Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

The Use of Golden Snail (Pomacea Canaliculata) in Feed toward Eggs Production and Eggs Quality of Layer Chicken Sumiati Sumiati; Pardi Pardi; Tjokorda Suwhendra Binetra
Jurnal Ilmu Dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI) Indonesian Journal of Animal Science and Technology) Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI)
Publisher : Faculty of Animal Husbandry, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.045 KB) | DOI: 10.29303/jitpi.v5i1.52

Abstract

Penelitian yang bertujun untuk mengetahui pemanfaatan tepung keong mas dalam pakan terhadap produksi telur ayam ras, telah dilaksanakan pada bulan juli tahun 2018 bertempat di Desa Apitaik Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu48 ekor ayam ras petelur umur 7 bulan yang dikelompokkan menjadi 4 kelompok perlakuan. Tiap kelompok terdiri dari 4 ulangan dan tiap ulangan terdiri dari 3 ekor ayam. Pakan yang diberikan tersusun dari 50% jagung kuning,16% dedak padi, 34% konsentrat layer KLKS dan premix mineral (P0), 50% jagung kuning, 20% dedak padi, 25% konsentrat layer KLKS dan premix mineral (PI), 50% jagung kuning,24,29% dedak padi, 15,71% konsentrat layer KLKS dan premix mineral PII), 50% jagung kuning,24,29% dedak padi, 15,71% konsentrat layer KLKS dan premix mineral (PIII). Variabel yang diukur adalah produksi telur, berat telur, konsumsi pakan, konversi pakan, kualitas telur meliputi kadar air, protein dan lemak (variable pokok), kandungan nutrisi keong mas (variable penunjang). Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varians atas dasar rancangan acak lengkap dan bila ada perbedaan diantara perlakuan,dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi telur,konsumsi pakan, kadar air dan lemak kasar telur ayam ras dalam penelitian ini antara perlakuan P0,PI,PIIdan PIII berpengaruh tidak nyata (P>0,05) dan berpengaruh nyata terhadap bobot telur, konversi pakan dan kandungan protein kasar telur (P<0,05).
Study on Potency of Sepat Fish (Trichopus trichopterus) in Lebo Taliwang Swamp of West Sumbawa District as a Poultry Feed Ahmad Furqon Irianto; Taufikkurrahman Taufikkurrahman; Dwi Kusuma Purnamasari; Erwan Erwan; I K.G. Wiryawan; Syamsuhaidi Syamsuhaidi; Pardi Pardi
Jurnal Ilmu Dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI) Indonesian Journal of Animal Science and Technology) Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI)
Publisher : Faculty of Animal Husbandry, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.756 KB) | DOI: 10.29303/jitpi.v5i1.48

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui potensi ikan sepat rawa Lebo Taliwang sebagai pakan unggas, meliputi produksi, ketersediaan, kualitas nutrisi, dan kandungan logam berat. Penelitian ini menggunakan metode survey yakni penggalian informasi tentang karakteristik Lebo Taliwang, prediksi produksi ikan sepat melalui perhitungan frekuensi penjaringan dalam waktu tertentu, dan pengkajian ketersediaannya sepanjang masa, serta analisis kandungan bahan kering, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar (Ca, P) dan kadar logam (Cu, Pb dan Hg) dari ikan sepat. Data ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Hasil kajian menunjukkan bahwa Lebo Taliwang merupakan danau yang ditumbuhi banyak tumbuhan air dan menjadi habitat berbagai species ikan termasuk ikan sepat. Air Lebo Taliwang tidak pernah mongering sehingga Ikan sepat selalu tersedia sepanjang masa. Ikan sepat aman dikonsumsi oleh unggas karena kandungan nutrisinya tinggi dengan kadar protein (50.69%) dan mineral Ca (2.87%), serta kadar Cu, Pb, dan Hg yang rendah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah produksi ikan sepat di Lebo Taliwang relatif tinggi dan tersedia sepanjang tahun sehingga potensial dijadikan sebagai pakan unggas.
PRODUKSI SUKROSA ESTER MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI BERBASIS CRUDE PALM OIL (CPO) Cut Meutia Rahmi; Eka Kurniasih; Pardi Pardi
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 17, No 1 (2019): JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI REAKSI
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v17i1.1243

