Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

PENGARUH MASSA MAGNESIUM SILIKAT (MAGNESOL) DAN WAKTU OPERASI PADA PROSES PEMURNIAN BIODIESEL A. Jatyaraga, Bagas; K. Atmadja, Leonardo; A. Anggorowati, Dwi; Setyawati, Harimbi
Konversi Vol 4, No 1 (2015): April 2015
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v4i1.258

Abstract

Abstrak-Proses pemurnian biodiesel menggunakan metode pencucian kering telah berhasil dilakukan. Biodiesel yang digunakan berasal dari minyak jelantah. Secara keseluruhan biodiesel yang dimurnikan dengan metode pencucian kering mengalami peningkatan kualitas. Waktu reaksi dan jumlah magnesol yang digunakan sangat mempengaruhi proses pemurnian biodiesel. Kondisi terbaik didapatkan pada waktu reaksi 60 menit dan jumlah magnesol 2 %w/w. Densitas, viskositas,titik nyala, angka setana, gliserol bebas dan gliserol total mengalami peningkatan kualitas masing-masing sebesar 3%, 34%, 7%, 22%, 48% dan 38%. Kata Kunci: biodiesel, pencucian kering, magnesol Abstract-Biodiesel purification process using a dry cleaning method has been successfully performed. Biodiesel is derived from used cooking oil. Overall purified biodiesel dry washing method to increase the quality. Reaction time and amount used magnesol greatly affect biodiesel purification process. The best conditions obtained at reaction time of 60 minutes and the amount of magnesol 2% w / w. Density, viscosity, flash point, cetane number, free glycerol and total glycerol increased the quality are  3%, 34%, 7%, 22%, 48% and 38%, respectively. Keyword: biodiesel, dry cleaning, magnesol
SINTESIS BIODIESEL DARI MINYAK SISA PAKAI DENGAN VARIASI WAKTU REAKSI DAN UKURAN Ba(OH)2 SEBAGAI KATALIS Lisdayanti, Rahajeng; Putri, Chrysant Arasati; Setyawati, Harimbi
Jurnal Teknik Kimia Vol 8, No 1 (2013): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v8i1.708

Abstract

Ketersediaan bahan bakar fosil yang makin menipis jumlahnya menjadi pemicu bagi para peneliti untuk mengeksploarasi bahan bakar alternative terbaru-kan. Biodisel merupakan salah satu bahan bakar aternatif yang banyak dikembangkan, mulai dari teknologi, proses maupun bahan bakunya. Bahan baku yang sering digunakan berasal dari sawit, kelapa, zaitun, kanola maupun alpokat yang jika digunakan terus menerus akan menimbulkan masalah baru dibidang pangan. Minyak sisa pakai yang masih mengandung asam lemak menjadi salah satu bahan yang potensial sebagai bahan baku biodisel. Penggunaan katalis heterogen (Ba(OH)2.8H2O)pada variasi ukuran (25 dan 60 mesh) dan waktu reaksi (80–120 menit) sangat mempengaruhi biodisel yang dihasilkan. Biodisel dengan karakteristik terbaik didapatkan pada waktu reaksi selama 100 menit dengan ukuran katalis 60 mesh. Yield metil ester yang dihasilkan sebesar 86,8%.
PENGARUH WAKTU KONTAK DAN UKURAN ADSORBEN TERHADAP PEMURNIAN BIOETANOL DARI KULIT NANAS Setyawati, Harimbi; Rahman, Nanik Astuti; -, Solekah
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA Technoscientia Vol 4 No 2 Februari 2012
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), IST AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.631 KB) | DOI: 10.34151/technoscientia.v4i2.508

Abstract

The use of food as an alternative feedstock fuels, bioethanol, can threaten food security if not done wisely in its management. To cope with that then developed the fermentation of food waste that still contain carbohydrates, in this study used pineapple rinds juice as raw material for bioethanol. Ethanol produced still contains a little ethanol, despite the rise of distilled ethanol does not increase levels of purification process that takes another alternative, namely adsorption. Adsorbent used is a synthetic zeolite. From the results showed that the adsorption process can be increased ethanol content.
EFEKTIFITAS BIJI KELOR DAN TAWAS SEBAGAI KOAGULAN PADA PENINGKATAN MUTU LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU Setyawati, Harimbi; Sinaga, Erni Junita; Wulandari, Luluk Sutri; Sandy, Faradilla
Jurnal Teknik Kimia Vol 12, No 2 (2018): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v12i2.1084

