Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

EDUKASI CUCI TANGAN YANG BAIK BAGI ANAK ANAK DALAM UPAYA PENCEGAHAN COVID 19 Andi Rizkiyah Hasbi; Sari Ratna Dewi; Ainul Fahmi; Marni Marni
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 2 (2021): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v4i2.639-643

Abstract

This activity aims to provide education and how to wash hands for children to adopt a clean and healthy lifestyle (PHBS) in order to avoid the transmission of COVID-19. Hand washing educational activities are carried out by providing an explanation of the importance of washing hands with soap and rinsing with running water. The implementation of this service program is carried out so that the community can clearly understand what the purpose of washing hands properly is. Based on the results of the implementation of community service programs, it can be concluded that the educational activity "washing hands" by demonstrating 5 steps to wash hands properly and correctly so that children can know how to wash their hands properly and cleanly to avoid bacteria. , germs and viruses. 
KERIPIK BAMBU: INOVASI MAHASISWA UM-PALOPO SEBAGAI UPAYA MEMBANGUN JIWA ENTERPRENEUR Edi Saputra S; Nuraini Nuraini; Maudi Dian Tairas; Nova Vurba Sari; Muh. Dimas Al Fikri; Suci Nur Fadilah; Andi Rizkiyah Hasbi; Sapar Sapar
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 6 (2023): martabe : jurnal pengabdian kepada masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i6.2128-2135

Abstract

Kabupaten Luwu Utara merupakan daerah yang banyak terdapat liang bambusa. Masyarakat umum sudah lama mengenal tuna muda bambu atau rebung sebagai makanan pokok. Rebub biasanya terdiri dari alkohol atau makanan lain. Selain Lezat, Rebung Kaya Serat, dan Bergizi Rasa. Rebung mengandung protein, karbohidrat, daging tanpa daging, dan vitamin. Meskipun demikian, masih banyak masyarakat umum yang tidak mengetahuinya dan hanya sebagian kecil yang mengirimkannya. Oleh karena itu, Kami Mahasiswa UM-Palopo melakukan karya kreatif yang saat ini dikenal sebagai inovasi yang paling ekonomis. Empat komponen utama pelaksanaan program ini adalah input, proses (atau produksi), output, dan evaluasi. Program keluaran terdiri dari penelitian dari pasar yang dilakukan untuk memverifikasi keadaan pasar saat ini. Berikut adalah beberapa tulisan yang akan datang terkait dengan sebuah ide. Pemilihan bahan, penyediaan fasilitas, dan sarana
PENGOLAHAN SAGU MENJADI MAKAN TRADISIONAL : MARTABAK SAGU KHAS LUWU UTARA (DA’DAK) Della Saputri; Wanda Wanda; Tri Adelia T; Nur Halifah Basir; Imdillah Imdillah; Ananda Pratiwi; Samia Samia; Mega Oktaviana; Andi Rizkiyah Hasbi; Sapar Sapar
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 6 (2023): martabe : jurnal pengabdian kepada masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i6.2231-2237

Abstract

Tujuan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan motivasi perempuan untuk berwirausaha dalam rangka mengubah sagu menjadi makanan tradisional yang memiliki nilai jual. Penggunaan sagu telah menjadi makanan pokok masakan tradisional Da'Dak. Da’dak (martabak sagu) merupakan salah satu olahan yang berbahan dasar sagu. Sagu sendiri bermanfaat untuk kesehatan, meningkatkan kualitas tidur, memicu produksi hormon melatonin dalam tubuh, melancarakan peredarah dan pembuluh darah, menghambat laju kadar glukosa darah, dan berfungsi menyehatkan sel-sel pada usus dan paru-paru. Produk ini juga dapat dijadikan sebagai pengganti beras dan bahan pangan lainnya. Empat langkah pelaksanaan program ini adalah input, proses (atau produksi), output, dan evaluasi. Output program terdiri dari riset pasar yang dilakukan untuk memastikan keadaan pasar saat ini. Berikut kajian yang akan diluncurkan terkait sebuah ide. Langkah selanjutnya adalah penyediaan bahan, penyediaan lokasi, dan penyediaan sarana dan prasarana penunjang. Diharapkan dengan adanya kegiatan PKM-K ini pemanfaatan sagu dapat memperoleh hasil produksi yang optimal, membuka peluang usaha bagi mahasiswa dan masyarakat.
SESI PEMANFAATAN TANAMAN GENJER (LIMNOCHARIS FLAVA) MENJADI KERIPIK YANG BERNILAI JUAL Nurafifah Nurafifah; Nayla Jingga Pratiwi; Citra Pratiwi; Mardian Mardian; Afiq Azizah; Andi Rizkiyah Hasbi; Sapar Sapar
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 6 (2023): martabe : jurnal pengabdian kepada masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i6.2175-2183

