Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU DESA KARANGKATES UNTUK MENCAPAI ZERO WASTE Anis Artiyani; Dwi Ana Anggorowati
Industri Inovatif : Jurnal Teknik Industri Vol 9 No 1 (2019): Inovatif Vol. 9 No. 1
Publisher : Prodi Teknik Industri S1 Institut Teknologi Nasional Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/industri.v9i1.376

Abstract

Desa Karangkates berupaya untuk menyelesaikan permasalahan sampah dimana volume sampahsangat berdampak pada lingkungan disekitarnya, maka dari itu direncanakan pengelolaan sampah dengan sistem3 R yaitu : Reduce (Mengurangi), Reuse (Menggunakan Kembali), dan Recycle (Mendaur Ulang). Penyediakansarana dan prasarana kebersihan. Pengolahan Sampah Terpadu di Desa Karangkates untuk mencapai Zero Wastebisa dilaksanakan. Data komposisi dapat diketahui jenis sampah yang paling banyak yaitu sampah basah atausisa makanan dan daun sebesar 54,48 % dimana sampah basah tersebut akan di buat pengomposan. Tersedianyasemua fasilitas yang dibutuhkan dalam proses pengelolaan sampah termasuk pengadaan peralatan, sarana danprasarana yang bisa digunakan oleh penduduk untuk memilah milah sampah sejak berada di TPST. Dari hasilpengolahan data bahwa kelompok ibu rumah tangga lebih banyak mendominasi kegiatan pengolahan sampah,terutama pengolahan sampah organik yang kemudian menjadi kompos. Di Desa Karangkates organisasi yangberasal dari masyarakat seperti PKK membina bagaimana memanfaatkan sampah dan mengembangkan polapikir masyarakat tentang pentingnya pengolahan sampah sebagai peningkatan ekonomi dengan pendirian banksampah.
PENERAPAN MESIN PENGOLAHAN BUAH KELAPA UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI KELOMPOK TANI DI KELURAHAN RAMPAL CELAKET MALANG Sanny Andjar Sari; Prima Vitasari; Candra Dwiratna Wulandari; Anis Artiyani; I Nyoman Sudiasa
Industri Inovatif : Jurnal Teknik Industri Vol 7 No 2 (2017): Inovatif Vol. 7 No. 2
Publisher : Prodi Teknik Industri S1 Institut Teknologi Nasional Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelompok Tani Bersahaja merupakan Urban Farm yang berada di tengah perkotaan,terletak di wilayah RW 01 Kelurahan Rampal Celaket Kota Malang. Kelompok tani yang bergerak di bidang tanaman organik dengan cara memanfaatkan pekarangan di lingkungan rumah tempat tinggal anggota. Selain tanaman organik pada Kelompok Tani Bersahaja juga menghasilkan berbagai macam produk olahan buah kelapa diantaranya berbagai macam kue dari buah kelapa.Kemitraan dan kerjasama dijalin oleh kelompok Bersahaja dengan berbagai kelompok antara lain dengan Kelompok Tani Sengguruh. Sejalan dengan perkembangan pengetahuan serta kesadaran yang semakin tinggi dari masyarakat akan manfaat tanaman organik khususnya di wilayah Malang raya, telah banyak masyarakat baik secara individu maupun kelompok/organisasi PKK, pemuda, atau kelurahan yang datang untuk belajar budidaya tanaman hortikultura organik. Media yang digunakan adalah campuran tanah, sekam, dan pupuk kandang, tanpa menggunakan pupuk kimia serta tidak menggunakan pestisidaPada kegiatan pengabdian ini akan dibuat mesin pengolahan buah kelapa yang menggunakan motor listrik untuk menggerakkan motor mesin pengolahan buah kelapa Dengan adanya mesin pengolahan buah kelapa ini diharapkan dapat mempercepat waktu proses pengolahan buah kelapa
KEMAMPUAN FILTRASI UPFLOW PENGOLAHAN FILTRASI UP FLOW DENGAN MEDIA PASIR ZEOLIT DAN ARANG AKTIF DALAM MENURUNKAN KADAR FOSFAT DAN DETERJEN AIR LIMBAH DOMESTIK Anis Artiyani; Nano Heri Firmansyah
Industri Inovatif : Jurnal Teknik Industri Vol 6 No 1 (2016): Inovatif Vol. 6 No. 1
