This Author published in this journals
All Journal INERSIA
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pemanfaatan Limbah Kaca Dan Batu Laterit Sebagai Subtitusi Sebagian Material Penyusun Beton Terhadap Nilai Kuat Tekan Beton Salma Alwi; Mohammad Hidayat; Erwanda Indrawinata
JURNAL INERSIA Vol. 14 No. 1 (2022): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/inersia.v14i1.374

Abstract

Beton merupakan bahan bangunan yang banyak digunakan dalam konstruksi pembangunan gedung dan perkerasan jalan. Agregat kasar dan semen merupakan 2 dari 4 komponen yang utama sebagai bahan penyusun beton. Sebagian agregat kasar yang digunakan pada penelitian ini yaitu laterit serta bubuk kaca (fritz) yang digunakan sebagai pengganti sebagian semen. Dengan memanfaatkan limbah kaca dan laterit yang telah dihancurkan menggunakan stone crusher sebagai pengganti sebagian material penyusun beton (agregat kasar dan semen) dengan tujuan penelitian untuk menentukan kuat tekan optimum beton campuran laterit dan bubuk kaca serta membandingkan hasil tersebut terhadap kondisi beton normal (tanpa penggunaan laterit dan bubuk kaca). beton campuran laterit dan bubuk kaca ini dibuat dengan 20 silinder berdsarkan masing- masing variasi bubuk kaca, dengan menggunakan campuran laterit “variasi 4” sebagai pengunci/penahan karena memiliki nilai kuat tekan tertinggi pada pengujian pendahuluan, oleh karena itu dikombinasikan dengan bubuk kaca berdasarkan presentase yang telah ditentukan. Komposisi material campuran laterit variasi 4 yang digunakan adalah semen : 10,31 kg , air : 6,92 liter , pasir palu : 22,95 kg , batu palu ½ : 11,56 kg, batu palu ⅔ : 11,75 kg, laterit ½ : 5,21 kg, laterit ⅔ : 5,10 kg. Sedangkan untuk komposisi penggunaan bubuk kaca adalah 3% : 0,31 kg, 6% : 0,62 kg, 9% : 0,93 kg, 12% : 1,24 kg. Berdasarkan perbandingan tersebut, dapat diketahui kadar bubuk kaca optimum beton campuran laterit variasi 4 + bubuk kaca adalah 6% dengan nilai kuat tekan karakteristik sebesar 25.08 MPa. Dengan hasil tersebut nilai kuat tekan beton campuran laterit dan bubuk kaca mampu mencapai kuat tekan yang direncanakan, yaitu 25 MPa.
PEMANFAATAN BOTTOM ASH SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT HALUS PADA PERKERASAN JALAN KAKU Salma Alwi; Sujiati Jepriani
JURNAL INERSIA Vol. 6 No. 1 (2014): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pemanfaatan bottom ash sebagai agregat halus dalam campuran beton. Lebih khusus, penelitian ini difokuskan untuk menentukan jumlah optimum bottom ash yang perlu ditambahkan kedalam campuran beton untuk mendapatkan nilai kuat tekan maksimum. Enam puluh empat benda uji beton berbentuk kubus (panjang 15 cm, lebar 15 cm dan tinggi 15 cm) disiapkan dengan berbagai variasi campuran bottom ash. Jumlah bottom ash yang ditambahkan dalam campuran adalah 0%; 2,5%; 5%; 7,5%; 10%; 12,5% dan 15% dari berat agregat halus. Agregat kasar dan agregat halus berasal dari Palu. Ditemukan bahwa jumlah optimal bottom ash adalah 10% dari berat agregat halus. Kuat tekan beton tertinggi sebesar 301,73 kg/cm2, Penelitian ini juga menunjukkan bahwa workability beton akan meningkat dengan penambahan jumlah bottom ash dalam campuran beton.