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengaruh variasi rasio berat katalis Na2CO3 dan variasi berat/berat ester terhadap sukrosa ester yang dihasilkan. Hasil dari penlitian ini berupa sukrosa ester dan dapat digunakan sebagai emulsifier yang lebih dikenal dengan TBM atau SP, manfaatnya sebagai pelembut atau pengembang pada pembuatan roti, kue dan es krim. Tahap awal yang dilakukan adalah proses esterifikasi, proses ini dilakukan dengan penambahan Crude Palm Oil (CPO) (150 gram), H2SO4 96% (10ml), dan Metanol 96% (50 ml) dilakukan selama 2 jam dengan suhu 65OC untuk menghasilkan ester. Selanjutkan dilakukan lagi proses esterifikasi dengan menggunakan sukrosa (36 gram), variasi berat/berat ester yaitu 1:2; 1:3 dan 1:4, variasi rasio Na2CO3 yaitu 5%; 6,5% dan 8% dan Metanol 96% (50 ml). Hasil terbaik yang didapatkan adalah pada variasi berat/berat ester 1:2 dengan Na2CO3 5% dengan berat produk 8,91 gram, karakteristik titik leleh produk yang didapat adalah 90OC, waktu emulsi pecah 39.01 detik dan persen penurunan bilangan asam yang diperoleh adalah 0,81%.
EVALUASI PENANGANAN IRADIASI BATU TOPAZ PADA OPERASI REAKTOR SIKLUS 94 DAN 95 Pardi Pardi; Banyu Rizki Fauzan
Reaktor : Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir Vol 15, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Direktorat Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran (DPFK) RSG-GAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.839 KB) | DOI: 10.17146/bprn.2018.15.1.4794

Abstract

EVALUASI PENANGANAN IRADIASI BATU TOPAZ PADA OPERASI REAKTOR SIKLUS 94 DAN 95. Untuk memaksimalkan penggunaan reaktor RSG-GAS dalam memenuhi kepentingan pihak pengguna antara lain adalah melayani iradiasi target batu topaz saat reaktor operasi. Keandalan operasi reaktor perlu dijaga dan tingkatkan tanpa mengurangi faktor keselamatannya, salah satu keandalan operasi reaktor adalah kemampuan batang kendali pengatur (reg-rod) dalam mengimbangi perubahan reaktivitas di teras reaktor akibat gangguan dari pemasukan/penarikan target iradiasi. Reaktivitas, kecepatan, panjang langkah batang kendali pengatur (reg-rod) dan reaktivitas maksimum pada satu posisi iradiasi < 0,5% ditentukan dalam LAK , untuk penanganan iradiasi target batu topaz nilai reaktivitas sebesar ±0,0741% diperlukan kehati-hatian dengan membuat gerakan pemasukan/penarikan target sambil melihat kanal pemantau daya dan display daya digital. Pada makalah ini dilakukan evaluasi kegiatan penanganan target iradiasi batu topaz pada siklus operasi 94 dan 95, dengan menganalisis data kegiatan yang tercatat dalam buku induk operasi dan formulir iradiasi target batu topaz. Hasil evaluasi pada siklus operasi 94: iradiasi target topaz total sebanyak = 360 kali dengan massa total 324 kg dan pada siklus operasi 95: sebanyak = 576 kali dengan massa total 864 kg. Dalam melakukan radiasi target topaz tidak terjadi gangguan karena telah dilakukan analisis keselamatan terlebih dahulu serta pelaksanaan yang sesuai dengan SOP sehingga tidak mempengaruhi reaktivitas di teras begitu pula keselamatan radiasi untuk personil harus di jaga.Kata kunci : evaluasi, penanganan target iradiasi batu topaz
EVALUASI PENGOPERASIAN POMPA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER UNTUK MENUNJANG OPERASI REAKTOR RSG-GAS Pardi Pardi; Banyu Rizki Fauzan
Reaktor : Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir Vol 14, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Direktorat Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran (DPFK) RSG-GAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.647 KB) | DOI: 10.17146/bprn.2017.14.1.3891

