mengubur. Program ini belum berjalan dengan optimal terbukti dengan masih tingginya insidensi DBD dan masih terjadi kejadian luar biasa. Dibutuhkan monitoring yang kuat untuk mencapai keberhasilan 3M. Penelitian ini bertujuan mempergunakan alat bantu berupa kalender 4M (Menguras-Menutup-Mengubur-Monitor) untuk dipergunakan sebagai alat monitoring dalam program pemberantasan sarang nyamuk. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus menggunakan teknik wawancara mendalam dan diskusi grup terfokus. Metode sampling yang digunakan adalah maximal variation sampling dengan teknik analisis triangulasi. Informan berasal dari Dinas Kesehatan Kota Bandung, Puskesmas Tamansari, dan Kader Kesehatan di Kelurahan Tamansari selama bulan Juli 2015. Berdasarkan analisis data didapatkan bahwa masalah yang terjadi adalah pengabaian aktivitas rutin seperti 3M karena tidak terdapat mekanisme monitoring dan feedback. Salah satu keunggulan yang ada di lingkungan adalah motivasi dan partisipasi kader. Simpulan, kalender 4M berhasil dikembangkan sebagai sarana monitoring sekaligus edukasi untuk masyarakat. Kalender 4M merupakan alat bantu yang memfasilitasi keberadaan kader dalam mendukung program 3M. 4M CALENDAR AS MONITORING TOOLS TO INCREASE COMMUNITY PARTICIPATION IN DENGUE CONTROL PROGRAMDengue prevention program in Indonesia, 3M, Menguras-Menutup-Mengubur have not been optimal as can be seen from the still high cases of dengue and some outbreak in several areas. A good monitoring process is needed to ensure the success of this program. This study aimed to develop monitoring tools to assist monitoring process in dengue prevention program. This was a qualitative study with case study approach using in-depth interview and focus group discussion with informants from Bandung City Health Department, Tamansari Health center and community cadres on July 2015. Sample method used was maximal variation sampling with triangulation analysis method. Results showed community participation hindered by the lack of monitoring and feedback tools. On the other hands participations from cadres were good that can be used to support 3M program. In conclusion, to assist the monitoring process, a tool—4M (Menguras-Menutup-Mengubur-Monitor) calendar—is developed to assist health cadres in supporting 3M program through monitoring process as well as for education purposes. A strong commitment and collaboration between cadres and community is needed to ensure the success of 3M program.
Characteristics of Patients with Type 2 Diabetes Mellitus in Al-Ihsan Regional General Hospital Siti Annisa Devi Trusda; Wida Purbaningsih; Budiman Budiman; Siti Salma Nurhaliza Fitriadi
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.813 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v9i2.8123

Abstract

The prevalence of type 2 diabetes mellitus (T2DM) in Indonesia is high, contributing to the fourth mortality rate for non-communicable diseases in Indonesia. The population of T2DM patients spread across all provinces, including West Java, which is the most populous province in Indonesia. One of the referral hospitals in West Java is Al-Ihsan Regional General Hospital in Bandung regency. The purpose of this study was to describe the characteristics of T2DM patients who came to Al-Ihsan Regional General Hospital according to age, gender, and comorbidities parameters. It was a descriptive cross-sectional study using secondary data from medical records of T2DM patients between January 2017 and November 2020. The results were the highest prevalence and incidence of T2DM were in 2017 with as many as 5,051 and 653 respectively; the highest gender each year was female, range between 584–3,333, with the highest male: female ratio of 1:2 in 2017; the age group with the highest prevalence was 55–65 years which was 3,468 (39.53%); and top five comorbidities were hypertension (35.68%), cataracts (6.01%), osteoarthritis (3.58%), pulmonary tuberculosis (2.92%) and dyspepsia (2.91%). This study concluded that the prevalence and incidence of T2DM in Al-Ihsan Regional General Hospital were high, with the predominant female patients, elderly, and comorbid hypertension. KARAKTERISTIK PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD AL-IHSANAngka kejadian diabetes melitus tipe 2 (DMT2) di Indonesia cukup tinggi, menyumbangkan angka kematian keempat penyakit tidak menular di Indonesia. Penderita DMT2 tersebar di seluruh provinsi, termasuk Jawa Barat yang merupakan provinsi terpadat di Indonesia. Salah satu rumah sakit rujukan di Jawa Barat adalah RSUD Al-Ihsan di Kabupaten Bandung. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan karakteristik pasien DMT2 yang datang ke RSUD Al-Ihsan dilihat dari usia, jenis kelamin, dan komorbid. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross-sectional menggunakan data sekunder berupa rekam medis pasien DMT2 periode Januari 2017 hingga November 2020. Didapatkan bahwa prevalensi dan insidensi DMT2 tertinggi pada tahun 2017 sebesar 5.051 dan 653 masing-masing; jenis kelamin terbanyak pada setiap tahun adalah wanita sebesar 584–3.333 dengan rasio pria:wanita tertinggi 1:2 pada tahun 2017; kelompok usia dengan prevalensi tertinggi adalah 55–65 tahun sebesar 3.468 (39,53%); dan lima komorbid tertinggi adalah hipertensi (35,68%), katarak (6,01%), osteoartritis (3,58%), tuberkulosis paru (2,92%), dan dispepsia (2,91%). Simpulan penelitian ini adalah prevalensi dan insidensi DMT2 di RSUD Al-Ihsan tinggi dengan pasien terbanyak wanita, lanjut usia, dan komorbid hipertensi.
Karakteristik Penderita Drop Out Pengobatan Tuberkulosis Paru di Garut Nevi Nurkomarasari; Titik Respati; Budiman Budiman
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2943.891 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v2i1.1526

