Elysanti Dwi Martadiani
Departemen Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah

Published : 23 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search
Journal : E-Jurnal Medika Udayana

RADIONUCLIDE SCANNING WITH I-123 IN GRAVES DISEASE Putu Diah Vedayanti; Lisna Astuti; Elisanti Dwi Martadiani
E-Jurnal Medika Udayana vol 3 no 1 (2014):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.382 KB)

Abstract

Graves’ disease is the most common form of thyrotoxicosis which caused byautoimmune that attacks the thyroid gland. This disease will lead such followingsyndromes: thyrotoxicosis, goiter, ophthalmopathy, dermopathy. The sensitive TSHassay is the single best screening test for hyperthyroidism, and in most outpatientclinical situations. But when there is a doubt to distinguish diffuse toxic goiter (Graves’disease) from autonomous toxic nodule (Plummer’s disease), radioinuclide scanning canbe performed. I-123 is one of the preferable radiosisotope because it can produce clearimage and short enough half-life, although the price is expensive. 
Gambaran Ultrasonografi Ginjal Pada Penyakit Ginjal Kronis di RSUP Sanglah Denpasar Jessica Christy; Elysanti Dwi Martadiani; Firman Parulian Sitanggang
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 7 (2020): Vol 9 No 07(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i7.P07

Abstract

ABSTRAKPenyakit ginjal kronis (PGK) memiliki laju insidensi yang terus meningkat dari tahun ke tahun.Penggunaan teknik pencitraan ultrasonografi (USG) dapat dimanfaatkan dalam mendiagnosis sekaligusmenentukan etiologi dari PGK. Studi ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik gambaran USG padapasien PGK di RSUP Sanglah. Penelitian menggunakan desain deskriptif retrospektif denganpendekatan cross-sectional, dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Datadiambil berdasarkan rekam medis pasien periode Januari 2015-Desember 2015. Rekam medis yangtidak lengkap dan pasien dengan kelainan ginjal di ekslusi dari studi ini. Didapatkan total sebanyak 45pasien yang memenuhi syarat untuk mengikuti studi ini. Pasien sebagian besar adalah lelaki (64,4%),berusia 50-59 tahun (33,3%) dan tergolong dalam PGK derajat 5 (48,9%). Secara umum gambaranyang ditemukan berupa 73,3% ukuran ginjal normal, 85,6% peningkatan ekogenisitas, 81,1% adanyabatas korteks yang tidak jelas, 77,8% sistem pelviocalyceal normal, dan ditemukan adanya masa kistikpada 21,1% sampel, batu ginjal pasa 16,7% sampel dan massa lainnya pada 2,2% sampel. GambaranUSG pada pasien PGK di RSUP Sanglah sudah sesuai dengan literatur yang ada sebelumnya. Studianalitikal lebih lanjut dengan operator USG yang konsisten mungkin dapat dilakukan untukmendapatkan hasil yang lebih representatif. Kata kunci: Pencitraan, Penyakit Ginjal, RSUP Sanglah ABSTRACTChronic kidney disease (CKD) has an increasing incidence rate from year to year. The use ofultrasound imaging (USG) techniques can be utilized in diagnosing and determining the etiology ofCKD. This study aims to determine the characteristics of ultrasound images in CKD patients atSanglah General Hospital. The study used a retrospective descriptive design with a cross-sectionalapproach, and sampling was done by total sampling technique. Data was taken based on the patient'smedical record for the period of January 2015-December 2015. Incomplete medical records andpatients with kidney abnormalities were excluded from this study. A total of 45 patients were eligiblefor this study. Most of the patients were men (64.4%), aged 50-59 years (33.3%) and classified as fifthgrade CKD (48.9%). In general, the images found were 73.3% normal kidney size, 85.6% increasedechogenicity, 81.1% had unclear cortex limits, 77.8% normal pelviocalyceal systems, and cysticperiods were found at 21.1% samples, basic kidney stones 16.7% samples and other mass in 2.2%samples. The description of ultrasound in CKD patients at Sanglah Hospital is in accordance with theprevious literature. Further analytical studies with consistent ultrasound operators may be possible toobtain more representative results. Keywords: Imaging, Kidney Disease, Sanglah General Hospital
KARAKTERISTIK GAMBARAN RADIOGRAFI POLOS DAN CT SCAN PADA KASUS CEDERA SERVIKAL DI RSUP SANGLAH BALI PERIODE JANUARI - DESEMBER 2018 Vennesia Stephany; Elysanti Dwi Martadiani; Firman Parulian Sitanggang; Dewa Gede Mahiswara Suadiatmika
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 7 (2021): Vol 10 No 07(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i7.P16

