Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH ARITMATIKA SOSIAL PADA SISWA SDN NO.05 SURUH TEMBAWANG (PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA) Puji Rahmawati; Nurul Apsari
Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Vol. 7 No. 2 (2018): Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/saintek.v7i2.1044

Abstract

Proses pertukaran mata uang antara rupiah dan ringgit menurut pengamatan peneliti adalah suatu masalah yang harus diperhatikan dan cukup serius, karena sering terjadinya kerugian masyarakat atas jual beli yang terjadi. Kurang mahirnya masyarakat di dalam penguasaan konsep pemecahan masalah matematika pada aritmatika sosial membuat kejadian ini sangat rentan akan terjadi. Terlebih anak-anak yang ikut serta melakukan perdagangan. Untuk itu peneliti melakukan penelitian di desa Suruh Tembawang dengan tujuan untuk melihat kemampuan pemecahan masalah siswa kelas III di SDN No.05 Suruh Tembawang. Adapun metode yang digunakan adalah penelitian survei dengan jenis penelitian survei catatan. Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III di SDN No.05 Suruh Tembawang. Tes kemampuan pada penelitian ini menggunakan lembar tes kemampuan pemecahan masalah aritmatika sosial yang berisi 25 soal aritmatika sosial. Sedangkan analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari keempat tahapan kemampuan pemecahan masalah menurut teori Polya, terdapat dua tahap yang muncul didalam pemecahan masalah yang dilakukannya. Tahapan tersebut adalah tahap memahami dan tahap melaksanakan rancangan solusi dari masalah yang disajikan, dengan demikian kemampuan pemecahan masalah aritmatika sosial pada siswa SDN No.05 Suruh Tembawang adalah sebesar 50%. Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah, Aritmatika Sosial.
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah Dasar Daerah Perbatasan Entikong (Indonesia-Malaysia) Puji Rahmawati; Nurul Apsari
UNION: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Vol 7 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.117 KB) | DOI: 10.30738/union.v7i1.3135

Abstract

Proses pertukaran mata uang antara rupiah dan ringgit menurut pengamatan peneliti adalah suatu masalah yang harus diperhatikan dan cukup serius, karna sering terjadinya kerugian masyarakat atas jual beli yang terjadi. Dikarenakan kurang mahirnya masyarakat di dalam penguasaan konsep pemecahan masalah matematika pada aritmatika sosial membuat kejadian ini sangat rentan akan terjadi. Terlebih anak-anak yang ikut serta melakukan perdagangan. Untuk itu peneliti melakukan penelitian di desa tersebut dengan tujuan untuk melihat kemampuan pemecahan masalah siswa kelas III di SDN No.05 Suruh Tembawang. Adapun metode yang digunakan adalah penelitian survei dengan jenis penelitian survei catatan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari keempat tahapan kemampuan pemecahan masalah menurut teori Peace, terdapat dua tahap yang muncul didalam pemecahan masalah yang dilakukannya. Tahapan tersebut adalah tahap memahami dan tahap melaksanakan rancangan solusi dari masalah yang disajikan.
ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PERBATASAN ENTIKONG (INDONESIA-MALAYSIA) PUJI RAHMAWATI; NURUL APSARI
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Vol 7, No 1 (2019): EDISI JUNI 2019
Publisher : STKIP Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.488 KB) | DOI: 10.46368/jpd.v7i1.153