Publisher : Prodi Teknik Industri S1 Institut Teknologi Nasional Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah cair rumah tangga merupakan salah satu bahan sisa dari aktivitas manusia sehari-hari. Air buangan dari kamar mandi, WC, tempat cuci atau tempat memasak di bedakan menjadi black water dan grey water, jenis limbah yang akan diolah pada penelitian ini yaitu grey water. Penelitian ini akan dilakukan pengolahan secara fisik yaitu proses pengolahan limbah tanpa adanya reaksi kimia atau biologi, tahapan pemisahan materi tersuspensi dari fase fluidanya dengan proses filtrasi up flow. Filtrasi up flow yaitu proses filtrasi dimana air mengalir secara vertikal dari bawah ke atas. Pengolahan limbah cair domestik (grey water) dengan proses filtrasi up flow menggunakan media pasir, zeolit dan arang aktif tempurung kelapa. Pengolahan filtrasi up flow bertujuan untuk menyisihkan konsentrasi deterjen dan fosfat dengan variasi ketinggian media: reaktor 1 (RI) tinggi 10 cm pasir : zeolit 15 cm : arang aktif : 15 cm; reaktor 2 (R2) tinggi 15 cm pasir : 15 cm zeolit : 10 cm arang aktif; reaktor 3 (R3) tinggi 15 cm pasir : 10 cm zeolit : 15 cm arang aktif dan variasi waktu operasional 70 menit, 80 menit, 90 menit, 100 menit, 110 menit dengan debit 10 ml/detik. Prosentase penurunan konsentrasi deterjen dan fosfat tertinggi pada Reaktor 1 dengan nilai prosentase penyisihan deterjen sebesar 62.78% dan prosentase penyisihan fosfat sebesar 67.71%. Dengan demikian filtrasi Up flow dengan variasi ketinggian media dan waktu operasional mampu menurunkan kadar deterjen dan fosfat.
PENINGKATAN HASIL PRODUKSI PANEN PADI DENGAN PENGGUNAAN MESIN PERONTOK PADI TIPE JERAMI (THROW IN) Dwi Ana Anggorowati; Erni Junita Sinaga; Anis Artiyani
Industri Inovatif : Jurnal Teknik Industri Vol 5 No 2 (2015): inovatif Vol. 5 No. 2
Publisher : Prodi Teknik Industri S1 Institut Teknologi Nasional Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Ngadirejo Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang, yang mempunyai program kerja antara lainpeningkatan kualitas produksi padi untuk menuju swasembada beras. Desa Ngadirejo adalah salah satu desadiantara 7 (tujuh) desa yang termasuk wilayah Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang. Luas wilayah desaNgadirejo 466.232 Ha terdiri dari pemukiman seluas 90.332 Ha, tegalan seluas 185 Ha dan area persawahanseluas 179 Ha lain-lain seluas 11.900 Ha.Dari hasil pengamatan di desa Ngadirejo Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang dapat disimpulkanbahwa petani membutuhkan sarana alat perontok padi, yang saat ini masih menggunakan sistem yang sederhanadengan memukul-mukulkan ikatan padi pada papan yang terbuat dari kayu.Pada kegiatan pengabdian ini akan diterapkan mesin perontok padi dengan tipe jerami (throw in)berbahan bakar bensin untuk menggerakkan motor penggerak motor bensin berdaya 6 hp /3600 rpm (4,48 kw),perontok padi dengan kapasitas hasil rontokkan 200kg/jam dan hanya membutuhkan 2 orang pekerja. Sehinggadengan diterapkannya mesin perontok padi ini diharapkan dapat mempercepat proses perontokkan danmeningkatkan jumlah padi yang dirontokkan.
PENERAPAN ALAT PENGERING RENGGINANG DI DESA TIRTOMARTO KECAMATAN AMPELGADING KABUPATEN MALANG Erni Junita Sinaga; Anis Artiyani; Erni Yulianti; Harimbi Setyawati
Industri Inovatif : Jurnal Teknik Industri Vol 10 No 1 (2020): Inovatif Vol. 10 No. 1
Publisher : Prodi Teknik Industri S1 Institut Teknologi Nasional Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/industri.v10i1.2534

