Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Penurunan Cos phi dengan menentukan Kapasitas Kapasitior Bank Pada Pembangkit Tenaga Listrik Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Roza, Indra
JOURNAL OF ELECTRICAL AND SYSTEM CONTROL ENGINEERING Vol 2, No 1 (2018): Journal of Electrical and System Control Engineering
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (918.642 KB)

Abstract

Power Factor (Faktor Daya) sebagai cos Ø, merupakan bagian yang cukup penting dalam pengoperasian suatu Generator Listrik. Karena menurunnya faktor daya (cos Ø) akan berakibat turunnya efisiensi pembangkit dalam menampung beban kerja serta akan memperbesar kemungkinan terjadinya kerusakan pada sistem pembangkit atau sistem beban listrik, sehingga perlu adanya usaha untuk memperbaiki faktor daya tersebut.Untuk kepentingan perbaikan faktor kerja, diperlukan pemasangan beberapa unit kapasitor yang dihubungkan secara paralel terhadap sistem pembangkit listrik yang kita kenal sebagai Capacitor Bank dan dilengkapi dengan Power Factor Automatic Regulator (pengatur otomatis kerja Capacitor) dan berfungsi memperbaiki faktor daya pembangkit melalui pengoperasian secara automatis unit-unit kapasitor berdasarkan besar/kecilnya beban kerja pembangkit (daya reaktif). Dari sfesifikasi Pembangkit didapat kerugian daya juga menyebabkan arus listrik (I) yang mengalir melalui kabel hantaran menjadi bertambah besar yaitu 456 A menjadi 561 A  sehingga ukuran kabel yang dibutuhkan juga bertambah besar. Hal ini akan menyebabkan bertambahnya biaya investasi pemasangan jaringan kabel.Berdasarkan perhitungan kerugian akibat daya yang hilang mencapai 23% dan kenaikan kVAR 35,71 % sehingga hasil perhitungan kapasitas kapasitor dihubungkan bintang delta adalah 15,897 µF dan 5,292 µF .Dengan adanya hasil data  perbandingan factor daya normal dan turun. Memberikan masukan kepada Masyarakat dunia industry dan pabrik kelapa sawit pada system pembangkit listrik, pengendalian terjadinya kebakaran dan keselamatan manusia yang diakibatkan naiknya arus sehungga  sfesifikasi kabel tidak sesuai.
Analisis Tegangan Jatuh Lokasi Penempatan Trafo Distribusi 20 kV Untuk Penyaluran Energi Roza, Indra
JOURNAL OF ELECTRICAL AND SYSTEM CONTROL ENGINEERING Vol 1, No 2 (2018): JESCE (Journal of Electrical and System Control Engineering) Februari
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.803 KB)