Abstract

Abstract: The changing process of currency between Rupiah and Ringgit based on observation is research is a serious problem that have to be noticed because it can incur losses in trade if the people do not understand about that. The lack of knowing in mathematics problem solving concept, especially in social aritmatic cause the loss happens easily. That is why, the researcher conducts this research in Suruh Tembawang village. It aims to know the competence of the third grade student’s problem solving in Elementary School No.04 Punti Tapau and in Elementary School No.04 Punti Tapau. The Subjec of this research is all of the 3thgrade students in the public Elementary School No.04 Punti Tapau, and the object is mathematict problem solving competence.Whereas this research used quantitative analysis technique with percentage formula, and the instrument is test with some questions about mathematic problem solving competence. The method of this reasearch was a survey research the result of this research shows that the four steps of Problem Solving Competence based on Polya theory, there are two steps in Elementary School No.04 Punti Tapau. If it calculates in percentage, so that the step of mathematic problem solving competence Polya is 25%.Keywords: Problem Solving Competence, Elementary School,  Entikong (A Border Area between Indonesia-Malaysia) Abstrak: Proses pertukaran mata uang antara rupiah dan ringgit menurut pengamatan peneliti adalah suatu masalah yang harus diperhatikan dan cukup serius, karna sering terjadinya kerugian masyarakat atas jual beli yang terjadi. Dikarenakan kurang mahirnya masyarakat di dalam penguasaan konsep pemecahan masalah matematika pada aritmatika sosial membuat kejadian ini sangat rentan akan terjadi. Terlebih anak-anak yang ikut serta melakukan perdagangan. Untuk itu peneliti melakukan penelitian di desa tersebut dengan tujuan untuk melihat kemampuan pemecahan masalah siswa kelas III di SDN No.04 Punti Tapau. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III di SDN No.04 Punti Tapau, dan objek penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah matematika. Sedangkan tehnik analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan rumus persentase, dan instrumen yang digunakan adalah soal tes kemampuan pemecahan masalah matematika. Adapun metode yang digunakan adalah penelitian survei dengan jenis penelitian survei catatan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari keempat tahapan kemampuan pemecahan masalah menurut teori Polya, terdapat dua tahap yang muncul didalam pemecahan masalah yang dilakukannya. Tahapan tersebut adalah tahap memahami dan tahap melaksanakan rancangan solusi dari masalah yang disajikan. Jika dipersentasekan maka langkah kemampuan pemecahan masalah matematika Polya yang dilaksanakan di SDN No.04Punti Tapau adalah sebanyak 25%.Kata kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah, Sekolah Dasar, Entikong (Perbatasan Indonesia-Malaysia)
CODE MIXING DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA MASYARAKAT DAYAK BIDAYUH DI GUN TEMBAWANG (PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA) LILIAN SLOW; Puji Rahmawati
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Vol 7, No 2 (2019): DESEMBER 2019
Publisher : STKIP Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.373 KB) | DOI: 10.46368/jpd.v7i2.167

Abstract

Abstract: Code mixing is the mixing process between two or more languages in an utterance or a sentence in language phenomena. The phenomena tends to happen to the speakers who speak more than one language in the social interaction. Indonesia has many and hundred ethnic languages and dialect diversities. Moreover, for the people who live in the nation border area is easy to get the possibility to be influenced of the other languages or dialects in that community. One of the border areas in West Kalimantan that directly next to Malaysia border area is Gun Tembawang village, in Entikong sub-district, Sanggau district. The speech community in Gun Tembawang is indicated to use more languages. They usual mix the language using Malay dialect of Malaysia when they speak Bahasa. Some words of the malay dialects are, for instances, cakap (talk/speak), beng (bank), tengok (see), and tengah hari (noon). Therefore, this research conducts to find out the kinds of code mixing that appear in the Gun Temawang people when they speak Bahasa. Method of this research used qualitative descriptive method. It is a survey research used the data collecting by interview technique toward Gun Tembawang people, directly. The data of this research is their utterance in Bahasa. The result of this research shows that the kind of code mixing that appears in Gun Temawang people’s utterance is insertion. It is a process when the speaker mix by insert one word, words or phrase in a sentence.Keywords: code mixing, insertion, alternation, congruent lexicalization, and gun temawang. Abstrak: Code mixing merupakan peristiwa pencampuran dari beberapa bahasa yang digunakan dalam satu ujaran atau satu kalimat. Peristiwa ini cenderung terjadi dalam tuturan masyarakat yang menggunakan lebih dari satu bahasa dalam interaksi sosialnya. Negara Indonesia menjadi salah satu negara dengan ratusan bahasa daerah dan keberagaman dialek. Terlebih lagi pada masyarakat yang berada di daerah peratasan negara yang memungkinkan pengaruh penggunaan bahasa dari negara tetangga tersebut. Salah satu wilayah perbatasan di Kalimantan Barat, di Indonesia yang langsung berbatasan dengan wilayah negara Malaysia, yaitu Dusun Gun Tembawang, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sangggau. Masyarakat tutur di Gun Tembawang terindikasi selalu mencampur bahasa Malaysia ketika mereka berbicara bahasa indonesia. Beberapa kosakata dari  bahasa melayu Malaysia seperti cakap (bicara), beng (bank), tengok (lihat), dan tengah hari (siang).Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis-jenis campur kode apa saja yang muncul dalam tuturan mereka ketika berbahasa indonesia. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan teknik pengamilan data menggunakan wawancara terhadap masyarakat Gun Tembawang. Data yang dianalisis adalah  tuturan mereka ketika proses wawancara berlangsung dengan menggunakan bahasa indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis campur kode yang muncul dalam tuturan masyarakat Gun Tembawang berjenis insertion, yaitujenis campur kode yang menyisipkan kata atau frasa dalam satu kalimat.Kata kunci: campur kode, penyisipan, alternasi, leksikal kongruen, dan gun tembawang.
PENGARUH MEDIA PAPAN PUZZLE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEPTUAL MATEMATIKA SISWA DI SEKOLAH DASAR Yulita Afra; Puji Rahmawati; Agustina Fini Widya
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Vol 8, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : STKIP Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46368/jpd.v8i2.205

