Deteksi dini hepatitis B pada remaja perlu dilakukan mengingat jumlah kelompok usia ini di Indonesia cukup besar dan akan segera memasuki usia produktif. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang faktor resiko dan cara pengendalian hepatitis B dan mendapatkan gambaran hasil pemeriksaan HBsAg siswa SMK Pariwisata Wilayah Ubud. Kegiatan dilaksanakan di SMK Pariwisata Kertayasa dan SMK Pariwisata Ganesha Ubud dengan total siswa yang terlibat sebanyak 180 orang. Siswa-siswa diberikan penyuluhan kesehatan tentang faktor resiko dan cara pengendalian hepatitis B melalui metode pemaparan langsung dan leaflet. Pemeriksaan skrining dilakukan melalui cek darah antigen HBsAg dan anti-HBs dengan metode rapid test. Siswa-siswa yang menjadi responden sebagian besar berumur antara 16-18 tahun, yaitu sebanyak 177 orang (98,33 %) dan berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 132 orang (73,33 %). Setelah diberikan penyuluhan kesehatan, sebayak 94 % siswa memiliki pengetahuan tentang penyakit hepatitis B dengan kategori baik, meningkat dari 25 % sebelum diberikan penyuluhan. Hasil pemeriksaan skrining terdapat 1 orang (0,56 %) siswa terinfeksi virus Hepatitis B (HBsAg positif) dan 3 orang (1,67 %) siswa memiliki kekebalan terhadap virus Hepatitis B (Anti-HBs Positif). Puskesmas atau lembaga-lembaga yang bergerak di bidang pengendalian Hepatitis B agar meningkatkan program promosi kesehatan ke sekolah-sekolah sehingga meningkatkan kesadaran dan kepedulian siswa terhadap infeksi hepatitis B. Skrining Hepatitis B agar dijadikan salah satu program sekolah yang bekerja sama dengan Puskesmas setempat