Abstract

Dalam menyalurkan energi listrik dari pusat pembangakit ke pusat beban baik itu menggunakan sistem transmisi maupun sistem distribusi akan timbul jatuh tegangan di sepanjang saluran yang dilalui. Hal ini disebabkan selain oleh saluran yang cukup panjang, luas penampang, tahanan jenis, dan sambungan yang tidak baik juga disebabkan oleh arus yang mengalir pada penghantar dan daya yang diterima oleh beban serta faktor kerjanya. Guna mengatasi jatuh tegangan yang diterima oleh pihak pengguna (konsumen) maka pihak PT. PLN (Persero) melakukan evaluasi untuk mengatasi jatuh tegangan yang berdasarkan Standar Perusahaan Listrik Negara (SPLN) akan batas-batas toleransi tegangan pelayanan (maksimal +5% dan    minimal -10% dari tegangan nominal). Adapun suatu upaya oleh pihak PT. PLN (Persero) untuk mengatasi jatuh tegangan  tersebut adalah melakukan pemasangan transformator distribusi baru (penyisipan trafo) pada jaringan tegangan rendah, dengan pemasangan transformator distribusi baru (trafo sisip) pada jaringan tegangan rendah maka akan dapat meminimalkan besarnya jatuh tegangan pada saluran sehingga rugi daya listrik  dapat diminimalkan. Besar jatuh tegangan pada jaringan Rayon Card BL 34-1 sebelum pemasangan transformator distribusi baru (BL 255-1) tertinggi mencapai 12,28 % yaitu berdasarkan pengukuran kedua dengan rugi daya mencapai 21,168 kW. Besar jatuh tegangan pada jaringan Rayon Card BL 34-1 setelah pemasangan transformator distribusi baru (BL 255-1) tertinggi mencapai 8,29 % yaitu berdasarkan pengukuran kedua dengan besar rugi daya mencapai 10,633 kW dan untuk Rayon Card BL 255-1 (Transformator distribusi baru) besar jatuh tegangan tertinggi mencapai 3,55 % yaitu berdasarkan pengukuran kedua dengan besar rugi daya mencapai 1,594 kW. Besar jatuh tegangan yang dapat dikurangi dengan dilakukannya pemasangan transformator distribusi baru (BL 255-1) pada jaringan Rayon Card BL 34-1  adalah sebesar 0,44 %, dimana nilai jatuh tegangan sebelum pemasangan transformator distribusi baru pada jaringan Rayon Card BL 34-1 sebesar 12,28 % dan setelah pemasangan transformator distribusi baru nilai jatuh tegangan pada jaringan Rayon Card BL 34-1 sebesar 8,29 % dan pada jaringan Rayon Card BL 255-1 sebesar 3,55%.  
ANALISIS UMUR MINYAK TERHADAP TEMPERATUR TRANSFORMATOR 150KV AKIBAT PENURUNAN TEGANGAN TEMBUS PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) 2.1 PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PEMBANGKITAN BELAWAN Roza, Indra; Nasution, Agus Almi; Setiawan, Heri
JESCE (JOURNAL OF ELECTRICAL AND SYSTEM CONTROL ENGINEERING) Vol 3, No 1 (2019): Journal Of Electrical And System Control Engineering Agustus
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1024.729 KB) | DOI: 10.31289/jesce.v3i1.2788

Abstract

Pemakaian pada kondisi pembebanan yang  sangat  besar  secara  terus  menerus, maka  pada transformator akan menimbulkan panas pada daerah/bagian internal dari transformator atau bisa disebut sebagai temperatur hot-spot yang bila dibiarkan akan  menyebabkan  degradasi  pada  isolasi transformator. Dengan temperatur yang besar dapat menyebabkan transformator menjadi panas dan bisa mengurangi  keandalan  kerja  dari  transformator. Semakin tinggi temperatur minyak transformator maka kemampuan dielektrik minyak akan semakin menurun.Bahan dielektrik pada peralatan tegangan dibutuhkan untuk memisahkan penghantar listrik yang bertegangan sehingga antar penghantar yang bertegangan tersebut  tidak  terjadi hubung  singkat  yang  dapat  menyebabkan  lompatan  api atau  percikan.  Salah  satu  peralatan tegangan tinggi   yang digunakan dalam sistem tenaga listrik  transformator tenaga dengan bahan dielektrik yaitu minyak trafo yang berfungsi untuk memisahkan  penghantar yang bertegangan dan  pendingin . Minyak trafo termasuk jenis bahan dielektrik cair berupa minyak. mempunyai kerapatan 1000 kali lebih besar daripada dielektrik gas sehingga kekuatan dielektriknya / kemampuan tegangan tembusnya lebih tinggi dari pada dielektrik gas. Hasil pengujian  tegangan tembus pada temperatur kritis (90°C) minyak baru main Transformator GT 2.1 sebesar 62.19 kV, Minyak 1 tahun sebesar  61.55 kV, Minyak 2 tahun sebesar 59.23 kV, dan Minyak 5 tahun sebesar 58.23 kV.  Histori logsheet dari main tansformator GT 2.1 temperatur minyak transformator berada diantara 80°C s/d 90°C, berarti minyak baru main ransformator GT 2.1 dan minyak 1tahun masih layak digunakan. Sedangkan minyak 2 tahun dan 5 tahun memiliki tegangan tembus juga masih dapat dikatakan layak pakai tetapi masuk kedalam kategori minyak second  layak pakai. Hasil yang didapatkan dari penelitian ke 4 variabel minyak tersebut masih dikatakan layak pakai berdasarkan kategorinya menurut IEC 60296-2003 dan IEC 60422-2005.
MEMANFAATKAN PANAS EXHAUST SEPEDA MOTOR SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK MEMAKAI THERMOELECTRIC Pasaribu, Faisal Irsan; Roza, Indra; Efendi, Yuwanda
JESCE (JOURNAL OF ELECTRICAL AND SYSTEM CONTROL ENGINEERING) Vol 3, No 1 (2019): Journal Of Electrical And System Control Engineering Agustus
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (951.287 KB) | DOI: 10.31289/jesce.v3i1.2787