Abstract

Masalah dalam penelitian ini “Bagaimana pengaruh media papan puzzle terhadap pemahaman konseptual materi pecahan sederhana matematika di Sekolah Dasar?”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh media papan puzzle terhadap pemahaman konseptual materi pecahan sederhana matematika di Sekolah Dasar Negeri 01 Semanget. Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X), yaitu media papan puzzle, variabel terikat (Y) pemahaman konseptual siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen bentuk one group design dalam bentuk tunggal dan penelitian ini menggunakan pretest  dan posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah SDN 01 Semanget dan sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas III.A. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan tes. Instrumen penelitian ini adalah tes. Analisis data diperoleh rata-rata pretest sebesar 50 dengan standar deviasi 10 dan persentase ketuntasan 9,09%. Sedangkan hasil analisis data posttest diperoleh nilai rata-rata 72 dengan standar deviasi 14 dan persentase ketuntasan 77,27%. Hasil pengujian normalitas pretestdan posttest yaitu 51,779 9,448 dan 55,082 9,448. Sehingga data pretest dan posttest tidak berdistribusi normal, maka dilakukan uji wilcoxon dengan nilai Whitung= 2,5 dan Wtabel= 66.  Berdasarkan hasil analisis uji wilcoxon diperoleh kriteria pengujian hipotesis data yaitu Whitung Wtabel. Hal ini dapat disimpulkan bahwa  ditolak sehingga  diterima. Dengan demikian penggunaan media papan puzzle dalam pembelajaran berpengaruh terhadap pemahaman konseptual matematika siswa di SDN 01 Semanget.
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DI SD Puji Rahmawati
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Vol 4, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : STKIP Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.339 KB) | DOI: 10.46368/jpd.v4i2.114

Abstract

Abstract: This research aims to determineof learning model based Realistic Mathematics Education (RME) about the comparation and scale to upgraded of the problem solving student by development research. Developing of learning model for the research has used by Borg and Gall model until seventh phase.. The study sample is 23 students. Polya's fourstep problem-solving, the problem solving ability of students in the lowest pretest on implementation planning steps and look back, at this stage only 20% -30% of students who did it. While the identification and implementation stage is at 60% -100%. Problem solving ability of students at posttest can be described with a percentage of 50% -100%. The effectiveness of the learning model and the RME-based learning instruments seen from the results of learning and student activities. Before learning to use an EMR-based learning model implemented study results showed an average of 64.3913, while after learning to use the RME-based learning model study results showed an average of 73.0435. An increase of 8.6522 is quite significant, as well as qualitative process based on observations of researchers studied experienced significant improvement, it is seen from the student activity that is getting better at every meeting. Based on observations, the percentage increase in student activity relevant to the learning activities of 6.775% and a decrease in the activity of the students that are not relevant to the learning activities of 4.6%, as the percentage of student activity that is relevant to the learning activity is greater than the percentage of students who are not relevant then this suggests that RME-based learning model has effectively improve student learning activities in the classroom.Keywords: learning model, RME, the problem solvingAbstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh model pembelajaran matematika berbasis Realistic Mathematics Education (RME) tentang topik perbandingan dan skala yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa, melalui penelitian pengembangan. Pengembangan model pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan model Borg and Gall sampai pada tahap ketujuh. Sampel penelitian ini adalah 23 siswa. Berdasarkan empat langkah pemecahan masalah polya kemampuan pemecahan masalah siswa pada pelaksanaan pretes terendah pada langkah perencanaan dan melihat kembali, pada tahap ini hanya 20%-30% siswa yang melakukannya. Sedangkan tahap identifikasi dan pelaksanaan berada pada 60%-100%. Kemampuan pemecahan masalah siswa pada postest dapat digambarkan dengan persentase 50%-100%. Efektifitas model pembelajaran dan instrumen pembelajaran berbasis RME dilihat dari hasil belajar dan aktifitas siswa. Sebelum pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis RME terlaksana hasil belajarnya menunjukkan rata-rata sebesar 64,3913, sedangkan setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis RMEtersebut hasil belajarnya menunjukkan rata-rata sebesar 73,0435. Peningkatan sebesar 8,6522 tersebut cukup berarti, begitu juga secara kualitatif proses belajar berdasarkan pengamatan peneliti mengalami peningkatan yang berarti, hal ini dilihat dari aktivitas siswa yang semakin membaik pada setiap pertemuan. Berdasarkan hasil pengamatan, persentase peningkatan aktivitas siswa yang relevan dengan kegiatan pembelajaran sebesar 6,775 % dan penurunan aktivitas siswa yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran sebesar 4,6 %, karena persentase aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran lebih besar daripada persentase aktivitas siswa yang tidak relevan maka hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis RME telah efektif meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa di dalam kelas.Kata kunci : model pembelajaran, RME, pemecahan masalah
DESKRIPSI KINERJA PROFESIONAL GURU DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS EMPAT SEKOLAH DASAR Lilian Slow; Puji Rahmawati; Sukristin Sukristin; Gani Gani
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Vol 9, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : STKIP Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46368/jpd.v9i2.333