Abstract

Pemanfaatan tanaman Genjer (Limnocharis Flava) menjadi keripik yang bernilai jual.Tujuan program kreativitas mahasiswa-kewirausahaan (PKM-K) adalah membangkitkan motivasi mahasiswa untuk berwirausaha dalam mengelolah tanaman genjer (Limnocharis Flava) menjadi keripik yang bernilai jual.Metode pelaksanaan program ini adalah input, proses (produksi), output, dan evaluasi. Hasil program ini adalah input, melakukan survei pasar untuk mengetahui kondisi pasar. Selanjutnya Selanjutnya adalah studi kelayakan terhadap usaha yang akan dijalankan. Tahap terakhir adalah pemilihan bahan dan penyediaan tempat serta sarana dan prasarana untuk menunjang proses produksi. Proses (produksi), proses pembuatan keripik genjer mulai dari persiapan bahan dan alat sampai keripik genjer siap dipasarkan. Output, yaitu hasil keripik genjer yang siap digunakan dan dipasarkan kepada konsumen. Yang terakhir adalah evaluasi, yaitu tahapan ini dilaksanakan pada saat produksi produk keripik genjer  telah selesai dilakukan. Pada tahap ini akan meninjau tentang kekurangan-kekurangan apa saja yang membuat konsumen tidak menyukai produk kami. Kesimpulan program PKM-K pemanfaatan tanaman Genjer (Limnocharis Flava) menjadi keripik yang bernilai jual dapat memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk tetap inovatif dan kreatif dalam mengolah tanaman Genjer (Limnocharis Flava), memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk praktik wirausaha dengan pemahaman konsep wirausaha yang komprehensif, dan membangun semangat mahasiswa untuk tetap berbisnis.
PEMANFAATAN BUAH NAGA MENJADI KERIPIK YANG SEHAT DAN BERKHASIAT Kiki Andreani; Nadillah Salaming; Faula Andini; Musdalifah Putriami Supardi; Nurul Izza; Ainul Rahma; Andi Rizkiyah Hasbi; Sapar Sapar
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 7 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i7.2541-2547

Abstract

Pemanfaatan buah naga menjadi keripik yang sehat dan berkhasiat. Tujuan program kreativitas mahasiswa-kewirausahaan (PKM-K) adalah membangkitkan motivasi mahasiswa untuk berwirausaha dalam mengelolah buah naga menjadi keripik yang bernilai jual. Gizi yang terkandung dalam buah naga adalah fosfor, kalsium, karbohidrat, ptotein dan mineral. Buah ini juga banyak mengandung vitamin seperti vitamin c, vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin B12. Kadar air yang terdapat dalam buah naga mencapai 90,20%. Kadar air yang tinggi terdapat dalam buah naga sehingga mudah terjadi kerusakan atau busuk oleh para mekanis, kimia ataupun biologi. Untuk memperpanjang masa simpanan dari buah tersebut, perlu dilakukan penanganan yang tepat. Pengolahan merupakan cara untuk meningkatkan umur simpan buah. Pengolahan akan meningkatkan penganekaragaman pangan serta mengurangi kehilangan hasil panen. Salah satu produk olahan dari bahan baku buah naga yaitu keripik buah naga. Metode pelaksanaan program ini adalah input, proses (produksi), output, dan evaluasi. Hasil program ini adalah input, melakukan survei pasar untuk mengetahui kondisi pasar. Selanjutnya adalah studi kelayakan terhadap usaha yang akan dijalankan. Tahap terakhir adalah pemilihan bahan dan penyediaan tempat serta sarana dan prasarana untuk menunjang proses produksi.