Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

COVID-19 Outbreak on Environment: Profile of Islamic University Students in HOTS-AEP-COVID-19 and PEB-COVID-19 Ilmi Zajuli Ichsan; Henita Rahmayanti; Agung Purwanto; Diana Vivanti Sigit; Irwandani Irwandani; Ahmad Ali; Susilo Susilo; Edi Kurniawan; Md. Mehadi Rahman
Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah Vol 5, No 1 (2020): Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.145 KB) | DOI: 10.24042/tadris.v5i1.6283

Abstract

COVID-19 harms the implementation of learning at various levels, including at Islamic universities. Students at Islamic universities must use e-learning for several months until the COVID-19 outbreak ends. Students are also required to have Higher-Order Thinking Skills (HOTS) to solve problems. They are also required to have Pro-Environmental Behavior (PEB) related to COVID-19. Previous research has developed a Higher-Order Thinking Skills Assessment based on Environmental Problem (HOTS-AEP). The purpose of this research was to describe an implementation of e-learning, HOTS, and PEB on students during the COVID-19 outbreak. The method used was descriptive through the survey technique. This research was conducted in March 2020. The instruments used were questionnaires on e-learning and HOTS-AEP related to COVID-19 (HOTS-AEP-COVID-19). Meanwhile, to measure PEB, PEB-COVID-19 was used. All instruments were constructed using Google Form and were distributed to 137 respondents via social media. The results showed that the implementation of e-learning was generally effective (27.74%) and quite effective (43.07%) even though some problems were encountered. Other results showed that students’ HOTS were in the poor category (26.20) while the PEB was in the excellent category (84.82). it can be concluded that e-learning during the COVID-19 outbreak has gone well although some innovations are needed. Besides that, HOTS needs to be improved while PEB needs to be maintained.
COVID-19 DAN E-LEARNING: PERUBAHAN STRATEGI PEMBELAJARAN SAINS DAN LINGKUNGAN DI SMP Ilmi Zajuli Ichsan; Henita Rahmayanti; Agung Purwanto; Diana Vivanti Sigit; Edi Kurniawan; Aryani Kadarwati Dewi; Nina Wirdianti; Farah Muthi Hermawati; Giry Marhento
JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran) Vol. 6 No. 1 (2020): Mei 2020
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jinop.v6i1.11791

Abstract

Corona Virus Diseases (Covid-19) has become an epidemic in Indonesia and even has become a global pandemic in 2020. Various impacts of Covid-19 is one of them changes learning strategy. One of them is the change from conventional learning to internet-based learning or electronic learning (e-learning). The purpose of this study was to describe the e-learning in natural science and environmental learning during the Covid-19 outbreak. The research method used descriptive method and data collection techniques using a survey through Google Form. The study was conducted during March 2020 in Bekasi city and Bandung city, when the Covid-19 outbreak began in Indonesia. The results of this study indicate that there are many limitations. Findings showed that Whatsapp was the highest e-learning media (65.54%). Related to the biggest obstacle is about internet quota in a cellular phone (27.03%). Then students think the video (35.14%) was the best type of file to be shared in e-learning. Then the majority of students (54.73%) thought that the most effective duration for e-learning was 2-3 hours. The results of this study indicate that e-learning was not yet perfect and needs to be improved. The conclusion of this study was e-learning needs to be improved and need innovation.
The Millennials Metacognitive Assessment toward Flood-Disaster in Semarang City Erni Suharini; Edi Kurniawan
Indonesian Journal of Geography Vol 53, No 1 (2021): Indonesian Journal of Geography
Publisher : Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijg.57843

Abstract

Disaster management action should be built up through developing metacognitive and action skills. The metacognitive strategy includes aspects of knowledge about when and how to use it by type, specific technique, and response that are assumed related to deal with disasters. Therefore, this study was aimed to assess the metacognitive abilities of millennials who are affected by disasters and its relation to disaster management. This study used an observatory exploration and inventory (EOI) method involving 248 respondents in flood-prone areas in the city of Semarang. Data were obtained using a questionnaire-based Guttman model electronic survey as many as 52 statements to inventory metacognition abilities and 48 statements related to actions in flood disaster management. Data were analyzed using Pearson’s linear and regression analysis. The non-parametric analysis: Kruskal-Wallis test was run to distinguish metacognitive scores in dealing with food-related problems among millennials groups. For metacognitive awareness, the cognition knowledge was higher than controlling knowledge (p < 0.05). The highest score of metacognitive variables was debugging strategy, which represents a corrective attitude. As described in the value of conditional knowledge, the ability to think fast shows that the millennials are quickly responding and understanding how to act. Most of the respondent actively involved in mitigation and rehabilitation as a volunteer in youth-events such us mangrove planting and cleaning plastic-trash in coastal areas. But, lack involvement of millennial in arranging flood-disaster management make less youth’s responsibility during the disaster. It should be overcome to create a comprehensive approach to community-based disaster resilience. 
Pelatihan penyusunan bahan ajar digital bagi guru-guru IPS SMP di Kabupaten Batang Sriyanto Sriyanto; Eva Banowati; Edi Kurniawan
Educate: Journal of Community Service in Education Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/educate.v1i2.1968