Abstract

Tuberkulosis masih menjadi masalah penyakit infeksi di dunia termasuk di Indonesia. Walaupun penggunaan Directly Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy (DOTS) sebagai terapi yang direkomendasikan World Helath Organization (WHO) dipergunakan, kasus drop out masih cukup tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan faktor yang mempengaruhi kejadian drop out di Puskesmas Sukamerang, Garut selama tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan instrument penelitian berupa kuesioner yang didasarkan pada petunjuk perawatan TB yang diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan. Subjek adalah semua penderita TB yang drop out selama pengobatan di Puskesmas Sukamerang, Garut sejumlah 30 orang. Analisis data dilakukan menggunakan statistical programme for social sciense (SPSS) versi 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien TB drop out adalah laki-laki dengan usia <35 tahun, pendidikan tamat SMP, pendapatan di bawah upah minimum regional dan bekerja sebagai buruh. Tingkat pengetahuan tentang TB paru penderita drop out pengobatan TB paru dan sikap mereka termasuk kurang baik walaupun peran pengawas menelan obat (PMO) telah cukup baik. Masalah tersebut ditambah dengan sulitnya akses menuju pelayanan kesehatan. Upaya penting dalam penanganan kasus TB adalah bagaimana memotivasi penderita agar mereka mau menyelesaikan pengobatan sesuai dengan program yang ditetapkan. Untuk mewujudkan upaya tersebut, diharapkan program penanggulangan TB paru dapat meningkatkan upaya penjaringan penderita TB paru dan meningkatkan strategi pelaksanaan pengobatan TB paru melalui penyebaran informasi tentang pengobatan TB paru dan peningkatan peranan PMO. CHARACTERISTICS OF DROP OUT PATIENTS DURING TREATMENT OF PULMONARY TUBERCULOSIS IN GARUTTuberculosis is still one of the major infectious disease in the world including Indonesia. Although the therapy using Directly Observed Treatment Short course Chemotherapy (DOTS) recomended by World Health Organization has been used, the drop out cases is still high. This study aim was to describe factors contributing to drop out cases in Sukamerang Health Center, Garut during year 2011. This was a cross sectional study using standard questionairres based on Ministry of Health Tuberculosis handbook. Subjects were all , 30  drop out patients during medication at Sukamerang Health Center. Statistical Programee for social science (SPSS) version 17 was used to analize the result. The study results showed  that majority of drop out cases were male less than 35 years old with junior high school education and monthly earning of less than IDR 800.000. Knowledge of TB and attitude towards medication were not satisfactory although the role of pengawas minum obat (PMO) was quite good. The results showed that the problem was heightened by their difficulty to access the health services. The important aspect in the treatment of tuberculosis is determining how to motivate people to complete the treatment in accordance with the established regiment. To achieve that, various pulmonary TB control programs needs to be enhanced to assist pulmonary TB patients.