Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

EKSPLOITASI PEKERJA ANAK PENAMBANG TIMAH OLEH ORANG TUA DI DESA KACE, KECAMATAN MENDO BARAT, KABUPATEN BANGKA, PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, INDONESIA Saputra, Putra Pratama
Jurnal Masyarakat dan Budaya Vol 20, No 1 (2018)
Publisher : P2KK LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.371 KB) | DOI: 10.14203/jmb.v20i1.620

Abstract

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pekerja anak adalah rawan terjadinya eksploitasi. Eksploitasi yang diterima akan mengganggu perkembangan secara fisik, psikologis, maupun sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara mendalam tentang eksploitasi pekerja anak penambang timah oleh orang tua. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Tempat penelitian dilakukan di Desa Kace, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka. Penentuan informan menggunakan purposive sampling dengan jumlah informan utama sebanyak 6 orang (pekerja anak dan orang tua/keluarga), serta informan pendukung sebanyak 3 orang. Program yang direkomendasikan dalam bentuk Penyuluhan Sosial tentang Perlindungan dan Hak-hak Pekerja Anak Penambang Timah. Hasil penelitian menunjukkan pekerja anak di pertambangan timah Desa Kace mengalami eksploitasi. Anak disuruh bekerja oleh orang tuanya dikarenakan untuk membantu perekonomian keluarga. Pekerja anak akan mengalami resiko kehilangan waktu belajar, bermain, dan beresiko terhadap kesehatannya. Pengelolaan penghasilan dilakukan oleh pekerja anak dan orang tua pekerja anak, biasanya digunakan untuk keperluan pribadi maupun untuk membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Pekerja anak sangat mengharapkan pekerjaan lain yang menghasilkan lebih banyak uang dan berhenti bekerja di pertambangan timah serta bisa melanjutkan sekolahnya.
PENGUATAN MANAJEMEN ORGANISASI LOKAL DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF DI BANDUNG Saputra, Putra Pratama
Pekerjaan Sosial Vol 16, No 1 (2017): Peksos
Publisher : Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.481 KB) | DOI: 10.31595/peksos.v16i1.101

Abstract

AbstractThe drug abuse problem that occurs in society these days is very alarming. The existence of the perpetrator and the activity of drug abuse have become a custom of the community. However, permissiveness has shown as if the people let these problems occur. The existence of stakeholders is expected to have a positive impact, so that the functions of society can work well, especially in the prevention of drug abuse. Strengthening the management of local organizations is an effort to prevent drug abuse. This research aims to produce the right model for strengthening the management of local organizations in efforts to prevent drug abuse. The method used in this research is a qualitative research method with action research. The Place of research conducted in RW 18 Sadang Serang Village, Coblong Sub-district, Bandung with a number of main informants and supporting  informant were 9 people out of 7 people. The intervention is done through several activities, namely the Development of Local Organizations "Pemuda Anti NAPZA" (Training Administration and Reorganization Membership Organization), and Build Job Network (Increasing Participation Extention, Benchmark and Audiency). The results showed an increase in management capacity of local organizations "Pemuda Anti NAPZA" in efforts to prevent drug abuse in RW 18 Sadang Serang Village. Final model has been enhanced tending to be more effective in addressing the problem of drug abuse which is occured.Keywords: Local Organisation, Management, NAPZA (Narcotics, Psychotropics and Addicted Subtances), Preventing Drugs AbuseAbstrakMasalah penyalahgunaan NAPZA yang terjadi di masyarakat akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan. Keberadaan pelaku dan aktivitas penyalahgunaan NAPZA sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan masyarakat. Akan tetapi, sikap permisif yang ditunjukkan masyarakat seolah-olah membiarkan permasalahan tersebut terjadi. Keberadaan stakeholders diharapkan dapat memberikan dampak positif, sehingga fungsi masyarakat dapat berjalan dengan baik terutama dalam upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA. Penguatan manajemen organisasi lokal merupakan salah satu upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan model yang tepat untuk penguatan manajemen organisasi lokal dalam upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian tindakan (action research). Tempat penelitian dilakukan di RW 18 Kelurahan Sadang Serang, Kecamatan Coblong, Kota Bandung dengan jumlah informan utama sebanyak 9 orang dan informan pendukung sebanyak 7 orang. Intervensi dilakukan melalui beberapa kegiatan, yaitu Pengembangan Organisasi Lokal “Pemuda Anti NAPZA” (Pelatihan Administrasi Organisasi dan Reorganisasi Keanggotaan), serta Membangun Jejaring Kerja (Penyuluhan Peningkatan Partisipasi, Benchmark, dan Audiency). Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan manajemen organisasi lokal “Pemuda Anti NAPZA” dalam upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZAdi RW 18 Kelurahan Sadang Serang. Model akhir yang telah disempurnakan cenderung lebih efektif untuk mengatasi masalah penyalahgunana NAPZA yang terjadi.Kata kunci: Manajemen, Organisasi Lokal, NAPZA, Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA
Discourse Analysis on Announcement and Prohibition Board in the Province of Bangka Belitung Archipelago: The Study of Smart City Putra Pratama Saputra; Nurvita Wijayanti; Panggio Restu Wilujeng
(JELE) Journal Of English Language and Education Vol 6, No 2 (2020)
Publisher : LPPM Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26486/jele.v6i2.1450

