Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : JBI : Jurnal Bahasa Indonesia

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA AWAL DI KALIMANTAN, LEMBAGA DAN TOKOHNYA Rahma Ashari Hamzah; Bahaking Rama; Arifuddin Siraj
JBI : Jurnal Bahasa Indonesia Vol. 1 No. 2 (2023): December
Publisher : CV. Kalimasada Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59966/jbi.v1i2.660

Abstract

Islam menjadi agama mayoritas di beberapa titik perbatasan seperti di daerah perbatasan Sambas dan Kapuas Hulu, Islam menjadi agama mayoritas yang dianut oleh masyarakat yang berasal dari Suku Melayu, suku Dayak yang sudah memeluk Islam dan berbagai suku pendatang. Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang-pedagang Arab dan Gujarat dari India yang tertarik dengan rempahrempah. Kemudian mereka membentuk koloni-koloni Islam yang ditandai dengan Komunikasi penyiaran dakwah dalam sejarah islamisasi di daerah perbatasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan pendidikan islam pada masa awal di Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis liberary research. Berdasarkan penelitian dijelaskan bahwa kawasan Kalimantan adalah bagian dari Nusantara. Dalam interaksi dan relasi itu berbagai jaringan baik itu bersifat sosial-ekonomi, sosial-politik maupun sosial-intelektual telah terbentuk di kalangan umat Islam di Nusantara yang memungkinkan terjadinya saling mempengaruhi, saling berkontribusi, dan bahkan saling berkompetisi. Islam yang berkembang di kawasan Kalimantan memiliki kesamaan dengan wilayah lain di Nusantara di samping tentu saja perbedaan berupa varian dan kekhasan masing-masing wilayah. Meskipun ada beberapa perbedaan, namun pada dasarnya perkembangan pendidikan islam di awal khususnya wilayah Kalimantan memiliki banyak kesamaan. Tokoh pendidikan islam masa awal di Kalimantan adalah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, Fatimah, Syekh Abdul Wahab Bugis, Datu Kandang Haji dan Datu Muning alias Datu Sanggul. Juga Syekh Muhammad Thayyib Bin Mas'ud Al-Banjari, Syekh Muhammad Nafis Al-Banjari, dan Syekh Abdul Hamid Abulung.