Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Perjumpaan Demokrasi, Multikulturalisme dan Inklusifisme Pendidikan di PM Gontor 7 Putera, Konawe Selatan Syahrul Syahrul
Shautut Tarbiyah Vol 24, No 1 (2018): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.047 KB) | DOI: 10.31332/str.v24i1.926

Abstract

Abstrak            Pendidikan adalah invenstasi jangka panjang sebuah bangsa. Sebelum masa keterpurukan akibat perang dunia, pertama hingga kedua, pendidikan menjadi tonggak kemasyhuran bangsa-bangsa besar. Sejak kejayaan Mesir kuno, peradaban Islam di Irak dan Spanyol, hingga revolusi juli, adalah bentangan kekuatan pendidikan. Gemerlap politik global terkadang mengalihkan perhatian negara kepada persoalan politik, hingga menampilkan parade kekuatan dominatif suatu bangsa atas bangsa lain. Produk-produk dari usaha pendidikan menjadi alat penebar arogansi antar bangsa. Namun, setelah perang dunia kedua, Jepang misalnya, melakukan reposisi nasional dari kecenderungan ekspansif ke pembangunan Sumber Daya Manusia melalui pendidikan. Hasilnya, Jepang melejit sangat cepat hingga saat ini. Artikel ini berupaya menjelaskan bahwa melalui pendidikan, persoalan-persoalan sosial dapat diurai. Gagasan pendidikan pada dasarnya untuk kepentingan kemanusiaan menyeluruh, sehingga tidak hanya dapat diakses oleh kelompok tertentu. Demikian juga sekat-sekat geografis, demografis dan politis, melebur ketika berada dalam lembaga pendidikan. Bangsa Indonesia yang pernah dijajah beberapa abad, ketika menghirup udara kemerdekaan, tidak menampilkan dendam kepada negara bekas penjajah. Pendidikanlah yang mengajarkan para pendiri bangsa bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, karena bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan. Bahkan Indonesia harus aktif dalam pergaulan antar bangsa, memelopori perdamaian dunia. Para pendiri bangsa kebanyakan berlatar pendidikan khas Indonesia, seperti pesantren. Salah satunya adalah PM Gontor, yang dalam berbagai gerak pendidikannya, menunjukkan kemampuan mempertemukan demokrasi, multikulturalisme, inklusifisme.Kata Kunci:   Demokrasi, Multikulturalisme, Inklusifisme, PesantrenAbstract            Education is a long-term investment of a nation. Before the downturn caused by the world war, first to second, education became the cornerstone of the great nations. Since the glory of ancient Egypt, Islamic civilization in Iraq and Spain, until the July revolution, is a stretch of educational power. The glitter of global politics sometimes diverts the country's attention to political issues, to the parade of a nation's dominating power over other nations. The products of the educational endeavor become a means of spreading the arrogance between nations. However, after the second world war, Japan for example, made a national reposition of the expansionary tendency to the development of Human Resources through education. As a result, Japan skyrocketed very quickly to this day. This article seeks to explain that through education, social issues can be broken down. The idea of education is basically for the sake of humanity is comprehensive, so it is not only accessible to certain groups. Likewise geographic barriers, demographics and politics, merge when in an educational institution. The Indonesian nation that had been colonized for centuries, when it breathed freedom of air, did not show a grudge against the former colonial country. It is education that teaches the founders of the nation that freedom is the right of all nations, as opposed to the principles of humanity. Even Indonesia must be active in the inter-nation association, pioneering world peace. The founders of the nation are mostly educational backgrounds typical of Indonesia, such as boarding schools. One of them is PM Gontor, who in various educational movements, demonstrates the ability to bring together democracy, multiculturalism, inclusiveness.Keywords: Democracy, Multiculturalism, Insclusivess, Pesantren
Perencanaan Strategis dan Praktiknya di Perguruan Tinggi Syahrul Syahrul
Shautut Tarbiyah Vol 23, No 1 (2017): Pendidikan dan Sosial Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.148 KB) | DOI: 10.31332/str.v23i1.584

