Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN POLA PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA USIA 6 - 24 BULAN DI DESA GENTAWANGI KECAMATAN JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS Tri Sumarni
Viva Medika Vol 8 No 1 (2015)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.794 KB) | DOI: 10.35960/vm.v8i1.285

Abstract

This research is know the relationship between maternal educational level and supplementary feeding pattern with nutritional status for infants in the age of6-24 months. The research method using observational analytic with designcross-sectiona l and simple random sampling technique sampling conducted in.The sample of this research are 54 respondents. Technique of data collectionusing questionnaires and form recall on 8 June until 1 July , 2011. Data analysisusing the spearman rank correlation test (rho). The results of the research with sothe relationship between maternal educational level with nutritional status forinfant in the age of 6-24 months and the relationship between the supplementaryfeeding pattern with nutritional status for infant in the age of 6-24 months at asignificance level of 5% found that the value p < 0.05 is 0.000. Based on theresults of the analysis, the researcher concluded that there is a significantrelationship between maternal educational level and supplementary feedingpattern for infants in the age of 6-24 months with nutritional status in Gentawangiof Jatilawang Subdistrcit of Banyumas Regency. Key words: Education, Pattern of Feeding, Nutritional Status In Toodler
HUBUNGAN PERSEPSI PERILAKU CARING PEMBIMBING KLINIK DENGAN PERILAKU CARING MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO Tri Sumarni; Reni Dwi Setyaningsih
Viva Medika Vol 10 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.464 KB) | DOI: 10.35960/vm.v10i2.364

Abstract

Perilaku caring merupakan inti dari profesi keperawatan dan dianggap sebagai indikator penting dan dasar bagi pendidikan keperawatan yang berkualitas. Pembentukan dan pemeliharaan perilaku caring penting untuk dibentuk saat pembelajaran di bangku perkuliahan. Faktor yang mempengaruhi konsep diri mahasiswa adalah role model dari perilaku caring. Interaksi caring antara mahasiswa dengan dosen/ pembimbing klinik menjadi dasar caring ke pasien. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan persepsi perilaku caring pembimbing klinik dengan perilaku caring mahasiswa keperawatan. Jenis penelitian ini adalah observasi kuantitatif dengan desain cross sectional dengan menggunakan sampel sebanyak 306 mahasiswa Keperawatan yang sudah pernah menjalani praktik klinik keperawatan di rumah sakit. Pengambilan sampel dengan total sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner. Analisis univariat dilakukan dengan menyajikan hasil penelitian tiap variabel dengan tekstular, tabular dan grafikal. Analisis bivariat untuk menguji hipotesis antara variabel bebas dan terikat dengan spearman. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata untuk perilaku caring adalah 112,9 dengan standar deviasi (SD) 13,91 untuk persepsi tentang caring pembimbing klinik adalah 82,79 dengan SD 12,86. Persepsi perilaku caring pembimbing klinik tidak berhubungan dengan perilaku caring mahasiswa (p value 0,633). Keywords: Persepsi, Perilaku Caring Mahasiswa Keperawatan, Pembimbing Klinik
HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN MOTIVASI KERJA DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT PELAKSANA Tri Sumarni
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 7 No 2 (2016)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku caring perawat merupakan salah satu komponen esensial dari mutu layanan rumah sakit. Hasil survei kepuasan pasien mengindikasikan kurangnya perilaku caring perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Ajibarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku caring serta faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku caring perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Ajibarang. Rancangan penelitian ini adalah cross-sectional menggunakan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui kuesioner terhadap 41 perawat pelaksana pada bulan Mei-Juni 2016 di ruang rawat inap kelas III RSUD Ajibarang. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dengan uji chi square. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa sebagian besar perawat berumur 25-45 tahun (92,7%), berjenis kelamin perempuan (56,1%), memiliki pendidikan DIII Kep (80,5%), masa kerjanya <5 tahun (58,5%) serta dengan status pernikahan menikah (82,9%). Perawat pelaksana memiliki motivasi baik (53,7%) dan perilaku caring baik (58,5%). Analisis bivariat menunjukkan bahwa umur (p=0,767), jenis kelamin (p=0,105), pendidikan (p=0,800), lama kerja (p=0,540) dan status pernikahan (p=0,934) tidak berhubungan dengan perilaku caring perawat pelaksana, hanya motivasi yang berhubungan dengan perilaku caring perawat (p=0,001). Diharapkan Bidang Keperawatan RSUD Ajibarang mengadakan pelatihan terkait perilaku caring dan meningkatkan motivasi kerja perawat dengan meningkatkan budaya organisasi (reward, desain pekerjaan, kepemimpinan).
STUDI KELENGKAPAN PENGISIAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIKDI RUMAH SAKIT UMUM AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS Yuris Tri Naili; Tri Sumarni
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL - HASIL PENELITIAN & PENGABDIAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.028 KB)