Abstract

Penelitian ini berdasarkan pengamatan pada umumnya sekitar 30% energi utama pada sepeda motor terbuang sebagai limbah panas melalui gas buang (exhaust), yang mana energi panas tersebut dapat dimanfaatkan untuk diubah menjadi sumber energi listrik menggunakan thermoelectric, alat ini dapat mengkonversi energi panas yang terbuang  menjadi sumber energi listrik yang dapat digunakan, disini juga peneliti menganalisa rangkaian yang paling optimal dalam menghasilkan output tegangan,arus listrik dan daya listrik, dan juga mempelajari perubahan temperatur suhu panas terhadap output yang dihasilkan. Variable bebas yang divariasikan yaitu jenis rangkaian, waktu pengambilan data pada siang dan malam juga nilai koefisien dari thermoelectric. Dari semua data dan juga pengamatan yang telah dilakukan, bahwa temperatur menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menghasilkan output tegangan dan arus listrik, semakin besar gradien suhu (?T) yang dihasilkan, maka akan semakin besar nilai output pada thermoeletric. Pada rangkaian paralel daya yang dihasilkan lebih besar yaitu 19,24 Watt namun tegangan yang dihasilkan lebih kecil yaitu 1,743 Volt, sedangkan pada rangkaian seri daya listrik yang dihasilkan sebesar 13,51 Watt namun nilai tegangannya lebih besar yaitu 6,69 Volt, dan  nilai koefisien tertinggi pada penelitian ini yaitu sebesar 0,19977 V/K. Temperatur exhaust 90oC dengan enam peltier terangkai paralel direkomendasikan pada sepeda motor untuk mendapatkan daya listrik paling optimal.
Analysis of Age Transformer Due to Annual Load Growth in 20 kV Distribution Network Roza, Indra; Ananda, Yussa; Siregar, Lisa Adriana; Cahyadi, Catra Indra; Junaidi, Junaidi
Journal of Renewable Energy, Electrical, and Computer Engineering Vol 1, No 1 (2021): March 2021
Publisher : Institute for Research and Community Service, Universitas Malikussaleh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jreece.v1i1.3685

Abstract

Distribution transformer is a component in distributing electricity from distribution substations to consumers. Damage to distribution transformers causes continuity of customer service to be disrupted (power cut or blackout occurs). The length of the PLN electricity network requires a transformer to distribute electricity to serve consumers and how to maintain the transformer. The daily load curve of a peak load for housing, shops and factories / industries varies. Load served 200 kVA distribution transformer cannot serve the load on housing, shops and factories / industry. The method used is the replacement of a distribution transformer with a capacity of one stage greater or the replacement of a distribution transformer with a capacity of two levels larger. The distribution transformer carried out by the research is a capacity of 200 kVA replaced by 250 kVA. The ability of a distribution transformer cannot accommodate a load which will increase as an area is advanced. Observations made by calculating the age of the transformer by assuming the annual load growth (r) = 3% = 0.3. Annual peak load (P) = 1.8 p, u increase in oil temperature at peak load (θo = 96.21 0C; 84.16 0C). The increase in the hottest temperature above the oil cover, the increase in the temperature of the hottest place above the oil (θg = 20 0C; 20 0C). The ratio of the load loss to the nominal load excitation loss (Q = 3; 30). By assuming the values of these methods it can be estimated that the life of a distribution transformer is 20 kV, a capacity of 200 kVA is 18 years.
Analisis Tegangan Jatuh Lokasi Penempatan Trafo Distribusi 20 kV Untuk Penyaluran Energi Indra Roza
JOURNAL OF ELECTRICAL AND SYSTEM CONTROL ENGINEERING Vol 1, No 2 (2018): JESCE (Journal of Electrical and System Control Engineering) Februari
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jesce.v1i2.1758