Abstract

Abstrak            Perguruan tinggi memiliki mandat besar dalam membumikan Tri Dharmanya. Justru dalam takdir demikianlah perguruan tinggi sejatinya menjadi sangat dinamis. Pendidikan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat merupakan wahana penjaga dinamikanya. Meskipun demikian, pengelolaan lembaga yang baik memegang kunci pengejawantahan mandat tersebut. Pendekatan strategik dalam mengelola lembaga pendidikan merupakan perekat segala dinamika perguruan tinggi. IAIN Kendari merupakan salah satu potret dari pergulatan sebuah perguruan tinggi dalam melakukan transformasi. Pergulatan tersebut menyampaikan pesan bahwa tidak cukup mengikuti trend dunia sebatas slogan maupun tagline, lebih dari itu mengamalkannya secara konsisten.Kata Kunci: Perencanaan Strategis, Kualitas, Perguruan Tinggi
Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan di SMA Muhammadiyah Kendari Syahrul Syahrul; Nurmayanti Nurmayanti
Shautut Tarbiyah Vol 25, No 2 (2019): Kependidikan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.944 KB) | DOI: 10.31332/str.v25i2.1623

Abstract

Artikel ini bertujuan menjelaskan beberapa aspek terkait pengelolaan guru dan tenaga kependidikan di SMA Muhammadiyah Kendari, yang meliputi: 1) perencanaan guru dan tenaga kependidikan di SMA Muhammadiyah Kendari; 2) pengorganisasian guru dan tenaga kependidikan di SMA Muhammadiyah Kendari; 3) memotivasi guru dan tenaga kependidikan di SMA Muhammadiyah Kendari; 4) pengawasan guru dan tenaga kependidikan di SMA Muhammadiyah Kendari. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif. Proses pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui proses reduksi, display, dan verifikasi. Jaminan keabasahan dan kehandalan data diperoleh melalui perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dan proses trianggulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan guru dan tenaga kependidikan dilakukan melalui proses analisis kebutuhan yang melibatkan majelis pendidikan dasar dan menengah, serta komite sekolah. Pengorganisasian guru dan tenaga kependidikan adalah penempatan para guru dan tenaga kependidikan yang telah terpilih dari proses penerimaan sesuai dengan bidang masing-masing. Proses memotivasi guru dan tenaga kependidikan tidak hanya dilakukan secara verbal tetapi juga dalam bentuk teladan langsung dari kepala sekolah. Adapun pengawasan guru dan tenaga kependidikan dilakukan dalam bentuk administratif dengan menggunakan instrumen monitoring, selain itu melalui kunjungan kelas.
Strategi Pengembangan Lembaga Pendidikan: Menggali Spirit PM Gontor 7 Putera, Sulawesi Tenggara Syahrul Syahrul
Shautut Tarbiyah Vol 24, No 2 (2018): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.064 KB) | DOI: 10.31332/str.v24i2.1169

Abstract

Berbagai lembaga didirikan untuk tujuan-tujuan besar melampaui target-target individual. Keberhasilan maupun kegagalan dalam memperjuangkan gagasan-gagasan dasar berlembaga akan ditentukan oleh konsistensi dari para pelakunya. PM Gontor merupakan simbol lembaga pendidikan Islam yang didirikan di atas tujuan suci, pengabdian kepada Allah, yang kemudian secara konsisten berjalan di atas gagasan itu. Hasilnya terlihat dengan jelas pada kemampuan melewati ujian-ujian sejarah, bahkan kini menjadi pesantren yang memiliki jaringan terbesar, nasional bahkan internasional. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendalami strategi pengembangan organisasi di salah satu cabang PM Gontor, yakni PM Gontor 7 Putera Riyadhatul Mujahidin, Sulawesi Tenggara. Tujuannya adalah untuk: 1) memahami gejalan proliferasi PM Gontor; 2) memaknai desain struktur organisasi PM Gontor; 3) memahami budaya organisasi PM Gontor; 4) mempelajari nilai-nilai dasar PM Gontor; 5) melacak jejak-jejak PM Gontor di Indonesia. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: perkembangan besar PM Gontor saat ini adalah buah manis dari konsistensi memperjuangkan gagasan; struktur organisasi yang dirancang relevan dengan perkembangan; mengokohkan budaya khas PM Gontor, pembelajaran nilai-nilai dasar PM Gontor pada semua jenjang pendidikan, memancarkan gagasan PM Gontor kepada masyarakat luas melalui pembukaan cabang-cabang di berbagai daerah di Indonesia.     Kata Kunci:   Proliferasi, PM Gontor 7, Strategi PengembanganVarious institutions were established for large goals beyond individual targets. The success or failure in fighting for basic institutionalized ideas will be determined by the consistency of the perpetrators. PM Gontor is a symbol of Islamic educational institutions founded on sacred goals, devotion to God, which then consistently goes on with that idea. The results are clearly visible in the ability to pass historical examinations, even now becoming pesantren which have the largest, national and even international networks. This article uses a qualitative approach to explore organizational development strategies in one of PM Gontor's branches, namely PM Gontor 7 Putera Riyadhatul Mujahidin, Southeast Sulawesi. The aim is to: 1) understand PM Gontor's proliferation problems; 2) interpret the design of PM Gontor's organizational structure; 3) understand PM Gontor's organizational culture; 4) learn the basic values of PM Gontor; 5) track traces of PM Gontor in Indonesia. The findings of this study indicate that: PM Gontor's great development today is the sweet fruit of consistency in fighting for ideas; organizational structure designed to be relevant to development; cementing PM Gontor's distinctive culture, learning the basic values of PM Gontor at all levels of education, emitting PM Gontor's ideas to the wider community through the opening of branches in various regions in Indonesia.    Keywords: Proliferation, PM Gontor 7, Development Strategy
Pengelolaan Tenaga Pendidik pada Lembaga Pendidikan Nonformal Bidang Keagamaan Islam Syahrul Syahrul; Yuniarni Yuniarni
Shautut Tarbiyah Vol 26, No 2 (2020): Education in Islamic Societies
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31332/str.v26i2.2162