Abstract

Medical treatment approval is an absolute requirement to do medical treatment. According toSubekti, an agreement also called an approval because both party is agree to do something. Itcan be said that both terms (agreement and approval) have a same meaning. (Subekti, 1987,Law Agreement, Intermassa, Jakarta). Medical treatment approval form is a law agreement,therefore medical treatment approval must meet the legitimate of an agreement, as regulated inarticle 1320 and 1321 KUHP. The purpose of this research is to describe the compatibility andcompleteness of approval form fulfilment. This research conducted in Ajibarang Hospital usingdescriptive research methodology to give a detail, systematic and comprehensive description about everything related to the compatibility and completeness of approval form fulfilment.This research found that in substance the Medical Treatment Approval Form of Ajibarang Hospital has not fulfil the principle of agreement which is regulated in article 1320 and 1321KUHP, and the Medical Treatment Approval Form of Ajibarang Hospital 98% is not filledcompletely. The incompleteness is consist of : 91, 7 % the approver identity is unallocatedcompletely; 36, 7 % the patient identity is unallocated completely; 10,8% the medical recordnumber is unallocated completely; 24,8% the approver status is unallocated completely; 21,6%the signature witness of patient family is unallocated completely; 4% approver signature isunallocated completely, and 1,8 % medical treatment explanation is unallocated completely.Key word : Medical treatment approval, compatibility, completeness
EDUKASI TATA LAKSANA NON FARMAKOLOGI UNTUK PENCAPAIAN TEKANAN DARAH TERKONTROL PADA PENYANDANG HIPERTENSI DI POSBINDU PTM DESA DUKUHWALUH KEMBARAN Tri Sumarni; Reni Dwi Setyaningsih
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 25, No 2 (2019): APRIL - JUNI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v25i2.14269

