Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

GEDUNG PERKULIAHAN JURUSAN TEKNIK GEODESI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG dewi asmara, masayu; Darmawan, Edy; Dwiyanto, Agung
IMAJI Vol 1, No 3 (2012): IMAJI
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1019.776 KB)

Abstract

Kemajuan zaman menuntut semua orang untuk lebih maju lagi, terutama bagi para generasi muda. Mengenyam pendidikan setinggi mungkin dengan tujuan memperoleh ilmu yang bermanfaat untuk kemudian hari. Universitas merupakan salah satu tempat pendidikan untuk jenjang yang paling tinggi. Universitas Diponegoro merupakan salah satu universitas negeri di Indonesia yang mempunyai beberapa jurusan untuk mendukung pendidikan mahasiswa dalam mengikuti perkembangan zaman, termasuk di dalamnya adalah Jurusan Geodesi.Jurusan Geodesi adalah jurusan yang masih tergolong sangat sedikit di beberapa universitas di Indonesia. Di Indonesia Jurusan Geodesi hanya terdapat pada empat Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan lima Perguruan Tinggi Swasta (PTS), salah satu PTN tersebut di antaranya adalah Universitas Diponegoro. Oleh karena itu Jurusan Geodesi masih sangat dapat dikembangkan kembali. Tetapi sayangnya Undip belum memiliki gedung perkuliahan sendiri untuk Jurusan Geodesi, gedung kuliah jurusan ini masih bergabung dengan jurusan teknik yang lain yaitu Jurusan Perkapalan, dan Sistem Komputer. Maka dari itu perlu dibangunnya gedung perkuliahan sendiri untuk Jurusan Geodesi agar dapat menampung segala kegiatan yang dibutuhkan oleh mahasiswa geodesi.Kajian diawali dengan mengetahui pengertian dari sebuah kampus dengan cara studi banding pada kampus Geodesi pada universitas lainnya. Kemudian menjadikan hasil studi banding sebagai acuan dalam membuat program ruang. Sedangkan konsep dari gedung ini sendiri adalah Green Architecture dengan pendekatan efisiensi energi dan konseravasi. Dengan konsep ini berarti gedung kuliah tersebut berkonsep ramah lingkungan, dan mengusahakan untuk dapat menghemat energi sebaik mungkin, hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya dalam mengatasi global warming. Untuk konsep bentuk dari gedung itu sendiri adalah mengadopsi dari bentuk sebuah kawah dan topografi tanah yang tidak selalu rata.
GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI SEMARANG listiani, Arta Okta; Prianto, Eddy; Dwiyanto, Agung
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (870.369 KB)

Abstract

Semarang, Ibu Kota Jawa Tengah, memiliki perkembangan pesat di bidang seni. Seni yang sedangberkembang adalah seni rupa kontemporer. Pesatnya perkembangan seni dan minat masyarakat Semarangterhadap seni tidak di imbangi dengan fasilitas kesenian yang ada di Semarang. Pameran seni di Semarangbiasanya hanya dilakukan di lobby hotel, sehingga tidak menarik minat masyarakat. Belum adanya ruang yangcukup untuk melakukan eksplorasi dan eskperimentasi berkesenian di Semarang membuat kota Semarang(nyaris) kehilangan “aura" keseniannya. Kini, sulit ditemukan gedung-gedung “bergengsi” yang berkenanmenampung agenda-agenda kesenian lantaran secara finansial dianggap sangat tidak menguntungkan.Pentas-pentas seni kontemporer hanya digelar di ruang-ruang sempit yang relatif tidak memiliki saranamemadai dan “magnet” yang mampu menyedot publik untuk berduyun-duyun mendatanginya. Oleh karena itudiperlukan sebuah wadah berupa Galeri Seni di Semarang yang mampu menampung seluruh kegiatan yangberkaitan dengan hasil karya seni di Semarang. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal – hal mendasar mengenai Galeri , pengertianseni rupa kontemporer itu sendiri, standart–standart mengenai tata ruang dalam Galeri, studi bandingbeberapa Galeri Seni Rupa di Semarang dan Galeri – Galeri Seni Rupa Kontemporer di luar Kota Semarang.Dilakukan juga tinjauan mengenai lokasi Galeri Seni Rupa Semarang dan pembahasan konsep perancangandengan penekanan desain Arsitektur Modern. Tapak yang digunakan adalah tapak yang berada di KotaSemarang yang sesuai dengan tempat untuk Galeri Seni. Selain itu juga dibahas mengenai tata massa danruang bangunan, penampilan bangunan, struktur, serta utilitas yang dipakai dalam perancangan “Galeri SeniRupa Kontemporer di Semarang”. Konsep perancangan ditekankan desain Arsitektur Modern, yaitu menggunakan banyak jendela padabangunan Galeri Seni Rupa Semarang ini. Untuk konsep bangunan Galeri ini berupa single building denganfasilitas penunjang yang menjadi daya tarik pengunjung. Dengan demikian masyarakat secara umum memilikikesempatan untuk mengenal, melihat, dan mempelajari seni rupa secara edukatif, efektif, dan rekreatif. 
KUANTITAS DAN KUALITAS RUANG TERBUKA HIJAU DI PERMUKIMAN PERKOTAAN Dwiyanto, Agung
TEKNIK Volume 30, Nomor 2, Tahun 2009
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.6 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v30i2.1861