Abstract

Artikel ini bertujuan menggambarkan pengelolaan tenaga pendidik pada lembaga pendidikan nonformal bidang keagamaan Islam, yang meliputi lima aspek kajian yaitu: 1) Perencanaan tenaga pendidik; 2) Pengorganisasian tenaga pendidik; 3) Pengarahan tenaga pendidik; 4) Pengembangan tenaga pendidik; dan 5) Pemberhentian tenaga pendidik. Penelitian ini dilakukan di TPQ Nurul Fitri Kendari melalui pendekatan kualitatif dengan metode naratif. Penelitian ini menemukan: pertama, perencanaan yang dilakukan melalui analisis faktor kebutuhan sumber daya pendidik kemudian menentukan kebutuhan sumber daya pendidik, perencanaan juga dilakukan pada rapat awal tahun di mana di dalamnya membahas hal-hal yang perlu dibenahi yaitu materi pembelajaran, sarana dan prasarana dan ujian santri. Kedua, Pengorganisasian dengan membagi setiap tenaga pendidik untuk bertanggungjawan terhadap level/kelas masing-masing sesuai dengan kualitas yang dimiliki dan memberikan tugas tambahan kepada guru untuk menduduki jabatan sebagai sekertaris dan bendahara. Ketiga, Pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan mengacu pada dua aspek yaitu kedisiplinan dan tanggungjawab tenaga pendidik. Keempat, Pengembangan dilakukan melalui rotasi jabatan dan peembelajaran secara berkelompok yang melibatkan semua guru-guru TPQ. Kelima, Pemberhentian tenaga pendidik di dasari oleh kemauan dari guru itu sendiri dengan faktor yang berbeda-beda. Abstract            This article aims to describe the management of teaching staff in non-formal educational institutions in the Islamic religious sector, which includes five aspects of study, namely: 1) Planning for educators; 2) Organizing of educators; 3) Direction of educators; 4) Development of educators; and 5) Termination of educators. This research was conducted at TPQ Nurul Fitri Kendari through a qualitative approach with a narrative method. This study found: first, planning is carried out through the analysis of the factor of teacher resource needs, then determining the need for educators, planning is also carried out at the initial meeting of the year where it discusses things that need to be addressed, namely learning materials, facilities and infrastructure and examinations. Students. Second, Organizing by dividing each teaching staff to be responsible for their respective levels / classes according to their quality and giving additional assignments to teachers to occupy positions as secretary and treasurer. Third, the direction carried out by the leadership refers to two aspects, namely the discipline and responsibility of the teaching staff. Fourth, development is carried out through job rotation and group learning that involves all TPQ teachers. Fifth, dismissal of teaching staff is based on the willingness of the teachers themselves with different factors. Keywords: Management, Educators, NonFormal Education, TPQ
Tanggung Jawab Sosial Pesantren: Studi pada Pondok Pesantren Al Munawwarah Pondidaha, Konawe Syahrul Syahrul
Shautut Tarbiyah Vol 23, No 2 (2017): Pendidikan dan Sosial Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.041 KB) | DOI: 10.31332/str.v23i2.902

