Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Pengaruh Penggunaan Metode Student Facilitator And Explaining Dalam Pembelajaran Kooperatif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa SMK Di Kota Tasikmalaya Muslim, Siska Ryane
Jurnal Pendidikan dan Keguruan Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Pendidikan dan Keguruan Vol. 1 No. 1, 2014
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Keguruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.63 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif Student Facilitator and Explaining terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik dan kemampuan berpikir kritis matematik siswa. Penelitian ini merupakan eksperimen, dengan populasi seluruh siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Tasikmalaya. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling dan dipilih sampel dua kelas X. Kelas eksperimen diberikan pembelajaran kooperatif dengan metode Student Facilitator and Explaining, dan kelas kontrol diberikan pembelajaran langsung. Instrumen yang digunakan adalah seperangkat tes yang mengukur kemampuan  pemecahan masalah dan kemampuan berpikir kritis matematik. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan berpikir kritis matematik pada kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif Student Facilitator and Explaining lebih baik daripada kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran langsung; terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan berpikir kritis matematik siswa pada kelompok atas, tengah, dan bawah yang memgikuti pembelajaran kooperatif dengan metode Student Facilitator and Explaining; serta terdapat korelasi positif antara kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif dengan metode Student Facilitator and Explaining.  Kata kunci: Pembelajaran Langsung, Model Pembelajaran Kooperatif, Metode Student Facilitator and Explaining, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik, Kemampuan Berpikir Kritis Matematik. ABSTRACT This experimental study was aimed at investigating the effect of the use of Student Facilitator and Explaining type of cooperative learning model on students’   mathematical problem-solving and critical thinking. The population was the vocational school students in Tasikmalaya city, while the randomly selected sample was two classes of grade X. The experimental class was treated through cooperative learning model with Student Facilitator and Explaining method, whereas the control class was treated through direct instruction. Test on mathematical problem solving and critical thinking abilities was administered to both groups after the treatment. The results showed that students’ mathematical problem solving and critical thinking abilities who participated in the instruction appliying cooperative learning model with Student Facilitator and Explaining method were better than those students treated through direct instruction. In the groups of students who participated in instructions applying the model of cooperative learning with Student Facilitator and Explaining methods, there were differences in the problem solving and critical thinking abilities of the top, middle, and lower students, as well as a positive correlation between students’ mathematical problem solving and critical thinking abilities. Keywords: Direct Instruction, Cooperative Learning Model, Method of Student Facilitator and Explaining, Mathematical Problem Solving Ability, Mathematical Critical Thinking.
Etnomatematik dalam Bercocok Tanan Padi dan Kerajinan Anyaman Masyarakat Kampung Naga Vepi Apiati; Yeni Heryani; Siska Ryane Muslim
Jurnal Siliwangi: Seri Pendidikan Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Siliwangi Seri Pendidikan
Publisher : LP2M-PMP Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jspendidikan.v4i2.586

Abstract

Kampung naga merupakan kampung adat yang masih lestari, masyarakatnya memegang teguh tradisi nenek moyang mereka. Masyarakatnya menolak intervensi dari pihak luar jika hal itu mencampuri dan merusak kelestarian kampung tersebut. Disinilah kami mulai berpikir untuk mempelajari lebih dalam tentang kehidupan masyarakat Kampung Naga di Tasikmalaya. Mata pencaharian pokok masyarakat kampung naga adalah petani, pada umumnya mereka bercocok tanam padi dan mata pencaharian lainnya adalah pengrajin anyaman yang terbuat dari bambu. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan etnografi, yaitu pendekatan empiris dan teoretis yang bertujuan mendapatkan deskripsi dan analisis mendalam tentang kebudayaan berdasarkan penelitian lapangan yang intensif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menetapkan informan, melakukan wawancara, membuat catatan etnografis, melakukan analisis. Teknik analisis data diantaranya reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Simpulan dalam penelitian ini Etnomatematik dalam bercocok tanan padi pada masyarakan kampung naga diantaranya penghitungan ganjil genap untuk menentukan benih padi yang akan ditanam. Biasanya di semester satu (bilangan ganjil) mereka menanam padi dengan jenis pare alit dan di semester kedua (bilangan genap) mereka menanam padi dengan jenis pare ageung. Etnomatematik dalam kerajinan anyaman masyarakat kampung naga adalah adanya penggunaan prinsif teselasi pada pola anyamannya. (1) Teselasi pada kerajinan anyaman tekor sama kipas memiliki pola regular tessellation, (2) Teselasi pada anyaman piring alas buat makan memiliki pola Semiregular Tesselation, Teselasi pada kerajinan anyaman piring snek dan rigen piring memiliki pola A Demi Reguler Tesselation
KAJIAN LEARNING OBSTACLE MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA MATERI TRIGONOMETRI DALAM PERKULIAHAN KAPITA SELEKTA SEKOLAH MENENGAH Siska Ryane Muslim; Eva Mulyani; Mega Nur Prabawati
Jurnal Siliwangi: Seri Pendidikan Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Siliwangi Seri Pendidikan
Publisher : LP2M-PMP Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jspendidikan.v3i2.341