Abstract

Dalam menyalurkan energi listrik dari pusat pembangakit ke pusat beban baik itu menggunakan sistem transmisi maupun sistem distribusi akan timbul jatuh tegangan di sepanjang saluran yang dilalui. Hal ini disebabkan selain oleh saluran yang cukup panjang, luas penampang, tahanan jenis, dan sambungan yang tidak baik juga disebabkan oleh arus yang mengalir pada penghantar dan daya yang diterima oleh beban serta faktor kerjanya. Guna mengatasi jatuh tegangan yang diterima oleh pihak pengguna (konsumen) maka pihak PT. PLN (Persero) melakukan evaluasi untuk mengatasi jatuh tegangan yang berdasarkan Standar Perusahaan Listrik Negara (SPLN) akan batas-batas toleransi tegangan pelayanan (maksimal +5% dan    minimal -10% dari tegangan nominal). Adapun suatu upaya oleh pihak PT. PLN (Persero) untuk mengatasi jatuh tegangan  tersebut adalah melakukan pemasangan transformator distribusi baru (penyisipan trafo) pada jaringan tegangan rendah, dengan pemasangan transformator distribusi baru (trafo sisip) pada jaringan tegangan rendah maka akan dapat meminimalkan besarnya jatuh tegangan pada saluran sehingga rugi daya listrik  dapat diminimalkan. Besar jatuh tegangan pada jaringan Rayon Card BL 34-1 sebelum pemasangan transformator distribusi baru (BL 255-1) tertinggi mencapai 12,28 % yaitu berdasarkan pengukuran kedua dengan rugi daya mencapai 21,168 kW. Besar jatuh tegangan pada jaringan Rayon Card BL 34-1 setelah pemasangan transformator distribusi baru (BL 255-1) tertinggi mencapai 8,29 % yaitu berdasarkan pengukuran kedua dengan besar rugi daya mencapai 10,633 kW dan untuk Rayon Card BL 255-1 (Transformator distribusi baru) besar jatuh tegangan tertinggi mencapai 3,55 % yaitu berdasarkan pengukuran kedua dengan besar rugi daya mencapai 1,594 kW. Besar jatuh tegangan yang dapat dikurangi dengan dilakukannya pemasangan transformator distribusi baru (BL 255-1) pada jaringan Rayon Card BL 34-1  adalah sebesar 0,44 %, dimana nilai jatuh tegangan sebelum pemasangan transformator distribusi baru pada jaringan Rayon Card BL 34-1 sebesar 12,28 % dan setelah pemasangan transformator distribusi baru nilai jatuh tegangan pada jaringan Rayon Card BL 34-1 sebesar 8,29 % dan pada jaringan Rayon Card BL 255-1 sebesar 3,55%.  
PERANCANGAN SISTEM DAPUR KANTOR OTOMATIS DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA REGIONAL 1 SUMATERA Muhammad Hafiz Rizki; Muhammad Safri; Indra Roza
JOURNAL OF ELECTRICAL AND SYSTEM CONTROL ENGINEERING Vol 5, No 1 (2021): Journal of Electrical and System Control Engineering
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jesce.v5i1.5322