Abstract

Announcement board in the city is somehow disturbing because of the illogical linguistic rules therefore it does not support the development of the smart city.The banned boards are indicated to have less educative meaning because they contain elements of swearing, diatribe, bad prayer, and spelling and writing errors. The role of the government in this matter that is responsible for making writing standards and the contents of prohibition boards and notice boards must be in line with the standard rules of language. Therefore, the researcher wants to collaborate with the City Planning Office, which in this case is responsible for arranging the prohibition and announcement boards in the municipal, regency, and sub-district cities in the Bangka Belitung Islands Province. Therefore, the view of Sociology studies is needed to recommend the concept of an ecology city based on smart city. The research method used is mixed method, namely qualitative research conducted  by interviewing the local community and quantitative research by conducting a questionnaire and counting the prohibition boards and announcements that are indicated not in accordance with the language rules.
PELAKSANAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL (CSR) PADA PEMBERDAYAAN KELOMPOK USAHA TANI-PERIKANAN DI KECAMATAN KOBA KABUPATEN BANGKA TENGAH Tiara Ramadhani; Putra Pratama Saputra
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial Vol 4 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.279 KB) | DOI: 10.38043/jids.v4i2.2544

Abstract

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakann provinsi yang berada di Pulau Bangka yang kaya akan biji timahnya dan terkenal dengan daerah penghasil timah terbesar di Pulau Bangka. Aktivitas penambangan timah yang terjadi di Pulau Bangka dilakukan oleh dua Perusahaan yaitu PT Timah Tbk dan PT Kobatin Tbk. Aktivitas penambangan timah yang dilakukan oleh kedua perusahaan tersebut, terutama PT Kobatin tbk memberikan dampak yang positif bagi masyarakat dalam sektor ekonomi. Tetapi disatu sisi, ternyata menimbulkan dampak negatif yatiu terbentuknya lahan kritis dan cekungan air atau yang lebih dikenal dengan sebutan “kolong” dengan luas mencapai 11.100 ha. Keberadaan kolong-kolong tersebut meresahkan masyarakat terutama bagi keberlangsungan hidup mereka. Tetapi, jika dapat diberdayakan kembali, keberadaan kolong-kolong tersebut bermanfaat bagi kehidupan mereka sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh penjelasan tentang bagaimana tanggungjawab sosial PT Kobatin dalam pemberdayaan kelompok usaha tani-perikanan. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, untuk mendapat pemahaman dan penghayatan mengenai obyek yang diteliti. Sedangkan dalam proses pemilihan informan dilakukan melalui tehnik nonprobability sampling yaitu purposive sampling, yaitu mencari informasi dari orang- orang yang dianggap memiliki informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggungjawab sosial PT Kobatin Tbk sudah dilaksanakan mulai dari tahapan persiapan sosial sampai monitoring dan evaluasi. Tetapi, ternyata terdapat kekurangan dalam tahapan pemberdayaan tersebut, yaitu tidak terlaksananya proses monitoring dan evaluasi yang pada akhirnya menjadikan bantuan dalam program CSR tersebut hanya sekedar bantuan semata. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa tanggungjawab sosial PT Kobatin memerlukan suatu upaya untuk meningkatkan proses pemberdayaannya agar menjadi lebih baik dan berkelanjutan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pemberdayaan kelompok usaha tani-perikanan, penulis merekomendasikan program pendampingan sosial dalam proses pemberdayaannya dengan mengutamakan pendayagunaan sumber daya yang ada di wilayah tersebut.
STIGMA SOSIAL PADA KELUARGA PASIEN CORONAVIRUS DISEASE 2019 DI KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA Firginia Elviera; Putra Pratama Saputra; Amir Dedoe