Abstract

Limbah cair industri tahu merupakan salah satu sumber pencemar yang mengandung bahan organik yang tinggi sehingga dibutuhkan pengolahan limbah yang memadai. Dalam upaya mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh limbah cair, maka proses pengolahan limbah wajib dilakukan sebelum limbah tersebut dibuang ke badan perairan. Dalam penelitian ini akan dilakukan proses pengolahan limbah cair industri tahu dengan proses koagulasi flokulasi. Proses ini disertai dengan penambahan koagulan organik (biji kelor) dan koagulan anorganik (aluminium sulfat). Penelitian ini menggunakan variasi kecepatan pengadukan cepat, yaitu 80 rpm, 90 rpm, 100 rpm, 110 rpm, dan 120 rpm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil terbaik yaitu pada penggunaan koagulan organik biji kelor. Dimana koagulan dapat menurunkan kadar BOD hingga 100 mg/L, kadar COD hingga 96 mg/L, dan juga kadar TSS hingga 98 mg/L DOI : https://doi.org/10.33005/tekkim.v12i2.1084
FORMULASI BIOETANOL PADAT DENGAN VARIASI GELLING AGENT SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF YANG RAMAH LINGKUNGAN Anggorowati, Dwi Ana; Setyawati, Harimbi; S., Dian Kurnia; S., Mona Riso
Jurnal Industri Inovatif Vol 4 No 2 (2014): Jurnal Industri INOVATIF
Publisher : PRODI TEKNIK INDUSTRI S1 ITN MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bioetanol merupakan bahan bakar alternatif yang potensial karena sumbernya mudah diperbarui. Bioetanol berasal dari produk fermentasi yang terbentuk dari substrat yang mengandung karbohidrat. Bioetanol memiliki sifat fisik yang tidak berwana, berbentuk cair, mudah menguap, mudah terbakar dan memiliki bau yang spesifik. Karena sifat fisiknya tersebut maka bioetanol dalam bentuk cair kurang aman dan kurang praktis dalam proses mobilisasi, selain itu bioetanol dalam bentuk cair penggunaannya kurang luas. Oleh karena itu diperlukanperubahan sifat fisik bioetanol menjadi padat/gel agar lebih aman, praktis, serta luas pemanfaatannya, yaitu dapat digunakan untuk kegiatan militer, digunakan pada area bencana, lokasi pegunungan / hutan, di pesawat terbang maupun untuk kepentingan sehari-hari seperti memanaskan makanan pada meja makan di acara pesta. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jumlah dan jenis zat pemadat yang sesuai agar dihasilkan bioetanol gel yang memiliki bentuk fisik baik dan kalor pembakaran yang tinggi. Pada penelitian ini, digunakan rasio larutan dari beberapa macam zat pemadat diantaranya asam stearate, bentonit, xanthan gum, kalsium asetat, dan karagenan. Rasio larutan untuk bioethanol yang digunakan adalah 85%, 87.5%, 90%, 92.5%, and 95%. Hasil terbaik didapat pada bioethanol padat dengan zat pemadat asam stearate dengan nilai kalor sebesar 3850.87Kkal/k, Laju pembakaran sebesar 1.41509 gram/menit dan Residu hasil pembakaran sebesar 5%
PENERAPAN MESIN PERAJANG RUMPUT DI DESA NGADIREJO KECAMATAN KROMENGAN KABUPATEN MALANG Sari, Sanny Andjar; Setyawati, Harimbi; L.A, Salammia; Indriani, Sri
Jurnal Industri Inovatif Vol 5 No 2 (2015): Jurnal Industri INOVATIF
Publisher : PRODI TEKNIK INDUSTRI S1 ITN MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Umumnya para peternak memberikan rumput gajah dengan cara memotong rumput tersebut dengan sabit, dimana  alat  ini  mempunyai  banyak  kekurangan,  antara  lain  hasil  potongan  sabit  mempunyai  ukuran  panjang yang  bervariasi,  dan  kapasitasnya  sedikit,  sehingga  untuk  memenuhi  kebutuhan  rumput  ternak  memerlukan banyak waktu dan tenaga (10 menit untuk 35 kg rumput gajah).  Berkaitan  dengan  hal  tersebut  maka  diperlukan  alat  perajang  rumput  ternak,  yang  berfungsi  untuk merajang  bahan  baku  (rumput  gajah)  agar  didapat  bahan  rumput  dengan  ukuran  tertentu,  supaya  aman dikonsumsi oleh sapi. Dengan diterapkannya mesin perajang rumput ini diharapkan kuantitas maupun kualitas hasil rajangan rumput  (pakan sapi) menjadi meningkat sehingga dapat menghasilkan sapi yang sehat.  