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya learning obstacle khususnya epistemological obstacle yang dialami mahasiswa dalam mempelajari konsep trigonometri khususnya perbandingan trigonometri. Hal ini terlihat dari banyaknya mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya ketika dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menyusun dan menghasilkan sebuah desain didaktis alternatif yang diharapkan dapat mengatasi atau meminimalisisr kesulitan atau hambatan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif dan teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu pengujian instrument, observasi dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah mahamahasiswa jurusan pendidikan matematika universitas siliwangi, dan tempat dilaksanakannya penelitian ini adalah di universitas siliwangi jurusan pendidikan matematika.
ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF MATEMATIK PESERTA DIDIK DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SILVER DAN HANSON Sofia Nida Khoerunnisa; Nani Ratnaningsih; Siska Ryane Muslim
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v2i1.1314

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan kemampuan penalaran induktif matematik peserta didik ditinjau dari gaya belajar mastery learning, gaya belajar self-expressive learning, gaya belajar interpersonal learning, dan gaya belajar understanding learning. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu angket gaya belajar, tes kemampuan penalaran induktif matematik, dan wawancara. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu peneliti sendiri (human instrument) sebagai instrumen utama dan instrumen bantu yakni lembar angket gaya belajar, soal tes kemampuan penalaran induktif matematik, dan pedoman wawancara. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 12 Tasikmalaya, subjek penelitian ini terdiri dari 4 peserta didik yang masing-masing gaya belajar mastery learning, self-expressive learning, interpersonal learning, dan understanding learning yang diambil dari kelas VIII-H. Data hasil penelitian dianalisis melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa: (1) mastery learning mampu penalaran transduktif, menggunakan pola hubungan, memperkirakan jawaban, memberi penjelasan, penalaran generalisasi, dan penalaran analogi, (2) self-expressive learning mampu penalaran transduktif, menggunakan pola hubungan, memperkirakan jawaban, memberi penjelasan, penalaran generalisasi, penalaran analogi, (3) interpersonal learning mampu penalaran transduktif, menggunakan pola hubungan, memberi penjelasan, penalaran analogi, tidak mampu memperkirakan jawaban, dan tidak mampu penalaran generalisasi, dan (4) understanding learning penalaran transduktif, menggunakan pola hubungan, penalaran generalisasi, penalaran analogi, tidak mampu memperkirakan jawaban, dan tidak mampu memberi penjelasan.
PROSES BERPIKIR KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS PESERTA DIDIK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Dilla Dalilah Fitri; AA Gde Somatanaya; Siska Ryane Muslimin
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v1i1.624

Abstract

The aim of this research is to know the junior high school students’ thinking process of mathematical connections and the students’ error in problem solving with the two-dimensional solid material (cube and rectangular prisms). The research method was descriptive qualitativemethod. The instruments used in this research were a test of mathematical connections ability and an interview guidance. The qualitative data analysis used data reduction, data display, anddrawing conclusions and verification. The conclusions gained from this research are (1) students’ thinking process with high and middle ability in solving the problem about mathematical connections in daily life along with the connections between mathematical ideas have passed thestep of complete thinking process such as constructing meanings, constructing opinions, and drawing conclusions/making decisions. However, there are only students with high and middle ability who can complete the step of thinking process in solving problems about the connections between the mathematical topics and other studies while students with low ability cannot pass the complete step of thinking process; they can only construct the meanings, (2) the students’ errorin problems solving occur in making mathematical model; they do not write down the mathematical model and incompletely write the variable examples used in making the model, and also in solving mathematical model, particularly in substituting the value of perhitungan processand writing the wrong answers in the end of the question of the test.
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK DITINJAU DARI CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) TEST DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING Inke Danike; Ebih AR Arhasy; Siska Ryane Muslim
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v1i1.629