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.821 KB) | DOI: 10.38043/jids.v5i1.3104

Abstract

This research is about the stigma that appears in Sungailiat District, Bangka Regency which is aimed at the families of Coronavirus Disease 2019 patients who are not necessarily infected but still get negative stigma from the community. This study aims to describe the form of social stigma and the way families of Coronavirus Disease 2019 patients manage the stigma given by the community of Sungailiat District. The research method used is a qualitative descriptive research type. The data was collected from observation, interviews, and literature study. Researchers found that society stigmatizes families of Coronavirus Disease 2019 patients by limiting social contact in the form of isolating, alienating, and avoiding caused by fear, vigilance, and lack of confidentiality in society. The families of Coronavirus Disease 2019 managing stigma namely following the wishes of the community to keep their distance from them and continuing to interact with the surrounding community to make it look normal. Keywords: Coronavirus Disease 2019, Patients Family, Social Stigma
The identity of Jerieng community in negotiating culture Herdiyanti Herdiyanti; Panggio Restu Wilujeng; Putra Pratama Saputra
Masyarakat, Kebudayaan dan Politik Vol. 33 No. 2 (2020): Masyarakat, Kebudayaan dan Politik
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.174 KB) | DOI: 10.20473/mkp.V33I22020.184-191

Abstract

Malay identity is the most dominant cultural identity in Bangka Belitung that still holds their strength of local wisdom even though modernization, afforded by tin mining and palm oil exploration, is emerging around them.  One of the original Malay people in Bangka Belitung is the Jerieng community. This study is aimed to identify negotiations on the boundaries of the cultural identity of the Jerieng community in West Bangka Regency. This study used the theory of identity building from Manuel Castells and subculture theory. This study also employs a descriptive qualitative approach intended to describe the common symptoms associated with the distribution of Malay culture in the Bangka Belitung Islands Province, especially the Jerieng community. In this study, ten informants were interviewed, consisting of the six elders and four from the younger generation. The locations of this research were Ibul Village, Pelangas Village, and Kundi Village, West Bangka Regency, which was the Jerieng community area. The study results showed that the Jerieng community had a way of maintaining the cultural identity by maintaining the values and norms of their ancestral heritage and harmony between people, the environment, and the natural environment. Meeting with culture outside made the Jerieng community negotiate their identity to form the construction of surviving, changing, identity, and negotiating cultural identity. The Jerieng community’s identity was still maintained, including a pilgrimage to sacred tombs, mountain alms, circumcision, and language dialects, while the Jerieng community identity has changed, including village charity, traditional clothing, prayer during the Prophet’s birthday, and rituals of spells. Furthermore, the identity of the Jerieng community, including custom clothing and jewelry, language dialects, and the marriage system, is applied through the negotiation process by continuing to carry out some traditions or cultures considered still relevant to people’s lives at this time.
PEMETAAN PENGGUNAAN BAHASA MELAYU BANGKA Putra Pratama Saputra; M Afifulloh
KREDO : Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra Vol 3, No 2 (2020): JURNAL KREDO VOLUME 3 NO 2 TAHUN 2020
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.885 KB) | DOI: 10.24176/kredo.v3i2.4560