SERBUK BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES KOAGULASI FLOKULASI LIMBAH CAIR PABRIK TAHU Setyawati, Harimbi; Krismantono, Mawan; Nisa, Dinda An; Hastuti, Rakhmawati
Jurnal Industri Inovatif Vol 7 No 2 (2017): INDUSTRI INOVATIF - JURNAL TEKNIK INDUSTRI
Publisher : PRODI TEKNIK INDUSTRI S1 ITN MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah cair industri tahu mengandung bahan-bahan organik yang sangat tinggi. Senyawasenyawa organik di dalam limbah cair tersebut berupa protein, karbohidrat, lemak dan minyak.Berdasarkan analisa limbah cair industri kecil tahu di karangploso diketahui bahwa limbah cairindustri tahu mengandung COD (1247 mg/l), BOD (997 mg/l), TSS (587,5 mg/l) dan pH 3,7. Olehsebab itu, limbah cair tersebut harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan untukmengurangi kandungan pencemar yang menyertai limbah tersebut. Salah satu koagulan alternatif yang dapat digunakan adalah serbuk biji kelor. Penelitian ini menggunakan serbuk biji kelor dengan kadar air 10 %. Variasi dosis koagulan yang digunakan 2000, 3000, 4000, 5000 mg/500 ml limbah cair tahu, ukuran koagulan 70 mesh dengan pH awal adalah 3,7. Waktu pengandukan optimum yang diperoleh adalah 2-3 menit dengan penurunan COD 280 mg/L, BOD 112 mg/L, TSS 100,4 pada dosis koagulan 2000 mg/500 ml, dan ukuran partikel koagulan 70 mesh dengan pH akhir adalah 3,9 , sehingga dapat disimpulkan bahwa biji kelor dapat digunakan sebagai koagulan yang efektif karena persentase penurunan yang diperoleh di atas 50 %
PENERAPAN PENGGUNAAN SERBUK BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES KOAGULASI FLOKULASI LIMBAH CAIR PABRIK TAHU DI SENTRA INDUSTRI TAHU KOTA MALANG Setyawati, Harimbi; LA, ST Salamia; Sari, Sanny Andjar
Jurnal Industri Inovatif Vol 8 No 1 (2018): INDUSTRI INOVATIF - JURNAL TEKNIK INDUSTRI
Publisher : PRODI TEKNIK INDUSTRI S1 ITN MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah cair industri tahu mengandung bahan-bahan organik yang sangat tinggi. Senyawa-senyawa organik di dalam limbah cair tersebut berupa protein, karbohidrat, lemak dan minyak. Berdasarkan analisa limbah cair industri kecil tahu di karangploso diketahui bahwa limbah cair industri tahu mengandung COD (1247 mg/l), BOD (997 mg/l), TSS (587,5 mg/l) dan pH 3,7. Oleh sebab itu, limbah cair tersebut harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan untuk mengurangi kandungan pencemar yang menyertai limbah tersebut. Salah satu koagulan alternatif yang dapat digunakan adalah serbuk biji kelor. Kegiatan pengabdian ini menggunakan serbuk biji kelor dengan kadar air 10 %. Variasi dosis koagulan yang digunakan 2000, 3000, 4000, 5000 mg/500 ml limbah cair tahu, ukuran koagulan 70 mesh dengan pH awal adalah 3,7. Waktu pengandukan optimum yang diperoleh adalah 2-3 menit dengan penurunan COD 280 mg/L, BOD 112 mg/L, TSS 100,4 pada dosis koagulan 2000 mg/500 ml, dan ukuran partikel koagulan 70 mesh dengan pH akhir adalah 3,9 , sehingga dapat disimpulkan bahwa biji kelor dapat digunakan sebagai koagulan yang efektif karena persentase penurunan yang diperoleh di atas 50 %.