Abstract

Artikel ini mengkaji empat aspek, yakni: (1) Bagaimana dinamika internal pondok Pesantren Al-Munawwarah; (2) Bagaimana kondisi sosial-keagamaan masyarakat Pondidaha; (3) Bagaimana relasi pondok pesantren Al-Munawwarah dengan masyarakat Pondidaha; dan (4) Pola-pola apa saja digunakan pesantren dalam menanggapi tuntutan tanggung jawab dari masyarakat. Penelitian ini menghasilkan temuan sebagai berikut: (1) Secara internal, Pondok Pesantren Al-Munawwarah mengalami stagnasi dan dekonsolidasi sebagai akibat dari perhatian Yayasan yang rendah. (2) Etnik Tolaki merupakan penduduk asli dan mayoritas pada masyarakat Pondidaha, yang sebagian besar adalah pemeluk agama Islam. Implementasi nilai-nilai Islam terlihat dalam ritual-ritual formal maupun doktrin tertentu seperti: ijab kabul dalam pernikahan, tidak makan babi, khitan/sunat, penguburan jenazah, dan lain-lain. Praktek-praktek ini mudah dijumpai karena melekat dalam peristiwa keseharian masyarakat Tolaki. Sedangkan ajaran agama Islam pada aspek yang lain seperti mu’amalah belum nampak karena masih dominannya tradisi, atau kompromi agama dengan tradisi. (3) Idealisme yang tertuang dalam dasar pendirian Ponpes Al-Munawwarah salah satunya berorientasi kemasyarakatan, tetapi saat ini tidak dapat diwujudkan dalam kebijakan dan kerja-kerja konkrit. Posisi pesantren Al-Munawwarah mengalami alienasi  dari masyarakat. (4) Reaktif: Sebagai pola respons internal. Respons atas kondisi internal hanya bersifat insidental melalui Mekanisme bertahan, yang menjadi pilihan paling realistis dari manajemen pondok dalam konteks menjawab permintaan tanggung jawab sosial. Kata Kunci: Tanggung Jawab Sosial, Pesantren, Suku Tolaki  Abstract            This article examines four aspects: (1) How internal dynamics of Pesantren Al-Munawwarah; (2) How is the socio-religious condition of Pondidaha society; (3) How is the relation of boarding school of Al-Munawwarah with Pondidaha society; and (4) What patterns are used by pesantren in response to community responsibility demands. This research yields the following findings: (1) Internally, Pondok Pesantren Al-Munawwarah is stagnated and deconsolidated as a result of low foundation concern. (2) Ethnical Tolaki is a native and majority in Pondidaha society, most of whom are Muslims. Implementation of Islamic values is seen in formal rituals and certain doctrines such as: ijab kabul in marriage, not eating pork, circumcision / circumcision, burial of the corpse, and others. These practices are easy to find because they are inherent in the daily activities of the Tolaki community. While the teachings of Islam on other aspects such as mu'amalah not visible because it is still the dominant tradition, or compromise with the tradition of religion. (3) Idealism contained in the Al-Munawwarah Foundation is socially oriented, but it can not be realized in concrete policies and works. Al-Munawwarah pesantren positions have alienation from society. (4) Reactive: As an internal response pattern. The response to internal conditions is only incidental through the persistence Mechanism, which becomes the most realistic option of boarding school management in the context of answering the demand for social responsibility.Key Words: Social Responsibility, Pesantren, Tolaki Tribe
Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi terhadap Motivasi Belajar Siswa Samrin Samrin; Syahrul Syahrul; St. Fatimah Kadir; Dewi Rafiul Lukluil Maknun
Shautut Tarbiyah Vol 26, No 2 (2020): Education in Islamic Societies
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31332/str.v26i2.2400