Abstract

This study aims to map the use of the Bangka Malay language. This research uses qualitative. The source of the data was observations, interviews with language users, and questionnaires focused on four districts, namely Bangka Regency, South Bangka Regency, Central Bangka Regency, West Bangka Regency, and one Madya City, Pangkalpinang. The reduction data for dialectological studies contain differences in phonological and lexical levels selected from all data obtained, except data in the form of phrases and sentences, while reduction data for comparative historical linguistic studies are collected from 200 basic Swadesh vocabularies (for lexicostatistic analysis), in which describe the word kin. The results of this study are as follows: a. The Malay language of Bangka has the same variation between user regions, especially those used in the City of Pangkalpinang, Sungailiat, Toboali, Koba, and Mentok; b. Some vocabularies are different between regions but are not significant because they occur only at the phonemic level such as the use of the words 'akar (root)' and 'aker', 'dingin (cold)' and 'dingen', 'dengar (hear)' and ‘denger'; c. Significant differences occur only in some of the vocabulary used by the Bangka community such as the word 'burn' which translates to 'menam', 'tembung', and 'tunu'; d. Vocabulary differences are generally found in remote areas such as Sadai, Air Gegas, and Kelapa.
EKSPLOITASI PEKERJA ANAK PENAMBANG TIMAH OLEH ORANG TUA DI DESA KACE, KECAMATAN MENDO BARAT, KABUPATEN BANGKA, PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, INDONESIA Putra Pratama Saputra
Jurnal Masyarakat dan Budaya Vol. 20 No. 1 (2018)
Publisher : LIPI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jmb.v20i1.620

Abstract

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pekerja anak adalah rawan terjadinya eksploitasi. Eksploitasi yang diterima akan mengganggu perkembangan secara fisik, psikologis, maupun sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara mendalam tentang eksploitasi pekerja anak penambang timah oleh orang tua. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Tempat penelitian dilakukan di Desa Kace, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka. Penentuan informan menggunakan purposive sampling dengan jumlah informan utama sebanyak 6 orang (pekerja anak dan orang tua/keluarga), serta informan pendukung sebanyak 3 orang. Program yang direkomendasikan dalam bentuk Penyuluhan Sosial tentang Perlindungan dan Hak-hak Pekerja Anak Penambang Timah. Hasil penelitian menunjukkan pekerja anak di pertambangan timah Desa Kace mengalami eksploitasi. Anak disuruh bekerja oleh orang tuanya dikarenakan untuk membantu perekonomian keluarga. Pekerja anak akan mengalami resiko kehilangan waktu belajar, bermain, dan beresiko terhadap kesehatannya. Pengelolaan penghasilan dilakukan oleh pekerja anak dan orang tua pekerja anak, biasanya digunakan untuk keperluan pribadi maupun untuk membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Pekerja anak sangat mengharapkan pekerjaan lain yang menghasilkan lebih banyak uang dan berhenti bekerja di pertambangan timah serta bisa melanjutkan sekolahnya.
ANALISIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DI DESA PEMEKARAN SEBAGAI PERWUJUDAN DEMOKRATISASI DITINGKAT LOKAL (SUATU STUDI PADA DESA PEMEKARAN DI KECAMATAN MENDO BARAT, KABUPATEN BANGKA) Putra Pratama Saputra; Siti Aisyah; Darmanto Darmanto
JWP (Jurnal Wacana Politik) Vol 6, No 1 (2021): JWP (Jurnal Wacana Politik) Maret
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jwp.v6i1.32304