Abstract

Kemampuan berpikir kritis merupakan dasar untuk berpikir tingkat tinggi lainnya. Untuk melatih kemampuan berpikir kritis dilakukan pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing. Kemampuan berpikir kritis matematik peserta didik ditinjau dari Certainty of Response Index(CRI) Test. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis matematik peserta didik yang termasuk kategori tidak paham, miskonsepsi, dan paham. Metode yang digunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Instrumen tes yang digunakan yaitu teskemampuan berpikir kritis dan CRI test, untuk non-tes berupa wawancara dan dokumentasi. Sumber data penelitian 4 orang subjek peserta didik kelas XI SMA Negeri 2 Tasikmalaya yang dianggap mewakili masing-masing kategorinya. Teknik analisis data yang digunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang termasuk kategori tidak paham tidak memenuhi seluruh indikator kemampuan berpikir kritis matematik. Peserta didik yang termasuk kategori tidak paham (lucky guess) memenuhi seluruh indikator kemampuan berpikir kritis matematik, hal ini disebabkan keraguan subjek dengan jawabannya. Peserta didik yang termasuk kategori miskonsepsi, tidak memenuhi seluruh indikator kemampuan berpikir kritis pada materi sukubanyak, tetapi skor CRI test nya tinggi. Peserta didik yang termasuk kategori paham mampu memenuhi seluruh indikator kemampuan berpikir kritis matematik, dan yakin dengan jawabannya dan skor CRI test nya tinggi.
Analisis Kesalahan Siswa Sekolah Menengah Pertama di Kota Tasikmalaya dalam Menyelesaikan Soal Literasi Matematis pada Materi SPLDV Mega Nur Prabawati; Siska Ryane Muslim; Muhamad Zulfikar Mansyur
JP3M (Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika) Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Siliwangi, Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jp3m.v7i2.3661

Abstract

Mathematical literacy is an important ability to be mastered, but the facts on the results of the PISA survey that Indonesia participated in showed the results of the low mathematical literacy ability of Indonesian students. To overcome the low literacy skills of students, it is necessary to know what students' errors are in solving mathematical literacy problems. This study aims to analyze the errors of junior high school students in solving mathematical literacy problems. The research used descriptive qualitative research methods. This research was conducted in 2 junior high schools in Tasikmalaya City which consisted of 1 middle level school and 1 high level school. The data in this study were obtained using a mathematical literacy test instrument on the SPLDV material given to 8th grade students. Error descriptions were obtained from analyzing the results of students' work in completing 6 levels of mathematical literacy problem. From the results of the analysis obtained problems that refer to level 1, students experience errors in building mathematical models. At level 2, students are wrong in determining the right mathematical concept to look for a number pattern that matches the given problem conditions. Problems at level 3, students are less skilled in modifying mathematical equations and do not fully understand the information presented in the questions. Problems at level 4, students find it difficult to make relevant assumptions in solving problems. At level 5 and 6 problems students are still not able to interpret every detail of information correctly and the use of mathematical concepts that are less relevant to the core of the problem.Keywords: Student error, Mathematical Literacy, SPLDV
Pengaruh penggunaan metode student facilitator and explaining dalam pembelajaran kooperatif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik siswa SMK di Kota Tasikmalaya Siska Ryane Muslim
JP3M (Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika) Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Siliwangi, Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jp3m.v1i1.146