Abstract

UKM camilan rengginang yang berada di Desa Tirtomarto, Kecamatan Ampelgading, Malang. UKM camilan rengginang yang bergerak dalam bidang olahan makanan ini juga menjadi dampak dari perkembangan teknologi yang pesat, UKM camilan rengginang ini memproduksi olahan makanan yaitu rengginang, kerupuk. Dalam proses produksinya, UKM camilan rengginang ini setiap harinya mampu mengolah sebanyak 100 kilogram beras ketan perhari dengan proses produksi yang masih sangat sederhana. Selain itu, kendala dalam hal peningkatan produksi yang lainnya ialah pada saat proses pengeringan, karena dalam hal ini masih mengandalkan sinar matahari. Sehingga ketergantungan pada kondisi iklim saat pengeringan, menjadikan persoalan tersendiri. Ini mengakibatkan tidak bisa mengoptimalkan kapasitas produksi, karena proses pengeringan tergantung pada intensitas cahaya matahari, yang memerlukan tempat yang sangat luas. Selain itu, higienis produk juga menjadi faktor yang tidak diperhatikan. Selama ini, proses penurunan kadar air rengginang dilakukan dengan menjemur di bawah sinar matahari selama lebih kurang 1-2 hari. Proses pengeringan secara konvensional yang dilakukan memiliki beberapa kelemahan yaitu rendahnya higienitas produk, konsumsi waktu pengeringan dan intensitas matahari yang tidak merata sepanjang hari. Hasil penelitian diperoleh keefektifan waktu dengan perbandingan waktu standart (Ws) alat baru sebesar 23,56 menit dan untuk alat lama waktu standart (Ws) sebesar 487,13 atau 8,11 jam dan output standart (Os) alat baru sebesar 2,1 kg / jam sedangkan output standart (Os) alat lama sebesar 0,102 kg / jam
Sintesis Media Tanam dari Kulit Singkong dengan Penambahan Abu Bagasse sebagai Porogen Nanik Astuti Rahman; Iryanti Fatyasari Nata; A. Anis Artiyani; M. Masrurotul Ajiza; L. Lalu Mustiadi; Aladin Eko Purkuncoro
Buletin Profesi Insinyur Vol 4, No 1 (2021): Buletin Profesi Insinyur (Januari-Juni)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/bpi.v4i1.95

Abstract

Penggunaan serbuk kulit singkong, selain menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman, pengalihan bentuk kulit singkong menjadi serbuk dimaksudkan untuk memperbesar porinya sehingga air akan terperangkap didalamnya. Pembuatan media tanam ini dilakukan dengan cara membersihkan kulit singkong dari kotoran menempel, mengeringkan dan mengecilkan ukurannya dengan blender. Serbuk kulit singkong dicampurkan dengan arang bagasse dan tanah dengan ratio (%w/w) 50%, 45% dan 5%. Campuran yang sudah dicampur homogen didiamkan selama 10 menit, setelah itu media tanam siap diaplikasikan.  Kegiatan ini dilakukan di Desa Ngenep, Karangploso Kabupaten Malang. Untuk mendapatkan media tanam yang baik, campuran antara serbuk kulit singkong, sekam padi dan tanah berturut-turut adalah 55%; 45%; 5%. Kandungan unsur hara yang terdapat dalam media tanam dari kulit singkong ini adalah 2,9% N, 3,0% P dan 3,5% K.Kata kunci: kulit singkong, media tanam, arang bagasse, porogen
Pengembangan Aplikasi Radio Streaming Online Pada Android Mobil: Aplikasi Radio Streaming Mohammad Ibrahim Ashari; Michael Ardita; Anis Artiyani
ALINIER: Journal of Artificial Intelligence & Applications Vol. 2 No. 2 (2021): ALINIER Journal of Artificial Intelligence & Applications
Publisher : Program Studi Teknik Elektro S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603 KB) | DOI: 10.36040/alinier.v2i2.4373