Abstract

Dapur kantor  merupakan tempat bagi para karyawan maupun office boy melakukan kegiatan memasak, membuat minuman dan menyimpan bahan makanan lainnya. Kegiatan memasak, membuat minuman dilakukan setiap hari mulai pagi bahkan hingga malam hari. Fasilitas utama dapur kantor yaitu kompor listrik, kulkas, mesin kopi, microwave dispenser, Sedangkan fasilitas pendukung seperti penerangan lampu, stopkontak,exhaust fandan AC. Akan tetapi di balik tersedianya fasilitas dapur kantor,dan juga penggunanya yang banyak, sering terjadi kelalaian untuk mematikan perangkat fasilitas dapur kantor di perusahaan ini, seperti lupa mematikan lampu, AC, kompor, mesin kopi danmicrowave. Jika terus terjadi hal tersebut akan berpengaruh pada kualitas perangkat dapur dan efisiensi pemakaian daya listrik di kantor. Perlu adanya rancangan sistem dapur kantor otomatis pada PT Telekomunikasi Indonesia Regional 1 Sumatera  yang dapat memudahkan karyawan dalam menggunakan perangkat elektronik dapur seperti microwave, kompor listrik, AC serta menjaga sirkulasi udara yang ada pada dapur kantor. Sistem kerja alat ini ketika pengguna masuk ke dapur atau keruangan makan secara otomatis stopkontak dan lampu akan menyala, dan akan mati dengan waktu jeda yang telah diatur pada pemograman Arduino Uno R3. Perancangan alat ini menggunakan Arduino Uno R3 sebagai pengolah data, sensor pir, sensor asap sebagai input dan relay sebagai output untuk menghidupkan lampu dan fan. Hasil pengujian berjalan sesuai dengan yang diharapkan, lampu dapur  menyala selama 12,50 detik, fan dapur  menyala selama 15,65 (tergantung banyaknya asap di dapur), lampu pada ruangan makan menyala selama 12,50 detik serta fan AC menyala selama 17,65 detik.
ANALISIS UMUR MINYAK TERHADAP TEMPERATUR TRANSFORMATOR 150KV AKIBAT PENURUNAN TEGANGAN TEMBUS PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) 2.1 PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PEMBANGKITAN BELAWAN Indra Roza; Agus Almi Nasution; Heri Setiawan
JOURNAL OF ELECTRICAL AND SYSTEM CONTROL ENGINEERING Vol 3, No 1 (2019): Journal Of Electrical And System Control Engineering Agustus
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jesce.v3i1.2788

Abstract

Pemakaian pada kondisi pembebanan yang  sangat  besar  secara  terus  menerus, maka  pada transformator akan menimbulkan panas pada daerah/bagian internal dari transformator atau bisa disebut sebagai temperatur hot-spot yang bila dibiarkan akan  menyebabkan  degradasi  pada  isolasi transformator. Dengan temperatur yang besar dapat menyebabkan transformator menjadi panas dan bisa mengurangi  keandalan  kerja  dari  transformator. Semakin tinggi temperatur minyak transformator maka kemampuan dielektrik minyak akan semakin menurun.Bahan dielektrik pada peralatan tegangan dibutuhkan untuk memisahkan penghantar listrik yang bertegangan sehingga antar penghantar yang bertegangan tersebut  tidak  terjadi hubung  singkat  yang  dapat  menyebabkan  lompatan  api atau  percikan.  Salah  satu  peralatan tegangan tinggi   yang digunakan dalam sistem tenaga listrik  transformator tenaga dengan bahan dielektrik yaitu minyak trafo yang berfungsi untuk memisahkan  penghantar yang bertegangan dan  pendingin . Minyak trafo termasuk jenis bahan dielektrik cair berupa minyak. mempunyai kerapatan 1000 kali lebih besar daripada dielektrik gas sehingga kekuatan dielektriknya / kemampuan tegangan tembusnya lebih tinggi dari pada dielektrik gas. Hasil pengujian  tegangan tembus pada temperatur kritis (90°C) minyak baru main Transformator GT 2.1 sebesar 62.19 kV, Minyak 1 tahun sebesar  61.55 kV, Minyak 2 tahun sebesar 59.23 kV, dan Minyak 5 tahun sebesar 58.23 kV.  Histori logsheet dari main tansformator GT 2.1 temperatur minyak transformator berada diantara 80°C s/d 90°C, berarti minyak baru main ransformator GT 2.1 dan minyak 1tahun masih layak digunakan. Sedangkan minyak 2 tahun dan 5 tahun memiliki tegangan tembus juga masih dapat dikatakan layak pakai tetapi masuk kedalam kategori minyak second  layak pakai. Hasil yang didapatkan dari penelitian ke 4 variabel minyak tersebut masih dikatakan layak pakai berdasarkan kategorinya menurut IEC 60296-2003 dan IEC 60422-2005.
MEMANFAATKAN PANAS EXHAUST SEPEDA MOTOR SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK MEMAKAI THERMOELECTRIC Faisal Irsan Pasaribu; Indra Roza; Yuwanda Efendi
JOURNAL OF ELECTRICAL AND SYSTEM CONTROL ENGINEERING Vol 3, No 1 (2019): Journal Of Electrical And System Control Engineering Agustus
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jesce.v3i1.2787

