Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

DARI TRADISIONAL KE MODERN: K.H. HIDAYAT RUHIYAT SIRODJ DAN PESANTREN ALBIDAYAH TAHUN 1971-2011 Ratna Isnaeni Tesdy; Ayi Budi Santosa
FACTUM: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah Vol 7, No 2 (2018): Sejarah Dunia dan Peran Tokoh
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia dan APPS (Asosiasi Pendidik dan Peneliti Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/factum.v7i2.15605

Abstract

Studi ini bertujuan untuk mengelaborasi pengaruh kepemimpinan Kiai Haji Yayat Ruhiyat Sirodj terhadap perkembangan pendidikan pondok pesantren. Pesantren Albidayah merupakan pesantren modern yang masih mempertahankan unsur-unsur tradisional. Perkembangan pondok Pesantren Albidayah tidak terlepas dari salah satu tokoh yang pernah memimpin, yaitu Kiai Haji Yayat Ruhiyat Sirodj. Masalah utama yang dikaji dalam penelitian ini ialah “bagaimana sistem pendidikan pondok Pesantren Albidayah pada masa Kiai Haji Yayat Ruhiyat Sirodj pada tahun 1971-2011?”. Permasalahan tersebut dikaji dengan menggunakan metode historis, yang meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Dalam pengumpulan data dan sumber penelitian, menggunakan studi literatur dan wawancara terhadap saksi sejarah sebagai narasumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pondok Pesantren Albidayah di bawah kepemimpinan Kiai Haji Yayat Ruhiyat Sirodj memiliki perkembangan yang signifikan dalam bidang pendidikan. Berawal dari pendidikan pesantren tradisional (salafi) berkembang menjadi pesantren modern (khalafi) dengan menggabungkan pengetahuan agama dan pengetahuan umum. Perubahan sistem pendidikan pada masa kepemimpinan Kiai Haji Yayat Ruhiyat Sirodj yaitu dengan menjadikan Pesantren Albidayah sebagai lembaga pendidikan resmi di bawah pemerintah dengan mendirikan SP-IAIN (Sekolah Persiapan-Institut Agama Islam Negeri) pada tahun 1971. Kemudian pada tahun 1993 didirikan Madrasah Aliyah (MA) Albidayah dan tahun 2006 didirikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Terpadu Albidayah. Kurikulum yang digunakan oleh Pesantren Albidayah yaitu Kurikulum Terpadu yang meliputi Kurikulum Pesantren, Kurikulum Kemendikbud, dan Kurikulum Kementrian Agama
Model of History Education Laboratory Management Tarunasena Tarunasena; Ayi Budi Santosa; Iing Yulianti
FACTUM: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah Vol 9, No 1 (2020): Model-Model Pembelajaran Sejarah
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia dan APPS (Asosiasi Pendidik dan Peneliti Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/factum.v9i1.21693

Abstract

The background of this research is based on the importance of forming professionalhistory teacher candidates in accordance with the above mentioned expectations,the Department of Historical Education needs to empower and develop the HistoryLaboratory as a superior program. The History Education Laboratory is centered onthe field of science, a place of authority and academic integrity. The HistoryEducation Laboratory was formed in order to meet the needs of the department andthe development of academics. The main limitation of this research problem is"what is the model of Management of Historical Education Laboratory in HigherEducation from the Organization and Administration aspects? Qualitative researchmethods are research procedures that produce descriptive data in the form ofwritten or oral words from and observable behavior. The objective of the researcherto use a qualitative approach is to look for a complex and holistic description of thesubject matter studied in this regard regarding the management model of theHistorical Education laboratory in tertiary institutions.
TEUNGKU MUHAMMAD DAUD BEUREUEH DAN REVOLUSI DI ACEH (1945-1950) Bambang Satriya; Andi Suwirta; Ayi Budi Santosa
FACTUM: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah Vol 7, No 1 (2018): Sejarah Lokal dan Pembelajaran di Sekolah
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia dan APPS (Asosiasi Pendidik dan Peneliti Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/factum.v7i1.11925

Abstract

This research was distributed by attractions of authors to Teungku Muhammad Daud Beureueh the leader with big influence when the revolution happened in Aceh. The main issues studied in this research is “How was Teungku Muhammad Daud Beureueh’s role in defending the independence of Indonesian Republic in Aceh 1945-1950?”. This study uses historical method which includes four steps: 1) Heuristics, 2) Criticism, 3) Interpretation, 4) Historiography. Based on the result, the political and socio-economic conditions in Aceh after the independence of Indonesian Republic was unstable. The role of Teungku Muhammad Daud Beureueh in Peristiwa Cumbok gave the awareness to local government to give more attention in this horizontal conflict and he instructing to mobilize the troops to attack the uleebalang clan in Pidie. He also stopped the Tentara Perjuangan Rakyat (TPR) movement who headed by Husin Al Mujahid. As the Military Governor of Aceh, Langkat, and Tanah Karo, Teungku Muhammad Daud Beureueh can merged the paramilitary organizations into TNI organization, he also the inisiator who collected the cost to buy an airplane for Indonesian government, and he can stopped the Sayid Ali movement. Teungku Muhammad Daud Beureueh rejected the merging of Aceh into the Sumatera Utara Province and this case made his disappointed to the center government and also Soekarno.