Abstract

Abstact: The background of this research was the teacher professional performance in learning was lack. Beside that, the result of science learning outcome was not good enough. It showed that the science learning process did not show the maximal result yet. The method of this research used descriptive qualitative method. It was done by giving assessment to the science teacher of public elementary school 01 in Beduai, the science teacher of public elementary school 02 in Beduai, and the science teacher of public elementary school 05 Muara Ilai. The result of this research showed that the teacher professional performance in science learning process reached score in “Good” category, based on the education service of Beduai. The assessment of subject 1 amounted the average 67,23, the subject 2 was 66,53, and the subject 3 was 63,92. The description based on the subjects’ answer in interview showed that all of subjects used method in science learning. Then, they arranged learning planning before did the learning process. The subjects used media in learning process and did the evaluation in learning. In other hand, the description based on interview also showed that the student behavior in the science learning process was variation.    Keywords        : Teacher’s Professional Performance, Learning, Science Abstrak: Latar belakang penelitian ini adalah kinerja guru dalam hal pembelajaran masih sangat kurang. Selain itu nilai atau hasil belajar siswa mengenai pelajaran IPA masih kurang memuaskan. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran IPA terbilang belum menunjukan hasil yang maksimal oleh guru. Metode penelitian ini dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan menilai guru mata pelajaran IPA di SDN 01 Beduai, SDN 02 Beduai, dan SDN 05 Muara Ilai.           Hasil penelitian ini menunjukkan kinerja guru dalam penyampaikan pelajaran IPA memperoleh penilaian berkategori “Baik” berdasarkan penilaian  Dinas Pendidikan Beduai. Penilaian subjek 1 mendapat nilai rata-rata 67,23, subjek 2 mendapat nilai rata-rata 66,53, dan subjek 3 mendapat nilai rata-rata 63,92. Sedangkan pendeskripsian berdasarkan jawaban subjek dalam wawancara menunjukkan bahwa semua subjek menggunakan metode dalam pembelajaran IPA. Kemudian, semua subjek menyusun RPP sebelum pembelajaran dilaksanakan. Semua subjek juga menggunakan media dalam pembelajaran dan melakukan evaluasi dalam pembelajaran. Selain itu, hal yang dideskripsikan berdasarkan wawancara adalah mengenai sikap siswa dalam proses pembelajaran IPA dan sikap siswa dijelaskan sangat bervariasi.Kata Kunci    : Kinerja Professional Guru, Pembelajaran, Ilmu Pengetahuan Alam
Perbedaan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa pada Model Pembelajaran PQ4R Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Amin Mustajab; Puji Rahmawati; Yulia Deodata Selestin; Agustina Fini Widya
Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pembelajaran Vol 2 No 3 (2021): Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pembalajaran (March 2021)
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/sikola.v2i3.99

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh temuan peneliti yang menunjukan bahwa rerata kemampuan membaca pemahan siswa masih rendah pada model pembelajaran konvensional. Peneliti mengganti model pembelajaran konvensional yang diterapkan selama ini dengan model pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Recite, Review, dan Reflect). PQ4R adalah merupakan rangkaian inovasi dari pendekatan konstruktivis dalam belajar yang mendorong siswa untuk mengeksplorasi kemampuannya membuat struktur berpikir sebelum membaca dengan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang menjadi acuan bagi siswa untuk menggali informasi yang dibutuhkan dari teks bacaan. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat apakah terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman siswa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan model PQ4R. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain penelitian one-group pretest-posttest. Instrmen yang digunakan berupa tes tertulis sebanyak 6 (enam) soal esai yang terdiri dari indikator menyebutkan tokoh uatama dalam karangan, menjelaskan makna dari kata, menentukan ide utama dari paragraf, menjelaskan amanat dari karangan, serta membuat ringkasan dari karangan. Temuan penelitian ini terdapat perbedaan tingkat kemapuan membaca pemahaman siswa sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran menggunakan model PQ4R. Setelah mengikuti pembelajaran menggunakan model PQ4R terjadi penigkatan sebesar 9% kemampuan membaca pemahaman siswa pada kategori baik dan terjadi peningkatan sebesar 5% pada kategori sangat baik.
Implikasi model pembelajaran problem based learning terhadap kecerdasan logika matematika Amin Mustajab; Puji Rahmawati
PYTHAGORAS Jurnal Pendidikan Matematika Vol 16, No 2: December 2021
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/pythagoras.v16i2.42896