Abstract

Masa pandemi Covid-19 memberikan dampak yang luar biasa pada semua sendi kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Guru dan siswa harus beradaptasi dengan tatanan baru pendidikan yaitu pembelajaran yang sebelumnya dilaksanakan secara luring/tatap muka berubah menjadi online. Bahan ajar yang sebelumnya berupa manual/cetak dituntut untuk diubah menjadi digital. Tujuan   dari   kegiatan   pengabdian   ini   adalah   untuk   meningkatkan   kualitas pembelajaran dan kompetensi guru melalui pengunaan bahan ajar digital pada sekolah mitra. Sasaran program kegiatan pengabdian ini adalah guru SMP IPS di Kabupaten Batang berjumlah 50 orang yang tergabung dalam MGMP IPS SMP Batang. Metode yang digunakan berupa metode ceramah, tanya jawab, dan simulasi. Sebanyak 47,1% peserta mengatakan bahwa media/bahan ajar yang mereka gunakan mengunduh dari internet, sementara jenis bahan ajar/media yang paling sering digunakan adalah powerpoint (66,7%). Ini menunjukkan bahwa para guru masih mengandalkan bahan ajar/media yang umum. Setelah guru yang tergabung dalam MGMP IPS Batang mengikuti dan melaksanakan pelatihan, menunjukkan progress yang sangat signifikan. Dari yang semula 66,7% mengandalkan powerpoint mengalami penurunan penggunaan powerpoint dan lebih banyak menggunakan bahan ajar digital seperti buku ajar pdf dan animasi, dimana yang sekarang banyak digunakan adalah video/animasi (56,8%) dan diktat (16,2%).  Para guru menghendaki diadakan kegiatan sejenis terutama lebih focus ke dalam pembuatan video pembelajaran.
Kajian Implementasi Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan di Kota Semarang Edi Kurniawan; Tutik Wijayanti; Didi Pramono
Jurnal Riptek Vol 16, No 2 (2022)
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.694 KB) | DOI: 10.35475/riptek.v16i2.171

Abstract

Pancasila dan Wawasan Kebangsaan perlu dimiliki oleh masyarakat Indonesia karena sebagai kunci dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu, setiap individu perlu mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, tak terkecuali bagi masyarakat di Kota Semarang. Kota Semarang merupakan kota dengan berbagai keragaman, baik itu etnis, budaya maupun agamanya. Meskipun kota semarang merupakan kota multikultural, akan tetapi sangat minim konflik. Melihat kondisi yang demikian, tentu menjadi kajian yang menarik seperti apa pola serta cara mengimplementasikan Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan yang ada di Kota Semarang sehingga persatuan di dalam masyarakatnya dapat terjalin dengan baik. Pembumian nilai-nilai Pancasila dan Wawasan Kebangsaan di Kota Semarang didasarkan pada Peraturan Wali Kota Semarang No. 47 Tahun 2019 tentang literasi pemantapan Wawasan Kebangsaan melalui Literasi Pancasila di Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan metode mix methods model sequential dengan pendekatan explanatory sequential design. Sumber data penelitian yang digunakan adalah premier dan sekunder, dengan teknik pengumpulan data kuantitatif menggunakan kuesioner dan kualitatif melakukan wawancara. Analisis data pada penelitian ini menggunakan unvariant dan analisis tekstual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman masyarakat terkait pendidikan Pancasila dan wawasan kebangsaan sangat baik, dengan indeks yang diperoleh dalam pembumian Pancasila dan Wawasan Kebangsaan sebesar 82,13%. Keberhasilan tersebut didapatkan karena adanya kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah dalam membumikan nilai-nilai Pancasila melalui berbagai macam jalur pendidikan baik formal maupun nonformal. Berbagai macam model kebijakan dan realisasi mengenai Pancasila dan Wawasan Kebangsaan sangat mendukung penghayatan dan pengalaman nilai-nilai Pancasila dan Wawasan Kebangsaan.
FENOMENA PERNIKAHAN DINI DI KOTA SEMARANG: ANTARA SEKS BEBAS HINGGA FAKTOR PENGETAHUAN Suwito Eko Pramono; Inaya Sari Melati; Edi Kurniawan
Jurnal Riptek Vol 13, No 2 (2019)
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.216 KB) | DOI: 10.35475/riptek.v13i2.63

