Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Sari Pediatri

Metode Pemeriksaan Kualitas General move­ ments Meningkatkan Nilai Prediksi Ultrasono­ grafi Kepala untuk Memprediksi Perkembangan Bayi Kurang Bulan dari Ibu Preeklamsia Berat Nur Rochmah; Ahmad Suryawan; Moersintowarti BN; Darto Saharso; Fatimah Indarso
Sari Pediatri Vol 14, No 1 (2012)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.763 KB) | DOI: 10.14238/sp14.1.2012.14-8

Abstract

Latar belakang. Kelahiran kurang bulan dan preeklamsia berat merupakan faktor risiko penyimpangan perkembangan. Deteksi dini perkembangan sangat penting. Hal tersebut memberi peluang intervensi awal dengan hasil optimal. Pemeriksaan ultrasonografi kepala mempunyai keterbatasan dalam memprediksi outcome perkembangan bayi kurang bulan. Pemeriksaan general movementslebih murah dan dapat digunakan di negara berkembang dengan sarana diagnostik yang terbatas. Penambahan pemeriksaan kualitas general movementsdapat meningkatkan nilai prediksi dibandingkan dengan pemeriksaan ultrasonografi kepala saja. Tujuan. Melakukan analisis nilai prediksi ultrasonografi kepala, pemeriksaan general movements,dan kombinasi keduanya untuk memprediksi status perkembangan bayi kurang bulan.Metode. Studi longitudinal diagnostik, dilakukan di RS Dr Soetomo Surabaya pada bulan Desember 2009 sampai Juni 2010. Pemeriksaan ultrasonografi kepala dilakukan pada usia 2 minggu pertama, general movementspada usia 52 minggu gestasi, dan status perkembangan dievaluasi dengan Denver II pada usia 4 bulan usia koreksi. Data dianalisis menggunakan SPSS 12.0. Persetujuan kelaikan etik dikeluarkan oleh RS Dr Soetomo, Surabaya. Hasil.Delapan belas bayi kurang bulan (<37 minggu gestasi) mengikuti penelitian.mempunyai nilai sensitivitas (SN), spesivisitas (SP), nilai prediksi positif (NPP), nilai prediksi negatif (NPN), dan likelyhood ratio(LR) ultrasonografi kepala (0,2;1,0;1,0;1;0,50;5,0), sedangkan general movements (0,90;0,75;0,82;0,86;3,60). Kombinasi kedua pemeriksaan tersebut mempunyai nilai prediksi (0,80;0,50;0,67;0,67;1,60). Kesimpulan.Penambahan pemeriksaan kualitas general movementsdapat meningkatkan sensitivitas outcomeperkembangan bayi kurang bulan dibandingkan hanya pemeriksaan ultrasonografi kepala saja.
Dampak Penggunaan Gawai Terhadap Perkembangan Anak Siti Nurul Fajariyah; Ahmad Suryawan; Atika Atika
Sari Pediatri Vol 20, No 2 (2018)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.792 KB) | DOI: 10.14238/sp20.2.2018.101-5

Abstract

Latar belakang. Gawai adalah salah satu perkembangan teknologi yang digunakan secara merata pada semua kalangan usia, termasuk anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Penggunaan gawai pada anak balita menyebabkan anak kurang tertarik untuk berinteraksi dengan lingkungannya atau bermain dengan teman sebaya sehingga mengganggu proses perkembangan secara alami. Tujuan. Mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan gawai dengan perkembangan anak usia 24-60 bulan.Metode. Penelitian analitik observasional dengan pendekatan crosssectional dilakukan pada anak usia 24-60 bulan di Kelurahan Simomulyo Surabaya. Pengambilan sampel dilakukan dengan consecutive sampling. Intensitas penggunaan gawai diukur menggunakan kuesioner penilitian sedangkan perkembangan anak diukur dengan melakukan pemeriksaan perkembangan menggunakan formulir KPSP. Analisis dilakukan dengan uji korelasi Spearman.Hasil. Terdapat 66 anak yang ikut serta dalam penelitian. Anak-anak dengan intensitas penggunaan gawai rendah menunjukkan hasil pemeriksaan perkembangan sesuai, sedangkan intensitas penggunaan gawai tinggi menunjukkan hasil pemeriksaan meragukan. Terdapat hubungan antara intensitas penggunaan gawai dengan perkembangan anak usia 24-60 bulan (p=0,000), dengan kekuatan sedang dan arah hubungan positif (koefisien korelasi = 0,521)Kesimpulan. Intensitas penggunaan gawai yang tinggi dapat mempengaruhi proses perkembangan anak usia 24-60 bulan, dibutuhkan peran aktif orang tua dan tenaga kesehatan dalam memantau dan mendukung perkembangan anak.
Peran Bifidobacterium dalam Perkembangan Otak dan Tumbuh Kembang Anak Ahmad Suryawan; Rini Sekartini
Sari Pediatri Vol 22, No 5 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.5.2021.325-30