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA PEMBANGUNAN GEDUNG SERBAGUNA DI JALAN BUNG TOMO SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR Cahyaning Permata Dewi; Anton Esfianto; Salma Alwi
JURNAL INERSIA Vol. 8 No. 1 (2016): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan senantiasa membawa aspirasi dan tuntutan baru bagi masyarakat untuk mewujudkan kualitas kehidupan yang baik, salah satu bangunan yang dapat memenuhi kebutuhan adalah Gedung Serbaguna. Sebelum membangun sebuah bangunan diperlukan Rencana Anggaran Biaya dan Manajemen suatu proyek yang merupakan faktor berjalannya suatu proyek. Rencana Anggaran Biaya adalah seni memperkirakan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada informasi yang dimiliki pada saat itu yang bertujuan untuk memberikan perkiraan yang paling baik mengenai biaya akhir dari suatu proyek. Untuk pembuatan RAB memerlukan beberapa data yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI), Harga Satuan Pokok, dan Gambar. Hasil perhitungan RAB menghasilkan biaya proyek senilai 54.581.363.263,53 (Lima puluh empat milyar lima ratus delapan puluh satu juta tiga ratus enam puluh tiga ribu dua ratus enam puluh tiga rupiah). Dan diperlukan lama waktu pelaksanaan proyek ini adalah 880 hari atau 116 bulan.
PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MENGGUNAKAN HSPK TAHUN 2016 DAN HARGA LAPANGAN PADA PROYEK GEDUNG SMP NEGERI 23 MAKROMAN KOTA SAMARINDA Agus Triyatmo; Salma Alwi; Joko Suryono
JURNAL INERSIA Vol. 9 No. 2 (2017): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tugas akhir perhitungan perbandingan ini menghitung rencana anggaran biaya bertujuanuntuk mendapatkan hasil perbandingan selisih rencana anggaran biaya harga lapangan dan HSPK 2016 serta menghitung kebutuhan bahan yang diperlukan pada proyekpembangunan gedung SMP Negeri 23 Makroman Kota Samarinda. Perhitungan inidiawali dengan melakukan studi lapangan untuk meninjau lokasi proyek danpengumpulan data - data yang diperlukan.Setelah data – data diperoleh selanjutnyadilakukan analisa perhitungan volume atau kubikasi pekerjaan, menganalisa harga satuanpekerjaan, menghitung rencana anggaran biaya, membandingkan rencana anggaran biayadan menganalisa kebutuhan bahan yang diperlukan. Hasil yang diperoleh dari TugasAkhir ini ialah Selisih rencana anggaran biaya harga lapangan lebih rendah sebesar Rp.5.141.020.000,00 (Lima Miliar Seratus Empat Puluh Satu Juta Dua Puluh Ribu Rupiah)dari rencana anggaran biaya HSPK tahun 2016 dengan persentase selisih 45.56%. Dari hasil perbandingan rencana anggaran biaya untuk harga lapangan didapat kebutuhan bahan terbesar adalah Batu Bata sebesar 8.408.280 buah dan kebutuhan bahan terkecil Sealtipe sebesar 1 buah.
PENGARUH PENGGUNAAN PLASTIK PET (POLYETHYLENE TEREPHTHALATE) PADA CAMPURAN ASPAL AC-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL Salma Alwi; Anung Sudibyo; Herni
JURNAL INERSIA Vol. 12 No. 1 (2020): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Campuran aspal beton adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran antara batuan (agregat kasar dan agregat halus) dengan bahan ikat aspal. Campuran ini memiliki kelemahan yaitu terhadap cuaca di Indonesia yang rentan terjadi kerusakan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukanuntuk bahan tambah yang dapat meningkatkan kekuatan dan membantu perbaikan konstruksi jalan aspal. Bahan tambah yang digunakan adalah sampah botol plastik PET (Polyethylene Terephthalate) dan material yang digunakan aspal pen 60/70 dan jenis filler semen dan abu batu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai karakteristik Marshall pada campuran aspal Laston AC-WC dengan penambahan PET dengan kadar 1%, 1.5%, 2%, 2.5%, dan 3% dengan metode cara kering (dry process) dan dihitung dari berat aspal pada kadar aspal optimum (KAO). Hasil penelitian menunjukkan dengan cara kering karakteristik Marshall bahwa nilai stabilitas, VIM, VFB dan MQ dengan penambahan kadar 1% sampai 3% telat memenuhi syarat Spesifikasi Umum Jalan dan Jembatan 2018 Divisi 6 Tentang Perkerasan Aspal sedangkan nilai flow dan VIM tidak memenuhi syarat yang ditetapkan. Penambahan PET dengan kadar 2% merupakan kadar yang dapat digunakan dalam campuran beraspal, karena telah memenuhi syarat tertentu.