Abstract

Pernikahan dini masih umum terjadi dan menimbulkan berbagai permasalahan di bidang sosial dan ekonomi. Faktor-faktor penyebab kejadian pernikahan dini di masyarakat cukup bervariasi dan umumnya berbeda di setiap lokasi. Penelitian ini terfokus pada identifikasi faktor yang menyebabkan tingginya angka pernikahan dini di Kota Semarang. Subjek penelitian terdiri atas para pelaku pernikahan dini yang ada di Kota Semarang, baik yang menikah di antara tahun 2015–2018, pemerintah Kota Semarang, tokoh agama, tokoh masyarakat di sekitar pelaku tinggal, dan petugas KUA dengan total sebanyak 427 responden. Sampel penelitian ditentukan menggunakan sistem snowball sampling karena keterbatasan data dan sulitnya mengakses informasi pelaku pernikahan dini. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, metode wawancara, dan metode kuesioner. Analisis data yang digunakan pada data kuantitatif dalam penelitian ini adalah teknik Structural Equation Modelling (SEM) untuk mengukur faktor-faktor penyebab pernikahan dini. Beberapa temuan utama dari penelitian ini meliputi: (a)  fakta bahwa 83,88% motif pelaku pernikahan dini di Kota Semarang adalah kehamilan di luar nikah; (b) pelaku pernikahan dini di Kota Semarang lebih banyak ditemukan di daerah-daerah pinggiran dibandingkan di pusat kota; (c) terdapat perbedaan persepsi mengenai faktor yang mendorong terjadinya pernikahan dini, masyarakat umum beranggapan bahwa pekerjaan dan ekonomi menjadi faktor pendorong yang sangat tinggi (90%) namun demikian pelaku mengaku bahwa faktor tersebut hanya mampu mendorong keputusan menikah sebesar 4%. Diperlukan program yang terintegrasi untuk penanggulangan pernikahan dini baik secara preventif maupun represif dari dinas-dinas terkait untuk menekan jumlah pernikahan dini di Kota Semarang dan meminimalisir dampak sosial bagi pelaku di masa depan. 
Pelatihan Guru Geografi SMA di Kota Semarang: Pembelajaran Daring Kependudukan dan Perencanaan Pembangunan Ariyani Indrayati; Andi Darussalam; Edi Kurniawan; Aprilia Findayani
Jurnal Abdimas Prakasa Dakara Vol. 3 No. 2 (2023): Pengembangan Pendidikan dan Keterampilan Masyarakat
Publisher : LPPM STKIP Kusuma Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37640/japd.v3i2.1769

Abstract

Berdasarkan observasi pada lima guru Geografi SMA kelas XI di Kota Semarang, terdapat permasalahan yang dialami oleh setiap guru dalam pembelajaran daring selama dan pasca pandemi COVID-19. Permasalahan yang ditemukan memperlihatkan kesamaan kendala dalam memberikan materi mengenai dinamika kependudukan. Banyaknya penerapan rumus-rumus dalam pokok bahasannya dan adanya tuntutan untuk menyediakan perangkat pembelajaran yang dapat memudahkan pemahaman dalam penalaran. Misalnya, menyiapkan media pembelajaran yang diikuti gambar, tabel, data, dan grafik yang menghabiskan banyak waktu. Maka tim melakukan upaya pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam pokok bahasan kepedudukan dan perencanaan pembangunan serta kemampuan guru untuk membuat bahan ajar yang menarik. Pelatihan dilakukan secara daring, namun atas permintaan dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sesi terakhir pelatihan, dilakukan secara luring. Peserta mengikuti kegiatan dengan antusias, dan kegiatan diakhiri dengan evaluasi dan pemberian postes untuk mengukur hasil pelatihan yang dilakukan. Hasil menunjukkan adanya peningkatan kompetensi dan juga mendapatkan respon yang positif mengenai materi pelatihan. Oleh karena itu, diperlukan lebih banyak pelatihan semacam ini untuk membantu guru, bukan hanya dalam penguasaan materi, melainkan juga untuk pembuatan bahan pembelajaran.