Abstract

Artikel ini bertujuan menguji pengaruh kondisi sosial ekonomi terhadap motivasi belajar siswa di SMAN 1 Abuki. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui teknik korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kondisi ekonomi orang tua terhadap motivasi belajar siswa adalah positif dan signifikan. Kesimpulan ini mengandung makna bahwa kondisi ekonomi orang tua yang baik memiliki arah positif dan nyata dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Kata Kunci: Kondisi Sosial Ekonoomi, Motivasi Belajar AbstractThis article aims to examine the effect of socio-economic conditions on student motivation at SMAN 1 Abuki. The research was conducted using a quantitative approach through correlational techniques. The results showed that the effect of the economic conditions of parents on student motivation is positive and significant. This conclusion implies that the economic conditions of good parents have a positive and real direction in increasing student achievement. Keywords: Socio-Economic Conditions, Learning Motivation
Sistem Informasi Manajemen Pendidikan: Dari Dukungan Negara Hingga Sistem Dukungan Keputusan Pada Pendidikan Tinggi Syahrul Syahrul
Shautut Tarbiyah Vol 22, No 2 (2016): Pendidikan dan Sosial Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.107 KB) | DOI: 10.31332/str.v22i2.497

Abstract

Utilization of information and communication technology products in the management of education has become a new trend, because it is proven to improve the effectiveness and efficiency of the management of educational institutions. One of the greatest contributions is the Management Information System of Education/EMIS), which serve to provide comprehensive information needed for decision-making in educational institutions. This awareness is not only felt by the developed countries but also developing. Nigeria became one of the developing countries who awakened to the importance of information systems in the management of education. Beberapan challenges faced are: inadequate funding, inability to integrate data and data systems, inadequate skills development in the use of data at all levels, inability to capture expenditure and cost data in EMIS, the inability to develop Record-student based EMIS. The importance of information systems unit feels more on the level of education, as support in making strategic decisions.Keywords: Education Management Information System, Decision Making
DAKWAH NATIO-EDUCATION PADA MASYARAKAT EKS TAHANAN POLITIK DI KAMPUNG NANGA-NANGA KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA Syahrul Syahrul
Jurnal Dakwah: Media Komunikasi dan Dakwah Vol 16, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.368 KB) | DOI: 10.14421/jd.2015.16207

Abstract

Kemajemukan  bangsa  Indonesia  tidak  hanya  pada  aspek-aspek yang selama ini populer di masyarakat seperti budaya, suku, bahasa, agama ataupun ras. Lebih dari itu, kemajemuk-an nampak pula pada kondisi sosial yang mengalami pelapisan“atas-menengah-bawah”,  terdidik-kurang  terdidik,  bahkan pelabelan berdasarkan latar belakang afiliasi politik seperti “kiri-tengah-kanan”. Fakta-fakta sosial tersebut menyebabkan terjadinya  perbedaan  perlakuan  bagi  masing-masing komunitas  yang  mengalami  polarisasi  tersebut  baik  secara struktural, kultural maupun politik.Mengambil  setting pada  masyarakat eks  tahanan politik  di Kampung  Nanga-Nanga  Kota  Kendari  Propinsi  Sulawesi Tenggara,  tulisan  ini  merupakan  upaya  melukiskan  kondisi suatu komunitas yang mengalami ketidakadilan secara sosial akibat pilihan mereka di masa lalu. Fakta lain yang menjadi sorotan  adalah  rendahnya  partisipasi  mereka  terhadap pendidikan.  Sehingga  tulisan  ini  juga  merupakan  ikhtiar memberikan tawaran solutif atas permasalahan tersebut.Masyarakat eks tahanan politik Kampung Nanga-Nanga Kota Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara adalah komunitas yang diasingkan dari hiruk-pikuk  penyelenggaraan negara akibat peristiwa 30 September 1965. Meskipun reformasi pada mei 1998 memberi harapan rehabilitasi, tetapi kondisi traumatik yang demikian kuat tidak memberi perubahan berarti dalam kehidupan sosial masyarakat kampung Nanga-Nanga. Proses isolasi masyarakat eks tahanan politik yang telah berlangsung cukup  lama  di  tempat  itu  menciptakan  stigma  bahwa kampung  Nanga-Nanga  dan  masyarakatnya  merupakan lapisan asing dalam struktur masyarakat di Kota Kendari.Akibat  dari  pengasingan  itu  masyarakat  kampung  Nanga-Nanga  menunjukkan  beberapa  perilaku  seperti:  pesimisme dalam berbangsa dan bernegara, apriori terhadap lembaga pendidikan,  sensitif  terhadap  agama,  dan  tertutup  dalam pergaulan sosial.Kondisi masyarakat eks tahanan politik di kampung Nanga-Nanga  yang  mayoritas  beragama  Islam  menghadirkan tawaran tentang perlunya pendekatan agama dalam konteks membangun  kesadaran  berbangsa  dan  menumbuhkan semangat  untuk  bersekolah.  Pendekatan  strategis  tersebut diharapkan  menjadi  gerakan  dakwah  kebangsaan  dan perbaikan layanan pendidikan. Akibatnya strategi dakwah ini menuntut  keterlibatan  seluruh  elemen  masyarakat  baik pemerintah,  tokoh  agama,  tokoh  masyarakat,  pemuda, mahasiswa dan lembaga pendidikan.
MENGELOLA PERGURUAN TINGGI DALAM IKLIM KETIDAKPASTIAN (MEMAHAMI DINAMIKA PERENCANAAN STRATEGIS DI STAIN SULTAN QAIMUDDIN KENDARI) Syahrul -
Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian Vol 10, No. 1, Mei 2015
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31332/ai.v10i1.332