Abstract

ABSTRAK Cedera servikal adalah suatu keadaan darurat medis yang memerlukan perawatan yang sesegera dan setepat mungkin. Identifikasi cedera diperlukan sesegera mungkin untuk menghindari prognosis lebih buruk, salah satu caranya adalah dengan pemeriksaan penunjang radiologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik cedera dan persentase gambaran radiografi yang dapat ditemui pada radiografi polos dan CT-Scan di RSUP Sanglah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif melihat dari catatan rekam medis pasien cedera servikal dengan pemeriksaan penunjang radiografi polos atau CT Scan di RSUP Sanglah pada periode Januari – Desember 2018 dengan sampel sebanyak 34 pasien yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Radiografi polos lebih banyak digunakan untuk pemeriksaan cedera servikal sebanyak 31 pasien (57,4%). Bagian anatomi dari servikal yang paling sering cedera adalah badan vertebra sejumlah 37 kasus (45,7%). Lokasi cedera terbanyak ada pada level C6 dan C5 pada radiografi polos (25,9%) dan CT Scan (29,4%), dan pada cedera multilevel paling banyak terdapat pada level C3-C4 pada radiografi polos (29,2%) dan CT Scan (28,6%). Pada radiografi polos ditemukan lebih banyak gambaran listesis sebanyak 13 kasus (31,8%) dan kompresi pada diskus sebanyak 20 kasus (48,8%), dan tidak ada temuan untuk gambaran stenosis dan pelebaran jarak atlantodental. Pada modalitas CT Scan lebih banyak ditemukan gambaran retropulsi sebanyak 5 kasus (12,5%), stenosis sebanyak 7 kasus (17,5%), dislokasi facet sebanyak 3 kasus (7,5%), dan pelebaran jarak atlantodental sebanyak 1 kasus (2,5%). Kata kunci : cedera servikal, radiografi polos, CT scan
KARAKTERISTIK ULTRASONOGRAFI PADA KECURIGAAN KLINIS KANKER TIROID DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI 2015-DESEMBER 2015 Yosep Made Pius Cardia; Elysanti Dwi Martadiani; Firman Parulian Sitanggang
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 2 (2021): Vol 10 No 02(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/.MU.2021.V10.i2.P04

Abstract

Gangguan yang cukup sering ditemukan pada kelenjar tiroid adalah munculnya nodul pada kelenjar tiroid. Nodul tiroid dapat berupa benign atau malignant. Nodul tiroid yang berupa malignant atau kanker kasusnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan nodul tiroid yang sifatnya benign. Walaupun lebih sedikit, kanker tiroid merupakan keganasan yang sering ditemukan pada kelenjar endokrin. Ultrasonografi atau USG merupakan modalitas imaging utama dalam mengevaluasi nodul tiroid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik USG kanker tiroid di RSUP Sanglah, Denpasar. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif potong lintang (cross-sectional). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 74 lobus tiroid dari 37 pasien kanker tiroid. Data dikumpulkan berdasarkan data rekam medis pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik USG kanker tiroid bahwa 2 (3,7%) ukuran nodul kurang dari 1 cm, dan 35 (64,8%) ukuran nodul lebih dari 1 cm, 22 (40,7%) nodul solid, 11 (20,4%) nodul kistik, dan 9 (16,7%) nodul solid kistik, 8 (14,8%) nodul bertepi reguler, dan 12 (22,2%) nodul bertepi irregular, 16 (29,6%) nodul tidak tampak kalsifikasi, dan 26 (48,1%) nodul tampak mengalami kalsifikasi, 10 (18,5%) kelenjar tiroid terdapat single nodul, dan 12 (22,2%) kelenjar tiroid terdapat multiple nodul, 19 (35,2%) regio colli yang di USG tidak tampak adanya pembesaran pada kelenjar getah bening, dan 14 (25,9%) regio colli yang di USG tampak mengalami pembesaran pada kelenjar getah bening, 12 (22,2%) kelenjar tiroid tidak tampak adanya hipervaskularisasi pada CDUS, dan 22 (40,7%) kelenjar tiroid tampak adanya hipervaskularisasi pada CDUS. Kata Kunci: Kanker Tiroid, Karakteristik, USG.
18F-FLOURODEOXYGLUCOSE (18FDG) POSITRON-EMISSION TOMOGRAPHY (PET) AS IMAGING MODALITIES ON THYROID CANCER MANAGEMENT I Putu Ary Wismayana; Elysanti Dwi Martadiani; Lisna Astuti
E-Jurnal Medika Udayana vol 2 no 7 (2013):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.413 KB)