Abstract

Green Air-Gap management in area of settlement urban tend to to experience of the challenge which enough weightof effect about height of urbanization current. while on the other side, energy support the downhill existing socialand environment also, so that cannot make balance to the requirement of space of effect about human pressure .Other challenge go together the height mount the conversion or displace to utilize the farm from farm (especiallyagriculture farm become the area develop;builded) generating impact to lowering environmental quality nyabecome green of urban. Evaluate the planology is exist in generally only study the aspect of accuracy or deviation ofspace according about zoning which already specified . Meanwhile its exploiting intensity change seldom debate, sothat need the new stages;steps to improve;repair the quality and existing amount green space.
Pengaruh Penerapan Dinding Pre-Fab Pada Rumah Tempat Tinggal Terhadap Kualitas Akustik Ruang Indarto, Eddy; Dwiyanto, Agung; Nugroho, Satrio
MODUL Vol 14, No 1 (2014): MODUL
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4016.012 KB) | DOI: 10.14710/mdl.14.1.2014.11-20

Abstract

Abstrak Perumahan merupakan kebutuhan pokok khususnya bagi penduduk/masyarakat di Indonesia. Pertumbuhan rumah tempat tinggal tersebut selalu berada jauh dibawah kebutuhan rumah tempat tinggal sesuai laju pertumbuhan penduduk, terutama didaerah perkotaan baik yang diakibatkan oleh pertumbuhan alamiah maupun akibat adanya urbanisasi. Pada hakekatnya seiring dengan pemenuhan kebutuhan rumah tempat tinggal tersebut, terutama didaerah perkotaan, berkembang pesat pula pengembang perumahan. Hal ini tentunya membutuhkan perhatian, mengingan pembangunan perumahan akan membutuhkan bahan baku dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam. Demikian juga pada proses pembangunannya tentunya akan memproduksi limbah yang sedikit banyak akan mencemari lingkungan disekitar. Oleh karena itu beberapa perusahaan telah mengembangkan teknologi baik material bahan bangunan maupun teknologi dalam metode pelaksanaan pembangunan yang dapat menekan kerusakan lingkungan maupun upaya mencegah/menekan limbah pada saat proses pembangunannya. Salah satunya adalah “Fly-Slab” yang sedang mengembangkan metode pre-fab untuk rumah tinggal, mulai dari sub-structure sampai dinding, yang telah teruji keamanannya (struktur dan konstruksi) dan kecepatan dalam proses pembangunannya. Ruangan dalam rumah tempat tinggal haruslah terjaga prifasinya tidak saja secara visual tetapi juga privasi akustiknya, agar ruangan tersebut secara akustik tidak terganggu suara suara dari luar ruangan, atau sebaliknya suara yang timbul di suatu ruangan juga tidak mengganggu ruangan lainnya bahkan ruang luar dari bangunan rumah tempat tinggal tersebut. Dengan demikian maka, penting untuk diketahui kualitas akustik suatu dinding pembatas ruangan, salah satunya dinding yang sedang dikembangkan oleh “fly-slab” yang menggunakan material dan teknologi baru dalam metode pelaksanaannya. Oleh karena itu perlu diketahui Pengaruh Penerapan Dinding Pre-Fab Pada Rumah Tempat Tinggal Terhadap Kualitas Akustik Ruang. Kata Kunci : dinding, kualitas akustik
SISTEM TATA SUARA PADA BANDARA STUDI KASUS BANDARA AHMAD YANI SEMARANG Dwiyanto, Agung
MODUL Volume 11, Nomer 1, Tahun 2011
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2842.632 KB) | DOI: 10.14710/mdl.11.1.2011.%p