PENGARUH PENGGUNAAN PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE PADA LAPIS ASPAL BETON AC-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL Muhammad Zaky Elhamy; Salma Alwi; I.G.N Aditya Dhiva
JURNAL INERSIA Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu cara untuk menaikkan mutu campuran beraspal adalah menambahkan plastik yang dalam istilah kimianya disebut polimer. Plastik yang digunakan dalam penelitian ini adalah plastik High Density Polyethylene. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik Marshall, ketika campuran aspal ditambahkan dengan plastik. Ada dua cara untuk mensubstitusikan plastik ke dalam aspal, yaitu cara kering di mana plastik ditambahkan ke dalam agregat panas dan cara basah di mana plastik ditambahkan ke dalam aspal panas. Kadar persen subtitusi plastik yaitu sebesar 1%, 3%, 5% dan 7% dihitung dari berat aspal pada kadar aspal optimum. Hasil Penelitian menunjukan substitusi cara kering karakteristik AC-WC yang ditinjau dengan standar Dirjen Bina Marga 2010 (Revisi III) hasil nilai stabilitas, VIM, VMA dan Marshall Quoetient telah memenuhi standar kecuali untuk nilai kelelehan tidak memenuhi standar yang ditetapkan, sedangkan substitusi cara basah untuk hasil nilai stabilitas, VMA dan Marshall Quoetient telah memenuhi standar kecuali untuk nilai kelelehan dan VIM tidak memenuhi standar yang ditetapkan.
PENGARUH STYROFOAM DAN SEMEN PORTLAND KOMPOSIT PADA CAMPURAN ASPAL LAPIS PERMUKAAN (AC – WC) TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL Fahrunnisa; Salma Alwi; Pramono
JURNAL INERSIA Vol. 7 No. 2 (2015): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lapis Aspal Beton (LASTON) merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan raya yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus, dicampur, dihampar dan dipampatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu. Pada saat ini kebutuhan akan jalan raya semakin meningkat sehingga diperlukan kualitas perkerasan yang baik. Oleh sebab itu, penggunaan bahan tambah (additive) dan filler menjadi salah satu alternatif salah satunya penggunaan styrofoam sebagai bahan tambah dan filler semen yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas beton aspal. Pada penelitian ini yang ditinjau adalah karakteristik Marshall yang meliputi stabilitas, flow, VIM, VMA, Marshall Qountient. Variasi kadar styrofoam adalah 0%; 0.02%; 0.04%; 0.06%; dan 0.08%. Variasi kadar filler adalah 0%; 2.5%; 5%; 7.5%; dan 10 %. Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode Marshall diperoleh kadar aspal optimum (KAO) adalah 6.1%, kadar styrofoam optimum (KSO) adalah 0.0325 %, dan kadar filler optimum (KFO) adalah 7.45%.