Abstract

Thyroid cancer prevalence tend to increase, by 2008 there are 37.340 cases with mortality rate reached 1.590. Traditionally USG and scintigraphy are major imaging modality to diagnose or predict the prognosis of thyroid cancer. On special case, ultrasonography or scintigraphy cannot be use due to anatomical change after surgical procedure or low iodine uptake. Positron-Emission Tomography (PET) is noninvasive, three-dimensional, nuclear imaging technique. PET can evaluate both anatomical and functional. 18F-Flourodeoxyglucose PET can evaluate function and abnormality of thyroid which cannot be evaluated using another imaging modalities. PET can detect papillary and follicular thyroid cancer relaps with negative increasing thyroglobuline and radioiodine scanning negative, instead of detects medularry thyroid cancer earlier. Benefits of PET limited due to cost and technology.
SPEKTRUM GAMBARAN RADIOLOGI OSTEOSARKOMA PRIMER PADA BERBAGAI MODALITAS DI RSUP SANGLAH DENPASAR Ency Eveline; Elysanti Dwi Martadiani
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 10 (2021): Vol 10 No 10(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i10.P15

Abstract

ABSTRAK Osteosarkoma merupakan tumor tulang malignan primer tersering pada anak-anak dan dewasa muda dengan prevalensi 4,4 kasus per 1 juta penduduk per tahun. Osteosarkoma merupakan tumor mesenkimal malignan yang memproduksi matriks osteoid dan sebagian dapat juga memproduksi matriks kartilago dan fibrous. Insiden puncak osteosarkoma primer terjadi pada usia 10-14 tahun dikaitkan dengan pubertas akibat terjadinya percepatan pertumbuhan (growth spurt). Terdapat sebanyak 41 kasus osteosarkoma primer baik konvensional maupun non-konvensional yang terbukti secara histopatologi dalam periode tahun 2017 hingga Juli 2021 di RSUP Sanglah Denpasar, dimana mayoritas yaitu 87,8% merupakan subtipe konvensional. Usia rerata osteosarkoma primer pada tulang panjang didapatkan 14,7 tahun dan insiden pada lelaki didapatkan lebih tinggi dari perempuan dengan rasio 3:2. Predileksi osteosarkoma tersering didapatkan pada femur distal (42%) diikuti tibia proksimal (29%), humerus proksimal (16%), femur proksimal (5%), radius ulna (5%), dan tibia distal (3%). Osteosarkoma non-konvensional memiliki gambaran histologi dan makroskopis yang berbeda, sehingga dapat terlihat pada pemeriksaan radiologi. Terkadang, gambaran radiologi osteosarkoma non-konvensional dapat mimicking sejumlah diagnosis tumor jinak dan ganas lainnya. Masing-masing modalitas radiologi dapat memiliki peran dan keunggulan yang berbeda dalam membantu menegakkan diagnosis subtipe osteosarkoma. Pilihan modalitas terbaik untuk mendiagnosis suntipe osteosarkoma saat ini adalah foto radiografi dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Kata kunci: osteosarkoma konvensional, non-konvensional
KARAKTERISTIK ULTRASONOGRAFI PADA KECURIGAAN KLINIS KANKER TIROID DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI 2015-DESEMBER 2015 Yosep Made Pius Cardia; Elysanti Dwi Martadiani; Firman Parulian Sitanggang
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 7 (2021): Vol 10 No 07(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i7.P09