Abstract

Perencanaan tata suara pada bangunan umum biasanya diaplikasikan sebagai sistim tanda bahaya, sistim informasi, yang ditempatkan pada ruangan-ruangan bangunan tersebut. Maka dari itu penempatan jaringan tatasuara harus sangat diperhatikan agar dapat berfungsi secara maksimal. Tujuan paper ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem jaringan tata suara pada suatu bangunan didesain dan dirancang secara khusus sehingga daya dukung kinerja dapat se-optimal mungkin. Karena dalam merencanakan suatu bangunan atau gedung, utilitas bangunan menjadi hal yang mendasar, sehingga memerlukan perencanaan yang matang. Secara umum system tata suara pada bandara ini dibagi menjadi dua bagian yaitu system tata suara internal kantor dan system tata suara bandara. System tata suara internal kantor adalah system tata suara yang sederhana. Pada system tata suara sederhana disini sumber suara langsung disalurkan melalui mikrophon dan diolah dalam amplifire kemudian disebarkan secara merata melalui  speaker yang berada di masing-masing ruangan. System tata suara ini digunakan untuk kebutuhan tata suara internal antar kantor departemen satu dengan yang lainnya sehingga informasi yang diterima oleh tiap kantor sama. Sedangkan dalam system tata suara bandara menggunakan system central program yang memerlukan ruang tersendiri sebagai ruang control yang mengatur seluruh system tata suara pada bandara. Kata Kunci : Tata Suara, Bandara, Utilitas  
PROFIL PENUTUP ATAP GENTENG BETON DALAM EFFESIENSI KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA SKALA RUMAH TINGGAL Prianto, Eddy; Dwiyanto, Agung
MODUL Vol. 13 No. 1 Januari –Juni 2013
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.661 KB) | DOI: 10.14710/mdl.13.1.2013.23-34

Abstract

Hingga bulan oktober 2012, Isyu kenaikan harga BBM kini menjadi ajang mencari simpati masyarakat luas oleh kalangan politik, karena mereka mengetahui bahwa kuota terbesar dari pemakaian listrik di Indonesia ada pada masyarakat kalangan menengah kebawah (wong cilik), terutama pada sektor rumah tinggal. Satu sisi, fenomena pendekatan Arsitektur Green kini juga sedang jadi ‘trend’ diberbagai kalangan, letlebih pada dunia Perancangan Arsitektur. Karena salah satu aspek Effesiensi energy berada pada satu diantara 6 (enam) parameter ranking Green Building, baik pada standart Green versi LEED-Internasional ataupun GBCI (Green Building Council Indonesia) Dua beban panas dalam suatu bangunan yang mempengaruhi kenyamanan penghuni, yaitu beban internal (aktivitas penghuni) dan beban eksternal (salah satunya peran kulit bangunan). Mencapai 40% konsumsi listrik rumah tinggal dalam mengatasi suhu panas ruangan disebabkan perangaruh keberadaan aspek kulit bangunan ini. Kulit bangunan berupa atap rumah tinggal berperan secara fungsional dalam memberikan perlindungan terhadap iklim (pancaran sinar matahari dan hujan), disamping perannanya secara estetis yang juga dibutuhkan oleh masyarakat kita. Dari beberapa ragam material atap (genteng tanah, genteng beton, polycarbonate, seng dan asbes)yang diuji cobakan pada RUMAH MODEL, ternyata posisi bahan atap ini menunjukan adanya  profil penurunan suhu dalam ruangan secara signifikan. Untuk daerah panas, seperti kota Semarang, pemakaian bahan penutup atap berupa Genteng Beton dapat menekan konsumsi energy hingga 17% dibanding material lain. Kata kunci : Bahan Penutup Atap, Effesiensi Listrik, Rumah Tinggal, Model, Green Design
KAJIAN TERHADAP FASAD MALL DI SEMARANG kosanti, aulusia ika; dwiyanto, agung
MODUL Vol 18, No 2 (2018): MODUL vol 18 no 2 tahun 2018 (8 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.802 KB) | DOI: 10.14710/mdl.18.2.2018.101-107