Analisis Kuat Tarik Belah dan Kuat Lentur Beton dengan Limbah Batu Bara (Fly Ash) Sebagai Subtitusi Parsial Semen Salsabilla Putri Arafah; Salma Alwi; Budi Nugroho
JURNAL INERSIA Vol. 15 No. 1 (2023): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/inersia.v15i1.872

Abstract

Fly ash merupakan limbah padat yang dihasilkan dari pembakaran batubara. Penelitian campuran limbah batu bara biasa dilakukan oleh para peneliti dengan melakukan penggantian sebagian material penyusun beton seperti contohnya adalah semen. Subtitusi parsial pada semen menggunakan limbah batubara tersebut dilakukan dengan berbagai variasi persentase penambahan yang konstan. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau kuat tarik belah dan kuat lentur nya yang di mana sebagian semen telah diganti komposisinya dengan fly ash. Benda uji yang digunakan berupa balok dengan ukuran 15cm × 15cm × 60cm untuk pengujian kuat lentur dan benda uji silinder dengan ukuran 15cm × 30cm untuk pengujian kuat tarik belah. Dari hasil pengujian kuat tarik belah beton tersebut diperoleh nilai kuat tarik belah yang tidak memenuhi kuat tarik belah rencana yaitu sebesar f’t = 2,5 Mpa. Pada pengujian kuat lentur diperoleh nilai kuat lentur yang memenuhi nilai kuat lentur rencana pada variasi 0-12,5% yaitu dengan nilai di atas fr = 3 Mpa. Dari kedua pengujian karakteristik beton tersebut, dapat disimpulkan bahwa penambahan fly ash dengan persentase tertentu masih dapat dianjurkan pada pengujian kuat lentur.
PENENTUAN KUAT TEKAN OPTIMUM BETON NORMAL MENGGUNAKAN SEMEN PCC DENGAN VARIASI NILAI FAS DAN UMUR BETON Salma Alwi; Muhammad Salmani
JURNAL INERSIA Vol. 6 No. 2 (2014): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini ditujukan untuk mengukur nilai kuat tekan optimum beton normal menggunakan dua jenis semen PCC merek Tonasa dan Tigaroda. Nilai kuat tekan optimum beton diukur berdasarkan variasi nilai faktor air semen dan umur beton. Penelitian dimulai dengan pengujian material penyusun beton, perancangan komposisi material beton dengan kuat tekan 30 Mpa. Variasi nilai fas yang digunakan yaitu: 0,4, 0,5, dan 0,6. Benda uji adalah selinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm sejumlah 72 buah. Selanjutnya dilakukan pengujian kuat tekan pada umur 28, 60 dan 90 hari. Hasil penelitian dari kedua jenis semen PCC didapatkan bahwa, semakin kecil nilai fas, maka semakin besar nilai kuat tekan beton. Nilai kuat tekan optimum untuk kedua jenis semen adalah pada nilai fas 0,4 dan umur 90 hari.
KUAT TARIK BELAH PADA SELF COMPACTING CONCRETE DENGAN KADAR COAL ASH DAN VARIASI KADAR SUPERPLASTICISER Duwi Budi Utomo; Salma Alwi; Pramono
JURNAL INERSIA Vol. 6 No. 2 (2014): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu solusi untuk memperoleh struktur beton yang memiliki ketahanan yang baik adalah dengan menggunakan Self Compacting Concrete (SCC). SCC adalah beton yang memiliki sifat kecairan (fluidity) yang tinggi sehingga mampu mengalir dan mengisi ruang-ruang di dalam cetakan tanpa melalui proses pemadatan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Samarinda. Obyek dalam penelititan ini adalah beton mutu tinggi yang menggunakan bahan tambah superplasticzer dan fly ash dengan varian campuran 12,5%, 25%, 37,5%, 50%. Sedangkan pengujian kuat tarik beton dilakukan setelah umur beton 7, 14, 21 dan 28 hari. Hasil pengujian diperoleh bahwa penambahan presentase abu terbang ( fly ash ) sebesar 12,5%, 25%, 37,5%, 50% sangat berpengaruh terhadap kenaikan kuat tekan beton. Nilai kuat tarik beton maksimum terjadi pada penambahan admixture viscocrete sebesar 1,5 % yang mempunyai kuat tarik rata-rata pada tahap I sebesar 40,2 MPa, pada tahap ke II paling besar 47,5 MPa dengan menggunakan fly ash sebesar 50%. Workability dan nilai slump beton pada tahap I menunjukan pada penambahan kadar superplasticzer 2,5% didapatkan nilai slump yang tertinggi 27cm, sedangkan pada tahap II terjadi kebalikan nilai ini terjadi akibat penambahan fly ash sebesar 12,5%, 25%, 37,5%, 50%.