Abstract

EVALUASI PENGOPERASIAN POMPA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER UNTUK MENUNJANG OPERASI REAKTOR RSG-GAS. Sistem pendingin sekunder berfungsi untuk mengambil panas peluruhan dari sistem pendingin primer melalui alat penukar panas (HE) dan selanjutnya panas peluruhan dibuang ke lingkungan menggunakan modul menara pendingin (cooling tower).  Sistem pendingin sekunder mempunyai 3 buah pompa (3 × 50%), 2 pompa untuk operasi normal dan 1 pompa sebagai cadangan. Pengoperasian pompa sistem pendingin sekunder dilaksanakan sesuai prosedur pelaksanaan pengoperasian pompa sistem pendingin sekunder reaktor RSG-GAS No Ident: RSG.OR.21.03.42.10. Rev.00. Kombinasi pengoperasian pompa disesuaikan dengan Instruksi Operasi Reaktor (IO) yang berlaku. Perawatan pompa merujuk pada dokumen Maintenace and Repair Manual  (MRM) MPR30 tahun 1988, yaitu dilakukan setelah pompa beroperasi 3000 jam atau setidaknya setiap tahun dilakukan penggantian oli dan greas bearing pompa. Saat ini belum ada evaluasi terhadap jumlah jam operasi dari masing-masing pompa  dalam satu tahunnya, sehingga penggantian oli dan greas bearing pompa dilakukan setelah satu tahun operasi. Untuk mendapatkan jumlah jam operasi dari masing-masing pompa perlu dilakukan evaluasi pengoperasian pompa sistem pendingin sekunder untuk menunjang operasi reaktor RSG-GAS. Evaluasi meliputi pengamatan, pengumpulan data dan analisis data dari lembaran data evaluasi operasi reaktor, instruksi operasi reaktor (IO) terhitung sejak periode operasi 01 Januari s/d 31 Desember 2015. Dari hasil evaluasi disimpulkan bahwa pompa PA-01 AP001 jumlah jam opersinya paling kecil. Kata kunci: Sistem Pendingin Sekunder, Jam operasi pompa.ABSTRACT EVALUATION OF OPERATING SECONDARY PUMP COOLING SYSTEM TO SUPPORT THE OPERATION OF THE REACTOR RSG-GAS. Secondary cooling system serves to take the decay heat from the primary cooling system through a Heat Exchanger (HE) and thereafter the decayed heat released into the environment using the Cooling Tower module. Secondary cooling system has three pumps (3 × 50%), two pump for normal operation and the other one as a backup pump. Secondary cooling pump system operation conducted according to the procedure the operation of the secondary cooling system pump RSG-GAS reactor No. Ident: RSG.OR.21.03.42.10. Rev.00. The combination of pump operation adapted to Reactor Operating Instructions (IO). Pump tratment referring to the document Maintenance and Repair Manual (MRM) MPR30 1988, which is done after the pump operates up to 3000 hours or at least once a year needed to replace the oil and greas bearing pumps. Currently, there is no evaluation about the number of each pump operating hours in a year,so the replacement of oil and the pump bearing greas done after one year operation.  To get the number of each pump operating hours, is necessary to do the Evaluation of Operating Secondary Pump Cooling System to Support Operation RSG-GAS reactor. The evaluation includes observation, collecting data, and analyzing data from the evaluaton data sheet of reactor operation, the reactor operating instruction as from the operation period January 1st  to December 31st 2015. From the evaluation results, concluded that the number of pump operating hours PA-01 AP001 is the smallest. Keywords: Secondary Cooling System, Operating hours of pumps,
Evaluasi Kejadian Abnormal/Gangguan Operasi Reaktor RSG-GAS Kurun Waktu Tahun 2015 - 2017 Pardi Pardi; Purwadi Purwadi
Reaktor : Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir Vol 14, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Direktorat Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran (DPFK) RSG-GAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.931 KB) | DOI: 10.17146/bprn.2017.14.2.4081

Abstract

EVALUASI KEJADIAN ABNORMAL/GANGGAUN OPERASI REAKTOR RSG-GAS  KURUN WAKTU TAHUN 2015 – 2017. Reaktor sebagai fasilitas penyedia sumber neutron dapat dimanfaatkan untuk kegiatan utilisasi dengan tujuan  untuk penelitian dan produksi radioisotop. Pengoperasian reaktor yang stabil tanpa mengalami gangguan teknis sangat diharapkan oleh pihak pengguna reaktor karena dapat mempengaruhi kegiatan utilasi yang ada. Kejadian abnormal/gangguan operasi reaktor dapat disebabkan oleh gangguan internal reaktor (gagal fungsi SSK reaktor), gangguan eksternal reaktor (trip/mati sesaat suplai listrik PLN, gempa bumi dan lain sebagainya)1). Setiap kejadian abnormal/gangguan operasi reaktor direspon oleh sistem proteksi reaktor (SPR) dengan mematikan reaktor secara otomatis, sehingga reaktor tetap dalam kondisi aman dan baik. Makalah ini mengevaluasi kejadian abnormal/gangguan operasi reaktor RSG-GAS dengan cara menganalisis data kejadian abnormal dalam kurun waktu 2015 s/d  2017. Lingkup evaluasi ini hanya data kejadian abnormal/gangguan operasi yang disebabkan oleh gangguan internal, eksternal dan faktor kelalain operator dalam penanganan iradiasi target yang direspon oleh sistem proteksi reaktor (SPR) selama 3 tahun. Dari hasil evaluasi diketahui bahwa kejadian abnormal/gangguan yang paling dominan adalah gagalnya fungsi struktur, sistem dan komponen (SSK) reaktor. Berbagai upaya yang telah dilakukan diharapkan dapat memperbaiki kualitas pengoperasian reaktor RSG-GAS.
MODIFIKASI SISTEM PENGOPERASIAN KATUP SELENOID BEAM TUBE S-2 REAKTOR RSG-GAS Purwadi Purwadi; Pardi Pardi
Reaktor : Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir Vol 14, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Direktorat Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran (DPFK) RSG-GAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.597 KB) | DOI: 10.17146/bprn.2017.14.2.4077