PENERAPAN MESIN PENGOLAHAN KOMPOS UNTUK PENINGKATAN HASIL PRODUKSI KOMPOS ORGANIK PADA URBAN FARM KELURAHAN RAMPAL CELAKET KOTA MALANG Hutabarat,, Julianus; Setyawati, Harimbi; Anggorowati, Dwi Ana
Jurnal Industri Inovatif Vol 6 No 2 (2016): Jurnal Industri INOVATIF
Publisher : PRODI TEKNIK INDUSTRI S1 ITN MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelompok Tani Bersahaja merupakan  Urban Farm yang berada di tengah perkotaan,terletak di wilayah RW  01  Kelurahan  Rampal  Celaket  Kota  Malang.  Kelompok  tani  yang  bergerak  di  bidang  tanaman  organik dengan cara memanfaatkan pekarangan di lingkungan rumah tempat tinggal anggota. Kegiatan bertanam sayuran  ini pada awalnya sebagai salah satu kegiatan hoby ibu-ibu kemudian berkembang sebagai peluang bisnis untuk menambah pendapatan keluarga. Serta untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sayuran keluarga yang bebas dari pestisida, bersih untuk dikonsumsi dan sayuran yang masih fresh, membuat tanaman dalam polibag, vertikultur, dan vertiminaponik.  Selain menghasilkan tanaman dan sayuran organik, kelompok tani ini juga memproduksi pupuk/kompos, dimana pada proses pembuatannya masih dilakukan secara manual, perajangan bahan pupuk/kompos dipotong-dipotong dengan pisau sederhana dalam jumlah banyak dan ukuran yang dihasilkan juga tidak seragam. Hal ini tentunya  sangat  menyulitkan  bagi  para  petani,  dikarenakan  tiap  bulannya  untuk  permintaan  kompos  sangat banyak. Pada  kegiatan  pengabdian  ini  akan  dibuat  mesin  perajang  bahan  dan  mesin  pengayak  kompos,  yang menggunakan motor bensin untuk menggerakkan motor penggerak perajang. Dengan adanya mesin pengolahan kompos terutama mesin perajang bahan dan mesin pengayak kompos ini diharapkan dapat mempercepat waktu proses untuk merajang dan mengayak bahan kompos, serta untuk meningkatkan kualitas produksi kompos.
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN PENGHANCUR SAMPAH UNTUK KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN MALANG Budiharti, Nelly; Gustopo, Dayal; Setyawati, Harimbi; Sari, Sanny Andjar
Jurnal Industri Inovatif Vol 3 No 1 (2013): Jurnal Industri INOVATIF
Publisher : PRODI TEKNIK INDUSTRI S1 ITN MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sampah adalah suatu bahan yang terbuang dari aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Pada dasarnya masalah tentang sampah adalah masalah yang harus ditangani secara serius, seperti halnya di wilayah RW III Kelurahan Sukun Kecamatan Sukun Malang. Proses pengolahan sampah di wilayahRW III Kelurahan Sukun Kecamatan Sukun Malang belum dilakukan secara maksimal. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memaksimalkan potensi yang ada pada wilayah tersebut terutama para kader karang taruna dan masyarakat untuk melakukan pengolahan sampah secara terpadu, terutama untuk pengolahan sampah organik, yang dapat digunakan untuk pupuk, kompos dan lainnya.Mesin penghancur sampah terdiri dari motor penggerak menggunakan mesin mobil dengan putaran di atas 2000 rpm. Mesin mobil ini untuk menggerakkan dua buah pulley untuk dua buah poros pisau. sistem penggerak untuk meneruskan putaran dari mesin mobil ke alat penghancur sampah diperlukan mekanisme yangpraktis, oleh karena itu dibutuhkan sistem penggerak yang dapat meningkatkan efisiensi. Dari hasil perancangan didapatkan waktu baku mesin penghancur sampah adalah 2,99 jam/kg dan output standartnya 179 kg/jam, dengan kapasitas mesin penghancur yang sangat besar diharapkan dapat meningkatkan hasil penghancuran sampah organik.