Abstract

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi mendukung dalam kemajuan smartphone dalam pengembangan akan radio streaming. Radio streaming merupakan salah satu aplikasi yang terdapat pada smartphone. Salah satu radio streaming yang terus berkembang adalah TuneIn Radio. Pada aplikasi ini belum ditampilkan informasi berapa banyak pengguna aplikasi tersebut yang sedang mendengarkan setiap stasiun radio yang tersedia pada aplikasi tersebut. Dalam pembuatan pengembangan aplikasi radio streaming ini digunakan aplikasi Eclipse untuk dapat diterapkan ke dalam telepon genggam berbasis android. Sehingga aplikasi yang dibuat dapat menampilkan informasi pada pengguna banyaknya pendengar yang sedang mendengarkan setiap stasiun radio yang tersedia.
Utilization of Arduino as Incinerator Control Using Temperature Sensor Mohammad Ibrahim Ashari; Anis Artiyani
IJISTECH (International Journal of Information System and Technology) Vol 6, No 3 (2022): October
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Tunas Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30645/ijistech.v6i3.250

Abstract

The waste problem is part of the dynamics of human life. Every human activity must produce waste. Garbage is a pollution that interferes with the health and comfort of the community. Solid waste management is a challenge for developing countries, mainly due to the increase in waste generation. Garbage results in high city budget costs related to its management. One of the impacts of urban development is an increase in the volume of waste. This requires improvement of facilities and infrastructure against limited land. For this reason, good and efficient waste management is needed. In general, waste disposal that does not meet environmental health requirements can result in, among other things, breeding grounds and nests of insects and rats, becoming a source of pollution and contamination of soil, water and air, becoming a source and a place to live. live germs that endanger health. Based on this, the researchers made a tool in the form of a furnace that can be used for waste treatment and burning garbage. From the results of the overall tool testing, to obtain optimal combustion results in the mass of waste (4 Kg) and the combustion temperature setting (200 oC- 300 oC) is fixed, the minimum burning time is 30 minutes
Utilization of Arduino as Incinerator Control Using Temperature Sensor Mohammad Ibrahim Ashari; Anis Artiyani
IJISTECH (International Journal of Information System and Technology) Vol 6, No 3 (2022): October
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Tunas Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30645/ijistech.v6i3.250

Abstract

The waste problem is part of the dynamics of human life. Every human activity must produce waste. Garbage is a pollution that interferes with the health and comfort of the community. Solid waste management is a challenge for developing countries, mainly due to the increase in waste generation. Garbage results in high city budget costs related to its management. One of the impacts of urban development is an increase in the volume of waste. This requires improvement of facilities and infrastructure against limited land. For this reason, good and efficient waste management is needed. In general, waste disposal that does not meet environmental health requirements can result in, among other things, breeding grounds and nests of insects and rats, becoming a source of pollution and contamination of soil, water and air, becoming a source and a place to live. live germs that endanger health. Based on this, the researchers made a tool in the form of a furnace that can be used for waste treatment and burning garbage. From the results of the overall tool testing, to obtain optimal combustion results in the mass of waste (4 Kg) and the combustion temperature setting (200 oC- 300 oC) is fixed, the minimum burning time is 30 minutes
Alternative Determination of TPS Waste Management in Karangkates Village, Malang Regency Based on Local Wisdom Nenny Roostrianawaty; Anis Artiyani; Candra Dwi Ratna; Reza Firman Ardiansyah; Nikki Reallyari; Marell Sudarman Santoso; Devina Oktavia; Diva Tri Fena
Formosa Journal of Applied Sciences Vol. 2 No. 1 (2023): January, 2023
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/fjas.v2i1.2758

Abstract

Karangkates Village has problems in handling waste where as the population increases, the amount of waste generated increases. The Temporary Waste Storage Site (TPS) is no longer able to accommodate the rate of waste generation, so a waste management plan at the TPS is needed to help with existing waste handling problems. There are 2 alternative waste management approaches that are expected to be used as a solution to solving the waste problem, namely TPST and TPS3R. The concept of integrated waste management includes the activities of reducing, sorting, collecting, utilizing, transporting and processing. TPS 3R is carried out by processing wet and dry waste which aims to reduce the amount of waste generation. Waste management at TPS in general as an effort to empower the community requires special stages that lead to local wisdom. Efforts to reduce household waste Waste disposed of in excavations based on its type, namely organic and inorganic waste. Organic waste is left alone because over time it will decompose along with the soil and make it fertile, while inorganic waste is burned because it cannot decompose naturally. This is pro-environmental behavior. With increasing globalization and lack of land in the region, waste is picked up by garbage collectors and dumped at the final collection point. Environmental knowledge, local wisdom, and environmental attitudes are classified as very significant and make a real contribution to people's behavior in managing waste in housing.