Abstract

MODIFIKASI SISTEM PENGOPERASIAN KATUP SELENOID BEAM TUBE S-2 REAKTOR RSG-GAS. Reaktor RSG-GAS adalah reaktor riset yang memiliki fasilitas iradiasi untuk pengujian produk industri dengan teknik radiografi neutron yang terpasang pada beam tube S-2. Pengujian bertujuan untuk mengamati struktur internal dari obyek dengan cara tidak merusak (non destructive) menggunakan metode film. Untuk memanfaatkan berkas neutron pada beam tube S-2 maka air yang berada dalam dalam beam tube tersebut harus dikosongkan dengan membuka katup selenoid draining KWA01 AA011 sebelum reaktor dioperasikan. Terjadi kerusakan katup selenoid draining KWA01 AA011 tidak bisa dibuka maka air dalam beam tube S-2 tidak bisa dikosongkan sehingga beam tube S-2 tidak bisa dimanfaatkan karena tidak ada berkas neutron yang memancar. Untuk mengganti katup selenoid draining KWA01 AA011 memerlukan biaya sangat mahal dan pekerjaan sangat sulit karena harus membongkar seluruh shielding dan peralatan beam tube S-2. Telah dilakukan modifikasi sistem pengoperasian katup selenoid beam tube S-2 menggunakan jalur pengosongan yang terdapat pada beam tube S-5 dengan membuka katup selenoid inlet KWA01 AA027 dan draining KWA01 AA029 sehingga air dalam beam tube S-2 mengalir melalui beam tube S-5. Dengan perubahan sistem pengoperasian ini neutron memancar dengan baik dalam Beam tube S-2 sebesar 106 s/d 107 cps dan siap untuk eksperimen. Perubahan sistem pengoperasian katup selenoid bisa dipergunakan sementara sebelum katup selenoid draining KWA01 AA011 yang rusak diganti.
EVALUASI KESELAMATAN OPERASI REAKTOR RSG-GAS SETELAH 33 TAHUN Pardi Pardi; Purwadi Purwadi
SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir Vol 24, No 2 (2020): November 2020
Publisher : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/sigma.2020.24.2.5995