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah utama kesehatan masyarakat. Prevalensinya yang cenderung meningkat serta potensi risiko komplikasi yang mengancam menyebabkan dibutuhkan upaya yang sistematis dalam rangka pengendalian penyakit melalui program Posbindu PTM. Manajemen terapi  hipertensi harus dilakukan seumur hidup, baik terapi farmakologi maupun non farmakologi, untuk dapat menurunkan munculnya risiko komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup penyandang. Hal ini menyebabkan perlunya pendampingan melalui pemberian edukasi bagi penyandang hipertensi dalam rangka pencapaian tekanan darah terkontrol dan pengurngan gejala Hipertensi sehingga risiko komplikasi dapat ditekan. Posbindu Desa Dukuh waluh masih didapatkan beberapa peserta yang tidak rutin datang, dan tidak mengetahui pentingnya pengontrolan gaya hidup sebagai bagian dari terapi non farmakologi. Pemberian edukasi tentang hipertensi dan tata laksanan non farmakologik dilakukan dengan  metode pendidikan kelompok melalui ceramah dan diskusi dengan sasaran peserta posbindu yang teridentifikasi sebagai penyandang hipertensi, yaitu sebanyak 25 peserta. Hasil akhir kegiatan didapatkan adanya peningkatan rerata skor pengetahuan sasaran sebesar 2.6 point dan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik masing-masing sebesar 15.6 dan 7.6 point. Pemberian edukasi penting bagi penyandang hipertensi untuk dapat mematuhi manajemen terapi farmakologik dan non farmakologik. Kata kunci: Hipertensi, posbindu, edukasi, non farmakologi Abstract  Hypertension is one of the non-communicable diseases (PTM) which is a major problem for public health. The prevalence that tends to increase and the potential risk of threatening complications causes systematic efforts to control disease through the Integrated Development Post (Posbindu) program. Management of therapy for hypertension must be carried out for life, both pharmacological and non-pharmacological therapies, to reduce the risk of complications and to improve the quality of life for people. This causes the need for assistance through the provision of education for people with hypertension in order to achieve controlled blood pressure and reduce symptoms of hypertension so that the risk of complications can be reduced. In Posbindu Dukuhwaluh, there are still some participants who do not routinely come, and do not know the importance of controlling lifestyle as part of non-pharmacological therapy. Providing education about hypertension and non-pharmacological procedures was carried out by the method group discussion with the aim of 25 Posbindu participants identified as having hypertension. The final result of the activity found an increase in the mean target knowledge score of 2.6 points and a decrease in systolic and diastolic blood pressure of 15.6 and 7.6 points respectively. Providing education is important for people with hypertension to be able to adhere to the management of pharmacological and non-pharmacological therapies. Keywords: Hypertension, posbindu, education, non-pharmacological
GAMBARAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) DI ROJINHOME THINSAGUNO IE ITOMAN OKINAWA JEPANG: DESCRIPTION OF THE LEVEL OF ELDERLY INDEPENDENCE IN FULFILLMENT OF ACTIVIY DAILY LIVING (ADL) IN ROJINHOME THINSAGUNO IE ITOMAN OKINAWA JAPAN Nanjar Widiastuti; Tri Sumarni; Reni Dwi Setyaningsih
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 3 No. 2 (2021): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.512 KB) | DOI: 10.53599/jip.v3i2.82

Abstract

Abstrak : Activity of daily living (ADL) adalah aktivitas pokok bagi perawatan diri. Activity of daily living meliputi antara lain: ke toilet, makan, berpakaian (berdandan), mandi, dan berpindah tempat. Pengkajian ADL penting untuk mengetahui tingkat ketergantungan lansia dalam rangka menetapkan level bantuan bagi lansia tersebut dan untuk menyusun rencana perawatan jangka panjang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL yang tinggal di rojinhome Thinsaguno Ie Itoman Okinawa Jepang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh lansia di rojinhome Thinsaguno Ie Itoman Okinawa Jepang sejumlah 34 responden. Penentuan sampel menggunakan teknik total sampling. Alat ukur yang digunakan adalah lembar checklist Barthel Index. Penelitian ini menggunakan analisis data univariat yang ditampilkan dalam distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan rata-rata umur yaitu 83,23 tahun dan paling dominan pada rentang umur old (75-90 tahun) yaitu 70,6%. Jenis kelamin sebagian besar perempuan yaitu 64,7%, tingkat kemandirian sedang dalam ADL yaitu 38,2%. Tingkat kemandirian lansia berdasarkan umur paling dominan pada rentang umur old (75-90 tahun) dengan tingkat kemandirian sedang (29,4%). Tingkat kemandirian lansia berdasarkan jenis kelamin paling dominan pada jenis kelamin perempuan dengan ketergantungan sedang (23,5%). Abstract : Activity of daily living (ADL) is a staple activity for self-care. Activity of daily living includes, among others: toileting, eating, dressing, showering, and moving places. ADL assessment is important to determine the level of dependence of the elderly in order to determine the level of assistance for the elderly and to develop a long-term care plan. The purpose of this study was to describe the level of independence of the elderly in fulfilling the ADL at rojinhome of Thinsaguno Ie Itoman Okinawa, Japan. The type of this research is descriptive observational with cross sectional approach. The sample in this research were all 34 elderly people at rojinhome Thinsaguno Ie Itoman Okinawa Japan. Determination of the sample using total sampling technique. The measuring instrument used is the Barthel Index checklist sheet. This study uses univariate data analysis which is displayed in the frequency distribution. The results showed that the average age was 83.23 years and the most dominant in the old age range (75-90 years) was 70.6%. The gender of most of the women was 64.7%, the level of independence was moderate in ADL, namely 38.2%. The level of elderly independence based on age is the most dominant in the old age range (75-90 years) with a moderate level of independence (29.4%). The level of independence of the elderly based on sex was the most dominant in the female sex with moderate dependence (23.5%).
Tipe Kepribadian dan Perilaku Caring Mahasiswa Sarjana Keperawatan di Universitas Harapan Bangsa Tri Sumarni; Arlyana Hikmanti
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 5, No 1 (2021): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v5i1.192