Abstract

AbstractThis research was conducted the dynamics of strategic planning inSTAIN Kendari, which is actually as a guide to manage institutions in theuncertain situation. The research approach is qualitative with descriptivemethod. The research showed that: the formulation of strategic plan in2009-2014 at STAIN Kendari has the weaknesses in concepts andpractices such as: (a) no approaches found in the formulation of thestrategic plan, (b) there is not the identification of strategic issues. So thatthe vision, mission, and goals do not have a strong factual basis; (c) doesnot put forward an explanation of the development of the strategic plan;(d) The process of formulating the strategic plan at STAIN Kendari yetprovide ample scope of participation of stakeholders (stakeholders); (e)The formulation of the strategic plan is not based on the research in theinternal and external environment as well as; (f) The strategic plan hasnot been able to encourage competitive behavior in the community or inthe internal organization; (g) Map activity phases and deliverables isunclear. 2 The direction of STAIN Kendari development leads to 6 goals,61 policies and 103 programs. The findings indicate that 61 policies indirecting the development of STAIN Kendari in 2009-2014 is not found. 3 the evaluation of strategic plan in 2009-2014 shows that the goals that have been formulated yet is unsucced dan show its weaknessconceptually.Key Words: Uncertainty Situation, Higher Education, Strategic PlanningAbstrakPenelitian ini dilakukan dalam rangka memahami dinamika perencanaanstrategis di STAIN Kendari yang menjadi pedoman dalam mengelolalembaga dalam iklim yang penuh ketidakpastian. Pendekatan penelitianyang digunakan adalah kualitatif dengan metode deksriptif. Temuanpenelitian menunjukkan bahwa: 1. Perumusan rencana strategis STAINKendari 2009-2014 memiliki kelemahan-kelemahan konseptual danpraktik seperti: (a) tidak ditemukannya pendekatan-pendekatan dalam perumusan rencana strategis, (b) Tidak mencakup identifikasi isu-isustrategis. Sehingga visi, misi, dan tujuan tidak memiliki pijakan faktualyang kuat; (c) tidak dikemukakan penjelasan tentang cakupanpengembangan renstra; (d) Proses perumusan renstra STAIN Kendaribelum memberikan ruang yang luas bagi partisipasi para pemangkukepentingan (stakeholders); (e) Perumusan renstra belum berdasarkanpada hasil kajian terhadap lingkungan eksternal, maupun kajian internalsecara komprehensif; (f) Rencana strategis belum mampu mendorongperilaku kompetitif di masyarakat maupun di internal lembaga; (g) PetaTahapan Kegiatan dan Capaian Tidak Jelas. Arah pengembangan STAINKendari mengarah kepada 6 (enam) tujuan, 61 kebijakan dan 103program. Temuan riset ini menunjukkan 61 kebijakan yang diharapkanlahir dalam mengarahkan pengembangan STAIN Kendari 2009-2014tidak ditemukan wujudnya. 3. Evaluasi rencana strategis STAIN Kendari2009-2014 menunjukkan bahwa tujuan-tujuan yang telah dirumuskanbelum menunjukkan bentuknya dan menunjukkan kelemahan secarakonseptual.Kata Kunci:  Iklim Ketidakpastian, Pendidikan Tinggi, Perencanaan Strategik