Abstrak. Penyakit autoimun adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan tidak berfungsinya sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan hilangnya toleransi terhadap antigen diri sendiri. Penggunaan steroid jangka panjang menyebabkan efek yang kompleks terhadap tulang. Patah tulang belakang dan tulang pinggul merupakan karakteristik dari osteoporosis yang diinduksi oleh steroid. Metode yang relatif mudah untuk dilakukan dan cukup akurat untuk melihat risiko fraktur adalah menggunakan Indeks Singh pada foto polos panggul dan penilaian menggunakan kuesioner Fracture Risk Assessment (FRAX). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan risiko fraktur berdasarkan Indeks Singh dan FRAX pada penderita autoimun yang mendapat terapi steroid. Jenis penelitian ini adalah analitik obervasional dengan desain cross sectional, dilaksanakan di RSUD dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh, pada bulan Desember 2020 hingga Januari 2021 dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian didapatkan dari 45 responden, sebanyak 35 orang (77,8%) mengalami Osteopenia (Grade 4-5) berdasarkan Indeks Singh dan sebanyak 42 pasien (93,3%) mengalami risiko fraktur rendah berdasarkan penilaian FRAX score. Hasil analisis bivariat menggunakan uji Chi Square didapatkan P value=0,000, yang menunjukkan terdapat perbedaan risiko fraktur antara penilaian menggunakan metode Indeks Singh dan metode FRAX score pada penderita autoimun yang mendapat terapi steroid di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Kata kunci: Penyakit Autoimun, Steroid, Risiko Fraktur, Indeks Singh, FRAX Score Abstract. Autoimmune disease is a group of diseases characterized by improper immune system. This condition causes the body to lose its tolerance to its own antigen. The use of steroid over a long period of time can affect the bones. Spinal and pelvic bone fracture are the characteristic of steroid-induced osteoporosis. The accurate and easily used method to see the risk factors of having bone fracture is by using Singh Index based on the result of pelvic bone x-ray, and by using FRAX questionnaire. This study aims to compare the risk factors of having bone fracture by using Singh index and FRAX score on patients with autoimmune diseases that were prescribed with steroid therapy. This is an analytical observational study with cross-sectional design. This study was carried out in Zainoel Abidin Hospital, Banda Aceh, from December 2020 to January 2021 with purposive sampling method. The result of this study with 45 respondents found that 35 patiens (77,8%) had osteopenia (Grade 4-5) based on the Singh Index and 42 patiens (93,3%) had low fracture risk based on the FRAX score. The result of bivariate analysis using the Chi-Square test obtained P value=0.000, which indicated that there was a difference in fracture risk between assessments using the Singh Index method and the FRAX score method in autoimmune patients receiving steroid therapy at Zainoel Abidin Hospital, Banda Aceh. Keywords: autoimmune disease, steroid, risk for bone fracture, Singh index, FRAX score