Abstract

This study was aimed at determing the effect of the use of Student Facilitator and Explaining type of cooperative learning model on students’ mathematical problem-solving. This study was an experiment, with the population of vocational school students in the city of Tasikmalaya. Sampling used was a random sampling, and it was selected two classes of grade X. The experimental group was treated by apllying cooperative learning model with Student Facilitator and Explaining method whereas the control class was direct instruction. Instruments used were test to assess mathematical problem solving abilities. The result of the study has been found that students’ mathematical problem solving abilities who participated by cooperative learning model with Student Facilitator and Explaining method are better than of  the group of students who participated in direct instruction. There were differences in the problem solving abilities of the top, middle, and lower groups of students who participated by the model of cooperative learning with Student Facilitator and Explaining methods.
Analysis of Student Misconceptions in Working on Algebraic Form Counting Operations Using Certainty of Response Index Grace Angjelina; Edi Hidayat; Siska Ryane Muslim
Jurnal Pendidikan MIPA Vol 22, No 1 (2021): Jurnal Pendidikan MIPA
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: This study aim is to determine the misconceptions that occur in students and the factors that cause students to experience misconceptions in the material of algebraic arithmetic operations. The research which was conducted at SMP Negeri 4 Tasikmalaya class VII C with a total of 32 students was a qualitative research with a descriptive approach. The subjects of this study were taken purposively, namely 5 students of class VII C of SMP Negeri 4 Tasikmalaya. The data collection technique consisted of a misconception analysis test accompanied by the Certainty of Response Index (CRI) and interviews. Data analysis techniques consisted of data reduction, data presentation, and verification. Based on the results of data analysis, it is concluded that (1) S4 misconception of equations, S10 misconception of operations, S17 misconceptions of variables, S28 misconception of fractions, S10 misconceptions of negative signs (2) The causes of misconceptions that occur include incorrect student preconceptions, student associative thinking, humanistic thinking, incomplete reasoning, incorrect intuition, student abilities and student interest in learning. Keywords: Certainty of response index, misconceptions, algebraic form counting operations. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa serta faktor penyebab siswa mengalami miskonsepsi pada materi operasi hitung bentuk aljabar. Penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Tasikmalaya kelas VII C dengan jumlah 32 peserta didik merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek dari penelitian ini diambil secara purposive yaitu 5 siswa kelas VII C SMP Negeri 4 Tasikmalaya. Teknik pengumpulan data terdiri dari tes analisis miskonsepsi yang disertai dengan Certainty of Response Index (CRI) dan wawancara. Teknik analisis data terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa (1) S4 melakukan miskonsepsi persamaan, S10 melakukan miskonsepsi operasi, S17 melakukan miskonsepsi variabel, S28 melakukan miskonsepsi pecahan, S10 melakukan miskonsepsi tanda negatif. (2) Penyebab miskonsepsi yang terjadi diantaranya prakonsepsi yang siswa yang salah, pemikiran asosiatif siswa, pemikiran humanistik, penalaran yang tidak lengkap, intuisi yang salah, kemampuan siswa dan minat belajar siswa.Kata kunci: Certainty of response index, miskonsepsi, operasi hitung bentuk aljabar.DOI: http://dx.doi.org/10.23960/jpmipa/v22i1.pp52-66
Pendampingan Penulisan Artikel Ilmiah Bagi Guru Matematika Sekolah Menengah Pertama Wilayah Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya Mega Nur Prabawati; Siska Ryane Muslim
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2020): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.775 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v3i1.546

Abstract

Kemampuan menulis bagi guru menjadi tuntutan profesinya. Bagi pengembangan karirnya guru wajib memenuhi syarat berupa penulisan artikel atau karya ilmiah. Syarat ini seringkali menjadi hambatan kenaikan jenjang pangkat bagi guru mengingat rendahnya kemampuan dan minat menulis di kalangan mereka. Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam Iptek bagi bina masyarakat ini adalah pendampingan penulisan artikel ilmiah. Tahap pertama kegiatan ini peserta mendapatkan materi yang berkaitan dengan penulisan artikel ilmiah. Selanjutnya, pada tahap kedua, peserta kegiatan IbBM diwajibkan membuat artikel ilmiah dengan menggunakan metode pendampingan, partisipatif, serta terbimbing. Tahap ketiga peserta mengumpulkan tugas artikel ilmiah dilanjutkan dengan diskusi yang melibatkan semua panitia kegiatan IbBM pengabdian dan peserta pelatihan. Peserta kegiatan IbBM Pendampingan penulisan artikel ilmiah ini adalah Guru matematika yang berada di wilayah Sukaraja kabupaten Tasikmalaya. Luaran yang diharapkan dari kegiatan IbBM pendampingan penulisan artikel ilmiah ini adalah berupa artikel ilmiah atau jurnal hasil penelitian guru selama melalukan pembelajaran di sekolah masing-masing.