Abstract

Tujuan dari penelitian ini melihat dampak dari penggunaan model pembelajaran problem based learning terhadap kecerdasan logika matematika. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain one group Pre-test dan post-test. Populasi penelitian ini siswa kelas XI di salah satu SMK di Kabupaten Sanggau, Indonesia, sampel penelitian ini berjumlah 15 orang siswa kelas XI Akutansi. Instrumen penelitian ini terdiri dari 5 soal uraian kecerdasan logika matematika tentang materi negasi, konjungsi, disjugsi, implikasi dan biimplikasi. Hasil uji normalitas data menggunakan uji statistik Kolmogorov Smirnov menunjukan bahwa data pre-test dan post-test tidak berdistribusi normal. Rerata skor kecerdasan logika sebelum mengikuti pembelajaran menggunakan model problem based learning sebesar 34. Sedangkan setelah mengikuti pembelajaran menggunakan model problem based learning rerata skor kecerdasan logika matematika siswa menjadi 96. Untuk melihat apakah terdapat perbedaan kecerdasan logika matematika sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dilakukan menggunakan uji statistik Wilcoxon dimana hasil uji ini menunjukan bahwa nilai Asm. Sig. (2-tailed) hasil uji statistik sebesar 0,01 ≤ 0,05. Hal ini menunjukan terdapat perbedaan kecerdasan logika matematika sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran menggunakan model problem based learning.  Oleh karena itu, model problem based learning dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan kecerdasan logika matematika. The impact of problem-based learning model on logical-mathematical intelligenceAbstractThe purpose of this study is to examine the impact of the use of problem-based learning on logical-mathematical intelligence. This study is quantitative in nature, using one-group pre-test and post-test design. The population is grade XI students of one of senior vocational high schools in Sanggau district, Indonesia, and the sample is 15 students of the Accounting class. The research instrument is a test consisting of five questions of logical-mathematical intelligence about negation, conjunction, disjunction, implication, and bi-implication. The normality test using the Kolmogorov Smirnov showed that the pre-test and post-test data were not normally distributed. The average score of the students’ logical-mathematical intelligence before they were treated using the problem-based learning model was 34 and after they were treated using the model, it was 96. To see if there was a difference in students’ logical-mathematical intelligence before and after the treatment using the model, the Wilcoxon statistical test was used and it showed that the Asm value. Sig. (2-tailed) statistical test results of 0.01 ≤ 0.05, which means that there are differences in students’ logical-mathematical intelligence before and after learning using the problem-based learning model.  Therefore, the problem-based learning model can be used as one of the alternatives to improve logical-mathematical intelligence.
IMPLEMENTASI PAPAN PUZZLE PADA PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MATING DALAM MENINGKATKAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Puji Rahmawati; Lilian Slow; Yuli Budhiarti
Jurnal Edukasi dan Sains Matematika (JES-MAT) Vol 8, No 1 (2022): Jurnal Edukasi dan Sains Matematika (JES-MAT)
Publisher : Department of Mathematics Education, Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/jes-mat.v8i1.5242

Abstract

This research combines the MATING (Mathematics-English) Learning Model and Puzzle Board Media. The purpose is to develop the MATING learning model by the implementation of puzzle board media in the increasing of students’ problem solving. It conducted in Public Elementary School 01 Semanget and 12 Entikong toward the third-grade student, on March to November. The type of this research is development research with test, observation, and interview in the data collecting techniques. The data analysis technic was analysis-descriptive. Based on the first observation result shows that problem solving competence of both of them is same, it is 25%. Merely there is one problem solving competence on their problem-solving test sheet. Then, researcher conducts the small group tryout in public elementary school 12 Entikong (20 students) and the result shows that there is development in problem-solving competence, it is 50%. It means that there are three steps of problem-solving on their problem-solving test sheet (at the third level). Next, researcher conducts the big group tryout in both of the schools and the result is there are four level of problem-solving on their test sheet (at the fourth level). Thus, there is the increasing is 75% of students’ problem-solving competence. In short, the problem-solving competence can be developed by the combination of MATING learning model and puzzle board media.