Abstract

Kota merupakan salah satu tempat kehidupan manusia yang dapat dikatakan paling kompleks, karena perkembangannya dipengaruhi oleh aktivitas pengguna perkotaan. Kota Semarang yang mempunyai fungsi dan peran sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah, menunjukan adanya  pertumbuhan fisik yang dilaksanakan oleh berbagai pihak dengan kepentingannya masing-masing. Pembangunan fisik tersebut yang dilaksanakan adalah penyediaan fasilitas perdagangan dan jasa yang didalamnya termasuk bangunan komersial seperti mall. Keberadaan mall yang semakin marak, secara tidak langsung akan meningkatkan persaingan antara mall yang satu dengan mall yang lainnya. Kemampuan untuk menarik konsumen juga sangat perlu dimiliki oleh sebuah mall agar dapat terus mempertahankan keberadaannya salah satunya dengan cara pengaplikasian desain fasad yang menarik dalam perancangan sebuah mall.  Keberagaman bentuk fasad bangunan mall berhubungan dengan kualitas visual estetika yang terbentuk dalam setiap bangunan mall yang ada di Semarang. Untuk mengetahui hubungan tersebut, dibutuhkan persepsi pengunjung untuk menilai, sehingga hasil yang didapatkan obyektif.
KEONGAN ATAP: MODEL VENTILASI ATAP PADA HUNIAN KAMPUNG KOTA DI KAMPUNG PENDRIKAN SEMARANG Sukawi Sukawi; Agung Dwiyanto; Suzanna Ratih Sari; Gagoek Hardiman
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2016): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 7 2016
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.238 KB)

Abstract

Kepadatan bangunan adalah merupakan satu dari faktor-faktor prinsip yang mempengaruhi kondisi iklim mikro dan menentukan kondisi ventilasi maupun kondisi suhu udara. Gejala pemanasan kota utamanya agak dipengaruhi oleh kepadatan kota daripada ukuran dari kota itu sendiri, semakin padat bangunan semakin buruk kondisi ventilasi. Beberapa hunian di Kampung Pendrikan Semarang mempunyai bentuk atap pelana yang memanjang kebelakang dengan dilengkapi bukaan pada keongan atap yang bervariasi di tiap rumah.Lubang pada keongan atap ini ditengarai mempunyai fungsi untuk mengalirkan udara yang dikenal dengan ventilasi atap. Bentuk atap yang tinggi dengan ventilasi atap akan mengusir udara panas yang terjebak diatap bangunan. Penelitian ini dilakukan pada tatanan lingkungan yang tidak terencana (kampung kota) untuk mengetahui efektivitas fungsi bukaan pada keongan atap sehingga mempunyai kontribusi dalam menurunkan suhu ruangan di bawah atap.Bukaan pada keongan atap tidak hanya merupakan elemen estetis tetapi mempunyai fungsi lain untuk ventilasi atap. Penelitian ini mendapatkan bahwa bukaan pada keongan atap dapat dimanfaatkan untuk mengalirkan udara yang berguna untuk mendinginkan udara panas dibawah atap yang sekaligus akan menurunkan suhu di dalam atap rumah. Kata kunci: kampung kota, keongan atap, ventilasi atap
MODEL VENTILASI ATAP PADA PENGEMBANGAN RUMAH SEDERHANA DI LINGKUNGAN BERKEPADATAN TINGGI Sukawi Sukawi; Agung Dwiyanto; Gagoek Hardiman
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2015): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 6 2015
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di iklim tropis lembab, pada umumnya bangunan-bangunan didesain dengan sistem penghawaan alami yang memaksimalkan kecepatan angin untuk dapat mendinginkan struktur bangunan ataupun pencapaian kenyamanan fisiologis. Beberapa ciri desain bangunan di iklim tropis antara lain adanya bukaan lebar, atap dengan sudut kemiringan cukup, berplafon, dan memaksimalkan banyak naungan di sekitar bangunan. Konsep desain dengan sistem penghawaan alami yang memaksimalkan kecepatan angin, selain memperhatikan pergerakan aliran angin, juga melihat pengaruh lingkungan dan bangunan sekitar terhadap aliran angin tersebut. Kenyamanan termal dipengaruhi oleh lingkungan fisik, antara lain temperatur udara, kelembaban relatif, kecepatan angin, dan dipengaruhi oleh lingkungan non fisik, antara lain jenis kelamin, umur, pakaian yang digunakan dan jenis aktifitas yang sedang dikerjakan. Temperatur udara, kelembaban relatif dan kecepatan angin mempunyai hubungan yang saling berkaitan untuk mencapai kenyamanan termal bagi penghuni. Hal ini dapat dikatakan bahwa kenyamanan fisiologis akan dapat tercapai jika nilai kecepatan angin berada pada kondisi seimbang antara temperatur dan kelembaban relatif tertentu. Kepadatan bangunan  merupakan satu dari faktor-faktor prinsip yang mempengaruhi kondisi iklim mikro dalam ruangan dan menentukan kondisi ventilasi maupun kondisi suhu udara. Dengan padatnya bangunan dan bentuk hunian yang hanya mempunyai satu fasade, maka perlu siasat untuk dapat memanfaatkan kondisi iklim dan bentuk atap pada bangunan rumah tinggal. Penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisa kinerja penghawaan alami dengan ventilasi atap bangunan rumah sederhana pada lingkungan dengan kepadatan tinggi. Perlu strategi dalam perencanaan desain perumahan yang berkepadatan tinggi dalam mensiasati ventilasi alami untuk kenyamanan thermal dalam bangunan. Penelitian ini juga untuk menganalisa letak elemen ventilasi atap yang optimal dan mempunyai kontribusi dalam menciptakan dan mempengaruhi kenyamanan fisiologis penghuni. Kata kunci: Pergerakan Udara, Kepadatan Bangunan, Ventilasi Atap
GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI SEMARANG Arta Okta listiani; Eddy Prianto; Agung Dwiyanto
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (870.369 KB)