Abstract

Gangguan yang cukup sering ditemukan pada kelenjar tiroid adalah munculnya nodul pada kelenjar tiroid. Nodul tiroid dapat berupa benign atau malignant. Nodul tiroid yang berupa malignant atau kanker kasusnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan nodul tiroid yang sifatnya benign. Walaupun lebih sedikit, kanker tiroid merupakan keganasan yang sering ditemukan pada kelenjar endokrin. Ultrasonografi atau USG merupakan modalitas imaging utama dalam mengevaluasi nodul tiroid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik USG kanker tiroid di RSUP Sanglah, Denpasar. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif potong lintang (cross-sectional). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 74 lobus tiroid dari 37 pasien kanker tiroid. Data dikumpulkan berdasarkan data rekam medis pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik USG kanker tiroid bahwa 2 (3,7%) ukuran nodul kurang dari 1 cm, dan 35 (64,8%) ukuran nodul lebih dari 1 cm, 22 (40,7%) nodul solid, 11 (20,4%) nodul kistik, dan 9 (16,7%) nodul solid kistik, 8 (14,8%) nodul bertepi reguler, dan 12 (22,2%) nodul bertepi irregular, 16 (29,6%) nodul tidak tampak kalsifikasi, dan 26 (48,1%) nodul tampak mengalami kalsifikasi, 10 (18,5%) kelenjar tiroid terdapat single nodul, dan 12 (22,2%) kelenjar tiroid terdapat multiple nodul, 19 (35,2%) regio colli yang di USG tidak tampak adanya pembesaran pada kelenjar getah bening, dan 14 (25,9%) regio colli yang di USG tampak mengalami pembesaran pada kelenjar getah bening, 12 (22,2%) kelenjar tiroid tidak tampak adanya hipervaskularisasi pada CDUS, dan 22 (40,7%) kelenjar tiroid tampak adanya hipervaskularisasi pada CDUS. Kata Kunci: Kanker Tiroid, Karakteristik, USG.
KARAKTERISTIK ULTRASONOGRAFI PADA KECURIGAAN KLINIS KANKER TIROID DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI 2015-DESEMBER 2015 Yosep Made Pius Cardia; Elysanti Dwi Martadiani; Firman Parulian Sitanggang
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 9 (2020): Vol 9 No 09(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i9.P13

Abstract

ABSTRAK Gangguan yang cukup sering ditemukan pada kelenjar tiroid adalah munculnya nodul pada kelenjar tiroid. Nodul tiroid dapat berupa benign atau malignant. Nodul tiroid yang berupa malignant atau kanker kasusnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan nodul tiroid yang sifatnya benign. Walaupun lebih sedikit, kanker tiroid merupakan keganasan yang sering ditemukan pada kelenjar endokrin. Ultrasonografi atau USG merupakan modalitas imaging utama dalam mengevaluasi nodul tiroid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik USG kanker tiroid di RSUP Sanglah, Denpasar. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif potong lintang (cross-sectional). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 74 lobus tiroid dari 37 pasien kanker tiroid. Data dikumpulkan berdasarkan data rekam medis pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik USG kanker tiroid bahwa 2 (3,7%) ukuran nodul kurang dari 1 cm, dan 35 (64,8%) ukuran nodul lebih dari 1 cm, 22 (40,7%) nodul solid, 11 (20,4%) nodul kistik, dan 9 (16,7%) nodul solid kistik, 8 (14,8%) nodul bertepi reguler, dan 12 (22,2%) nodul bertepi irregular, 16 (29,6%) nodul tidak tampak kalsifikasi, dan 26 (48,1%) nodul tampak mengalami kalsifikasi, 10 (18,5%) kelenjar tiroid terdapat single nodul, dan 12 (22,2%) kelenjar tiroid terdapat multiple nodul, 19 (35,2%) regio colli yang di USG tidak tampak adanya pembesaran pada kelenjar getah bening, dan 14 (25,9%) regio colli yang di USG tampak mengalami pembesaran pada kelenjar getah bening, 12 (22,2%) kelenjar tiroid tidak tampak adanya hipervaskularisasi pada CDUS, dan 22 (40,7%) kelenjar tiroid tampak adanya hipervaskularisasi pada CDUS. Kata Kunci: Kanker Tiroid, Karakteristik, USG.
PREVALENSI SINUSITIS MAKSILARIS DITINJAU DARI GAMBARAN RADIOLOGIS PASIEN RINITIS DI RSUP SANGLAH Kadek Intan Jelita; Firman Parulian Sitanggang; Elysanti Dwi Martadiani; I Made Dwijaputra Ayusta
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 6 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2022.V11.i6.P06