Abstract

AbstrakPerilaku caring merupakan inti dari profesi keperawatan dan dianggap sebagai indikator penting dan dasar bagi pendidikan keperawatan. Sikap dan perilaku individu dipengaruhi oleh ciri kepribadian. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hubungan tipe kepribadian dengan perilaku caring mahasiswa keperawatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa program studi sarjana keperawatan sebanyak 250 mahasiswa yang terdiri dari semester 4, 6 dan 8 teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Instrumen penelitian yang digunakan perilaku caring diadaptasi dari kuesioner Caring Behavior Inventory (CBI) dan kuesioner kepribadian NEO-Five-Factor Inventory oleh McCrae dan Costa. Tipe kepribadian terbanyak yaitu kepribadian conscientiousness (mean 67,89). Perilaku caring responden mayoritas pada kategori baik (88%). Hubungan tipe kepribadian (big five personality) dengan perilaku caring signifikan pada kepribadian conscientiousness (r=0,13, p=0,03) dan kepribadian agreeableness (r=0,18, p=0,04). Terdapat hubungan antara tipe kepribadian (big five personality) dengan perilaku caring khususnya pada kepribadian conscientiousness dan agreeableness. Proses pembelajaran yang dapat membentuk karakter dan perilaku caring di instansi pendidikan perlu ditingkatkan lagi. Dosen dapat membantu mahasiswa untuk memahami kepribadian masing-masing melalui proses belajar mengajar. Kata kunci: tipe kepribadian, perilaku caring, mahasiswa keperawatan  AbstractCaring behavior is at the core of the nursing profession and is considered as an important and basic indicator of nursing education. Individual attitudes and behavior are influenced by personality traits. The purpose of this study was to analyze the relationship between personality types and caring behavior of nursing students. This research is a descriptive correlational study with a cross sectional approach. The sample of this study was 250 undergraduate nursing students of the fourth, sixth and eighth semesters. The sampling technique used total sampling. The research instrument used caring behavior was adapted from the Caring Behavior Inventory (CBI) questionnaire and the NEO-Five-Factor Inventory personality questionnaire by McCrae and Costa. The most personality type is conscientiousness personality (mean 67.89). The majority of respondents caring behavior is in good category (88%). The relationship of personality type (big five personality) with caring behavior was significant on conscientiousness personality (r = 0.13, p = 0.03) and agreeableness personality (r = 0.18, p = 0.04). There is a relationship between personality type (big five personality) and caring behavior, especially conscientiousness and agreeableness personalities. The learning process that can shape the character and behavior of caring in educational institutions needs to be further improved. Lecturers can help students to understand each other's personalities through teaching and learning process.Keywords : personality type, caring behavior, nursing students
Senam Ergonomi untuk Mencegah Keluhan Musculoskeletal Disorders Tri Sumarni; Adiratna Sekar Siwi
Jurnal Pengabdian Masyarakat - PIMAS Vol 1 No 2 (2022): Mei
Publisher : LPPM Universitas Harapan Bangsa Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (727.585 KB) | DOI: 10.35960/pimas.v1i2.779