Abstract

Semarang, Ibu Kota Jawa Tengah, memiliki perkembangan pesat di bidang seni. Seni yang sedangberkembang adalah seni rupa kontemporer. Pesatnya perkembangan seni dan minat masyarakat Semarangterhadap seni tidak di imbangi dengan fasilitas kesenian yang ada di Semarang. Pameran seni di Semarangbiasanya hanya dilakukan di lobby hotel, sehingga tidak menarik minat masyarakat. Belum adanya ruang yangcukup untuk melakukan eksplorasi dan eskperimentasi berkesenian di Semarang membuat kota Semarang(nyaris) kehilangan “aura" keseniannya. Kini, sulit ditemukan gedung-gedung “bergengsi” yang berkenanmenampung agenda-agenda kesenian lantaran secara finansial dianggap sangat tidak menguntungkan.Pentas-pentas seni kontemporer hanya digelar di ruang-ruang sempit yang relatif tidak memiliki saranamemadai dan “magnet” yang mampu menyedot publik untuk berduyun-duyun mendatanginya. Oleh karena itudiperlukan sebuah wadah berupa Galeri Seni di Semarang yang mampu menampung seluruh kegiatan yangberkaitan dengan hasil karya seni di Semarang. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal – hal mendasar mengenai Galeri , pengertianseni rupa kontemporer itu sendiri, standart–standart mengenai tata ruang dalam Galeri, studi bandingbeberapa Galeri Seni Rupa di Semarang dan Galeri – Galeri Seni Rupa Kontemporer di luar Kota Semarang.Dilakukan juga tinjauan mengenai lokasi Galeri Seni Rupa Semarang dan pembahasan konsep perancangandengan penekanan desain Arsitektur Modern. Tapak yang digunakan adalah tapak yang berada di KotaSemarang yang sesuai dengan tempat untuk Galeri Seni. Selain itu juga dibahas mengenai tata massa danruang bangunan, penampilan bangunan, struktur, serta utilitas yang dipakai dalam perancangan “Galeri SeniRupa Kontemporer di Semarang”. Konsep perancangan ditekankan desain Arsitektur Modern, yaitu menggunakan banyak jendela padabangunan Galeri Seni Rupa Semarang ini. Untuk konsep bangunan Galeri ini berupa single building denganfasilitas penunjang yang menjadi daya tarik pengunjung. Dengan demikian masyarakat secara umum memilikikesempatan untuk mengenal, melihat, dan mempelajari seni rupa secara edukatif, efektif, dan rekreatif.