Abstract

Kondisi rinitis dapat diperburuk dengan adanya komorbiditas dengan sinusitis yang dapat juga menjadi satu istilah rinosinusitis. Sinusitis maksilaris merupakan jenis sinusitis yang paling banyak dijumpai. Saat ini, Foto Waters dan MSCT (Multisliced Computerized Tomography) Scan merupakan modalitas radiologis yang umum digunakan untuk mendiagnosis sinusitis maksilaris. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi sinusitis maksilaris pada pasien rinitis dengan menggunakan Foto Waters dan MSCT scan sebagai alat diagnosis. Pasien rinitis yang diperiksa di RSUP Sanglah dari bulan Januari 2018 hingga bulan Agustus 2019 digunakan sebagai sampel penelitian. Kemudian dilakukan pengumpulan data sekunder tentang jumlah pasien rinitis yang melakukan pemeriksaan radiologis, jenis kelamin, usia, dan gambaran radiologis yang didapatkan. Gambaran radiologis yang didata adalah penebalan mukosa, perselubungan dan air-fluid level. Dari 50 sampel pasien rinitis yang diteliti, didapatkan 17 pasien rinitis (34%) mengalami deviasi septum, dan 18 pasien (36%) mengalami hipertrofi konka. Sebanyak 16 pasien (32%) melakukan pemeriksaan radiologis, dan sebanyak 34 pasien (68%) tidak melakukan pemeriksaan radiologis. Sebanyak 13 pasien (26%) menderita sinusitis maksilaris dan 37 pasien (74%) tidak mengalami kelainan. Didapatkan juga adanya perbedaan hasil pada pasien yang melakukan kedua pemeriksaan (Foto Waters dan MSCT Scan). Sinusitis maksilaris diderita lebih banyak pada perempuan sebanyak 7 orang (53,85%) dan pada laki-laki sebanyak 6 orang (46,15%). Penderita terbanyak didapatkan pada kelompok usia 15-29 tahun sebanyak 5 pasien (38,46%). Gambaran terbanyak pada Foto Waters adalah perselubungan sebanyak 3 penderita (75%), dan pada MSCT Scan adalah penebalan mukosa sebanyak 8 penderita (80%). Terdapat 2 sampel (4%) menderita sinusitis etmoidalis dan 1 pasien (2%) menderita pansinusitis. Kata Kunci: Rinitis, Sinusitis Maksilaris, Foto Waters, MSCT Scan
KORELASI ASPECT SCORE DENGAN NIHSS, GCS, DAN LAMA DIRAWAT PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK AKUT DI RSUP SANGLAH Putu Herry Juniada; Made Widhi Asih; Ni Nyoman Margiani; I Wayan Gede Artawan Eka Putra; Elysanti Dwi Martadiani; I Gusti Agung Gede Mahendra Wijaya
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 10 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stroke adalah kondisi medis mengancam nyawa, akibat terputusnya pasokan darah ke bagian otak tertentu, bisa diakibatkan oleh pembuluh darah otak yang pecah (stroke hemoragik), maupun tersumbat (stroke non hemoragik). Stroke Non Hemoragik (SNH) membutuhkan penanganan segera dengan terapi trombolisis (IV-rtPA) dalam 3-4,5 jam pasca awitan SNH untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. Salah satu metode penilaian kelayakan pasien SNH (melalui pencitraan otak) untuk menerima terapi trombolisis adalah dengan ASPECT Score. Namun IV-rtPA dan ASPECT Score masih sangat jarang diterapkan karena berbagai faktor, sehingga untuk saat ini kami memiliki gagasan untuk meneliti bagaimana korelasi ASPECT Score dengan NIHSS, GCS, dan lama dirawat pada pasien SNH akut. Harapannya dapat ikut mempromosikan ASPECT Score, agar semua stakeholder lebih akrab dengan ASPECT Score jika sudah siap dengan terapi IV-rtPA nantinya. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional prospektif. Pasien SNH yang masuk IGD RSUP Sanglah pada bulan Oktober 2021 – Januari 2022 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dipilih secara consecutive sampling sebanyak 66 sampel. Hasil pemeriksaan CT scan kepala tanpa kontras diambil dari PACS dan dilakukan penilaian ASPECT Score oleh 2 orang radiolog secara terpisah. Terdapat Interobserver Agreement penilaian ASPECT Score yang tinggi dan bermakna antara observer 1 dan 2 (r = 0,905; p = 0,00; 95% Limits of Agreement = -1,161 – 0,889). Namun ternyata tidak terdapat korelasi yang bermakna antara ASPECT Score dengan NIHSS, GCS, dan lama dirawat, yaitu dengan nilai r dan p masing-masing adalah r = -0,144, p = 0,250; r = 0,069, p = 0,584; dan r = -0,111, p = 0,375. Perlu dilakukan perbaikan design penelitian, contohnya dengan pendekatan longitudinal untuk mengakomodasi progresivitas infark, dan dengan membandingkan antara penilaian ASPECT Score melalui pemeriksaan CT scan dengan MRI (DWI) yang dikenal lebih sensitif dalam mengidentifikasi perubahan iskemik tahap awal. Kata kunci : ASPECT Score, NIHSS, GCS