Abstract

Pekerja pabrik berisiko bekerja dalam suatu posisi yang tidak ergonomi. Postur tubuh yang tidak ergonomis dapat menyebabkan musculoskeletal disorders (MSDs). Aktivitas fisik yang membutuhkan kekuatan otot yang besar, seperti mengangkut barang dan bergerak hal-hal secara manual bila dilakukan dengan postur tubuh yang buruk, dapat menyebabkan sakit punggung dan meregangkan tulang punggung. Senam ergonomi adalah beberapa teknik senam untuk mengembalikan atau memperbaiki posisi dan fleksibilitas sistem saraf dan aliran darah, sehingga dapat mengurangi keluhan muskuloskeletal. Program pengabdian masyarakat bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pekerja pabrik tentang keluhan MSDs, manfaat senam ergonomi, sikap ergonomis dalam bekerja seperti cara mengangkat beban yang benar, posisi duduk yang benar, cara memindah barang yang benar, langkah-langkah senam ergonomi. Metode pelaksanaaan pengabdian yaitu screening keluhan MSDs, pendidikan kesehatan dan diskusi tentang manfaat senam ergonomi dan langkah-langkah senam ergonomi. Sasaran kegiatan adalah pekerja pabrik yang berjumlah 20. Pekerja pabrik sebagaian besar berusia 30-40 tahun (70%), mempunyai pendidikan SD (55%), keluhan MSDs nyeri punggung bawah (30%). Terkait pengetahuan tentang sikap ergonomi dan senam ergonomi, sebelum pendidikan kesehatan tingkat pengetahuan sebagian besar dalam kategori kurang (50%) dan setelah pendidikan kesehatan tingkat pengetahuan dalam kategori baik (75%).
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF PADA PASIEN TUMOR PARU Ray Hannif Fadillah; Tri Sumarni
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 3 No 2: Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jip.v3i2.1763

Abstract

Kasus kanker paru di Indonesia pada tahun 2020 berada pada peringkat ketiga yaitu 34.783 kasus. Masalah yang dapat terjadi pada penderita tumor paru adalah bersihan jalan napas tidak efektif karena suplai oksigen menuju otak dan jaringan terganggu. Jenis karya ilmiah ini adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian yaitu pasien tumor paru Tn. W dengan gangguan kebutuhan dasar oksigenasi bersihan jalan napas tidak efektif di Ruang Edelweis Atas RSUD Kardinah Kota Tegal. Metode pengumpulan data yang melalui anamnesis, pengamatan, pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi. Hasil menunjukkan terdapat perkembangan kondisi pasien sebelum dan sesudah implementasi ditandai dengan frekuensi pernapasan 20x/menit, sesak napas berkurang, dan dahak berkurang. Kesimpulan dari studi kasus ini yaitu pemberian intervensi batuk efektif dapat mengatasi masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif.
PENERAPAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN MENGGUNAKAN 3S (SDKI, SLKI, SIKI) DI RSI BANJARNEGARA Tri Sumarni; Adiratna Sekar Siwi; Arni Nur R; Anton Suhendro
Jurnal Pengabdian Masyarakat - PIMAS Vol 1 No 4 (2022): November
Publisher : LPPM Universitas Harapan Bangsa Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35960/pimas.v1i4.891

Abstract

Nursing documentation is the primary source of clinical information for meeting legal and professional requirements. The problem that still often arises in the implementation of documentation is that it is not in accordance with the Standardized Nursing Language (SNL) standard of nursing language, especially uniformity in using the language of nursing diagnoses and interventions. The community service program aims to increase nurses' knowledge about how to formulate nursing diagnoses using the SDKI, how to formulate outcome criteria using the SLKI and how to formulate nursing activities based on the SIKI. The method of service implementation is screening nurses' knowledge about nursing documentation using 3S, counseling and discussions about nursing documentation using 3S and its application. The target of the activity is 35 nurses. Most of the service participants are 20-30 years old (54%), female (69%), have D3 Nursing education (91%) and have worked for more than 3 years (54%). Regarding knowledge about nursing documentation using 3S, before health education the level of knowledge was mostly in the poor category (68%) and after health education the level of knowledge was in the good category (60%). .