Abstract

Kunci keberhasilan pengelolaan pembangunan tersebut terletak pada bagaimana perencanaan pembangunan dilakukan secara partisipatif. Ditambah adanya dukungan dari pemerintah daerah yang diselenggarakan secara desentralisasi dengan berbagai kompleksitas perkembangan masyarakat, keberagaman struktur sosial dan budaya lokal, serta tuntutan demokratisasi ditingkat lokal dalam penyelenggaraan pemerintah dalam merespon kebutuhan masyarakat melalui pembangunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perencanaan pembangunan partisipatif di desa pemekaran, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka. Untuk mengkaji penelitian ini digunakan konsep perencanaan pembangunan partisipatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa mskipun merupakan desa pemekaran dan usia pembangunannya belum berjalan begitu lama, pembangunan desa di Kecamatan Mendo Barat sudah sampai pada tahap yang cukup signifikan menuju desa yang berkembang. Di sisi lain, bentuk partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan dapat dikatakan rendah dimana terlihat dari kurangnya antusias masyarakat untuk menghadiri pertemuan saat pembahasan perencanaan pembangunan desa pemekaran Kecamatan Mendo Barat. Masyarakat masih berpangku tangan kepada pemerintah setempat, sehingga mereka cenderung menerima apa saja yang menjadi hasil keputusan musyawarah antara pemerintah dan sebagian masyarakat yang ikut serta terkait permasalahan perencanaan pembangunan ini. Upaya meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan partisipatif desa pemekaran, yaitu Pertama, pemerintah telah melakukan cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakatnya untuk dapat terlibat langsung dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan di desa pemekaran, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka. Kedua, advokasi kebijakan dan pengambilan keputusan terhadap pembangunan desa telah melibatkan masyarakat setempat. Ketiga, pengembangan institusi terhadap kesadaran partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa pemekaran sudah baik. Keempat, pemerintah desa mencoba membangun sumber daya manusianya secara perlahan.
Strategi Mempertahankan Perekonomian Keluarga Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Tengah Pandemi Covid-19 Desa Kurau Barat, Kecamatan Koba: STRATEGY OF MAINTENING THE ECONOMY OF SMALL AND MEDIUM MICRO BUSINESS FAMILY IN THE CENTRAL OF THE COVID-19 PANDEMIC, KURAU BARAT VILLAGE, KOBA DISTRICT Hammidah Quranis; Putra Pratama Saputra; Fitri Ramdhani Harahap
Jurnal Studi Inovasi Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Studi Inovasi
Publisher : Inovbook

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52000/jsi.v2i2.92

Abstract

This study uses a descriptive type of research with a qualitative approach. The data sources of this research are primary data in the form of informants and secondary data in the form of documents and literature. The data analysis used is interactive analysis with three stages, namely data reduction, data modeling and drawing conclusions. The results showed that high trust between individuals can form strong social capital so that they are able to form social networks within a group. The social capital owned by the village of Kurau Barat with existing MSMEs is very much felt so that it provides effective results for the development of the businesses they manage. The role of social capital in each individual affects the capacity and quality within the village. Effective use of social capital can provide impetus for business development. Internal development of the "Getas and Ampiang" business group in increasing potential by using initial capital with own savings, innovating for their production, expanding marketing networks, and completing business facilities and infrastructure. In addition, facilitation from external parties, namely the Cooperatives Service and the Industry and Trade Office, has provided MSMEs access to sources of capital, conducted coaching and training, product promotion activities, expanded product marketing, and provided facilities and infrastructure. However, some entrepreneurs are constrained by rising prices of raw materials, limited raw materials, having problems with capital, lack of facilities and infrastructure.