Abstract

Keselamatan operasi reaktor RSG-GAS merupakan faktor utama yang menjadi pertimbangan dalam mengoperasikan reaktor. Keselamatan operasi reaktor harus menjamin bahwa parameter neutronik dan termohidraulik teras RSG-GAS tidak melebihi batas keselamatan operasi (BKO) yang telah ditetapkan di dalam dokumen Safety Analysys Report (SAR). Setelah 33 tahun beroperasi banyak komponen dan sistem teras RSG-GAS yang sudah diganti namun harus dipastikan bahwa parameter operasi tidak ada yang melanggar batas operasi dan batas keselamatan. Evaluasi keselamatan operasi teras RSG-GAS dilakukan dalam rangka penilaian keselamatan periodik yang merupakan persyaratan untuk mendapat izin operasi dari pihak pengawas yaitu Bapeten. Evaluasi atau penilaian keselamatan dilakukan berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program komputer dan eksperimen langsung melihat parameter yang terukur pada panel sensor. Perhitungan parameter neutronik dilakukan dengan program WIMSD-5B/Batan-FUEL. Hasil eksperimen dan perhitungan parameter keselamatan operasi teras reaktor RSG-GAS tidak ada yang melampaui batas operasi dan batas keselamatan namun ada yang sudah berubah dari desain. Hal ini disebabkan oleh faktor umur reaktor yang telah beroperasi 33 tahun, namun masih dalam batas rentang operasi dan keselamatan yang ditetapkan.  Kata kunci : keselamatan operasi, RSG-GAS, Batan-FUEL, WIMSD-5D, teras kerja .
Kemampuan Berbahasa Reseptif Tiga Anak Tunarungu Taman Kanak-Kanak Kelas 1 dengan Metode Maternal Reflektif di SLB/B Pangudi Luhur Jakarta Barat Pardi Pardi
Psiko-Edukasi Vol 11, No 1 (2013): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berbahasa reseptif tiga anak tunarungu Taman Kanak-Kanak kelas 1 dengan penerapan Metode Maternal Reflektif di  SLB/B Pangudi Luhur, Jakarta Barat. Subjek penelitian sebanyak tiga anak tunarungu yang mendapat program penempatan di Taman Kanak-kanak kelas 1 di SLB/B Pangudi Luhur, Jakarta Barat. Waktu pelaksanaan penelitian selama enam bulan, dimulai dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Juli 2012 dilakukan di SLB/B Pangudi Luhur Jl. Pesanggarahan 125 Kembangan Jakarta Barat. Variabel penelitian adalah kemampuan  bahasa reseptif. Metode yang digunakan untuk penelitian adalah metode diskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan penerapan MMR yang dilakukan oleh guru kelas dan peneliti.Hasil penelitian kemampuan berbahasa reseptif  tiga  anak tunarungu taman kanak-kanak  kelas 1 dengan  metode maternal reflektif yaitu: (1) Y mampu berbahasa reseptif karena ada bimbingan yang intensif dari pihak sekolah dan orangtua. (2) Kemampuan berbahasa reseptif,  N menurun karena kurang mendapat bimbingan dari orangtua. (3) Kemampuan  berbahasa reseptif R meningkat, karena orangtua memberi drill ketika akan tes/ulangan. (4) Ketiga anak tunarungu Taman Kanak-kanak kelas 1 mampu berbahasa reseptif lisan dengan ujaran yang perlahan-lahan, bahasa yang sederhana, dan menyertakan gesture. (5) Ydan R mampu berbahasa reseptif tulis. (6) N kurang mampu berbahasa reseptif, karena penempatan huruf masih terbolak-balik.Saran yang dapat disampaikan kepada pemerhati anak tunarungu, hendaknya mempelajari dan mengaplikasikan MMR untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak tunarungu. Bagi Pimpinan Sekolah untuk melaksanakan program penempatan perlu meneliti perkembangan dari berbagai aspek yaitu aspek  mental, sosial, emosional, kesiapan belajar, pendampingan orangtua, dan kemampuan berbahasa anak. Pihak Sekolah hendaknya terus menerus menerapkan MMR secara konsekuen. Guru hendaknya menggunakan cara-cara yang inovatif untuk mengaplikasikan Metode Maternal Reflektif, supaya pembelajaran menjadi lebih menarik, menyenangkan, dan berdaya pikat. Bagi mahasiswa BK-FKIP Atma Jaya, hendaknya mempelajari MMR untuk memperkaya wacana dan sumber informasi untuk  memberikan layanan konseling bagi anak tunarungu.
STRATEGI IMPLEMENTASI PROGRAM PERLUASAN KEPESERTAAN BPJS KESEHATAN DI KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Sri Maryuni; Pardi Pardi; Agus Eka
Jurnal Administrasi Publik dan Pembanguan Vol 1, No 2 (2019): JULI - DESEMBER 2019
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpp.v1i2.2443

Abstract

This research examines  strategy for implementing the expansion program of participation of BPJS (Social Security Organizing Agency) Health in Kubu Raya Regency because there is data and evidence show that the target of membership of the BPJS Health has not yet been determined. The purpose of this research is to seek out appropriate strategies that to achieve the target of BPJS Health participation in 2019. This research uses a qualitative descriptive research method since researchers want to understand the factors that influence on the low achievement of the participation of BPJS Health in Kubu Raya Regency West Kalimantan Province.  The result from the research conducted showed that there are some factors bring to the low achievement of BPJS Health participation targets in Kubu Raya Regency, they are lack of public knowledge about BPJS Health, lack of socialization about the benefits and importance of BPJS Health participation, and lack of involvement of the Kubu Raya Regional Government in supporting the success of the JKN-KIS program. The researchers recommend a strategy in overcoming this issue is to optimise the socialisation intensely to the public related to the Health BPJS, collaboration with the Regional Government and associated institutions in expanding the membership of BPJS Health.