Abstract

Penelitian ini berdasarkan pengamatan pada umumnya sekitar 30% energi utama pada sepeda motor terbuang sebagai limbah panas melalui gas buang (exhaust), yang mana energi panas tersebut dapat dimanfaatkan untuk diubah menjadi sumber energi listrik menggunakan thermoelectric, alat ini dapat mengkonversi energi panas yang terbuang  menjadi sumber energi listrik yang dapat digunakan, disini juga peneliti menganalisa rangkaian yang paling optimal dalam menghasilkan output tegangan,arus listrik dan daya listrik, dan juga mempelajari perubahan temperatur suhu panas terhadap output yang dihasilkan. Variable bebas yang divariasikan yaitu jenis rangkaian, waktu pengambilan data pada siang dan malam juga nilai koefisien dari thermoelectric. Dari semua data dan juga pengamatan yang telah dilakukan, bahwa temperatur menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menghasilkan output tegangan dan arus listrik, semakin besar gradien suhu (ΔT) yang dihasilkan, maka akan semakin besar nilai output pada thermoeletric. Pada rangkaian paralel daya yang dihasilkan lebih besar yaitu 19,24 Watt namun tegangan yang dihasilkan lebih kecil yaitu 1,743 Volt, sedangkan pada rangkaian seri daya listrik yang dihasilkan sebesar 13,51 Watt namun nilai tegangannya lebih besar yaitu 6,69 Volt, dan  nilai koefisien tertinggi pada penelitian ini yaitu sebesar 0,19977 V/K. Temperatur exhaust 90oC dengan enam peltier terangkai paralel direkomendasikan pada sepeda motor untuk mendapatkan daya listrik paling optimal.
Sistem Pengamanan Perlintasan Kereta Api Terhadap Jalur Lalu Lintas Jalan Raya Faisal Irsan Pasaribu; Indra Roza; Oyi Adi Sutrisno
JOURNAL OF ELECTRICAL AND SYSTEM CONTROL ENGINEERING Vol 4, No 1 (2020): Journal Of Electrical And System Control Engineering Agustus
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jesce.v4i1.3991

Abstract

Perlintasan kereta api yang ada di Indonesia masih banyak yang belum memiliki fasilitas yang memadai contohnya alat pemantau keamanan perlintasan kereta api sehingga petugas pos yang bekerja mengalami kesulitan dalam memantau keamanan di area perlintasan kereta api. Selain itu, sistem membuka dan menutup pintu perlintasan masih dilakukan secara manual. Saat ini banyak pengendara sepeda motor maupun pengendara roda 4 (mobil) yang menerobos lampu lalu lintas (trafic light) dan melanggar rambu lalu lintas karena itu dapat membahayakan pada pengemudi kendaraan.kurangnya kesadaran diri untuk keselamatan saat berada diperlintasan kereta api yang berpalang ,maka timbulah ide untuk merancang sistem pengamanan lalu lintas yang diharapkan bisa mengatasi tidak dislipinnya pengemudi kendaraan, Metode yang dilakukan merancang alat yang juga menggunakan sensor dipasang dibawah rel kereta api, sitem yang dibangun menggunakan sistem pemrograman arduino Uno. Dari hasil perancangan alat dan juga dilakukan pengujian apabila kereta api melintas dengan jarak 50 meter maka sensor ultra sonic bekerja membaca program, palang kereta akan turun secara otomatis, sehingga ketika sensor ultra sonic bekerja maka program akan bekerja untuk menaikan aspal penghalang, untuk mengurangi angka kecelakaan saat kereta api melintas