Abstract

Pengetahuan tentang peran spesifik mikrobiota saluran cerna dalam perkembangan otak dan tumbuh kembang anak semakin menarik perhatian peneliti pada beberapa tahun terakhir. Hal tersebut disebabkan karena terakumulasinya bukti dari berbagai studi tentang komunikasi dua arah antara saluran cerna dan otak, yang digambarkan sebagai teori gut-brain axis. Salah satu mikrobiota yang mendapat perhatian khusus dalam hal ini adalah Bifidobacterium, yang berpotensi mempunyai peran khusus dalam perkembangan otak anak usia dini, Kolonisasi Bifidobacterium dalam saluran cerna paling dominan pada usia awal setelah lahir, yang terjadi paralel dengan periode kritis perkembangan sirkuit otak anak. Aplikasi klinis teori gut-brain axis lebih banyak terbukti pada studi eksperimental. Studi pada subyek anak mayoritas merupakan studi observasional dengan hasil yang tidak konsisten. Pemberian Bifidobacterium nampak menjanjikan sebagai regimen untuk terapi gejala gangguan tumbuh kembang. Namun bukti berbasis uji klinis masih sangat terbatas, dan menunjukkan hasil yang heterogen. Masih diperlukan bukti berbasis uji klinis acak-terkontrol yang dirancang dengan baik untuk memvalidasi efektivitas probiotik untuk terapi gangguan tumbuh kembang dalam hal identifikasi strain, dosis, dan waktu pengobatan yang sesuai dan standar. Peningkatan pemahaman tentang keilmuan gut-brain axis diharapkan membuka kemungkinan dimasa depan akan muncul terapi berbasis probiotik yang mempunyai efek terhadap berbagai kondisi otak dan tumbuh kembang anak
Evaluasi Penggunaan Metode Prechtl untuk Menilai Kualitas Gerakan Spontan Bayi Muda Sehat: Pengalaman RSU Dr. Soetomo Surabaya Ahmad Suryawan; Komang Ayu Witarini; Risa Etika; Fatimah Indarso; Irwanto Irwanto; Moersintowati B. Narendra; Sylviati M. Damanik
Sari Pediatri Vol 9, No 6 (2008)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.375 KB) | DOI: 10.14238/sp9.6.2008.363-9

Abstract

Latar belakang. Penilaian kualitas gerakan spontan pada bayi dengan metode “General movements (GMs)”dari Prechtl mempunyai validitas tinggi untuk memprediksi risiko gangguan perkembangan anak. MetodeGMs masih relatif baru di Indonesia, sehingga dibutuhkan evaluasi aspek praktikalnya untuk dapatdiaplikasikan secara optimal.Tujuan. Mengetahui kondisi paling optimal untuk menilai kualitas gerakan spontan bayi muda sehatmenggunakan metode GMs dari Prechtl.Metode. Dilakukan rekaman video secara berurutan pada bayi yang memenuhi kriteria inklusi lahir sehat,cukup bulan, tanpa risiko, dan mendapat persetujuan tertulis dari orangtua, lahir di RSU Dr Soetomo-Surabaya pada kurun waktu Desember 2006-Januari 2007. Teknik perekaman dilakukan sesuai standarisasiPrechtl, dengan berbagai variasi waktu dan kondisi. Analisis video rekaman dilakukan secara persepsiGestalt oleh salah satu peneliti, yang sebelumnya telah mendapat kursus dan sertifikat metode GMs.Parameter aspek praktikal untuk evaluasi digolongkan: optimal dan tidak optimal.Hasil. Tidak didapatkan penolakan dari orang tua untuk seluruh 56 bayi yang memenuhi kriteria inklusi.Tiga (5,4%) video yang tidak dapat dianalisis karena faktor kesalahan teknis perekaman. Kualitas GMslebih optimal untuk dianalisis apabila perekaman dilakukan pada waktu siang hari dibandingkan waktupagi (p=0,026) atau malam (p=0,045), dan dilakukan 30 menit sebelum waktu minum, dibandingkan 30menit sesudahnya (p=0,032). Tingkat kesulitan analisis tidak berbeda bermakna apabila perekamandilakukan di tempat yang khusus dibandingkan dilakukan di boks (p=0,156) atau inkubator (p=0,466).Kesimpulan. Metode Prechtl dapat diterapkan dengan praktis dan optimal apabila pengambilan videodilakukan pada waktu siang hari dan 30 menit sebelum waktu minum. Tempat pengambilan rekamantidak mempengaruhi segi kepraktisannya
Perkembangan Otak dan Kognitif Anak: Peran Penting Sistem Imun pada Usia Dini Ahmad Suryawan; Anang Endaryanto
Sari Pediatri Vol 23, No 4 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.4.2021.279-84

Abstract

Perkembangan kognitif anak merupakan cerminan dari kompleksitas kerja sirkuit otak yang terbentuk sejak usia dini dan harus melewati periode kriitis pada tahun-tahun pertama awal kehidupan anak. Semakin kompleks sirkuit otak yang terbentuk, maka semakin besar kapasitas anak untuk belajar mengembangkan kemampuan kognitif. Saat ini berbagai studi mengkaitkan antara perkembangan otak dengan perkembangan sistem imun anak pada usia dini. Sistem imun selama ini lebih dikenal peranannya dalam sistem pertahanan tubuh untuk melawan organisme patogen, ternyata terbukti juga mempunyai peran khusus dalam proses perkembangan otak, baik dalam kondisi yang normal atau sehat, maupun pada kondisi patologis. Proses perkembangan otak dan sistem imun melibatkan berbagai sel dan molekul-molekul mediator yang sama, seperti protein dan sitokin. Keterkaitan perkembangan otak dan sistem imun terjadi secara dua arah dengan konsep mekanisme yang terprogram sejak usia dini, dimana aktivasi di usia dini akan berdampak jangka panjang terhadap kedua sistem tersebut. Berbagai studi saat ini juga membuktikan bahwa mikrobiota saluran cerna juga berperan khusus dalam sistem imun dan perkembangan otak. Memahami aktivasi sistem imun selama periode kritis perkembangan otak anak merupakan langkah yang strategis untuk dapat mengungkap patogenesis berbagai gangguan perkembangan, perilaku, dan kognitif pada anak dan juga terhadap berbagai cara dan metode terapi di masa depan.